Anda di halaman 1dari 13

Penanganan Masalah ASI: Puting Datar

dan Terbenam
17 September 2015 by klinikasi in Tak Berkategori.

Beberapa ibu yang merasa putingnya datar atau terlalu pendek menganggap bahwa ia
tidak akan berhasil menyusui. Perlu diketahui bahwa puting itu hanya merupakan
kumpulan muara saluran ASI dan tidak mengandung ASI. ASI disimpan di sinus

laktiferus yang letaknya di daerah areola mama. Jadi untuk mendapatkan ASI, areola
mama yang perlu dimasukkan ke dalam mulut bayi agar palatum dan gerakan lidah
dapat memerah ASI keluar.
Penanganan

Bila terdapat puting yang pendek atau terbenam pada saat lahir dapat diusahakan agar
puting lebih menonjol dengan menariknya menggunakan nipple puller atau
memakai spuit yang dipakai terbalik.

Namun bila cara ini kurang menolong ibu harus dibantu agar dapat memasukkan
areolanya sebanyak mungkin ke dalam mulut bayi dengan sedikit penekanan pada
areola mama dengan jari .

Tidak Perlu mencubit atau menarik saat kehamilan. Ketika ibu hamil menyadari,
bahwa hanya sebagian kecil dari putingnya yang keluar, tenaga kesehatan
menganjurkan untuk menarik-narik atau mencubit-cubit puting tersebut dengan
harapan pada saat kelahiran bayinya putingnya sudah mulai timbul dan bayi dapat
dengan mudah untuk menyusui. Dan biasanya pada saat trisemester akhir, ibu akan
makin sering atau makin giat untuk menarik puting karena banyak yang mulai panik
jika puting tidak keluar atau tidak timbul maka tidak akan dapat untuk menyusui
dengan benar. Menurut beberapa penelitian menarik-narik puting selama kehamilan
terutama pada semester akhir dapat memicu kontraksi yang bisa menyebabkan
kelahiran sebelum waktunya. Jadi tidaklah disarankan untuk menarik-narik puting
pada saat kehamilan karena cukup berisiko pada kehamilan itu sendiri. Selama hamil
tidak perlu menarik-narik puting, menggunakan tempurung puting (breast shells),
terutama pada trimester terakhir karena dapat memicu kontraksi dini (bayi dapat lahir
premature).

Pada awal menyusui bisa sulit, tetapi posisi dan pelekatan yang benar akan sangat
membantu. Untuk itu diperlukan bantuan dari konselor/konsultan laktasi untuk
membantu ibu dengan teknik posisi dan pelekatan pada saat bayi menyusu.

Perlu diingat, bahwa bayi menyusu dari payudara (areola/bagian lingkaran hitam pada
payudara) BUKAN dari puting.

Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan biarkan bayi melekat sendiri pada
payudara.

Hindari penggunaan penyambung puting (nipple shield) pada saat menyusui, karena
akan menyakiti puting ibu, serta membuat bayi tidak belajar untuk melekat (latch-on)
dengan benar pada payudara.

Coba beberapa posisi mendekap bayi. Contoh: cross-cradle dan football/clutch

Menegakkan puting sebelum menyusui / merangsang puting dengan menggunakan


pompa payudara tangan, tabung suntik, atau menarik puting keluar akan membantu
puting untuk keluar dengan maksimal.

Membentuk payudara, dengan menopang payudara dari bagian bawah dengan jarijari, dan menekan bagian atas payudara dengan ibu jari. Tidak memegang payudara
terlalu dekat ke putting (C hold, U hold)

Sebenarnya bentuk puting itu tidak menentukan apakah bisa atau tidak untuk
menyusui, karena pelekatan yang benar pada proses menyusui adalah bukan
menghisap puting tetapi memerah pabrik ASI yang terdapat disekitar areola. Yang
harus diingat pada posisi pelekatan yang benar saat menyusui adalah:
o CHIN: pastikan bahwa dagu bayi menempel pada payudara ibu
o AREOLA: pastikan bahwa yang masuk kedalam mulut bayi adalah puting dan
sebagian besar areola, bukan puting saja, dan areola yang berada di bagian
bawah mulut bayi lebih sedikit dibandingkan dengan areola yang berada diatas
mulut bayi
o LIPS: pastikan bahwa baik bibir atas maupun bibir bawah bayi terputar keluar
(memble) dan tidak terlipat kedalam ataupun berbentuk monyong
o MOUTH: pastikan bahwa mulut bayi terbuka lebar dan menempelkan pada
payudara ibu
Dengan teknik pelekatan mulut bayi yang benar pada payudara, serta kenyamanan
yang diperoleh pada saat menyusui, akan memperlancar proses menyusui itu sendiri.

