Makalah Isi
Makalah Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hampir setiap saat, para ahli menemukan suatu metode baru yang
berkaitan dengan sistem imun baik pada manusia (inflamasi). Dewasa ini,
perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, imunologi adalah ilmu terapan yang mempelajari mengenai
sistem pertahanan tubuh terhadap paparan benda asing dari luar tubuh
Cakupan dari ilmu imunologi ini sangatlah luas, namun pada makalah kali
ini cukup berfokus pada satu pokok bahasan yaitu inflamasi. Inflamasi atau yang
sering dikenal dengan istilah radang merupakan suat kejadian normal dari tubuh
yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Inflamasi ini terjadi akibat
sistem pertahan yang ada dalam tubuh sudah tidak mampu lagi melawan
paparan benda asing dari tubuh ( virus dan bakteri) secara biologis tempat
tempat yang mendapatkan serangan dari luar tersebut akan terjadi inflamasi
atau peradangan. Di mana terlebih dahulu sebelum terjadi peradangan tubuh
akan mengarahkan ke
yaitu
kelenjar
pertahanan, di kelenjar pertahanan inilah semua benda asing (virus dan bakteri)
berkumpul dan di fagositosis oleh sel darah putih ( netrofil, basofil, eusinofi,
monosit, dan limfosit) semua bagian dari sel darah putih ini mempunyai
fagositosis terhadap benda asing ada yang fagositosi terhadap bakteri dan
mikroba sesuai dengan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Bila semua itu sudah tidak mampu menahan serangan dari luar maka
terjadilah inflamasi atau peradangan. Peradangan itu sendiri dapat dibedakan
menjadi dua yaitu regional dan sistemik. Peradangan regional misalnya
pembengkakan yang terjadi pada pangkal femur ketika kaki mengalami bisul
Page 1
Imunologi-Inflamasi
atau luka yang terinfeksi kuman. Sedangkan kalau peradangan yang menyerang
seluruh tubuh atau sistemik maka manusia atau hewan tersebut suhu tubuhnya
akan meningkat dan mengalami demam kalau pada manusia.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meninjau lebih dalam
mengenai
ilmu
imunologi
khususnya
tentang
inflamasi.
Karena
dengan
RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa ulasan secara umum yang telah dipaparkan, adapun yang
menjadi fokus pembahasan penulis, meliputi :
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini, yaitu:
Page 2
Imunologi-Inflamasi
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
FMIPA ISTN.
Sedangkan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan Imunologi Farmasi bidang Inflamasi atau peradangan,
sehingga akan meningkatan pengetahuan tentang inflamasi, pemanfaatan
teknologi, dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat bila menemukan pasien
yang terserang inflamasi.
1.4
METODE PENULISAN
Makalah ini kami buat setelah melalui beberapa rangkaian atau tahapan,yaitu:
1.4.1 Pengambilan gambar dari internet
1.4.2 Pengumpulan data dari buku dan internet
Page 3
Imunologi-Inflamasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN INFLAMASI
1
Inflamasi didefinisikan sebagai reaksi lokal jaringan terhadap infeksi
atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respons
imun didapat. Inflamasi merupakan respons fisiologis terhadap berbagai
rangsangan seperti infeksi dan cedera jaringan.
Inflamasi merupakan respon terhadap cedera. Arti khususnya,
Page 4
Imunologi-Inflamasi
inflamasi adalah reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman
cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirklasi darah ke jaringan
interstitial pada daerah cedera atau nekrosis. Apabila jaringan cedera
misalnya karena terbakar, teriris atau karena infeksi kuman, maka pada
jaringan ini akan terjadi rangkaian reaksi yang memusnahkan agen yang
membahayakan jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas.
Reaksi-reaksi ini kemudian juga menyebabkan jaringan yang cedera
diperbaiki atau diganti dengan jaringan baru. Rangkaian reaksi ini disebut
inflamasi (Rukmono, 1973).
Inflamasi atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem
kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor
kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang
dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator inflamasi di dalam
sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran
infeksi. Inflamasi mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan
terhadap infeksi
1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi
untuk meningkatkan performa makrofaga.
2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi.
3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
Inflamasi adalah respons protektif untuk menghilangkan penyebab
jejas
(cell
injury),
dengan
mengencerkan,
menghancurkan
atau
Imunologi-Inflamasi
endotel sendiri, sel jaringan ikat meliputi sel mast, makrofag, limfosit dan
fobroblas; dan yang terakhir Extraceluler matrix (ECM) meliputi kolagen
dan elastin susun fibrosa, proteoglikan bentuk gel, glikoprotein adhesif
(fibronektin) sebagai struktur penyambung antar ECM.
