Anda di halaman 1dari 9

KEKERASAN TERHADAP ANAK BOM WAKTU

MASA DEPAN
Oleh : Dra. Nandiyah Abdullah M.Si.

PENDAHULUAN
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

dilakukan Riri seorang ibu tega membunuh bayinya

menegaskan, anak harus dilindungi dari kekerasan,

yang baru lahir karena tidak tahan mendengar tangisan

eksploitasi, diskriminasi serta tidak ditelantarkan.

keras anaknya (Kompas, Minggu, 17 Oktober 2010).

Anak juga harus dilindungi dari sanksi hukuman yang

Ada anak yang disekap, diculik, ditelantarkan,

tidak adil dan tidak tepat. Hal tersebut disampaikan

diperkosa atau diperdagangkan. Sebenarnya banyak

pada peringatan hari anak nasional sekaligus

kasus kekerasan di sekitar kita tetapi barangkali tidak

pencanangan gerakan Indonesia sayang anak di

disadari karena kurang peka atau sebagai hal biasa.

Sasana Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah

Tindak kekerasan biasanya dilakukan oleh

(TMII), Jakarta tanggal 23 Juli 2010 (Kompas, Sabtu,

pihak yang secara fisik kuat terhadap yang lemah.

24 Juli 2010). Setiap kali memperingati hari anak

Kasus tersebut bisa terjadai dalam keluarga, sekolah

nasional, barangkali bayangan kita selalu tertuju pada

maupun masyarakat. Di keluarga kekerasan terhadap

keceriaan anak Indonesia yang tengah bebas bermain

anak lebih disebabkan oleh paradigma keliru orang

di alam terbuka, seperti bermain sepak bola atau

tua. Mereka beranggapan anak adalah miliknya dan

liburan ke obyek wisata yang indah. Padahal anak

bebas diberlakukan apa saja. Dalam kadar yang ringan

yang lain masih bergulat melawan nasib, banyak

anak diberi hukuman berupa pukulana tau tugas serta

diantara mereka yang bekerja di jalanan sebagai

dilecehkan jika tidak melakukan sesuatu yang

pengamen, pengelap kaca mobil. Namun apa yang

diinginkan. Sampai kategori agak berat dan berat

disampaikan presiden tersebut berbada dengan

antara lain diminta bekerja tanpa mengenal waktu

keyataan yang ada. Tentu kita pernah tersentak oleh

untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga,

berita - berita mengenai kekerasan terhadap anak yang

seperti yang dialami Dave Pelzer (dalam Danan,

seringkali berada di luar akal sehat. Misalnya ada

2003). Di sekolah dianggap sebagai hal yang wajar

seorang ibu yang tega membakar anak kandungnya

jika guru menghukum muridnya yang melakukan

sendiri dan akhirnya meninggal. Adapula seorang ibu

kesalahan dengan berdiri di depan kelas. Bahkan bagi

yang menganiaya anaknya. Bertahun - tahun baru

murid yang nakal hukumannya bisa lebih berat yakni

terungkap berkat tetangganya yang curiga karena

dijemur di halaman sekolah gara - gara gagal ikut

sering mendengar tangisan (kompas, Senin 26 Juli

piknik (Suara Merdeka, Selasa 19 Desember 2006).

2010). Ketika ketahuan anak sudah terlanjur

Sepintas hukuman semacam itu dianggap lumrah

menderita lahir dan batin yang amat berat, banyak

tetapi sebenarnya merupakan tindakan kekerasan

bekas luka di sekujur tubuhnya. Demikian pula yang

meskipun kadarnya ringan. Kemiskinan yang

Dra. Nandiyah Abdullah, M.Si. : adalah dosen ......

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

65

Kekerasan Terhadap Anak BOM Waktu Masa Depan

seringkali bergandengan dengan rendahnya

badan yang tak terkendali, degradasi dan cemoohan

pendidikan, pengangguran, dan tekanan mental

permanen atau kekerasan seksual, biasanya dilakukan

umumnya dipandang sebagai faktor dominan yang

para orang tua atau pihak lain yang seharusnya

mendorong terjadinya kekerasan terhadap anak.

merawat anak.