Terkait

Penyebab dan Penanganan Peradangan Payudara Atau Mastitis


dalam "Permasalahan Ibu"

Sukses Meyusui dengan Puting Datar?


Kenapa Tidak?!

Banyak yang ketika hamil dan mempunyai


payudara dengan puting datar sudah membayangkan tidak akan bisa menyusui atau pasti bayi
akan susah menyusui ataupun berbagai alasan.
Puting Datar / Rata
Seringkali kita mendengar bahwa ibu A tidak sukses memberikan ASI eksklusif pada bayinya
karena putingnya rata/data, sehingga bayinya tidak dapat menghisap puting. Lalu ada lagi ibu
B yang terpaksa menggunakan penyambung puting supaya bisa menyusui bayinya. Tapi
alih-alih berhasil, ibu B malah tidak merasa nyaman pada payudara/putingnya.
Lalu, apa sih yang disebut dengan puting datar itu? Dan bagaimana solusi bagi para ibu yang
memiliki puting datar/rata/terbenam ini agar dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya?
Sebenarnya apapun bentuk puting yang ibu miliki, bukan menjadi kendala bahwa ibu tidak
bisa menyusui bayinya. payudara dengan bentuk puting apapun tetap bisa untuk menyusui
bayinya, asal ibu mengetahui dan mau mempelajari teknik-nya.
Menurut jurnal-jurnal kesehatan dan menyusui yang ada, bentuk-bentuk puting yang umum
dijumpai pada setiap ibu adalah sebagai berikut:

Lalu, puting disebut datar/rata/terbenam (flat/depressed/inverted nipple) adalah ketika


dijumpai putting tersebut tidak keluar seperti rata-rata puting yang dijumpai.
ini merupakan bentuk dari normal nipple atau puting normal
ini merupakan bentuk dari flat nipple atau puting datar
Jadi flat nipple/putting datar/putting rata adalah putting yang hanya keluar sedikit
dibandingkan rata-rata putting normal, dan sebenarnya bukan merupakan kendala yang
berarti untuk menyusui.
Teknik Menyusui dengan Puting Datar/Rata (Flat/Depressed/Inverted Nipple)
Ketika ibu hamil menyadari, bahwa hanya sebagian kecil dari putingnya yang keluar, tenaga
kesehatan menganjurkan untuk menarik-narik atau mencubit-cubit puting tersebut dengan
harapan pada saat kelahiran bayinya putingnya sudah mulai timbul dan bayi dapat dengan
mudah untuk menyusui. Dan biasanya pada saat trisemester akhir, ibu akan makin sering atau
makin giat untuk menarik puting karena banyak yang mulai panik jika puting tidak keluar
atau tidak timbul maka tidak akan dapat untuk menyusui dengan benar.
Menurut jurnal-jurnal menyusui yang ada, menarik-narik puting selama kehamilan terutama
pada semester akhir dapat memicu kontraksi yang bisa menyebabkan kelahiran sebelum
waktunya. Jadi tidaklah disarankan untuk menarik-narik puting pada saat kehamilan karena
cukup berisiko pada kehamilan itu sendiri.
Yang perlu di perhatikan untuk payudara dengan puting datar dan terbenam adalah:

Selama hamil tidak perlu menarik-narik puting, menggunakan tempurung puting


(breast shells), terutama pada trimester terakhir karena dapat memicu kontraksi dini
(bayi dapat lahir premature).

Pada awal menyusui bisa sulit, tetapi posisi dan pelekatan yang benar akan sangat
membantu. Untuk itu diperlukan bantuan dari konselor/konsultan laktasi untuk
membantu ibu dengan teknik posisi dan pelekatan pada saat bayi menyusu.

