4.1 DesainPenelitian
Jenis penelitian adalah experimental. akar mambung diperoleh dari Kabupaten
Murung Raya. Akar mambung dibuat menjadi ekstrak dengan pelarut etanol
dengan cara maserasi. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur kamar. Maserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut
setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya. Lalu dilakukan uji
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.
26
Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Federer:
( n1 )( t1 ) 15
dengan n
dalam penelitian ini akan dilakukan tujuh perlakuan dengan dua perlakuan
merupakan kontrol positif dan negatif sehingga estimasi besar sampel dihitung sebagai
berikut :
Diketahui t adalah 7, maka
( n1 )( t1 ) 15
( n1 )( 71 ) 15
6 ( n1 ) 15
6n-615
6n=15+6
Jadi n = 21/6=3,5 4
sehingga masing-masing perlakuan dilakukan empat kali pengulangan.22
Variabel
Ekstrak
Definisi Operasional
Akar mambung yang
Hasil Ukur
Konsentrasi
Alat Ukur
Tabung
etanol
(ppm)
Reaksi
Skala
Numerik
akar
kemudian
dimaserasi
tumbuha
dengan
erlenmeyer selama 24
mambun
jam
perbandingan 50 gram
etanol
dalam
dengan
kemudian
dimaserasi
jam
selama
dengan
24
kali
pengulangan kemudian
disaring dengan kertas
saring
untuk
filtratnya
kemudian
dievaporasi
untuk
menguapkan
pelarutnya.
Sehingga
diperoleh
kental
Aktivitas
Antioksida
n
ekstrak
dari
filtrat
rendaman
daun
mambung.
Antioksidan
merupakan
Persen
Spektofot
elektron
Inhibisi
ometer
(%)
UV vis
senyawa
pemberi
merupakan
Numerik
senyawa
c.Determinasi
penamaan
dan
klasifikasi
tumbuhan
ini
dilakukan
di
laboratorium LIPI.
d. Tumbuhan ini bukan merupakan tumbuhan yang berbahaya seperti halnya
beracun.
e.Metode, alat dan bahan dalam penelitian ini bukan merupakan zat yang
bersifat toxic.
f. Limbah sisa penelitian akan didekontaminasi dengan pembagian antara
bahan yang dapat dibakar dan tidak dapat dibakar, untuk bahan yang tidak
dapat dan atau berbahaya untuk dibakar maka akan dilakukan penguburan.
4.8 Alat dan Bahan
a. Pembuatan ekstrak Etanol
Pada tahan ini diperlukan alat dan bahan berupa :
1. Tabung reaksi
2. Mortir
3. Stamper
4. Timbangan
5. Laruta Etanol
6. Larutan Metanol analisis
7. Alumunium Foil
8. Erlenmeyer
9. Vakum
10. Kertas saring
11. Evaporator
12. Timbangan
13. Termometer ruangan
Tabung reaksi
Vortex
Stopwatch
Spektrofotometer
Ektrak Etanol
Larutan DPPH
Dari harga persen penangkal radikal bebas yang diperoleh, kemudian dibuat
kurva antara persen penangkal radikal bebas terhadap konsentrasi larutan
uji. Dari persamaan regresi linear tersebut dapat ditentukan nilai IC 50, yaitu
Pengambilan sampel
Identifikasi sampel
Pembuatan ekstraksi
Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak
DPPH
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. PROSES EKSTRAKSI
Cara kerja :
Ditimbang masing-masing +/- 300 gram contoh kemudian di ekstraksi dengan cara
maserasi (tanpa panas) dengan menggunakan pelarut etanol 96% selama 24 jam dengan 3
kali ulangan (3 x 24 jam). Setiap 24 jam filtrat etanol dipisahkan kemudian dipekatkan
dengan vakum evaporator. Ekstrak pekat etanol kemudian di timbang bobotnya.