Lemahnya penegakan hukum dan praktek budaya bisa

Jadi kekerasan terhadap anak merupakan

berdampak pada fenomena kekerasan terhadap anak

perilaku secara langsung dengan tujuan untuk

yang seringkali lepas dari jeratan hukum dan secara

merusak, melukai, merugikan anak dilakukan oleh

budaya diterima sebagai hal yang wajar dilakukan

orang yang lebih dewasa atau lebih kuat.

terhadap anak.
Ironisnya disatu sisi permasalahan anak
dianggap sesuatu yang penting hingga membutuhkan

BENTUK

penelantaran anak masih belum tertangani dengan


baik. Dengan kata lain masih terjadi kesenjangan

BENTUK

KEKERASAN

TERHADAP ANAK

perhatian dan kepedulian yang serius tetapi disisi lain


dalam realitasnya kekerasan terhadap anak dan

Bentuk - bentuk kekerasan terhadap anak dapat


digolongkan menjadi empat yaitu :
1.

antara harga dan kenyataan.

Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang
sering terjadi karena mudah dideteksi. Biasanya

PENGERTIAN KEKERASAN TERHADAP

terbuka dan mudah diketahui oleh orang lain.

ANAK

Terjadinya kekerasan fisik umumnya dipicu oleh


tingkah laku anak yang tidak disukai orang tuanya

Kekerasan terhadap anak adalah perbuatan

seperti nakal, rewel, suka menangis.

disengaja yang menimbulkan kerugian atau bahaya


terhadap anak secara fisik maupun emosional.

2.

Kekerasan Psikis

Sedangkan anak adalah seseorang yang belum

Meliputi penyampaian kata - kata kotor,

berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam

penghardikan. Anak yang mendapat perlakuan ini

kandungan (UUPA No. 23 tahun 2002).

umumnya menunjukkan gejala perilaku


maladaptife seperti menarik diri, pemalu.

Istilah kekerasan terhadap anak meliputi


berbagai macam bentuk tingkah laku dari tindakan

3.

Kekerasan Seksual

ancaman fisik secara langsung oleh orang tua atau

Dapat berupa perlakuan pra kontak seksual antara

orang dewasa lainnya sampai pada penelantaran

anak dengan orang yang lebih dewasa atau

kebutuhan - kebutuhan dasar anak Eichards J Pelles

melalui kontak langsung antara anak dengan

(dalam Abu Hurairah, 2006).

orang dewasa.

Baker (2003) mendefinisikan kekerasan


terhadap anak adalah tindakan melukai yang berulang
- ulang secara fisik dan emosi terhadap anak yang
ketergantungan, melalui desakan hasrat, hukuman

66

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

Kekerasan Terhadap Anak BOM Waktu Masa Depan

4.

Kekerasan Sosial

individu akan mengulangi perilaku tersebut

Berupa penelantaran dan eksploitasi anak.

dimasa mendatang. Bila perilaku itu diberi

Penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan

hukuman

orang tua yang tidak memberikan perhatian layak

mengulanginya.

terhadap proses tumbuh kembang anak.

4.

kecil

kemungkinan

akan

Imitasi

Dari keempat bentuk kekerasan tersebut maka

Anak mempunyai kencederungan kuat untuk

kekerasan fisik yang paling sering terjadi karena

meniru orang lain. Anak yang mengamati orang

mudah dideteksi dan biasanya terbuka serta mudah

lain melakukan tindakan kekerasan maka ada

diketahui orang lain.

kemungkinan anak tersebut akan meniru orang


tersebut. Anak belajar kapan perilaku boleh
dilakukan dan kapan tidak boleh dilakukan. Jadi

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TINDAK

perilaku kekerasan anak dibentuk dan ditentukan

KEKERASAN

oleh pengamatannya terhadap perilaku orang


Beberapa faktor yang membangkitkan perilaku

lain. Karena itu proses belajar melalui orang lain

tindak kekerasan adalah sebagai berikut :

(vicarious learning) akan mengikat bila perilaku

1.