Ciri inflamasi salah satunya adalah udem (bengkak atau swelling),
ini bisa terjadi setelah beberapa menit terjadi cidera jaringan, ditemukan
vasodilatasi yang menghasilkan peningkatan volume darah di lokasi
tersebut. Permeablitas vaskuler meningkat menimbulkan kebocoran cairan
pembuluh darah dan muncullah udem.
Setelah beberapa jam, leukosit menempel pada sel endotel di
daerah inflamasi dan bermigrasi melewati dinding kapiler masuk ke
rongga jaringan, proses ini disebut ekstravasasi. Berbagai faktor plasma
seperti imunoglobulin, komplemen, sistem aktivasi kontak-koagulasifibrinolitik dan sel-sel inflamasi seperti neutrofil, mastosit, eosinofil,
monosit-fagosit, sel endotel dan molekul adhesi, trombosit, limfosit, dan
sitokin berinteraksi satu sama lain. Seperti gambar dibawah ini :
Imunologi-Inflamasi
mengandung banyak sel inflamasi disebut eksudat inflamasi. Eksudat
inflamasi mempunyai peranan penting yaitu mengencerkan toksin yang
sering dikeluarkan oleh bakteri. Sel-sel yang terlibat dalam inflamasi
terutama adalah sel-sel pada sistem imun nonspesifik yaitu neutrofil.
Neutrofil merupakan sel utama pada early inflamasi, bermigrasi ke
jaringan dan puncaknya terjadi pada 6 jam pertama.
2.
TUJUAN INFLAMASI
2
Tubuh mengalami peradangan (Inflamasi) yang ditimbulkan luka
atau kerusakan jaringan bukannlah semata terjadi begitu saja, melainkan
ada beberapa tujuan yang positif dan negatif ketika terjadi peradangan
(inflamasi).
2.2.1 Tujuan Positif Inflamasi
a Untuk menahan dan memisahkan kerusakan sel.
.
b
Menghancurkan mikroorganisme.
.
c. Menginaktifkan toksin.
d Mempersiapkan perbaikan jaringan.
2.2.2
.
Tujuan Negatif Inflamasi
a Menyebabkan reaksi hipersensitifitas.
.
b
Mengancam jiwa.
.
c. Menyebabkan kerusakan organ progresif.
d Pembentukan jaringan parut.
2.
.
PENYEBAB TERJADINYA INFLAMASI
3
Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam,
demam dan lain-lain, yang disebabkan karena perubahan pada pembuluh
Page 7
Imunologi-Inflamasi
darah di area infeksi:
1 Pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran
.
pembuluh kecil.
Aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endotelia dengan pembuluh
darah.
Bahan Kimiawi yang Korosif (HNO3, H2SO4) dan zat yang menimbulkan
Benda Infektif
)
e
)
f)
g
)
1.
Golongan Kokus
Stafilokokus,
2.
Streptokokus,
Meningokokus,
Diplokokus
Golongan virus
- RNA : Polio, rabies
- DNA : HIV
Page 8
Pneumokokus,
Imunologi-Inflamasi
3. Golongan Ricketsia
4. Golongan Klamidia
5. Golongan mikrobakterium KP, MH
Golongan Parasit
i)
2.
1.
2.
3. Elephanthiasis
Golongan Jamur- jamur
1. Kandida sp, Kriptokokus neoformans
2.
Epidermophyta , Aspergyllus sp
3.
GEJALA INFLAMASI
4
Ketika terjadi inflamasi, akan ditandai dengan gejala-gejala, yaitu :
Rubor (kemerahan) : Merupakan tanda pertama yang ditemukan di
daerah radang, disebabkan oleh arteriol yang berdilatasi.
Kalor (panas) : Terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak
darah (pada suhu 37oC) dialirkan dari dalam tubuh kepermukaan
daerah yang terkena dibandingkan ke daerah yang normal.
Tumor (pembengkakan) : Pembengkakan local yang disebabkan
perpindahan cairan dan sel-sel dari aliran darah kejaringan interstisial.
Dolor (nyeri) : terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang
sehingga
menimbulkan
peningkatan
tekanan
local
yang
dapat
menyebabkan nyeri.
