: Rizka Desiana R
NIM
: 8111413321
Nomor Urut
: 42
Go-Jek merupakan sebuah layanan booking ojek melalui aplikasi GoJek yang bisa
didownload di Smartphone android & iPhone. GoJek menawarkan 4 (empat) jasa layanan
yang
bisa
dimanfaatkan
oleh
para
pelanggannya: Instant
Courier (Pengantaran
Barang), Transport (Jasa Angkutan), Shopping (Belanja) dan Corporate (Kerjasama dengan
perusahaan untuk jasa kurir) yang menekankan keunggulan dalam Kecepatan, Inovasi dan
Interaksi Sosial.
Dalam kurun waktu 4 (empat) bulan setelah meluncurkan program aplikasi mobile pada
awal 2015, GoJek yang sudah berdiri sejak 2011 mulai dirasakan sebagai pesaing yang
dituding akan mematikan rejeki pengojek pangkalan. Bahkan, dalam saat ini banyak isu
seputar gonjang-ganjing GoJek yang berkembang dan disebar melalui media sosial, disambut
dengan ragam tanggapan dari berbagai sudut oleh warga Jakarta. Maka, salahkan Nadiem
Makariem si penggagas GoJek karena aplikasi mobile GoJek-nya marak diunduh dan jasa
GoJek lebih banyak dilirik oleh warga Jakarta yang memiliki ketergantungan pada teknologi,
tidak mau ribet dan mengharapkan hasil yang instan sesuai kebutuhan. Bukankah itu sejalan
dengan tuntutan jaman?
Dalam berjalannya Go-Jek ini, peralatan modern juga di terapkan oleh perusahaan ini,
tentunya demi terciptanya layanan yang cepat dan juga aman. Seperti misalnya saja
tertanamnya perangkat GPS di setiap armada, agar mudah terdeteksi setiap saat lokasi setiap
armada yang melayani pesanan. Lalu setiap driver gojek juga telah melalui sistim sleksi yang
ketat dan wajib memiliki surat izin berkendara, Selain itu konsumen juga di infokan
mengenai identitas driver yang akan melayaninya, ini semua di lakukan demi terciptanya
keamanan untuk setiap konsumen yang menggunakan jasa gojek. Tidak sampai di situ, agar
diminati
oleh
warga
Jakarta,
yang
bisa
dinikmati
hanya
dengan
Dari sisi pemerintah, pemerintah perlu merespons cepat dan akomodatif terhadap
perkembangan kebutuhan transportasi masyarakat. Sudah saatnya UU No 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diubah. Hal ini agar moda transportasi Gojek
maupun Ojek diakui dan tidak dicap sebagai bisnis ilegal. Jika ilegal dan tidak diakui, kenapa
juga pemerintah seperti seolah-olah menutup mata dengan keberadaan ojek yang sudah
puluhan tahun eksis di masyarakat. Dilarang pun juga percuma. Ini sama seperti melawan
kebutuhan masyarakat akan moda transportasi yang nyaman. Sedangkan dari sisi PT Gojek
Indonesia, sebagai perusahaan, PT Gojek Indonesia juga sudah saatnya menanggung risiko
kecelakaan jika seandainya pengemudi Gojek dan penumpangnya kecelakaan. Dari syarat
dan ketentuan yang terpampang di website www.go-jek.com, Didalam sistem GoJek
menegaskan tidak bertanggung jawab secara langsung atas kecelakaan yang melibatkan
driver Gojek baik kerusakan kendaraan maupun luka badan yang disebabkan oleh kecelakaan
tersebut. Tanggung jawab atas seluruh biaya serta tuntutan yang mungkin timbul atas
kejadian tersebut akan menjadi tanggung jawab pribadi driver Gojek. Manajemen Gojek
hanya membantu sebagai mediator dalam mempertemukan kedua pihak untuk mencari
penyelesaian masalah tersebut. Kebijakan ini justru berbeda dengan pengiriman barang.
Keberadaan Gojek telah menolong menyejahterakan tukang-tukang ojek yang
berpenghasilan tidak tetap dan juga memberikan kemudahan serta tarif angkutan yang
terjangkau bagi para pelanggan. Sekalipun Gojek belum memiliki pengaturan yang jelas,
perusahaan ini tetap diijinkan berjalan, karena dampak positif yang ditimbulkannya sangat
besar bagi masyarakat yang telah diakses oleh Gojek.