Perlu diingat, bahwa bayi menyusu dari payudara (areola/bagian lingkaran hitam pada
payudara) BUKAN dari puting.

Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan biarkan bayi melekat sendiri pada
payudara.

Hindari penggunaan penyambung puting (nipple shield) pada saat menyusui, karena
akan menyakiti puting ibu, serta membuat bayi tidak belajar untuk melekat (latch-on)
dengan benar pada payudara.

Coba beberapa posisi mendekap bayi. Contoh: cross-cradle dan football/clutch

Menegakkan puting sebelum menyusui / merangsang puting dengan menggunakan


pompa payudara tangan, tabung suntik, atau menarik puting keluar akan membantu
puting untuk keluar dengan maksimal.

Membentuk payudara, dengan menopang payudara dari bagian bawah dengan jarijari, dan menekan bagian atas payudara dengan ibu jari. Tidak memegang payudara
terlalu dekat ke putting (C hold, U hold)

Sebenarnya bentuk puting itu tidak menentukan apakah bisa atau tidak untuk menyusui,
karena pelekatan yang benar pada proses menyusui adalah bukan menghisap puting tetapi
memerah pabrik ASI yang terdapat disekitar areola. Yang harus diingat pada posisi pelekatan
yang benar saat menyusui adalah:

CHIN: pastikan bahwa dagu bayi menempel pada payudara ibu

AREOLA: pastikan bahwa yang masuk kedalam mulut bayi adalah puting dan
sebagian besar areola, bukan puting saja, dan areola yang berada di bagian bawah
mulut bayi lebih sedikit dibandingkan dengan areola yang berada diatas mulut bayi

LIPS: pastikan bahwa baik bibir atas maupun bibir bawah bayi terputar keluar
(memble) dan tidak terlipat kedalam ataupun berbentuk monyong

MOUTH: pastikan bahwa mulut bayi terbuka lebar dan menempelkan pada payudara
ibu

Dengan teknik pelekatan mulut bayi yang benar pada payudara, serta kenyamanan yang
diperoleh pada saat menyusui, akan memperlancar proses menyusui itu sendiri.
Jika ibu merasa belum menemukan cara/posisi yang pas untuk menyusui bayi ibu, karena
memiliki puting rata/datar, segeralah bertemu dengan konselor laktasi untuk meminta
bantuan.

Happy Breastfeeding with love!


Penulis : Cessy Adi

Waspadai Puting Tertarik ke Dalam!


DokterSehat.com Payudara yang masuk ke dalam merupakan hal yang biasa dikeluhkan
wanita. Kondisi puting yang tidak muncul keluar tapi malah terbenam ke dalam ini disebut
dengan inversi puting.
Pada dasarnya payudara wanita terbagi dalam tiga jenis. Pertama, payudara bentuk normal di
mana keseluruhan puting keluar melebihi permukaan areola. Kondisi puting akan
berlangsung seperti itu baik dalam keadaan normal maupun saat terangsang sacara seksual
maupun akibat rangsang dingin. Kedua, puting datar dan tidak berubah bentuk meski telah
dilakukan penekanan daerah areola sekitar 2 cm di luar puting (pinch test). Ketiga, payudara
dengan puting tertarik ke dalam atau mencekung (inverted nipple) ketika dilakukan pinch
test.
Kondisi puting jenis kedua dan ketiga tergolong tidak normal. Kedua jenis puting tersebut
terbagi menjadi beberapa bentuk, seperti:
Dimpled: Bentuk puting dimpled terlihat keluar sebagian tapi masih bisa ditarik keluar
meski tidak bisa bertahan lama.
Unilateral : Bentuk puting jenis ini hanya satu sisi payudara saja yang memiliki puting
melesak ke dalam.
Inversi puting dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, berdasarkan sejauh mana puting
masuk ke dalam dan kemampuan puting menanggapi rangsang.
Derajat 1
Pada derajat 1 puting mudah ditarik keluar dan kemampuan bertahannya cukup baik hanya
dengan sedikit tarikan. Puting akan kembali keluar hanya dengan tekanan menggunakan jari
atau mulut. Kondisi ini tidak akan mengganggu fungsi payudara.
Derajat 2
Kondisi puting yang masuk ke dalam masih dapat ditarik keluar, tapi penarikannya tidak
semudah derajat 1. Puting bisa keluar dengan tekanan lembut tapi puting akan kembali
mundur setelah tarikan dilepas. Kondisi ini bisa mengakibatkan beberapa masalah terutama
ketika pemberian ASI dan dampak psikologis.
Derajat 3