FungsioLaesa (perubahan fungsi) : bagian bengkak, nyeri disertai
sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi local abnormal, berfungsi
secara abnormal
Tanda-tanda diatas merupakan akibat dari gangguan aliran darah
yang terjadi akibat kerusakan jaringan dalam pembuluh pengalir terminal,
eksudasi dan perangsangan reseptor nyeri. Radang dapat dihentikan
dengan menghentikan kerja yang merusak. Pada gangguan darah regional
Page 9
Imunologi-Inflamasi
dan eksudasi terjadi emigrasi sel-sel darah ke dalam ruang ekstrasel serta
proliferasi histiosit fibroblas. Proses ini juga berfungsi primer pada
perlawanan
terhadap
kerusakan
serta
pemulihan
kondisis
asalnya,
walaupun demikian juga dapat bekerja negatif. Reaksi ini disebabkan oleh
pembebasan bahan mediator (histamin, serotonin, prostaglandin dan
kinin).
Prostaglandin dilepaskan menyebabkan bertambahnya vasodilatasi,
permeabilitas kapiler, nyeri dan demam. Apabila membran sel mengalami
kerusakan oleh suatu rangsangan kimia, fisik atau mekanis, Maka enzim
fosfolipase
diaktifkan
untuk
mengubah
fosfolipida
menjadi
asam
arakidonat. Kemudian asam lemak tak jenuh ini sebagian diubah oleh
enzim siklooksigenase menjadi endoperoksida dan seterusnya menjadi
2.
zat-zat prostaglandin.
PROSES TERJADINYA INFLAMASI
5
Proses inflamasi akan berjalan sampai antigen dapat disingkirkan,
pada umumnya terjadi cepat berupa inflamasi akut yang berlangsung
beberapa jam sampai hari. Inflamasi akan pulih setelah mediator
diinaktifkan. Bila penyebab inflamasi tidak dapat disingkirkan dengan
antigen, akan terjadi inflamasi kronis yang dapat merusak jaringan dan
kehilangan fungsi sama sekali.
Page
10
Imunologi-Inflamasi
terhadap
cedera
ini
dinamakan
inflamasi
(peradangan).
.
Page
11
Imunologi-Inflamasi
4
.
5
.
Proses terjadinya peradangan yakni pada setiap luka pada jaringan
akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi vaskuler. Mula-mula terjadi
dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes
keluar.
Selanjutnya
cairan
edema
luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala, struktur ini akan
menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat
dibatasi. Dalam proses inflamasi juga terjadi
phagositosis,
mula-mula
besar
dapat
terlepas),
bertambahnya
tekanan
hidrostatik
yang
meningkat
(tidak
disebabkan
proses
Imunologi-Inflamasi
yang mencerminkan kandungan protein yang rendah. Contoh transudat
terdapat pada wanita hamil terjadi penekanan dalam cairan tubuh. Bisa
juga proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh
kita. Contoh
racun
adalah
mikroorganisme
penyebab sakit.
Mikroorganisme (m.o) yang masuk ke dalam tubuh memiliki suatu
zat toksin tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan
masuknya
m.o
tersebut,
tubuh
akan
berusaha
melawan
dan
dan
campur
tangan
dari
enzim
siklooksigenase
(COX).
Imunologi-Inflamasi
demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan
manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau
anak-anak yang disebut dengan kejang demam).
Tabel 1. Berbagai Perjalanan Inflamasi
Mikroba
Efektor
Penyakit
Virus
Influenza
Infeksi disingkirkan
Hepatitis B
IFN, Tc
Infeksi disingkirkan
Mutasi virus
Bakteri
hati
Stafilokok
Komplemen, neutrofil
Mikobakteri
Intraselular,
Cacing
dibunuh
Cacing dikeluarkan
Cacing saluran
cerna
Skistosomiasis
dapat
dikeluarkan
2.
KLASIFIKASI INFLAMASI
6
2.6
Inflamasi Akut
.1
Imunologi-Inflamasi
utama pada radang akut. (1) dilatasi pembuluh darah menyebabkan
eritema dangan hangat, (2) ekstravasasi cairan plasma dan protein
(edema), dan (3) emigrasi dan akumulasi leukosit di tempat jejas.
