Anda di halaman 1dari 2

Akhir-akhir ini, persoalan karakter kembali menyeruak, mengakibatkan banyaknya

lembaga pendidikan dan program-program pendidikan yang memberi perhatian khusus


kepada pendidikan karakter. Pembentukan karakter memang merupakan salah satu
kunci kemajuan dan pembangunan bangsa.
Kepribadian dan karakter memang tak jarang disamakan oleh orang-orang,
padahal karakter bukan kepribadian walaupun keduanya memang sangat berkaitan.
Kepribadian adalah suatu kesatuan yang teratur antar satu dengan lainnya. Kepribadian
juga merupakan hal yang dinamis. Sementara, karakter adalah segi-segi kepribadian
yang ditampilkan untuk menandai seseorang.
Untuk mengklasifikasi keutamaan beserta pendekatan metodik untuk
mengidentifikasi karakter, Peterson dan Seligman (2004) mengatakan bahwa karakter
yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan-keutamaan yang merupakan
keunggulan manusia, dimana keutamaan adalah bakat dan kemampuan.
Apa yang menjadi kualitas kekuatan karakter pada setiap individu dan
bagaimana cara mengidentifikasinya? Berdasarkan Peterson dan Seligman (2004),
mereka membuat daftar kriteria untuk menentukan kuat tidaknya sebuah karakter. Yang
pertama adalah karakter yang memberikan sumbangan pada hal yang dilakuinya paling
baik terhadap pembentukan kehidupan yang baik pula untuk diri sendiri, juga untuk
orang lain termasuk orang tua. Yang kedua adalah ciri-ciri yang dimilikanya tersebut
secara moral memiliki nilai sebagai sesuatu yang baik bagi diri sendiri dan orang lain,
bahkan walaupun ketika tidak ada keuntungan langsung yang dihasilkannya. Poin ketiga
adalah penampilan ciri-ciri tersebut tidak mengganggu, membatasi, atau menghambat
orang-orang di sekitarnya. Lalu, yang keempat adalah kekuatan karakter tampil dalam
rentang tingkah laku individu yang mencakup pikiran, perasaan, dan tindakan, serta
dapat dikenali, dievaluasi dan diperbandingkan derajat kuat-lemahnya. Yang kelima
adalah karakter yang kuat dapat dibedakan dari ciri-ciri yang berlawanan dengannya.
Kemudian, yang keenam adalah kekuatan karakter diwadahi oleh model atau kerangka
pikir ideal. Poin ketujuh adalah kekuatan karakter diwadahi oleh model atau kerangka
pikir ideal. Lalu, yang kedelapan adalah dalam konteks dan ruang lingkup tertentu,
kekuatan karakter tertentu menjadi ciri yang mengagumkan bagi orang-orang yang
mempersepsinya. Yang kesembilan adalah boleh jadi tidak semua ciri karakter yang
kuat muncul pada seseorang, tetapi kebanyakan dari ciri-ciri karakter yang kuat tampil

pada orang itu. Terakhir, poin kesepuluh adalah kekuatan karakter memiliki akar psikososial; potensinya ada dalam diri sendiri, dan aktualitanya dipengaruhi oleh lingkungan
sosial.
Dalam effort pembentukan karakter, pemahaman terhadap apa saja keutamaan
dan kekuatan karakter yang sejauh ini telah dikembangkan oleh manusia sangat
dibutuhkan. Peterson dan Seligman (2004) terus mencoba untuk mendaftar kekuatankekuatan karakter pribadi, dimana daftar ini masih terus menerus dilengkapi. Terdapat
24 kekuatan karakter yang terdapat tercakup dalam 6 kategori keutamaan. Kategori
pertama adalah Kebijaksanaan dan Pengetahuan, kategori kedua adalah Kemanusiaan
dan Cinta, kategori ketiga adalah Kesatriaan (Courage), kategori keempat adalah
Keadilan (Justice), kategori kelima adalah pengelolaan diri, dan kategori keenam adalah
Transendensi.
Manusia juga memiliki kemampuan untuk membayangkan apa yang mungkin
ada di luar situasi yang sedang dialami. Bayangan tersebut dapat memacu manusia
untuk melebihi situasi ini dan di sini, memberikan semangat bagi manusia untuk
mewujudkan apa yang dibayangkannya menjadi sesuatu yang nyata. Hal tersebut
dinamakan spiritualitas. Spiritualitas memang tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari
kita. We acknowledge something even greater than all of us, that all these wouldnt have
happened without a mastermind. Hal tersebut memicu tumbuhnya rasa bersyukur
karena Yang Di Atas masih mengizinkan kita untuk menjalani hidup, dan hal ini pula
menjadi dasar dari sebuah karakter yang baik.
Pembentukan karakter ini juga sangat berkaitan erat dengan menjadi bahagia.
Biasanya memang orang dengan karakter yang cenderung kuat, adalah orang-orang
yang bahagia, positif, serta mandiri. Memang tidak ada jalan pintas menuju kebahagiaan
tersebut, dan pendidikan harus pula diarahkan kepada objektif itu. Dengan ini,
pendidikan diharapkan dapat selalu menjadi sarana pembentukan karakter dan tidak
perlu lagi adanya pendidikan karakter khusus di luar institusi-institusi pendidikan.

Nama

: Rahmatania Ekoputri Apriliana

NPM

: 1506679281

Jurusan Program

: Manajemen S1 Reguler

Anda mungkin juga menyukai