Kondisi puting pada derajat 3 akan terlihat sangat masuk ke dalam dan sangat sulit keluar
atau menanggapi rangsang. Kondisi ini akan menyebabkan beberapa masalah bagi wanita
yang sedang menyusui. Selain itu, kondisi ini juga dapat berdampak pada psikologis wanita
akibat munculnya perasaan tidak menarik atau cacat.
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan, sebaiknya lakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) guna mengamati ada tidaknya perubahan di
payudara seperti:

Perubahan bentuk payudara

Kulit yang memerah dan hangat

Adanya benjolan yang teraba maupun terlihat

Keluarnya cairan dari puting (nanah, darah)

Retraksi puting (puting masuk ke dalam)

Gambaran kulit jeruk pada payudara (dimpling)

Ketidakaturan penebalan jaringan payudara

Dari berbagai sumber

Cara Memerah ASI dengan Tangan


By NoviTse Makeup Artist Bintaro
MEMERAH ASI
Mengeluarkan ASI dari Gudang ASI hingga tuntas
1. LETAKKAN ibu jari dan dua jari lainnya
(telunjuk & jari tengah) sekitar 1 cm hingga 1,5 cm dari areola
* Usahakan utk mengikuti aturan tsb sbg panduan. Apalagi ukuran dari areola tiap
wanita bervariasi.
* Tempatkan ibu jari diatas areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di posisi
jam 6 spt pada gambar.
* Perhatikan bahwa jari-jari tsb terletak diatas gudang ASI. Sehingga proses
pengeluaran ASI optimal.
* Hindari melingkari jari pada areola spt gambar ini. Posisi jari seharusnya
TIDAK berada di jam 12 dan jam 4.

Dorong (Push) Gulung (Roll) (Keluarkan) Finish Roll


2. DORONG ke arah dada
Hindari meregangkan jari.
Bagi yg berpayudara besar, angkat dan dorong ke arah dada.
3. GULUNG menggunakan
ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan
Gerakkan ibu jari dan jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga kosong.
Jika dilakukan dg tepat, maka ibu tidak akan kesakitan saat memerah.
Catatan : Perhatikan posisi dari ibu jari dan jari-jari lainnya pada gamabr dg
baik. Arah panah menunjukkan arah tekanan jari saat melakukan gerakan.
Perhatikan posisi jari berubah pada tiap gerakan mulai dari posisi Push (jari
terletak jauh di belakang areola) hingga posisi Roll (jari terletak di sekitar
areola).
4. ULANGI SECARA TERATUR (RYTHMICALLY) hingga gudang ASI kosong.
Posisikan jari secara tepat, push (dorong), roll (gulung); posisikan jari secara
tepat, push (dorong), roll (gulung).
5. PUTAR ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya. Demikian
juga saat memerah payudara lainnya, gunakan kedua tangan. Misalkan, saat memerah
payudara kiri, gunakan tangan kiri. Juga saat memerah payudara kanan, gunakan
tangan kanan. Saat memerah ASI, jari-jari berputar seiring jarum jam ataupun
berlawanan agar semua gudang ASI kosong. Pindahkan ibu jari dan jari lainnya
pada posisi jam 6 & jam 12, kemudian posisi jam 11 & jam 5, kemudian jam 2 & jam
8, kemudian jam 3 & jam 9. Gambar berikut menunjukkan posisi tangan pada
payudara kanan.
Tangan Kanan.. Tangan Kiri
HINDARI GERAKAN BERIKUT
Menekan (Squeeze) Menarik-narik (Pulling) Slide on
Hindari menekan / memencet payudara. Hal ini dapat melukai payudara. Hindari
menarik-narik puting payudara. Hal ini dapat merusak lapisan lemak pada
areola. Hindari menekan dan mendorong (sliding on) payudara. Hal ini dapat
menyebabkan kulit pada payudara memar atau memerah.
AGAR ASI MUDAH DIKELUARKAN
Hal-hal dibawah ini dapat membantu merangsang (stimulasi) refleks keluarnya ASI.
PEMIJATAN (MASSAGE) STROKE MENGGUNCANG (SHAKE)
1. PIJATLAH sel-sel produksi ASI dan saluran ASI.
Mulai dari bagian atas payudara. Dg gerakan memutar, pijat dg menekan ke arah
dada. 2. TEKANLAH daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar puting dg
tekanan lembut dg jari spt menggelitiki. 3. GUNCANGLAH payudara dg arah
memutar. Gerakan gravitas akan membantu keluarnya ASI.
.
PROSEDUR
Prosedur berikut diutamakan bagi para ibu yg memberikan ASI eksklusif dan bagi
mereka yg ingin meningkatkan produksi ASI juga menjaga agar produksi ASI

