Desain Sistem Penukar Panas Pada Reaktor Nuklir Di Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri-Batan
Desain Sistem Penukar Panas Pada Reaktor Nuklir Di Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri-Batan
Abstrak
Untuk mendinginkan reaktor nuklir dibutuhkan sebuah sistem pendingin primer. Aliran air
pada sistem pendingin primer tersebut haruslah memiliki temperatur yang rendah dan tentunya
mengandung radiasi yang berasal dari reaksi fisi berantai pada reaktor, sehingga air tersebut tidak
bisa dibuang ke lingkungan. Agar temperatur air pada sistem pendingin primer tetap rendah maka
dibutuhkan sistem penukar panas. Sistem ini yang akan memindahkan panas dari sistem pendingin
primer ke sistem pendingin sekunder sehingga aliran air pada sistem pendingin primer yang
mengandung radiasi tidak bercampur dengan aliran air pada sistem pendingin sekunder. Pada
kegiatan kerja praktek didesain 2 (dua) macam sistem penukar panas, yaitu secara seri dan paralel.
Dari kedua desain tersebut dilakukan penambahan pada jumlah pelat yang dipergunakan serta
penambahan laju pada aliran sekunder dan aliran primer maka didapatkan temperatur paling rendah
pada sistem pendingin primer sebesar 31,29°C pada desain sistem penukar panas secara seri serta
penambahan laju aliran sekunder.
BAB II
PROFIL INSTANSI
BAB III
DESKRIPSI REAKTOR TRIGA 2000
BANDUNG
αh
αc =
2 0,64
13026,69 exp[(1 − 0,79)2,64] − 1
= =
2 0 , 64 exp[(1 − 0,79)2,64] − 0,79
= 8359,39 W = 0,78
( m 2 .K )
.
Koefisien Perpindahan Panas ( M CP ) c
1 R = .
U = ( M CP )h
1 1 t
+ + 75,23
αh αc λp =
59,56
1 = 1,26
=
1 1 0,0006
+ +
13026,69 α 8359,39 14,96 Karena R>1, maka
= 4228,5W 2 E = R.P
( m .K ) .
(M CP ) c Th ,in − Th ,out
dan R = =
Total Luasan Area .
( M CP )h Tc ,out − Tc,in
A = N .L.W
= 144 × 1,77 × 0,61 ;
= 155,48m 2
Tc ,out − Tc ,in
P =
Nilai NTUmin dan Cr dengan laju aliran Th ,in − Tc ,in
primer
U .A
NTUmin = .
Sehingga,
(M C P )h
Th,out = Th ,in − [ E (Th ,in − Tc ,in )]
4228,50 × 155,48
=
59,56 × 4178,26 = 314,48 − [0,78 × (314,48 − 303,7)]
= 2,64
= 306,08 K
.
(M C P ) h Tc,out = P (Th ,in − Tc ,in ) + Tc ,in
Cr = . = 310,34 K
(M C P ) c
59,56 Dari perhitungan di atas diperoleh :
= ∆Tc =Tc,out-Tc,in
75,23
=310,34-303,7
= 0,79 =6,64 °C
efektifitas
∆Tprimer
3
1200 70 48 85 67 15 80 0 6 ∆Tsekunder
950 / 30, 41, 34, 31, 3, 9, 0,91 0,800
efektifitas
4
1200 70 48 42 58 72 89 8 4
144 Gambar 4.7. Grafik laju aliran primer dan laju aliran
sekunder tetap
pelat dengan susunan pelat yang bervariasi secara pararel
300
pelat
Gambar 4.2. Susunan pelat no.2 4.3.2 Data Temperatur dan Efektifitas pada
Penambahan laju Aliran Sekunder
dan Susunan Pelat yang Bervariasi
Menurut Gambar 4.8
144 Data pada Tabel 4.3 berikut ini adalah
pelat data dengan penambahan laju aliran sekunder
dan susunan pelat yang dinyatakan pada
150 150 Gambar 4.8
pelat pelat
10 0,92
∆Temperatur (°C)