Serangan

orang dewasa tersebut diberi penguatan dan bila

Serangan atau gangguan yang dilakukan orang

situasinya mendukung identifikasi terhadap

lain bisa menimbulkan agresifitas. Demikian pula

model orang dewasa tersebut. Orang tua

berbagai rangsangan yang tidak disukai. Misal

merupakan sumber penguatan dan obyek imitasi

seorang menunggu lampu merah dan pengemudi

utama. Perilaku anak dimasa mendatang sangat

mobil di belakang kita membunyikan klakson

bergantung pada cara mereka memperlakukan

begitu lampu berganti hijau.

anak dan pada perilaku mereka sendiri.

2.

3.

Frustasi

5.

Norma Sosial

Frustasi adalah kegagalan dalam mencapai

Anak belajar untuk melakukan kekerasan atau

tujuan. Bila seseorang akan pergi ke suatu tempat

tidak melakukan kekerasan sebagai suatu reaksi

untuk melakukan sesuatu dan dihalangi maka

kebiasaan terhadap isyarat - isyarat tertentu.

orang tersebut akan mengalami frustasi. Salah

Isyarat mana yang dikaitkan dengan pengharapan

satu prinsip dasar dalam psikologi adalah bahwa

agresi dan isyarat mana yang dikaitkan dengan

frustasi cenderung membangkitkan perasaan

penekanan agresi, diatur oleh norma sosial yang

agresif.

dipelajari untuk situasi tertentu.

Penguatan (Reinforcement)

Menurut Rusmil (dalam Abu Hurairah, 2006),

Tindakan kekerasan biasanya merupakan reaksi

faktor penyebab tindakan kekerasan dan penelantaran

yang dipelajari dan penguatan merupakan

dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor anak itu

penunjang agresi yang utama. Bila perilaku

sendiri, faktor orang tua / keluarga dan faktor

tertentu diberi ganjaran kemungkinan besar

lingkungan sosial / komunitas.

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

67

Kekerasan Terhadap Anak BOM Waktu Masa Depan

1.

a.

2.

anak adalah milik orang tua yang bisa

mengalami cacat tubuh, retardasi mental

diberlakukan sekehendaknya.

terlalu bergantung pada orang tua.

d.

Sistem keluarga patriarkhal

b.

Perilaku menyimpang pada anak

e.

Nilai masyarakat yang terlalu individualistis

c.

Ketidaktahuan tentang hak - haknya

d.

Frustasi

kekerasan terhadap anak terjadi akibat kombinasi dari

e.

Tipe kepribadian

berbagai faktor personal, sosial dan kultural. Faktor -

Faktor orang tua / keluarga


terjadinya kekerasan dan penelantaran pada anak.

Richard J Gelles (2006) mengemukakan bahwa

faktor tersebut dikategorikan ke dalam empat kategori


yaitu :
1.

Pewarisan kekerasan antar generasi

Faktor - faktor yang menyebabkan orang tua

Banyak anak belajar kekerasan dari orang tuanya.

melakukan kekerasan dan penelantaran terhadap

Ketika tumbuh menjadi dewasa mereka

anak diantaranya :

melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya.

a.

Dibesarkan dengan penganiayaan

Dengan demikian perilaku kekerasan diwarisi

b.

Gangguan mental

dari generasi ke generasi. Anak - anak yang

c.

Belum mempunyai kematangan fisik, emosi


maupun sosial terutama mereka yang
mempunyai anak sebelum berusia dua puluh
tahun.

mengalami perlakuan salah dan kekerasan


mungkin menerima perilaku ini sebagai model
perilaku mereka sendiri sebagai orang tua.
Sebagian besar dari anak - anak yang
diperlakukan dengan kekerasan tidak menjadi

d.

