Hukuman Bagi yang Tidak Melantunkan "Hayya ala khairil Amal"
Allahu Akbar Allahu Akbar 2x
Asyhadu an laa Ilaha illallah 2x Asyhadu anna Muhammadan rasulullah 2x Hayya alal shalah 2x Hayya alal falah 2x Allahu Akbar Allahu Akbar Laa Ilaha illallah Demikianlah lantunan adzan yang dikumandangkan oleh para muadzin di seluruh duni a sejak pertama kali dilantunkan oleh Bilal bin Rabah radhiyallahu 'anhu hingga hari ini yang di perintahkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Berbeda dengan umat Islam pada umumnya, Syiah menambahkan lafaz hayya ala khairil amal (mari menuju suatu amal kebaikan) pada adzan setelah lafal hayya alal falah atau s ebelum Allahu akbar . Mereka mengatakan bahwa Nabi-lah yang memerintahkan adanya lafaz hayy a ala khairil amal pada adzan dan di kemudian hari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu yang menghap usnya. Padahal klaim tersebut hanyalah kebohongan dan kedustaan semata. Dikisahkan bahwa ketika Dinasti Ubaidiyah (Fathimiyah) yang bermazhab Syiah berk uasa di Mesir, para Muazin di seluruh Mesjid di wilayah Mesir diwajibkan untuk melantunkan hayya ala khairil amal . Jika tidak, hukumannya adalah pemotongan lidah, bahkan bisa dibunuh. Hal ini mem buat sebagian ulama ahlussunnah pada masa itu membolehkan kalimat hayya ala khairil amal karena jika meninggalkan kalimat itu akan mengakibatkan bahaya yang lebih besar. Di antara ulama yang ber pendapat demikian adalah Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Masrur (w. 359 H), seorang ulama yang war a dan ahli ibadah. Dia mengatakan kepada muadzin, Azanlah sebagaimana yang diajarkan Sunnah di hati kalian. Dan apabila telah selesai, maka tambahkanlah Hayya ala khairil amal . Apa yang kali an lakukan ini adalah karena darurat. Daripada kalian mati dibunuh mereka, lebih baik kalian me ngucapkan kalimat tersebut. Perlu diketahui bahwa penghapusan lafaz hayya ala khairil amal di wilayah Mesir terjadi setelah Shalahuddin al-Ayyubi berhasil menguasai Mesir dan menaklukkan Pemerintahan Ubai diyah (Fathimiyah) pada tahun 565 H (1169 M). shalahuddin kemudian mengganti mazhab Negara yang sem ula Syiah menjadi Ahlussunnah. (Mahardy/lppimakassar.com) Sumber: Prof. Dr. Ali Muhamad Ash-Shalabi, Shalahuddin Al-Ayyubi; Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Cet I, 2013. Judul asli: Shalahuddin Al-Ayyubi wa J uhuduhu fil Qadha ala Ad-Daulah Al-Fathimiyah wa Tahriri Baitil Maqdis, Dar Ibnul Jauzi, Kairo. 142