Laju aliran Th,i Th,o ∆T 8
0,91 ∆Tprimer
efektifitas
0,90 ∆Tsekunder
primer/seku Tc,in n Tc,out ut ∆Tc h Efektifi 6 efektifitas
0,89
No. nder (°C) (°C (°C) (°C (°C) (°C tas 4
0,88
(gpm) ) ) ) 2 0,87
950 / 30, 41, 34. 31. 3. 9.9 0,92
1 0 0,86
1200 70 48 39 56 69 2 03 950 1000 1050 1100 1150
950 / 30, 41, 34. 31. 3. 10. 0,92 laju aliran primer
2
1300 70 48 16 47 46 01 87
950 / 30, 41, 33. 31. 3. 10. 0,93
3
1400 70 48 95 40 25 08 54
950 / 30, 41, 33. 31. 3. 10. 0,94 Gambar 4.10. Grafik data temperatur dan efektifitas pada
4 penambahan laju aliran primer dan susunan
1500 70 48 76 34 06 14 08
950 / 30, 41, 33. 31. 2. 10. 0,94 pelat yang bervariasi menurut Gambar 3.8
5
1600 70 48 59 29 89 19 53
10
0,95 dengan Susunan Pelat yang
∆Temperatur (°C)
0,94
8 0,94 ∆Tprimer
Bervariasi Menurut Gambar 4.8
efektifitas
0,93 ∆Tsekunder
6
4
0,93
0,92
efektifitas
Data pada Tabel 4.5 berikut ini adalah
0,92
2
0
0,91
0,91
data dengan penambahan laju aliran sekunder
1200 1300 1400 1500
laju aliran sekunder
1600 dan laju aliran primer. Susunan pelat yang
dinyatakan pada Gambar 4.8
Gambar 4.9. Grafik perubahan data temperatur dan Tabel 4.5. Data temperatur dan efektifitas pada
efektifitas pada penambahan laju aliran sekunder dan penambahan laju aliran sekunderdan primer dengan
susunan pelat yang bervariasi menurut Gambar 3.8 susunan pelat yang Bervariasi menurut Gambar 3.8
8
(gpm) C)
efektifitas
0,92 ∆Tprimer
950 / 30, 41, 34. 31. 3.6 9.9 6 ∆Tsekunder
1
1200 70 48 39 56 9 2 0,920 0,91 efektifitas
4
1000 / 30, 41, 34. 31. 3.8 9.8
2 0,91
1200 70 48 54 65 4 3 0,912 2
1050 / 30, 41, 34. 31. 3.9 9.7
3 0 0,90
1200 70 48 68 74 8 4 0,904 1200 1300 1400 1500 1600
1100 / 30, 41, 34. 31. 4.1 9.6 laju aliran sekunder
4
1200 70 48 81 83 1 4 0,895
1150 / 30, 41, 34. 31. 4.2 9.5
5
1200 70 48 94 93 4 5 0,886 Gambar 4.11. Grafik data temperatur dan efektifitas pada
penambahan laju aliran sekunder dan primer dengan
susunan pelat yang bervariasi menurut Gambar 3.8
4.3.5 Data Temperatur dan Efektifitas pada Tabel 4.7. Data temperatur dan efektifitas pada
Penambahan Laju Aliran Sekunder penambahan laju aliran primerdan susunan pelat yang
bervariasi menurut Gambar 4.3
dan Susunan Pelat yang Bervariasi
Menurut Gambar 4.3 Laju aliran Th,i Th,o ∆
Data pada Tabel 4.6 berikut ini adalah N primer/sek Tc,in n Tc,out ut ∆Tc Th Efektifi
data dengan penambahan laju aliran sekunder o. under (°C) (°C (°C) (°C (°C) (° tas
(gpm) ) ) C)
dan susunan pelat yang dinyatakan pada 950 / 30, 41, 34. 31. 4. 9.
1 0,91
Gambar 4.3 1200 70 48 85 67 15 80
1000 / 30, 41, 35. 31. 4. 9.
2 0,90
1200 70 48 04 78 34 69
Tabel 4.6. Data temperatur dan efektifitas pada
1050 / 30, 41, 35. 31. 4. 9.
penambahan laju aliran sekunder 3 0,89
1200 70 48 23 90 53 58
dan susunan pelat yang bervariasi menurut 1100 / 30, 41, 35. 32. 4. 9.
Gambar 4.3 4 0,88
1200 70 48 42 02 72 46
1150 / 30, 41, 35. 32. 4. 9.