Pecandu minuman keras dan obat.

e.

Keluarga pecah (broken home)

terhadap anak - anaknya. Faktor yang

f.

Keluarga yang belum matang secara

mempengaruhi tindakan kekerasan di masa depan

psikologis, anak yang tidak diinginkan.

yaitu apakah anak menyadari bahwa perilaku

Penyakit parah pada salah satu atau kedua

tersebut salah. Anak yang yakin bahwa perilaku

orang tua.

buruk dan layak mendapat tindakan kekerasan

g.

Faktor lingkungan sosial / komunitas


Kondisi lingkungan sosial juga dapat menjadi
pencetus terjadinya kekerasan terhadap anak,
diantaranya :

68

Adanya nilai - nilai dalam masyarakat bahwa

Penderita gangguan perkembangan, anak

Faktor orang tua memegang peranan penting

3.

c.

Faktor internal atau faktor anak itu sendiri

a.

Sejarah penelantaran anak

b.

Kondisi lingkungan sosial yang buruk

orang dewasa yang memperlakukan kekerasan

akan lebih sering menjadi orang tua yang


memperlakukan anaknya secara salah,
dibandingkan anak - anak yang yakin bahwa
orang tua mereka salah untuk memperlakukan
dengan tindakan kekerasan.

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

Kekerasan Terhadap Anak BOM Waktu Masa Depan

2.

3.

4.

Stres Sosial

Struktur Keluarga

Stres yang ditimbulkan berbagai kondisi sosial

Tipe - tipe keluarga tertentu memiliki resiko yang

meningkatkan resiko kekerasan terhadap anak

meningkat untuk melakukan tindakan kekerasan

dalam keluarga. Kondisi sosial ini mencakup :

dan pengabaian kepada anak. Keluarga yang

pengangguran, penyakit, kondisi perumahan

sering bertengkar, istri diperlakukan salah,

buruk, ukuran keluarga besar dari rata - rata,

mempunyai tingkat tindakan kekerasan yang

kematian anggota keluarga. Sebagian besar kasus

lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga yang

tindakan kekerasan karena kemiskinan.

dimana antara suami istri sama - sama

Pengguna alkohol dan narkoba yang umum

bertanggung jawab atas keputusan tersebut.

diantara orang tua yang melakukan tindakan

Kebanyakan penyebabnya adalah kehidupan

kekerasan memperbesar stres dan merangsang

rumah tangga yang tidak harmonis serta kesulitan

tindakan kekerasan.

ekonomi. Kemudian anak - anak menjadi


pelampiasan. Tetapi perlu juga diketahui bahwa

Isolasi Sosial dan Keterlibatan Masyarakat

tidak ada penyebab utama, yang ada semua faktor

Bawah

berinteraksi saling mendukung sehingga


Orang tua yang melakukan tindakan kekerasan

dikatakan sebagai multi kausal.

terhadap anak cenderung terisolasi secara sosial.


Kekurangan

keterlibatan

sosial

ini

menghilangkan sistem dukungan dari orang tua

KEKERASAN DAPAT DIPELAJARI

yang bertindak ekras yang akan membantu


mereka mengatasi stres keluarga atau sosial
dengan lebih baik. Kurangnya kontak dengan
masyarakat menjadi orang tua ini kurang

Tindak kekerasan pada manusia tidak hanya


diatur oleh dorongan internal melainkan juga
dipelajari dari orang lain. Proses belajar dapat terjadi
melalui dua metode, yaitu :

memungkinkan mengubah perilaku mereka


sesuai dengan nilai - nilai masyarakat.

1.

