PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berjalan adalah salah satu moda yang menjadi pilihan seseorang untuk mencapai
suatu tempat. Moda ini dapat menjadi salah satu pilhan utamadengan alasan karena
tidak diperlukan biaya lagi dalam memanfaatkannya. Tingkat sosialisasi dan kesehatan
cenderung mengalami peningkatan dengan berjalan. Selain keuntungan tersebut,
berjalan juga memiliki batasan batasan tertentu, yakni mengenai jarak tempuh pejalan
kaki serta kecepatan dan daya tahan. Fasilitas bagi pejalan kaki ini tentunya diperlukan
terutama dengan adanya keterbatasan tersebut.
Kota Malang merupakan salah satu kota yang berkembang pesat, baik secara
ekonomi maupun hal lainnya. Pertumbuhan ekonomi penduduk kota malang yang
berjumlah 857.891 jiwa (Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil Kota Malang)
menimbulkan
beragam
kebutuhan
dan
pergerakan.
Beragamnya
kebutuhan
2
lebih baik. Peningkatan desain tersebut akan memberikan peningkatan kenyamanan
serta keamanan bagi pejalan kaki dan akses kendaraan lain.
Kondisi fasilitas pejalan kaki yang belum maksimal, serta tingginya aktivitas di
sepanjang koridor Jalan MT. Haryono menyebabkan tidak maksimalnya pelayanan
fasilitas pejalan kaki yang ada. Oleh karena itu, studi mengenai walkability street
corridor Jalan MT. Haryono penting untuk dilakukan. Berdasarkan kondisi system
kegiatan, aspek lalu lintas, kondisi fasilitas pejalan kaki dan pola pergerakan akan
mempengaruhi tingkat walkability koridor Jalan MT. Haryono.
1.2
Identifikasi Masalah
Tingginya aktivitas kegiatan di koridor menyebabkan munculnya beberapa
permasalahan yang terkait. Adapun beberapa isu masalah yang terkait dengan
pergerakan pejalan kaki adalah:
1. Kondisi jalur pejalan kaki yang ditempati oleh pedagang kaki lima (PKL) dan
parkir sepeda motor sehingga pejalan kaki berjalan di bahu jalan kendaraan
bermotor.
2. Fasilitas penyebrangan jalan yang kurang memadai sehingga pejalan kaki sering
menyebrang tidak pada tempatnya.
3. Belum tersedianya fasilitas pelengkap seperti bangku, lampu jalan dan lainnya.
4. Tidak tersedia fasilitas penunjang bagi penyandang cacat pada jalur pejalan kaki.
5. Terdapat hambatan seperti tumpukan material bangunan, PKL serta parkir
kendaraan bermotor.
6. Jalur pejalan kaki yang belum menyeluruh sehingga pejalan kaki harus masuk ke
bahu jalan kendaraan bermotor.
Dari beberapa permasalahan yang ada tersebt masalah yang menjadi pokok
permasalahan adalah mengenai minimnya jalur pejalan kaki yang ada disekitar Koridor
Jalan MT Haryono sehingga sebagian besar pejalan kaki masuk ke bahu jalan untuk
berjalan sehingga kondisi tersebut mengangu arus lalu lintas serta membahayakan
keselamatan dari pejalan kaki yang ada di Koridor Jalan MT Haryono.
1.3
Rumusan Masalah
3
1.4
1.4.1 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat walkability di koridor jalan MT. Haryono Kota Malang
2. Mengembangkan jalur pejalan kaki berdasarkan konsep walkability di koridor
jalan MT. Haryono Kota Malang
1.4.2 Manfaat
Hasil studi ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi kalangan akademisi,
Pemerintah Kota Malang dan masyarakat, yaitu:
a. Manfaat Bagi Akademisi
Mampu menggunakan bahan penelitian ini sebagai wawasan, bahan masukan
khususnya mengenai penerapan konsep walkability. Penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam mengukur tingkat walkability menggunakan
variabel Global Walkabiity Index. Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan
mahasiswa untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ada.
b. Manfaat Bagi Pemerintah Kota Malang
Mampu memberikan bahan masukan bagi Pemerintah Kota Malang untuk
menjadikan koridor jalan MT. Haryono menjadi kawasan yang memiliki konsep
walkability atau ramah terhadp pejalan kaki.
c. Manfaat Bagi Masyarakat
Mampu
memberikan
informasi
seputar
pentingnya
penerapan
konsep
Ruang Lingkup
4
Sebelah Barat
: Jalan Gajayana
5
c. Kepadatan pejalan kaki
d. Arus pejalan kaki
e. Tujuan Pergerakan pejalan kaki
3. Karakteristik jalur pedestrian
a. Analsis kapasitas jalur pedestrian
b. Analisis fasilitas penunjang jalur pedestrian
c. Geometri Jalur Pejalan Kaki
4. Tingkat walkability
a. Konflik jalur pejalan kaki dengan moda transportasi lain (walking path modal
conflict)
b. Ketersediaan jalur pejalan kaki
c. Ketersediaan penyeberangan
d. Keamanan penyeberangan
e. Sikap pengendara motor
f. Amenities (kelengkapan pendukung)
g. Infrastruktur penunjang kelompok penyandang cacat ( disabled )
h. Kendala / hambatan
i. Keamanan terhadap kejahatan (safety from crime)
5. Tingkat pelayanan jalur pejalan kaki
Pembahasan mengenai tingkat pelayanan jalur pedestrian dimaksudkan untuk
mengetahui kualitas pelayanan jalur pedestrian dalam memfasilitasi kegiatan
berjalan kaki di ruas Universitas Brawijaya sampai pertigaan Jalan Gajayana pada
kondisi eksisting. Berdasarkan analisis tersebut akan diberikan rekomendasi untuk
peningkatan pelayanan jalur pedestrian.
6. Peningkatan pelayanan jalur pedestrian
Pembahasan mengenai Peningkatan pelayanan jalur pedestrian dimaksudkan
untuk memberikan rekomendasi penataan jalur pedestrian yang mampu
memberikan keamanan, kenyamanan, keselamatan serta kesenangan bagi pejalan
kaki.
6
1.6 Kerangka Pemikiran
7
1.7
Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan proposal ini terdiri dari tiga bab yakni bab pendahuluan,