Hasil :
Jenis contoh Bobot
Akar
Ekstrak (gram)
9,06
Rendemen (%)
3,02
Hasil :
Nama
Sampel
Akar
(ppm)
5
10
25
50
100
3
0.775
0.687
0.493
0.267
0.060
0.487
6
9
14
15
0.285
0.040
0.030
0.027
Vitamin
A1
A2
Inhibisi
IC50
0.735
0.685
0.495
0.267
0.064
0.487
0.755
0.686
0.494
0.267
0.062
0.487
Blanko
0.819
0.819
0.819
0.819
0.819
0.819
(%)
7.814
16.239
39.683
67.399
92.430
40.537
(ppm)
44.001
0.295
0.050
0.030
0.029
0.290
0.045
0.030
0.028
0.819
0.819
0.819
0.819
64.591
94.505
96.337
96.581
Keterangan :
K (ppm) : konsentrasi (ppm)
A1 : absorbansi simplo
A2 : absorbansi duplo
: absorbansi rata-rata
IC50 : Inhibition concentration 50
3.053
Grafik 5.1 Garis Linear Ekstrak Akar Mambung terhadap Persen Inhibisi
5.2 Pembahasan
Penangkapan radikal bebas merupakan salah satu metode uji untuk menentukan
aktivitas antioksidan 28. Kemampuan suatu senyawa atau sampel uji untuk menangkap radikal
DPPH merupakan suatu indikasi bahwa senyawa/sampel uji tersebut memiliki beraktivitas
antioksidan. Penggunaan DPPH untuk metode penangkapan radikal mempunyai keuntungan,
yaitu mudah digunakan, mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi dan dapat menganalisis
sejumlah besar sampel dalam jangka waktu singkat.29
Parameter yang digunakan untuk uji penangkapan radikal DPPH ini adalah nilai IC 50,
yaitu konsentrasi ekstrak/ fraksi uji yang dibutuhkan untuk menangkap radikal DPPH sebesar
50%. Nilai ini diperoleh dari suatu persamaan regresi linear yang menyatakan hubungan
antara konsentrasi ekstrak/ fraksi uji dan persen penangkapan radikal bebas. Semakin kecil
nilai IC50maka semakin efektif ektrak/fraksi tersebut sebagai penangkap radikal bebas.
DPPH (1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil)merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu
kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau
ekstrak bahan alam. DPPH (1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil)menerima elektron atau radikal
hidrogen akan membentuk molekul diamagnetik yang stabil. Interaksi antioksidan dengan
DPPH (1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil) baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada
DPPH (1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil)akan menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH
(1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil)dan
membentuk
DPPH
(1,1-diphenil-2-
pikrylhydrazil)tereduksi. Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH (1,1-diphenil-2pikrylhydrazil) menjadi berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu tua menjadi
kuning terang dan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm akan hilang. Perubahan ini
dapat diukur secara stoikiometri sesuai dengan jumlah elektron atau atom hidrogen yang
ditangkap oleh molekul DPPH (1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil)akibat adanya zat antioksidan.
Pada penelitian ini digunakan methanol sebagai pelarut DPPH. Hal ini dikarenakan
methanol dapat melarutkan Kristal DPPH dan memiliki sifat yang dapat melarutkan senyawa
yang non polar, mengingat DPPH sendiri merupakan senyawa yang non polar.
Aktivitas penangkal radikal bebas dihitung sebagai presentase berkurangnya warna
DPPH dengan menggunakan persamaan Aktivitas antioksidan=
absorbansi sampel +absorbansi kontrol
1
100
absorbansi kontrol
Dari harga persen penangkal radikal bebas yang diperoleh, kemudian dibuat kurva
antara persen penangkal radikal bebas terhadap konsentrasi larutan uji. Dari persamaan
regresi linear tersebut dapat ditentukan nilai IC50
Dari grafik 5.1 dan grafik 5.2 dapat dilihat perbedaan nilai konsentrasi minimal antara
ekstrak daun mambung (Blumea balsamifera [L.] DC) dan Vitamin C dalam menghambat
50% radikal bebas. Suatu ekstrak/fraksi dinyatakan aktiv untuk menyerap radikal bebas
apabila memiliki nilai IC50kurang dari 100 ppm. Sangat jelas terlihat bahwa daun tanaman
mambung (Blumea balsamifera [L.] DC) memiliki aktivitas yang aktiv terhadap penyerapan
radikal bebas.