5 0,87
Laju aliran Th,i Th,o ∆T 1200 70 48 60 14 90 34
N primer/sek Tc,in n Tc,out ut ∆Tc h Efektif
o. under (°C) (°C (°C) (°C (°C) (°C itas
(gpm) ) ) ) laju aliran sekunder
1200 1200 1200 1200 1200
950 / 30, 41, 34. 31. 4. 9.8 0,91
1 12 0,92
1200 70 48 85 67 15 0 0 10 0,91
∆Temperatur (°C)
950 / 30, 41, 34. 31. 3. 9.9 0,92 0,90
2 8
efektifitas
0,89 ∆Tprimer
1300 70 48 55 56 85 1 0 6 0,88 ∆Tsekunder
950 / 30, 41, 34. 31. 3. 9.9 0,92 4 0,87 efektifitas
3 0,86
1400 70 48 49 55 79 3 1 2
0,85
950 / 30, 41, 34. 31. 3. 10. 0,93 0 0,84
4
1500 70 48 05 41 35 07 5 950 1000 1050 1100 1150
950 / 30, 41, 33. 31. 3. 10. 0,94 laju aliran primer
5
1600 70 48 85 35 15 13 0
∆Tprimer
6
0,92
0,92
∆Tsekunder Sekunder dan Laju Aliran Primer
4 0,91 efektifitas
dengan Susunan Pelat yang
0,91
2 0,90 Bervariasi Menurut Gambar 4.3
0
0,90
0,89
Data pada Tabel 4.8 berikut ini adalah
1200 1300 1400 1500 1600 data dengan penambahan laju aliran sekunder
laju aliran sekunder dan susunan pelat yang dinyatakan pada
Gambar 4.3
Gambar 4.12. Grafik data temperatur dan efektifitas pada
penambahan laju aliran sekunder dan susunan pelat yang Tabel 4.8. Data Temperatur dan efektifitas pada
bervariasi menurut Gambar 4.3 penambahan laju aliran sekunder dan primer dengan
susunan pelat yang bervariasi menurut Gambar 4.3
Laju
4.3.6 Data Temperatur dan Efektifitas pada Th, ∆T
aliran Th,ou
N Tc,in in Tc,out ∆Tc h Efektif
Penambahan Laju Aliran Primer dan o.
primer/se
(°C) (° (°C) t
(°C) (°C itas
kunder (°C)
Susunan Pelat yang Bervariasi (gpm)
C) )
Menurut Gambar 4.3 4.
950 / 30, 41, 34. 31,6 0,90
Data pada Tabel 4.7 berikut ini adalah 1 1 9,8
1200 70 48 85 737 964
5 013
data dengan penambahan laju aliran primer 4.
dan susunan pelat yang dinyatakan pada 1000 / 30, 41, 34. 0,91
2 31,6 0 9,8
1300 70 48 73 075
Gambar 4.3 617 3 133
3.
1050 / 30, 41, 34. 0,91
3 31,6 9 9,8
1400 70 48 63 133
555 3 195
3.
1100 / 30, 41, 34. 0,91
4 31,6 8 9,8
1500 70 48 55 149
537 5 213
3.
1150 / 30, 41, 34. 0,91
5 31,6 7 9,8
1600 70 48 47 134
553 7 197
8 8 8 8 8 8 8 8
laju aliran primer
950 1000 1050 1100 1150
Th,out 3 3 3 3 3 3 3 3
12 1,00 31
0,99 (°C) 33,0 2, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 32,6
10 ,9
0,98 8 9 2 5 4 2 5 1 6 9
∆Temperatur (°C)
0,97 7
8 0 4 1 8 7 9 0 5
efektifitas
0,96 ∆Tprimer
6 0,95 ∆Tsekunder ∆Th 8, 9, 8, 9, 9, 8, 9, 8,
0,94 9,
4 efektifitas (°C) 8,39 5 2 9 0 2 8 3 8 8,78
0,93 50
0,92 8 4 6 0 0 9 7 3
2
0,91
0 0,90
1200 1300 1400 1500 1600
Efek 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
laju aliran sekunder 0,
tifita 0,78 8 8 8 8 8 8 8 8 0,82
88
s (E) 0 6 3 4 5 2 7 2
Gambar 4.14. Grafik data temperatur dan efektifitas pada
ETotal 0,78 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83
penambahan laju aliran sekunder dan perimer dengan
Tc,out
susunan pelat yang bervariasi menurut Gambar 4.3 cam
- 37,75 37,81 37,80 37,77 37,75
pur(
°C)
4.4 Perhitungan Susunan Pelat secara ∆Tc