Sumber: Porth, 2003
Inflamasi akut akan terjadi secara cepat (menit - hari) dengan
ciri khas utama eksudasi cairan, akumulasi neutrofil memiliki tandatanda umum berupa rubor (redness), calor (heat), tumor (swelling),
Dolor (pain), Functio laesa (lose of function).
Hal ini terjadi karena ada tujuan utamanya, yaitu mengirim
leukosit ke tempat jejas untuk membersihkan setiap mikroba.
Dengan dua proses utama, perubahan vaskular (vasodilatasi,
peningkatan permeabilitas) dan perubahan selular (rekrutmen dan
aktivasi selular). Perubahan makroskopik yang dapat diamati berupa
hiperemia
yang
memberikan
penampakan
eritema,
exudation
Page
15
Imunologi-Inflamasi
Gambar 5. Exudate
dengan
cara
ultrafiltrasi.
Hal
ini
berakibat
akan
menyisakan
sedikit
cairan
dalam
jaringan
plasma
dengan
molekul
besar
dapat
terlepas),
Imunologi-Inflamasi
3
Imunologi-Inflamasi
jaringan target. Dalam fokus radang, awal bendungan sirkulasi
mikro akan menyebabkan sel-sel darah merah menggumpal dan
membentuk agregat-agregat yang lebih besar daripada leukosit
sendiri. Mula-mula sel darah putih bergerak dan menggulung
pelan-pelan sepanjang permukaan endotel pada aliran yang
tersendat tetapi kemudian sel-sel tersebut akan melekat dan
4
Beberapa
faktor
kemotaksis
dapat
mempengaruhi
beberapa
jenis
sel
darah
putih.
Faktor-faktor
polipeptida
Fagositosis
.
Setelah leukosit sampai di lokasi radang, terjadilah proses
fagositosis. Meskipun sel-sel fagosit dapat melekat pada partikel
dan bakteri tanpa didahului oleh suatu proses pengenalan yang
khas,
tetapi
fagositosis
akan
sangat
ditunjang
apabila
Imunologi-Inflamasi
akan meliputi partikel, berdampak pada pembentukan kantung
yang dalam. Partikel ini terletak pada vesikel sitoplasma yang
masih terikat pada selaput sel, disebut fagosom. Meskipun pada
waktu
pembentukan
fagosom,
sebelum
menutup
lengkap,
Sebagian
besar
mikroorganisme
yang
telah
hipersensitivitas)
2.6.1. Proses Terjadinya Inflamasi Akut
2
1.
(arteriol).
Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari
pembuluh arteriol yang tadinya menyempit lalu
diikuti oleh bagian lain pembuluh darah itu. Akibat
dilatesi
itu,maka
aliran
darah
akan
bertambah
Imunologi-Inflamasi
keluar
dari
pembuluh
darah
dan
yang terjadi
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1 Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung
2.
pembuluh kapiler.
Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan
.
3
. tetapi terus-menerus.
Reaksi selular pada radang akut
Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang
paling banyak bereaksi ialah sel neutrofil atau leukosit
PMN. Setelah fase awal yang bisa berlangsung selama
48 jam, mulailah sel makrofag dan sel yang berperan
dalam system kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel
plasma beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh
leukosit adalah sebagai berikut:
Penepian,
leukosit
bergerak
ketepi
pembuluh(margination)
Pelekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh
darah(sticking).
Diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah
(emigrasi)
Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris
jaringan
2.6.1. Respon Tubuh Terhadap Inflamasi Akut
3
Page
20
Imunologi-Inflamasi
Mencerminkan
pengaruh
mediator
yang
bekerja
pada
radang akut.
Dalam 30-60 menit dari injuri, granulosit neutrofil muncul.
Mula-mula
granulosit
neutrofil
tampak
mengelompok
masuk.
Dalam empat sampai lima jam, jika respons inflamantoris
akut berjalan terus, maka sel mononuklear (termasuk
monosit
&
limfosit)
akan
muncul
pada
daerah
membawa
kemampuan
immunologik
untuk
Imunologi-Inflamasi
lengkap sehingga menimbulkan inflamasi kronis. Inflamasi
kronis
dapat
menimbulkan
kerusakan
jaringan
yang
tidak
dikerahkan
lagi
dan
berdegenarasi.
