Anda di halaman 1dari 38

D4 jiwa magelang

08122770017

Pendahuluan

Skizofrenia lebih sering pada laki laki


dibanding wanita.
Terjadi dua kali lipat pada individu yang
tidak menikah .
Lebih sering pada individu yang sosek
rendah
Onset skizofrenia pada akhir remaja
dan awal dewasa sebelum usia 30
tahun

Pengertian skizofrenia

Schizen: Split , retak, belah


Phren : Mind, pikiran, ingatan
Disebabkan oleh berbagai faktor :
genetik, disfungsi biokimia, faktor
fisiologis, stress psikososial.
Pengobatan perlu komprehensif dan
usaha multidisiplin.

SKIZOFRENIA adalah penyakit fungsi


luhur otak persisten dan serius
Mengakibatkan gangguan perilaku
Psikotik(Masalah Gg kognisi,gg afeksi
gg psikomotor,gg persepsi.gg emosi gg
bersosialisasi)
Dari perilaku diatas saling
berpengaruh antara komponen satu
dengan yang lain

Pola perkembangan skizofrenia


Fase 1 : Kepribadian skizoid
Hubungan sosial yang berbeda, ekspresi dan
pengalaman emosi yang sangat dibatasi.
Tidak dapat menikmati hubungan akrab dan
lebih suka menyendiri
Tidak semua gangguan kepribadian skizoid
menjadi skizofrenia tetapi pasien dengan
skizofrenia premorbid gangguan kepribadian
skizoid

Cont
Fase II : Fase prodormal
Menarik diri
Kerusakan fungsi peran
Perilaku aneh, melalaikan kebersihan diri dan
berpakaian
Afek tumpul, tidak sesuai dan kerusakan
komunikasi
Pengalaman persepsi yang tidak normal
Kurang inisiatif, gairah dan energi

Cont
Fase III : Skizofrenia
Symptom karakteristik sesuai dengan
symptom negatif dan positip serta symptom
yang tidak terorganisasi
Fase IV : Fase residual
Setelah fase aktif dan gejala sama dengan
prodormal
Afek datar dan kerusakan fungsi peran
sangat menonjol
Meningkat setelah episode psikotik aktif

Teori-teori penyebab skizofrenia


1. Teori predisposisi genetik
10% resiko bila dalam anggota keluarga
terdekat mengalami skizofrenia.
40% jika penyakit mempengaruhi kedua
orangtua atau bayi kembar identik.
60% pasien dengan skizofrenia mempunyai
anggota keluarga yang tidak mengalami
skizofenia

Cont
2. Teori Neurostructural dan
biochemical
Meningkatnya dopamin yang bisa
menyebabkan halusinasi dan delusi
Perubahan acids glycine dan glutamate
Bentuk otak yang abnormal

Cont
3. Organic or psychophysiologic
theory
Adanya deficit fungsi yang terjadi
akibat stresor misal infeksi virus, racun,
trauma, dan gangguan metabolik.
4. Teori lingkungan dan budaya
Adanya reaksi yang salah terhadap
lingkungan atau tidak mampu
merespon secara selektif sejumlah
rangsangan sosial.

Cont
5. Teori perinatal
Adanya kekurangan oksigen pada
perkembangan fetus, bayi baru lahir atau ibu
hamil yang malnutrisi dan kelaparan selama
trimester 1.
Adanya gangguan saat perkembangan otak
janin pada minggu ke 34 35 kehamilan
Adanya trauma dan kecelakaan selama
trimester 2 an kelahiran.

Cont
6. Teori pychologis dan pengalaman
Adanya pengaruh stress lingkungan yang
direspon oleh lobus prefrontal
Adanya hubungan anak dan orang tua yang
tidak harmonis, hubungan interpersonal
dalam keluarga yang terganggu, ganguan
bodi image dan identitas sexual, adanya
situasi double bind7. Deficiency vitamin
7. Deficiensi yang serius dari vitamin B1,
B6, B12 dan Vitamin C.