Paralel camp
6,64 7,05 7,11 7,10 7,07 7,05
ur
4.4.1 Perhitungan dengan Penambahan (°C)
Susunan Pelat dan Laju Aliran Th,out
cam
Berdasarkan Gambar 4.15 pur(
- 32,57 32,49 32,51 32,54 32,57
°C)
∆Th
cam
8,39 8,91 8,99 8,97 8,94 8,90
pur
(°C)
Penambahan pelat secara paralel
0 300 150 100 75 60
10 0,90
8,39 8,91 8,99 8,97 8,94
9 8,90
8 7,05 7,11 7,10 7,07 7,05
7 6,64
Temperatur (K)
0,85
Efektifitas
6 ∆Tc, campur
5 0,83 ∆Th, campur
0,83 0,83 0,83
4 0,83 Efektifitas
0,80
3
2 0,78
1
0 0,75
1 2 3 4 5 6
n
Juml
ah 1 3 1 1 1 1 1
7 14
Pelat 144 4 0 4 5 4 0 4 60
5 4
(lem 4 0 4 0 4 0 4
bar)
Tc,in 3 3 3 3 3 3 3
3 30
(°C) 30,7 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 30,7
0, ,7
0 7 7 7 7 7 7 7 0
7 0
0 0 0 0 0 0 0
Tc,out 3 3 3 3 3 3 3 3
38
(°C) 37,3 7, 8, 7, 7, 7, 7, 8, 7, 37,6
4 4 0 7 8 9 7 1 6
,2
5 Gambar 4.17. Diagram blok penukar panas dengan
2
9 1 9 2 9 4 2 9 perubahan jumlah pelat dan laju aliran
∆Tc 6, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 6,
7,
(°C) 6,64 7 3 0 1 2 0 4 9 6,95
52
9 1 9 2 9 4 2 9
Th,in 4 4 4 4 4 4 4 4 41
41,4 41,4
(°C) 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, ,4
8 8
4 4 4 4 4 4 4 4 8
Tabel 4.10. Data temperatur dan efektifitas terhadap Penambahan pelat secara paralel
perubahan jumlah pelat dan 0 300 150 100 75 60
10 1,00
laju aliran 8,91
9,02 9,07 9,10 9,12
9
7,80 0,95
. 8
7,05 7,14 7,18 7,20 7,22
2
mh 4 4 4
3
4 15 4 11 4
9
7
0,90
Temperatur (K)
7 7 7 7 8, 7 8, 7 6
Efektivitas
6,17 0,84
7, 5 0,84 0,84
5 5 5 5 33 5 75 5 5 0,83 0,85 ∆Tc, campur
(gp Dat 5 ∆Th, campur
4
m) a 0,80
Efektifitas
3
. Aw 0,78
al 2
mc 6 6 6 3 6
20
6
15
6 1 1
0,75
0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0,70
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 4 5
(gp
m)
Jum
lah 14
1 3 1 1 1 1 1
Pela 4 10 6 Gambar 4.18. Grafik temperatur dan efektifitas terhadap
4 0 4 5 4 4 75 4
t pel 0 0
(lem at
4 0 4 0 4 4 4 perubahan jumlah pelat dan Laju aliran
bar)
3 3 3 3 3 3 3 3
30 30
Tc,in 30, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
,7 ,7
(°C) 70 7 7 7 7 7 7 7 7
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 3 3 3 3 3 4.4.3 Perhitungan dengan Penambahan
38 38
Tc,out 36, 7, 8, 7, 8, 7,
,0
7,
,0
7, 8, Jumlah Pelat pada Laju Aliran Tetap
(°C) 87 4 0 4 0 4 4 4 0
1 1
9 1 9 1 9 9 9 0
∆Tc 6,1
6, 7, 6, 7, 6,
7,
6,
7,
6, 7, .
(°C) 7
7 3 7 3 7
31
7
31
7 3
mh 144 pelat Tc,campur keluar
9 1 9 1 9 9 9 0
.
Th,in 41,
4
1,
4
1,
4
1,
4
1,
4
1,
41
4
1,
41
4
1,
4
1,
mC n - pelat Th,campur keluar
,4 ,4
(°C) 48 4 4 4 4 4 4 4 4
8 8
8 8 8 8 8 8 8 8
3 3 3 3 3 3 3 3
Th,ou 32 32 Gambar 4.19. Diagram Blok Penukar Panas yang
33, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 2,
t ,2 ,2
(°C)
68 9 2 9 2 9
4
9
5
9 2 Disusun SecaraParalel
0 4 0 4 0 0 0 5
8, 9, 8, 9, 8, 8, 8, 9,
∆Th 7,8
5 2 5 2 5
9,
5
9,
5 2
Tabel 4.11. Data temperatur dan efektifitas terhadap
(°C) 0 23 23 penambahan jumlah pelat pada laju aliran tetap
8 4 8 4 8 8 8 2
. .