limfosit
dan
sel
plasma
yang
memberikan
respons
imundan
fungsi
sel
melalui
Inflamasi akut
Imunologi-Inflamasi
antitripsin, komplemen (C3 dan C4), CRP, fibrinogen dan
haptoglobin. Molekul-molekul tersebut memiliki sejumlah
fungsi
anatara
lain
mencegah
enzim
(al-antritripsin),
Efek
Peningkatan
permeabilitas
Vasodilatasi
Nyeri
Adhesi leukosit
Kemotaksis
leukosit
Respons fase akut
IL-1, TNF-, IL-6
Kerusakan jaringan Protease dan radikal bebas
Gejala inflamasi dini ditandai oleh penglepasan berbagai mediator sel
mast setempat (histamin dan bradikinin). Kejadian ini disertai dengan aktivasi
komplemen dan koagulasi. Sel endotel dan sel-sel inflamasi masing-masing
melepas mediator yang menimbulkan efek sistemik seperti panas, neutrofilia
dan protein fase akut. Neutrofil yang sudah dikerahkan di jaringan diaktifkan
dan melepas produk-produk yang toksik.
Tabel 3. Mediator Pada Inflamasi Akut
Mediator
Sumber
Efek
Histamin
Sel mast
Peningkatan permeabilitas
Basofil
5-hidroksi-triptamin
Trombosit
Kemokinesis
Permeabilitas vaskular
(5HT) = serotonin
PAF
Sel mast
Basofil
Neutrofil
Imunologi-Inflamasi
NCF
Kemokin
C3a
Makrofag
Sel mast
Leukosit
Komplemen C3
Aktivasi neutrofil
Kemotaksis neutrofil
Merangsang dan kemotaksis
Degranulasi sel mast
Kemotaksis neutrofil dan makrofag
Aktivasi neutrofil
Kontraksi otot polos
C5a
Bradikinin
(kininogen)
Fibrinopeptida
dan Sistem
pembekuan
Jalur
iklooksinegase
Meningkatkan
vaskular
LTB4
oleh
histamin
Jalur
bradikinin
Kemotaksis neutrofil
lipoksigenase
Sinergistik
dengan
meningkatkan
LTD4
permeabilitas
PGE2
dan
dalam
permeabilitas
Jalur
vaskular
Kontraksi otot polos
lipoksigenase
kronis
(piogenik)
(peran
)
Mikrobakteri,
eosinofil)
Cacing
(hipersensitivi
Cacing
Page
24
kronis
Imunologi-Inflamasi
hepatitis B
Makrofag
Makrofag,
dlm
Sel NK
?
Sel mast
?
Sel
mast,
eosinofil
imunitas
nonspesifik
Sel efektor Tidak ada
Th1
Th2, sel B
Th2, sel B
dalam
imunitas
spesifik
Mediator
IFN-, kemokin
TNF,
Respons
fase Dapat
Eosinofilia,
neutrofilia
TNF;
Jenis
Pembentuka
dapat ditemukan
Granuloma dapat Edem,
Kerusakan
neutrofilia anafilkasis
nanah, ditemukan
kontraksi
abses
2.6
leukotrin,
kemokin
kemokin
Efek sistemikRespons
fase
5,
polos
Inflamasi Kronis
.2
Page
25
IgE
meningkat
mukus, Inflamasi
otot difus
di
mukosa/ kulit
Imunologi-Inflamasi
oleh
sel-sel
radang.
Repair
(perbaikan)
melibatkan
memerlukan
patogenisitasnya
limfosit
lemah
dan
namun
makrofag
berlangsung
untuk
dalam
Imunologi-Inflamasi
.
multipel.
Penyakit spesifik
.
6
yang
etiologinya
tidak
diketahui.
yg
terus-menerus
ada,
maupun
karena
gangguan penyembuhan.
Adanya radang akut yg berulang
Radang kronik yg mulai secara perlahan tanpa didahului
radang akut klasik akibat dari :
- Infeksi persisten oleh mikroba
interseluler
yg
reaksi imunologik.
Kontak dengan bahan yang tidak dapat hancur (zat
(autoimun)
2.6.2. Respon Tubuh Terhadap
3
Inflamasi Kronis
lagi
dan
berdegenerasi.
Selanjutnya
Dalam
makrofag
inflamasi
mempunyai
Page
27
kronik,
peranan
monosit
penting
dan
sebagai
Imunologi-Inflamasi
berikut :
- 1. Memakan dan mencerna mikroba
2. Modulasi respon imun dan fungsi sel T melalui
akan
mengalihkan
respons
berupa
tubuh,
reaksi
disebabkan
efek
anafilatoksin
(C3a
dan
C5a)
yang
Imunologi-Inflamasi
yang
meningkatkan
ekspresi
selektin-E,
IL-1
menginduksi
ekspresi
molekul
adhesi.