Instrumental Learning

Faktor kultural sering menentukan jumlah

Proses belajar terjadi ketika suatu perilaku

dukungan masyarakat yang akan diterima suatu

mendapatkan respon positif (rewarded) atau

keluarga. Dalam budaya dengan tingkat tindakan

mendapat pengukuh (reinforced). Karena adanya

kekerasan terhadap anak yang rendah, perawatan

proses belajar, seseoranga cenderung mengulang

anak biasanya dianggap sebagai tanggung jawab

- ulang perilaku yang mendapat respon positif

masyarakat, apabila orang tua tidak bersedia atau

atau diperkuat. Beberapa bentuk respon positif

tidak sanggup.

untuk tindak kekerasan antara lain : persetujuan


masyarakat, peningkatan status, perolehan uang.
Pada orang yang sangat terprovokasi, fakta si
korban menderita dapat berarti sebagai
reinforcement.

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

69

Kekerasan Terhadap Anak BOM Waktu Masa Depan

2.

Observational Learning

4.

untuk mempercayai atau mencintai orang lain

Atau sosial modeling merupakan cara yang lebih


umum dalam menghasilkan tindakan kekerasan.

5.
6.

dari televisi. Perilaku kekerasan yang


ditayangkan di televisi secara terus menerus tanpa
disensor, lama kelamaan oleh masyarakat
dianggap sebagai cara yang benar (menjadi
semacam norma baru) untuk menyelesaikan
masalah.
Hal tersebut terjadi karena dalam masyarakat ada
proses belajar yang disebut learning social norm.
Televisi memiliki peran yang sangat besar dalam
pembelajaran masyarakat. Perilaku kekerasan,
kasar, anarkhis dan sadis yang sering terjadi di
tengah - tengah masyarakat kemungkinan
merupakan hasil pembelajaran dari tayangan
kekerasan di televisi.

Agresif dan kadang - kadang melakukan tindakan


kriminal.

lain (model). Pengamatan dapat dilakukan


terhadap model yang ada di sekeliling kita atau

Pasif dan menarik diri dari lingkungan takut


membina hubungan baru dengan orang lain

Menurut metode ini kita dapat mempelajari


perilaku baru dengan mengamati tindakan orang

Konsep diri yang buruk dan ketidakmampuan

7.

Menjadi penganiaya ketika dewasa.

8.

Menggunakan obat - obatan ketika dewasa.

9.

Kematian
Agustin D.P (2010) mengatakan bahwa

dampak kekerasan korban biasanya akan merasakan


berbagai emosi negative, seperti marah, dendam,
tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam,
tetapi tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka
panjang, kondisi ini dapat mengembangkan perasaan
rendah diri dan tidak berharga. Bahkan tak jarang ada
yang ingin pergi dari rumah. Ada yang mencoba untuk
bunuh diri seperti yang dilakukan Vita (Kick Andy,
Metro TV, Minggu 17 Oktober 2010). Dampak
psikologis yang lebih berat adalah kemungkinan
timbulnya masalah pada korban seperti rasa cemas
berlebihan, selalu merasa takut, depresi dan ingin

DAMPAK KEKERASAN TERHADAP ANAK

bunuh diri.

Seringan apapun jenis kekerasan yang

Para orang tua dan guru yang melakukan

dilakukan, tetaplah sebuah kekerasan yang bisa

kekerasan mungkin tidak menyadari tindakannya bisa

berdampak terhadap anak. Kekerasan dapat

berdampak panjang pada anak. Kekerasan yang

menyebabkan anak kehilangan hal - hal paling

dilakukan akan membekas pada benak anak dan bisa

mendasar dalam kehidupannya dan pada gilirannya

mempengaruhi perkembangan kejiwaannya. Anak

berdampak sangat serius pada kehidupan anak di

yang sering menerima tindakan kekerasan

kemudian hari, antara lain :

kemungkinan besar menjadi pribadi yang kurang

1.

Cacat tubuh permanen

percaya diri, minder, peragu dan bergantung pada

2.

Kegagalan belajar

orang lain. Anak yang sering mendapat kekerasan

3.

Gangguan emosional bahkan dapat menjurus


pada gangguan kepribadian

70

secara fisik, ketika dewasa bisa tumbuh menjadi


pribadi yang agresif dan suka melakukan kekerasan.