Efe
ktifi 0,7
0, 0, 0, 0, 0,
0,
0,
0,
0, 0, mh = 950 gpm ; mc = 1200 gpm
8 8 8 8 8 8 8 8
tas 8 86 86 Jum
0 6 0 6 0 0 0 6
(E) lah
ETota 0,7 Pel 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3
0,83 0,84 0,84 0,84 0,85 5
l 8 at 4 4 0 4 5 4 0 4 5 4 0
Tc,out 0
(le 4 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0
cam mb
- 37,75 37,84 37,88 37,90 37,92
pur( ar)
°C)
∆Tc
cam 6,1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7,05 7,14 7,18 7,20 7,22 Tc,in
pur( 7 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
(°C
°C) 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
)
Th,ou 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
t Tc,o 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
cam - 32,57 32,46 32,41 32,38 32,36 ut 7, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 7, 8, 7, 8,
pur( (°C 8 9 8 6 8 9 8 1 8 2 8 3
°C) ) 9 8 9 2 9 2 9 1 9 4 9 4
∆Th ∆Tc 7, 6, 7, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7,
cam 7,8 (°C 1 2 1 9 1 2 1 4 1 5 1 6
8,91 9,02 9,07 9,10 9,12 ) 9 8 9 2 9 2 9 1 9 4 9 4
pur 0
(°C)
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Th,in
1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
(°C
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
)
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Th,o 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
ut 2, 3, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 1, 2, 1,
(°C 3 5 3 7 3 3 3 1 3 9 3 8
) 9 4 9 4 9 5 9 1 9 5 9 2
∆Th 9, 7, 9, 8, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9,
(°C 0 9 0 7 0 1 0 3 0 5 0 6
) 9 4 9 4 9 2 9 6 9 3 9 5
Efe
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
ktifi
8 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9
tas 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 1 4 5 4 7 4 8 4 0 41
(E) Th,in 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
,4
ETot (°C) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
0,79 0,83 0,85 0,86 0,86 0,87 8
al 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Tc,o 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
31
ut Th,out 2, 1, 2, 1, 2, 1, 1, 1, 1, 1, 1,
,2
cam 37,44 37,76 37,91 38,00 38,07 38,12 (°C) 3 8 2 6 0 5 9 4 8 3 7
8
pur( 9 2 2 6 8 3 6 2 7 4 9
°C) 1 1
9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 10
∆Tc ∆Th 0, 0,
0 6 2 8 4 9 5 6 6 ,2
cam (°C) 0 1
9 5 6 2 0 5 1 0 8 0
pur 6,74 7,06 7,21 7,30 7,37 7,42 5 3
(°C
)
Th,o Efek 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
tifita 8 9 8 9 8 9 8 9 8 9 9 9
ut
cam 32,96 32,56 32,37 32,25 32,17 32,11 s (E) 4 0 6 1 7 2 8 3 9 4 0 5
pur( ETota
0,87 0,89 0,90 0,91 0,92 0,92
°C) l
∆Th Tc,out
cam cam
38,12 37,67 37,26 36,89 36,56 36,26
pur 8,51 8,91 9,10 9,22 9,31 9,37 pur
(°C (°C)
) ∆Tcca
mpur 7,42 6,97 6,56 6,19 5,86 5,56
(°C)
Th,out
10 0,88 cam
9,10 9,22 9,31 9,37
8,91 0,87 32,11 31,94 31,80 31,69 31,61 31,53
9 8,39 8,51
0,86 pur
0,85 0,86 (°C)
8 0,86
7,06 7,42 0,84
7
6,64 6,74
7,30
∆Tc, campur ∆Th
7,21 7,37
cam
Temperatur (K)
Efektifitas pur
5 0,8
0,79 (°C)
4
0,78
0,78
3
0,76
2
12 0,93
0,74
1
9,87 0,92
0 0,72 9,67 9,78
10 9,37 9,54 9,94
0 50 100 150 200 250 300
0,92 0,91
0,91
Penambahan Pelat
∆Tc, campur
8 7,42 0,90
Temperatur (K)
Efektifitas
6,56 6,19
5,86 0,89 Efektifitas
penambahan jumlah pelat pada laju aliran tetap 6 0,89 5,56
0,88
4 0,87 0,87
4.4.4 Perhitungan dengan Penambahan 0,86
Laju Aliran Sekunder pada Jumlah 2
0,85
.