IFN-
dan
TNF-
juga
TGF-
membatasi
respons
inflamasi
dan
memacu
Page
29
Imunologi-Inflamasi
matriks
luka.
ekstraselular
Akibat
aktivasi
yang
diperlukan
komplemen,
sel
pada
sel
Imunologi-Inflamasi
komplemen) dan makrofag (diaktifkan produk bakteri).
Gambar 9.
Sel
dan
2.6
.4
pengaruh
fibroblast
dan
sel
endotel,
yang
akhirnya
2.
2.
3.
7
Sel-sel sistem imun nonspesifik seperti:
a Makrofag
.
Merupakan monosit yang lama hidupnya kurang lebih satu
hari, akan pergi ke daerah peradangan dikarenakan molekul adhesi
Page
31
Imunologi-Inflamasi
dan faktor kemoatraktan dalam jaringan, monosit akan berubah
menjadi makrofag yang jika bersatu membentuk endotelium.
Sinyal-sinyal yang berpengaruk saat pengaktifan makrofag adalah
IFM-y . sitokin, endotoksin, mediator lain yang diprosuksi saat
terjasi radang akut, dan matrix extraceluler, seperti fibronectin.
Makrofag aktif mampu mengaktifkan zat-zat yang membuat
suatu jaringan menjadi nekrosis atau fibrosis. Contohnya adalah
asam dan basa protease, komponen komplemen dan faktor-faktor
pembekuan, oksigen reaktif NO, metabolit asam arakhidonat,
b
.
Limfosit dikerahkan di kedua reaksi imun humoral dan seluler
dan bahkan dalam peradangan non imun. Antigen distimulasi
(efektor
dan
memori)
dan
berbagai
jenis
limfosit
(T,
B)
Page
32
Imunologi-Inflamasi
d
Sel mast
.
Basofil jumlahnya 0-% dari leukosit darah, ukuran garis
tengah 12um, inti satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya
bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar,
dan seringkali granul menutupi inti, granul bentuknya ireguler
berwarna
metakromatik,
dengan
campuran
jenis
Romanvaki
kekebalan.
Eosinofil
Eosinofil berlimpah dalam reaksi kekebalan yang
diperantarai oleh IgE dan infeksi parasit. Salah satu kemokin yang
terutama
penting
bagi
perekrutan
eusinofil
adalah
eotaxin,
Imunologi-Inflamasi
berperan dalam memerangi infeksi parasit tetapi juga berkontribusi
1
meneruskan
perjalanan
proses
inflamasi
dan
kadang
Imunologi-Inflamasi
IL-1 dan TNF-, juga endotoksin meningkatkan ekspresi molekul adhesi
ICAM-1 dan VCAM-1 pada permukaan SE yang berinteraksi dengan
ligannya pada permukaan leukosit ( ICAM-1 mengikuti LFA-1, VCAM-1
mengikat VLA-4). Perubahan produksi PGI 2 dan endotelin mempunyai
3
.
Setelah timbul respons inflamasi, berbagai sitokin dan mediator
inflamasi lainnya bekerja terhadap endotel pembuluh darah lokal
berupa peningkatan ekspresi CAM. Neutrofil merupakan sel pertama
yang berikatan dengan endotel pada inflamasi dan bergerak keluar
vaskular.
Ekstravasasi
neutrofil
dapat
dibagi
dalam
tahap
adhesi
neutrofil,
kemokin
mengaktifkan
neutrofil
dan
normal.
Jumlahnya
meningkat
pada
sel endotel
yang
Imunologi-Inflamasi
pengaruh sitokin yang diduga berperan dalam pengerahan selektif
monosit dari sirkulasi ke tempat jaringan yang rusak. Ekspresi ICAM-1
meningkat pada enotel saluran napas, epitel konjungtiva dan hidung
penderita alergi setelah dilakukan provokasi dengan alergen seperti
tungau debu rumah.
LFA-1 merupakan ligan dari ICAM-1 (CD50 yang merupakan
reseptor virus rino) dan ICAM-2. Sel-sel yang berperan dalam
presentasi
antigen
seperti
sel
APC,
monosit-makrofag,
Penambatan
menggulir
Interaksi lemah antar :
Selektin-L
dan
Sinyal
yang
Fase
II
Aktivasi
dan
menghasilkan
Metaloprotease
(mis.