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

Kekerasan Terhadap Anak BOM Waktu Masa Depan

Mereka mendapat contoh kekerasan di masa kecilnya

Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh

sehingga pola dan cara hidup mereka akan dijalani

untuk mengurangi tindakan kekerasan terhadap anak :

dengan kerasan pula.

1.

tergolong sebagai kekerasan terhadap anak

Dari uraian tersebut terlihat bahwa dampak dari

beserta peraturan - peraturannya.

tindakan kekerasan terhadap anak begitu


mengenaskan. Mungkin belum banyak orang

Mensosialisasikan tindakan - tindakan yang

2.

Memberi dorongan pada korban kekerasan untuk

menyadari bahwa pemukulan yang bersifat fisik bisa

melaporkan kasus yang menimpanya kepada

menyebabkan kerusakan emosi anak. Anak

pihak berwajib.

merupakan cermin dari apa yang terjadi dalam suatu

3.

rumah tangga. Jika suasana keluarga sehat dan bahagia

lanjuti laporan - laporan kekerasan terhadap anak

maka wajah anak akan ceria dan aberseri. Sebaliknya


jika mereka murung dan bersedih biasanya telah
terjadi sesuatu yang berhubungan dengan

hingga tuntas.
4.

menghindari bahaya kekerasan.

anak belajar untuk pertama kalinya mengenal nilai -

Mengapa Sulit Diungkap ?

sering mempengaruhi perilaku anaknya kelak. Bila


kekerasan begitu dominan tidak mengherankan jika
anak kemudian melakukannya dan akan terbawa
sampai dewasa.

Mensosialisasikan pada anak bahaya kekerasan


yang mengancam mereka sehingga anak dapat

keluarganya. Sebagai wadah sosialisasi primer dimana


nilai dan cara bertingkah laku, perilaku orang tua

Penegak hukum harus lebih serius menindak

Kasus kekerasan terhadap anak sulit diungkap


ke permukaan (fenomena gunung es). Banyak orang
tua atau kalangan masyarakat yang tidak dapat
mengungkap kasus kekerasan karena dianggap aib.
Meskipun kasusnya sudah terindetifikasi, proses

LANGKAH - LANGKAH UNTUK MENEKAN

penyelidikan dan peradilan sering sangat terlambat.

TINDAKAN KEKERASAN TERHADAP ANAK

Kesulitan dalam mengungkap kasus kekerasan

Anak mempunyai hak untuk disayangi,


dihidupi secara layak, berkreasi, kebebasan, bahkan
hak untuk nakal. Oleh karena itu butuh penyadaran

terhadap anak bisa disebabkan oleh faktor internal


maupun struktural (Suharto, 1977).
1.

Penolakan korban sendiri

para orang tua atau guru untuk menghindarkan

Korban tidak melaporkan kasusnya karena takut

tindakan kekerasan fisik, psikologis, ekonomi dan

akan akibat yang kelak diterima baik dari pelaku

sosial terhadap anak. Meski tidak mudah membentuk

karena adanya ancaman maupun dari kejadian

norma sosial dan budaya baru yang bersifat

itu sendiri (traumatis) atau karena dianggap

melindungi dan menghormati anak. Sekecil apapun

sebagai aib.

tindak kekerasan terhadap anak harus mendapat


perhatian dari masyarakat

dengan saling

mengingatkan atau lapor ke polisi.

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

71

Kekerasan Terhadap Anak BOM Waktu Masa Depan

2.

3.

4.

5.

Manipuasi dari si pelaku


Pelaku umumnya orang yang lebih besar

Masalah kekerasan terhadap anak semakin

(dewasa) sering menolak tuduhan (setidaknya

banyak dalam masyarakat Indonesia. Padahal masa

diawal proses penyelidikan) bahwa dia adalah

depan anak adalah masa depan bangsa. Kesiapan

pelakunya. Strategi yang digunakan adalah

mereka menjadi generasi penerus yang tangguh dan

pelaku menuduh anak melakukan kebohongan

andal sangat tergantung pada sejauh mana mereka

atau mengalami wild imagination.

telah dipersiapkan dengan baik sejak sekarang.