mc 600 650 700 750 800 850
(gpm)
Jum
lah
Pela 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3
t 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0
4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0
(lem
bar)
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Tc,in 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
(°C) 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Tc,out 7, 8, 7, 7, 7, 7, 6, 7, 6, 6, 6, 6,
(°C) 8 3 4 8 0 4 7 0 4 7 1 4
9 4 7 8 8 5 2 7 0 2 1 0
7, 7, 6, 7, 6, 6, 6, 6, 5, 6, 5, 5,
∆Tc
1 6 7 1 3 7 0 3 7 0 4 7
(°C)
9 4 7 8 8 5 2 7 0 2 1 0
4.4.4 Perhitungan dengan Penambahan 10
9,37
9,21
9,04
0,88
8,87 8,70
Laju Aliran Primer pada Jumlah 9 0,87
0,85
0,87
0,86
8 8,34
Pelat dan Laju Aliran Sekunder 7 7,42 7,67
7,91 8,13 0,85
∆Tc, campur
Temperatur (K)
0,84
Tetap 6
0,84
Efektifitas
∆Th, campur
0,83
5 0,82 Efektifitas
0,82
4
0,81
Tabel 4.13. Data temperatur dan efektifitas terhadap 3 0,81
0,80
penambahan laju aliran primer pada jumlah pelat dan laju 2 0,79
Efektifitas
6 6,91 6,77
∆Th, campur
5
4
Efektifitas gpm, 1000 gpm, 1050 gpm sampai 1150 gpm.
3
2
Temperatur aliran primer yang paling kecil
1
0 0,75
diperoleh saat laju aliran primer 950 gpm dan
475 500 525
Laju Aliran Primer (gpm)
550 575
laju aliran sekunder 1200 gpm dengan
∆Th = 9,92°C (41,48°C-31,56°C) dengan
Gambar 4.23. Grafik temperatur dan efektifitas terhadap
efektifitas 0,92.
penambahan laju aliran
Gambar 4.10 memperlihatkan grafik
perubahan ∆Th, ∆Tc dan efektifitas terhadap
4.4 Pembahasan
Dengan menggunakan data awal seperti laju aliran primer. Saat laju aliran primer
jumlah pelat penukar panas 144 lembar, laju bertambah maka terjadi kenaikan ∆Tc,
aliran sekunder 1200 gpm serta laju aliran penurunan ∆Th dan penurunan efektifitas. Jika
primer 950 gpm yang dinyatakan pada Gambar ∆Th semakin menurun maka temperatur
4.1 diperoleh nilai ∆Tc= 6,64 °C; ∆Tp= 8,39 keluaran aliran primer semakin naik begitu
°C dan E = 0,78. juga sebaliknya. Laju aliran primer harus
Susunan pelat yang digunakan untuk selalu lebih kecil dari pada laju aliran sekunder
mengetahui pengaruh penambahan pelat karena jika laju aliran primer lebih besar dan
dengan variasi seri pada Gambar 4.2 hingga terjadi kebocoran maka aliran primer akan
Gambar 4.6 dan Gambar 4.8. Dengan laju mencemari aliran sekunder yang berhubungan
aliran primer 950 gpm, laju aliran sekunder dengan lingkungan luar. Oleh sebab itu pada
1200 gpm, Th,in = 41,48°C dan Tc,in = 30,70°C penelitian ini laju aliran primer tidak bisa
diperoleh data pada Tabel 4.2. Pada tabel dinaikkan melebihi laju aliran sekunder.
tersebut dapat dilihat bahwa Th,out yang paling Susunan pelat pada gambar 4.8 dengan
kecil ditunjukkan oleh susunan pelat Gambar perubahan laju aliran primer dan sekunder.
4.6 dimana nilai ∆Th = 9,93°C (41,48°C– Laju aliran primer berubah dari 950 gpm
31,55°C) dan penurunan temperatur primer hingga 1150 gpm dan perubahan laju aliran
paling kecil pada susunan pelat gambar 4.1 sekunder dari 1200 gpm hingga 1600 gpm.
dengan ∆Th = 8,39°C (41,48°C – 33,08°C) Data hasil perhitungan dengan laju aliran
Gambar 4.9 memperlihatkan bahwa primer dan sekunder tersebut ditampilkan pada
seiring penambahan pelat maka terjadi Tabel 4.5. ∆Th yang paling kecil didapat saat
kenaikan ∆Th, penurunan ∆Tc dan kenaikan laju aliran primer 950 gpm dan laju aliran
efektifitas. Penurunan ∆Tc ini disebabkan oleh sekunder 1200 gpm dengan nilai ∆Th =
beberapa penukar panas yang mengambil 9.9162°C (41,48°C-31,56°C).