GEJALA POSITIF
Waham
Halusunasi
Gangguan pikiran
bicara kacau
Perilaku aneh

GEJALA NEGATIF
Afek datar
Avolisi
Apati
Anhedonia
Asosial
Defisit perhatian

Sub Type
Type skizofrenia
skizofrenia
Sub
Skizopfrenia Paranoid
Paranoid
Skizopfrenia
Skizopfrenia Katatonik
Katatonik
Skizopfrenia
Skizopfrenia Hebefrenik
Hebefrenik
Skizopfrenia
Skizopfrenia Residual
Residual
Skizopfrenia
Skizopfrenia Tak
Tak terinci
terinci
Skizopfrenia

Sub Type
Type lain
lain skizofrenia
skizofrenia
Sub

Delusional disorder
disorder
Delusional

Share psychotic
psychotic disorder
disorder
Share

Brief psychotic
psychotic disorder
disorder
Brief
Skizopfreniform disorder
disorder
Skizopfreniform

Skizoafektive disorder
disorder
Skizoafektive

Respon Adaptif
Maladaptif

Pikiran kadang menyimpang


Pikiran Logis
Ilusi
Persepsi akurat
Reaksi emosional berlebihan
Emosi konsisten
atau kurang
dg pengalaman
Perilaku anek atau tak lazim
Perilaku sesuai
Menarik diri
Hubungan sosial

Respon

Gangguan pikiran/
waham
Halusinasi
Kesulitan untuk
memproses emosi
Ketidakteraturan perilaku
Isolasi sosial

Memori
Kesulitan untuk mengingat dan
menyimpan memori.
Kerusakan memori jangka panjang/
pendek
2. Perhatian
Sulit mempertahankan perhatian
Konsentrasi yang rendah
Mudah terganggu
Ketidakmampuan menggunakan
perhatian yang selektif
1.

3. Bentuk dan isi bicara ( gangguan pola


pikir yang formal)
Kehilangan asosiasi
Tangentiality
Inkoheren, word salad, neologisme
Tidak logis
Circumstantiality
Miskin bicara

Cont

4. Pengambilan keputusan
Kegagalan untuk berpikir yang abstrak
Tidak mampu membuat keputusan
Insight yang kurang ( anosognosia)
Pembentukan konsep yang rusak
Penilaian yang terganggu
Berpikir yang tidak logis
Ketrampilan untuk perencanaan dan
penyelesaian masalah yang kurang
Kesulitan untuk memulai tugas

Cont

5. Isi pikir
Waham :

Paranoid, kebesaran, agama,

somatik, nihilistik, siar pikir sisip


pikir , kontrol pikir.

Halusinasi :
Auditory, Visual, Olfactory, Gustatory,
Cenesthetic, Kinesthetic.

Jenis halusinasi

Data Obyektif

Data Subyektif

Halusinasi Dengar

Bicara atau tertawa sendiri


Marah-marah tanpa sebab
Menyedengkan telinga ke arah
tertentu
Menutup telinga

Mendengar suara-suara atau


kegaduhan.
Mendengar suara yang
mengajak bercakap-cakap.
Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya.

Halusinasi Penglihatan

Menunjuk-nunjuk ke arah
Melihat bayangan, sinar, bentuk
tertentu
geometris, bentuk kartoon,
Ketakutan dengan pada sesuatu melihat hantu atau monster
yang tidak jelas.

Halusinasi Penghidu

Mengisap-isap seperti sedang


membaui bau-bauan tertentu.
Menutup hidung.

Membaui bau-bauan seperti bau


darah, urin, feses, kadangkadang bau itu menyenangkan.

Halusinasi Pengecapan

Sering meludah
Muntah

Merasakan rasa seperti darah,


urin atau feses

Halusinasi Perabaan

Menggaruk-garuk permukaan
kulit

Mengatakan ada serangga di


permukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik

Afek
Afek
Afek
Afek

yang
yang
yang
yang

datar
tumpul
labil
tidak sesuai

Gerakan tubuh dan tangan, ekspresi muka,


pola bicara

Fokus emosi
Emosi dapat diekspresikan secara berlebihan
atau kurang dengan sikap yg tidak sesuai
Respons emosional dapat berupa :
Alekstimia : kesulitan dalam pemberian
nama dan pengungkapan emosi
Apati : kurang memiliki perasaan emosi,
minat atau kepedulian
Anhedonia : hilangnya atau menurunnya
kemampuan untuk mengalami kesenangan ,
kebahagiaan, keakraban dan kedekatan

Bentuk
Gerakan

Contoh
Kataton, waxy flexibility, sikap tubuh,
EPS, gerak mata abnormal, meringis,
apraxia, ekopraksia, langkah tdk
normal, manerisme

Perilaku

Deteriorasi penampilan,
agresi/agitasi, perilaku stereotipe,
avolisi, kurang tekun dlm sekolah/
pekerjaan

Ketidak sesuaian dalam berhbungan


sosial
Tidak tertarik dalam aktivitas yang
menyenangkan
Perilaku sexual yang tidak sesuai
Menarik diri yang diakibatkan adanya
stigma dari teman, keluarga dan
saudara dekat.

Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensorik


Gangguan proses pikir
Isolasi sosial
Kerusakan interaksi sosial
Kerusakan komunikasi verbal
Koping defensif
Koping keluarga yang tidak
efektif
Perawatan diri yang kurang

Prinsip secara umum penanganan


skizofrenia

Mempertahankan kesehatan dan keamanan


klien
Menciptakan hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien
Mengkonfirmasi identitas yang dimiliki klien
Mengorientasikan klien terhadap realita
Membantu klien untuk berkomunikasi dalam
rangka membantu memahami diri sendiri
dan orang lain

Cont..

Menurunkan situasi yang menantang dan


stressor psikologis
Membantu klien untuk mengontrol
kecemasan
Meningkatkan kepatuhan klien dalam
penagaturan regimen yang terapeutik
termasuk program pengobatan
Membantu klien dalam melakukan
aktivitas sehari- hari
Meningkatkan interaksi sosial klien

Cont.

Mengatur tingkat aktivitas klien


Mendorong dan menghargai perilaku yang
diterima secara sosial
Meningkatkan keterlibatan dan
pemahaman keluarga terhadap klien
Mendorong pertanggungjawaban pada diri
klien
Mengajarkan klieb bagaimana
mengidentifikasi stresor da bagaimana
memahami, mengontrol serta mencegah
gejala yang muncul.
Mendidik klien dan keluarga tentang
kemungkinan efek samping dan efek
toksik terhadap obat antipsikotik.

GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI
GANGGUAN PROSES
PIKIR
DEFISIT perawatan
diri
HDR
ISOLASI SOSIAL
RISIKO BUNUH DIRI

Interventionsi Agitasi

Hindarkan klien dari situasi yang


menyebabkan agitasi.
Menurunkan stimulus misal kafein, lampu
yang terang sekali, musik yang keras
Menghindari tindakan marah, frustasi ketika
berinteraksi dengan klien.
Menghindari mengkritik dan tidak
beragumentasi dengan klien .
Mengatur lingkunagn yang terapeutik
Memonitor ketidaknyamanan misal nyeri dan
penyakit fisik .
Memberikan obat yang diorder dan monitor
efek samping yang mungkin ada .

Tindakan untuk pasien


halusinasi

Bina hubungan saling percaya


Bantu pasien mengidentifikasi dan
mengenali halusinasi
Latih klien mengontrol halusinasi.
Fasilitasi klien menggunakan obat
antipiskotik tipikal dan atau atipikal

Tindakan untuk klien dengan waham


1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

Membina hubungan saling percaya


Tidak mendukung dan membantah waham pasien
Yakinkan pasien dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas seharihari
Diskusikan kebutuhan psikologi/ emosional yg tdk
terpenuhi
Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya
dengarkan tanpa memberikan dukungan dan
menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien
sesuai dengan realitas

Cont
Diskusikan kemampuan realistis yang dimiliki
9.
Anjurkan melakukan aktivitas sesuai kemampuan
yang dimilikinya.
10. Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional
11. Berbicara dalam konteks realitas
12. Beri pujian bila mampu memperlihatkan kemampuan
positifnya
13. Jelaskan pada pasien tentang program
pengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek
samping obat yang diminum serta cara meminum
obat yang benar)
14. Diskusikan akibat bila berhenti minum obat
8.

Klien bila resistan terhadap managemen


pengobatan yang telah diberikan

Mengkaji kembali diagnosa dan tingkat kepatuhan .


Monitor level serum darah untuk mengoptimalkan dosis
neuroleptik atau antipsikotik.
Mengganti jenis antipsikotik , bila pilihan pertama tidak
efektif.
Menambah jenis benzodiazepine untuk menurunkan
agitasi yang disebabkan peningkatan tingkat
kecemasan. Atau antidepresant bila depresi bertambah
berat atau bila adanya ide bunuh diri.
Menambah anticonvulsant untuk mengurangi
ketegangan, mood, perilaku agitasi.
Menggunakan clozapin jika klien sudak tidak merespon
dengan baik terhadap dua neuroleptik yang berbeda

Diskusi

Silahkan aplikasikan dalam skenario


kasus yang dibuat.
Silahkan coba

Nuhun, Thank you, Arigato, Mauliate


NICE TO SEE YOU.JUMPA LAGI!!!!

Anda mungkin juga menyukai