Keluarga yang mengalami kasus menganggap

Oleh karena itu jika semua orang tua, guru maupun

bahwa kekerasan terhadap anak sebagai aib yang

masyarakat orang dewasa lain tidak melakukan

memalukan jika diungkap secara umum.

atau menghindari tindak kekerasan maka kita dapat

Anggapan hal - hal yang berkaitan dengan urusan

berharap kelak bangsa Indonesia dapat menjadi

keluarga (hubungan orang tua, anak, hubungan

bangsa yang ramah, santun ser ta mencintai

suami - istri) tidak patut dicampuri oleh

kehidupan yang aman, tentram dan damai. Ketidak

masyarakat.

optimalan penanganan tindak kekerasan terhadap

Masyarakat luas tidak mengetahui secara jelas


tanda - tanda pada diri anak yang mengalami
kekerasan, khususnya pada kasus kekerasan
seksual karena tidak adanya tanda - tanda fisik
yang terlihat jelas.

6.

KESIMPULAN

Sistem dan prosedur pelaporan yang belum


diketahui secara pasti dan jelas oleh masyarakat
luas.
Sebagai suatu kasus yang tergolong tabu dan

disadari melanggar batas - batas etika, ditengarai kasus


- kasus kekerasan umumnya jarang terekspose ke luar
dan kalaupun kemudian diketahui umum biasanya
berkat peran keterlibatan media massa atau karena
ada kejadian yang menghebohkan. Seorang ayah atau
ibu yang memukul kepala anaknya atau bahkan
menghajar dengan keras sekalipun, sepanjang apa
yang mereka lakukan tidak sampai menimbulkan luka

anak akan menjadi bom waktu dimasa mendatang.


Bukan tidak mungkin anak - anak korban kekerasan
saat dewasa kelak anak melakukan hal serupa
kepada

or ang

lain.

Anak

mempunyai

kecenderungan meniru segala hal disekitarnya. Jika


mereka terbiasa menjadi korban kekerasan hal itu
akan dianggap sebagai hal yang wajar jika terjadi
pada orang lain.
Hak - hak anak harus terus disosialisasikan
agar masyarakat semakin memahami dan waspada
ter hadap b ahaya keker asan ter hadap anak.
Pemerintah atau pihak lain perlu mendorong
kesadaran masyarakat untuk melapor. Anak anakpun perlu juga disosialisasikan mengenai
bahaya yang mengancam mereka sehingga anak anak dapat melindungi mereka sendir i untuk
mencegah terjadinya kekerasan.

fisik yang serius atau kematian, maka kejadian itu


akan lewat dan menguap begitu saja.

72

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

Kekerasan Terhadap Anak BOM Waktu Masa Depan

DAFTAR PUSTAKA
Suara Merdeka, Batal Ikut Piknik Murid Dijemur
Guru, Selasa 19 Desember 2006.
_____________, Kekerasan terhadap Anak di Sekitar
Kita, Senin 16 Oktober 2006.
Kompas, Lindungi Anak, Sabtu, 24 Juli 2010
_____________, Kekerasan Pada Anak Naik, Senin,
26 Juli 2010
_____________, Riri Tega Bunuh Bayinya Sendiri,
Minggu, 17 Oktober 2010

Magistra No. 73 Th. XXII September 2010


ISSN 0215-9511

Hurairah, A. 2006. Kekerasan terhadap Anak,


Nuansa, Bandung
Prihatmoko, D. 2003. A Child Called It, Sun Jakarta.
O Sears, D. dkk. 2004. Psikologi Sosial, Erlangga,
Jakarta.
Sarwono, SW. 2002. Teori - teori Psikologi Sosial,
Grafindo Persada. Jakarta.
Coloroso, B. 2007. Stop Bullying, Serambi Ilmu
Semesta, Jakarta.

73

Anda mungkin juga menyukai