sumber aliran air sekunder baru sehingga Pada Gambar 4.11 terlihat bahwa saat
mempengaruhi temperatur sekunder keluar laju aliran primer 950 gpm dan laju aliran
campuran. sekunder 1200 gpm ∆Tp = 9.92°C, tidak
Susunan pelat pada Gambar 4.8 laju berbeda jauh dengan laju aliran sekunder 1600
aliran sekunder berubah dari 1200 gpm hingga gpm dan laju aliran primer 1150 gpm dimana
1600 gpm. Dengan perubahan aliran sekunder ∆Th = 9.93°C. Perbedaan yang tidak signifikan
pada susunan pelat seperti Gambar 4.8 maka itu menyebabkan ∆Th pada Gambar 4.11
∆Th yang paling besar saat laju aliran sekunder terlihat seperti garis lurus. Efektifitas pada
sebesar 1600 gpm dengan perubahan ∆Th = penambahan laju aliran sekunder dan laju
10,19°C (41,48°C-31,29°C) dan nilai aliran sekunder tidak berbeda jauh.
efektifitas = 0,9453. Pada penukar panas dengan susunan
Gambar 4.9 memperlihatkan perubahan pelat pada gambar 4.3 dengan aliran sekunder
∆Th, ∆Tc dan efektifitas terhadap laju aliran yang berubah dari 1200 gpm, 1300 gpm
sekunder. Pada Gambar 4.10. terlihat laju sampai dengan 1600 gpm diperoleh data pada
aliran sekunder ditambahkan dari 1200 gpm Tabel 4.6. Pada tabel tersebut terlihat bahwa
hingga 1600 gpm maka ∆Th bertambah, ∆Tc efektifitas dan ∆Th mengalami kenaikan. Jika
berkurang dan efektifitas naik. Temperatur ∆Th naik maka temperatur keluaran primer
aliran sekunder yang keluar dari penukar panas semakin kecil.
Pada Gambar 4.12 memperlihatkan Pada perhitungan dengan variasi
perubahan ∆Th, ∆Tc dan efektifitas terhadap susunan pelat secara pararel dilakukan
laju aliran sekunder. Pada Gambar 4.12 terlihat penambahan jumlah pelat seperti pada Gambar
bahwa ∆Th,out semakin besar, ∆Tc semakin 4.15, dan diperoleh hasil perhitungan pada
kecil dan efektifitas meningkat. Temperatur Tabel 4.9. Pada tabel tersebut dapat dilihat
keluaran aliran primer yang paling rendah saat bahwa ∆Tc, ∆Th dan efektifitas tertinggi
laju aliran primer 950 gpm dan laju aliran adalah ∆Tc= 7,11 °C; ∆Tp= 8,99 °C, E = 0,83,
sekunder sebesar 1600 gpm diperoleh ∆Th = diperoleh dengan susunan pelat 3 tingkat
10,13 °C (41,48°C -31,35°C) dengan secara paralel yang terdiri dari 144 pelat lama
efektifitas = 0,940. dan 150 pelat untuk 2 tingkat yang lainnya.
Tabel 4.7 menunjukkan data Dari Gambar 4.16 ditunjukkan bahwa
perhitungan penukar panas dengan aliran nilai efektifitas mengalami kenaikan dengan
primer yang dirubah dari 950 gpm, 1050 gpm, penambahan pelat, maka dapat disimpulkan
sampai 1150 gpm dan aliran sekunder tetap bahwa pelat penukar panas yang disusun
1200 gpm dengan menggunakan susunan pelat secara paralel mampu memindahkan panas
pada gambar 4.3. Pada Tabel 4.7 terlihat dari sistem pendingin primer ke sistem
bahwa ∆Th paling besar saat aliran primer 950 pendingin sekunder lebih baik jika
gpm dengan nilai sebesar 9,80°C dan ∆Th dibandingkan dengan susunan 144 lembar.
paling kecil saat aliran primer 1150 gpm Tabel 4.10 adalah hasil perhitungan
dengan nilai 9,34. berdasarkan susunan pelat seperti yang
Gambar 4.13 memperlihatkan hubungan dinyatakan pada Gambar 4.17, dimana
perubahan laju aliran primer dengan ∆Th dan menggunakan 144 pelat lama ditambah dengan
∆Tc serta efektifitas penukar panas. Pada 60 lembar sebanyak 5 tingkat, diperoleh Th,out
Gambar 4.13 terlihat jika laju aliran primer terendah, yaitu 32,36 °C, dan memiliki nilai
ditambah maka ∆Th turun dan ∆Tc naik, begitu ∆Tc dan ∆Th dan efektifitas tertinggi, yaitu
juga dengan sebaliknya. Jika ∆Th semakin ∆Tc= 7,22 °C; ∆Th= 9,12 °C dan E = 0,85,
turun maka temperatur yang dihasilkan seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.5.