Apabila dilihat dari Grafik 5.2, dimana vitamin C memiliki konsentrasi yang lebih
rendah untuk mencapai IC50, ada pertimbangan lain, dimana ekstrak etanol tumbuhan
mambung (Blumea balsamifera [L.] DC) merupakan ektrak kotor yang mana senyawa
fitokimi murni belum dipisahkan. Hal ini dapat menjadi pertimbangan terhadap hasil
penelitian ini.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Berbagai keterbatasan selama penelitian ini diataranya adalah keterbatasan dalam
pengumpulan sampel dikarenakan akses yang sangat jauh untuk mengumpulkan sampel,
selain itu keterbatasan penyediaan peralatan dan bahan reagen penelitian juga dirasakan
peneliti sangat mempengaruhi penyusunan penelitian ini.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Akar tumbuhan mambung (Blumea balsamifera) terbukti memiliki aktivitas
antioksidan .
2. Kemampuan penangkapan terhadap radikal bebas oleh akar Mambung (Blumea
balsamifera) masih lebih lemah dibandingkan vitamin C.
6.2 Saran
1. Setelah dilakukannya penelitian Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Akar
Mambung (Blumea Balsamifera) Dengan Metode DPPH ( 1,1 Diphenil-2Pikrylhydrazin) peneliti menyarankan adanya penelitian yang lebih lanjut untuk
mengetahui apakah tumbuhan ini memiliki manfaat sebagai anti malaria.
2. Perlunya sosialisasi lebih terbuka kepada masyarakat tentang manfaat tumbuhan ini.
3. Perlunya budidaya tumbuhan ini agar dapat menjadi sumber tanaman obat herbal.
BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
3.1 LandasanTeori
Pada kondisi terstetu seperti stress, hiperkolesterolemia peningkatan exercise dan
infeksi malaria, memberikan respon, dimana terjadi peningkatan radikal bebas endogen
akibat proses autooksidasi, reaksi enzimatik, fagositosis, transport electron dan oksidasi ionion logam transisi, kodisi ini akan mengakibatkan reaksi berantai. Radikal bebas yang
kekurangan electron akan mengambil pasangan electron disekitarnya sehingga proses ini
mengakibatkan injuri yang terus-menerus. Dalam kondisi ini diperlukan donor electron baik
dari endogen maupun eksogen yang disebut dengan antioksidan, pada kondisi normal tubuh
akan memproduksi antioksidan endogen seperti bilirubin,melatonin, glutation dan koenzim
Q, namun apabila terjadi peningkatan yang massive, antioksidan tubuh tidak lagi dapat
mengimbangi peningkatan radikal bebas ini sehingga dibutuhkanlah antioksidan eksogen
yang dapat berasal dari Vitamin C, Vitamin E dan flavonoid yang berasal dari tumbuhan.
Stress
Malaria
Hiperkolesterolemia
exercise
Endogen
-
Autoksidasi
Oksidasi
Enzimatik
Fagositosis
Transport elektron
dimitokondria dan
Oksidasiion-ion
logam transisi
Akar Tumbuhan
Mambung
Memil
iki
Mengakiba
tkan
terbentukn
Senyawa fenol
Radikal Bebas
Eksogen
Mencari
kekuran
gan
elektron
Sinar UV
Radiasi
Rokok
Pestisida
Memberikan donor
elektron
Antioksidan
Endogen
Peningkatan
metabolisme
Berefek
pada
Peningkatan Suhu
tubuh dan
pengeluaran H2O
Meningkatk
an
terbentukya
Kerusakan Sel
Eksogen
- Bilirubin
Vitamin C
- Melatonin
Vitamin E
- Glutathion
Flavonoid
3.2 KerangkaKonsep
Efek dari fagositosis parasite malaria dalah peningkatan radikal bebas yang dapat
mengakibatkan kerusakan sel, keberadaan radikal bebas ini akan dihambat oleh hadirnya
antioksidan eksogen seperti halnya flavonoid, dalam penelitian ini ekstrak etanol dari daun
mambung akan memberikan donor electron atau bersifat antioksidan sehingga dapat
menghambat kerusakan sel akibat reaksi berantai oleh radikal bebas.
Tumbuhan
Mambung (Blumea
balsamifera [L.] DC)
Batang
Malaria
Fagositosis
Radikal bebas
Daun
Akar
Ekstrak Etanol
Senyawa fenol
Antioksidan
Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
3.3 Hipotesis
Akar tumbuhan mambung (Blumea balsamifera [L.] DC) memiliki aktivitas
antioksidan .