CD11b:CD18
[Mac-1]
dan
CD11a:CD18
yang
digunakan
untuk
perubahan
selanjutnya
penguatan
aktivator
diekspresikan
Imunologi-Inflamasi
Phase II diperantarai kemokin
Page
37
Imunologi-Inflamasi
2.
Mediator Inflamasi
8
Mediator adalah caraka atau signal kimia. Mediator dalam
inflamasi/radang berperan sangat penting karena merupakan komponen
utama dalam komunikasi sel, amplifikasi inflamasi, ataupun opsonin, yang
ketiganya berguna dalam memfasilitasi eliminasi agen penyebab radang
dan juga perbaikan jaringan.
Beberapa hal yang perlu diketahui dari mediator adalah sebagai berikut :
a. Mediator dapat berasal dari sel maupun cairan plasma (plasma
b.
protein).
Mediator dari sel biasanya diisolasi dengan membentuk granula
dalam sel, sedangkan mediator pada plasma dihasilkan sebagian
besar oleh hati dan berada dalam keadaan non-aktif dalam cairan
c.
d.
e.
Imunologi-Inflamasi
lain
f.
misalnya,
mediator
TNF
dan
IL-1
dapat
menstimulasi
3.
4.
5.
berperan
dalam
merelaksasi
Page
39
otot
polos
vaskular
dan
Imunologi-Inflamasi
mempromosikan terjadinya vasodilatasi.
6.
b
7.
. untuk leukosit.
Kandungan Lisosomal dari Leukosit
Kandungan lisosomal dari leukosit yang terdapat dalam granulanya
apabila dilepaskan akan dapat memicu terjadinya respon inflamasi.
8.
Neuropeptida
Disekresikan oleh sel-sel neuron (pada sensorik dan beberapa leukosit
tertentu) yang berperand dalam amplifikasi dari respon inflamasi,
misalnya substansi P dan neurokinin-A.
Inflamasi akut disebabkan oleh penglepasan berbagai mediator
yang berasal dari jaringan rusak, sel mast, leukosit, dan komplemen.
Meskipun sebab pemicu berbeda, namun jalur akhir inflamasi adalah
sama, kecuali inflamasi yang disebabkan alergi (IgE sel mast) yang
terjadi lebih cepat dan dapat menjadi sistemik. Mediator mediator
tersebut menimbulkan edem, bengkak, kemerahan, sakit, gangguan
fungsi alat yang terkena serta merupakan pertanda klasik inflamasi.
Jaringan yang rusak melepas mediator seperti trombin, histamin dan TNF.
Peran yang belum banyak diketahui pada inflamasi ialah peran saraf
yang berhubungan dengan SP yang berperan pada migrasi sel T. NGF
merupakan degranulator poten sel mast dan mitogen sel T dan NP-Y juga
merupakan degranulator poten sel mast.
Mikroba dapat melepas endotoksin dan atau eksotoksin, keduanya
Page
40
Imunologi-Inflamasi
memacu penglepasan mediator pro inflamasi. LPS adalah komponen
dinding sel bakteri negatif Gram, aktivator poliklonal sistem imun,
memacu penglepasan berbagai
sitokin pro-inflamasi seperti IL-1. IL-6, IL-12, IL-18, TNF- dan TNF-.
Toksin bakteri juga merusak jaringan dan memacu penglepasan trombin,
histamin, dan sitokin yang dapat merusak ujung ujung saraf.
Kejadian tingkat molekular/selular pada inflamasi adalah
vasodilatasi,
peningkatan
permeabilitas
vaskular
dan
infiltrasi
dan
IL-1
yang
diproduksi
makrofag
yang
diaktifkan
inflamasi.
Beberapa
di
antaranya
menimbulkan
untuk
memerangi
antigen
yang
mencetuskan
inflamasi.
Sel mast juga melepas mediator atas pengaruh
penglepasan NP-Y atau NGF. Jadi meskipun mediator inflamasi
yang mengawali inflamasi akut berbeda, jalur proses inflamasi
akan melibatkan aktivasi sel mast.
Page
41
Imunologi-Inflamasi
Kerusakan jaringan disebabkan cedera atau endotoksin asal mikroba
melepas mediator seperti prostaglandin dan leukotrin yang meningkatkan
permeabilitas vaskular. Sel mast dapat
Page
42