semakin panas seiring dengan penambahan Pada susunan paralel seperti pada
laju aliran primer. Dari data dan Gambar pada Gambar 4.19, dimana diberi penambahan pelat
susunan penukar panas Gambar 4.3 maka yang secara bertahap 50 lembar, diperoleh hasil
paling baik adalah saat aliran primer 950 gpm perhitungan seperti yang dinyatakan pada
dan aliran sekunder 1200 karena pada aliran Tabel 4.11, dimana pada penambahan 300
tersebut didapatkan nilai ∆Th = 9,34°C pelat secara paralel diperoleh Th,out terendah,
(41,48°C -32,14°C) dengan nilai efektifitas = yaitu sebesar 32,11°C dan nilai ∆Tc, ∆Th dan
0.91. efektifitas tertinggi, yaitu ∆Tc= 7,42 °C; ∆Th=
Tabel 4.8 memperlihatkan data 9,37 °C dan E = 0,87. Berdasarkan Gambar
perhitungan untuk susunan pelat pada gambar 3.7 diketahui bahwa, penambahan jumlah pelat
4.3 dengan perubahan laju aliran primer dan pada susunan paralelnya memberikan nilai
sekunder. Saat laju aliran primer 950 gpm ∆Tc, ∆Th dan efektifitas yang semakin besar
maka laju aliran sekunder 1200 gpm, saat laju pula. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan
aliran 1050 gpm maka laju aliran sekunder jumlah pelat akan menurunkan nilai Th,out.
1300 gpm,laju aliran dirubah hingga laju aliran Pada susunan paralel pelat 144 lembar
primer 1150 gpm dan laju aliran sekunder dan 300 lembar diberi penambahan laju aliran
1600 gpm. sekunder dari 600 gpm hingga 850 gpm,
Gambar 4.14 memperlihatkan secara bertahap di setiap cabang diperoleh
perubahan ∆Th, ∆Tc dan efektifitas penukar hasil perhitungan pada Tabel 4.12. Tabel
panas terhadap laju aliran primer dan tersebut menunjukkan bahwa ∆Th dan
sekunder. Pada Gambar 4.14 terlihat ∆Th efektifitas tertinggi , yaitu 31,53 °C dan 0,92
bertambah, ∆Tc berkurang dan efektifitas pada laju aliran sekunder sebesar 850 gpm.
bertambah. Pada saat laju aliran primer sebesar Dari keseluruhan perhitungan diperoleh
950 gpm dan sekunder sebesar 1200 maka Gambar 3.8 yang menunjukkan nilai ∆Th dan
didapatkan ∆Th = 9,8013°C (41,48°C - efektifitas mengalami kenaikkan sedangkan
31,6737°C). Saat laju aliran primer 1150 gpm nilai ∆Tc menurun.
dan laju aliran sekunder 1600 didapatkan Susunan pelat yang diberi penambahan
∆Th = 9,8216°C (41,48°C -31,6534°C). laju aliran primer (Mh) dari 475 gpm menjadi
575 gpm, secara bertahap disetiap cabang
memberikan hasil perhitungan yang
berlawanan dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan penambahan laju aliran
sekunder. Hal ini ditunjukkan oleh Tabel 4.13
dan Gambar 4.22, dimana terlihat nilai ∆Th
dan efektifitas mengalami penurunan
sedangkan nilai ∆Tc naik. Dari Tabel 4.13
tersebut menunjukkan bahwa penambahan
(Mh) menyebabkan kenaikkan temperatur
primer keluarannya (Th,out). Pada Mh = 475
gpm menghasilkan Th = 32,11 °C sedangkan
pada Mh = 575 gpm menghasilkan Th =
32,78°C.
Karena penambahan laju aliran primer,
disamping menyebabkan kenaikan Th,out, juga
menyebabkan air di dalam teras reaktor yang
mengandung radiasi cepat mencapai
permukaan tangki. Maka penambahan laju
aliran primer yang tinggi tidak diperkenankan
dalam teras reaktor.
Penambahan laju aliran primer (Mh) dan
laju aliran sekunder (Mc) pada susunan paralel
menyebabkan kenaikan pada ∆Th dan
penurunan pada ∆Tc sedangkan nilai
efektifitasnya tetap. Dari hasil perhitungan
pada Tabel 4.14 diketahui bahwa pada Mh =
550 gpm, Mc = 750 gpm memberikan hasil
yang paling baik jika dibandingkan dengan
yang lain, karena memiliki nilai ∆Tc lebih
besar.