optimal.
* Perahlah kedua payudara hingga ASI kosong dari gudang payudara (ditandai dg
aliran ASI yg menurun).
*Lakukan prosedur stimulasi refleks keluarnya ASI agar ASI mudah dikeluarkan
(massage, stroke, shake) pada kedua payudara. Prosedur tsb dapat dilakukan
kapanpun.
*Ulangi seluruh proses memerah ASI pada tiap payudara dan teknik stimuasi
refleks keluarnya ASI sekali atau dua kali. Aliran ASI biasanya menurun pada
kali kedua atau ketiga. Ini artinya gudang ASI mengering.
WAKTU
KESELURUHAN PROSEDUR umumnya membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit.
*Perahlah tiap payudara selama 5-7 menit.
*Pijat (Massage), stroke, guncang (shake).
*Perahlah lagi tiap payudara selama 3-5 menit.
*Pijat (Massage), stroke, guncang (shake).
*Perahlah lagi tiap payudara selama 2-3 menit.
Catatan :
Jika supply ASI terjaga, gunakan waktu semaksimal mungkin. Waktu tsb diatas
hanya sbg patokan saja. Perhatikan aliran ASI dan ganti payudara lainnya jika
aliran ASI pd payudara tsb sudah mulai menurun.
Catatan : Jika ASI tidak keluar atau hanya sedikit ASI yg keluar, ikuti petunjuk
diatas dg periode waktu lebih singkat dan sering.
Diterjemahkan bebas dari artikel MARMET TECHNIQUE oleh Luluk Lely
Soraya I,
March 2006About these
ads1bcid8tl&sigb=11mlnv349&sigt=11s0cqsji&sigi=11ma9nahd

BAYI ASI OVERWEIGHT? OVERFEEDING PADA BAYI YANG


MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF

June 28, 2015 | Auditya


Berbeda dengan yang diyakini selama ini, bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tidak
masalah kegendutan. Berdasarkan pengamatan umumnya Ibu-ibu tidak merasa hal itu bukan
masalah dan mengasumsikan bahwa seiring usia maka kelak bayi akan langsing dengan
sendirinya. Padahal jika dilihat berdasarkan kurva pertumbuhan, bayi tersebut telah masuk
kategori overweight dan bahkan mungkin obesitas. Baik over atau underweight perlu segera
dicari akar permasalahannya dan solusinya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa
kemungkinan penyebab bayi overfeeding (pemberian ASI berlebihan) yang berakibat pada
kelebihan berat badan, yaitu
1. Bayi minum ASI perah menggunakan botol dot yang beraliran cukup deras sehingga
ASIP secara kontinyu dikonsumsi bayi. Oleh karena itu pemberian ASIP
menggunakan dot tidak disarankan. Namun jika terpaksa, gunakan dot yang alirannya

pelan dan berikan jeda waktu saat menyusu. Salah satu tips adalah menggunakan
botol kapasitas besar dengan ukuran nipple kecil (S). Ada kecenderungan ketika
menggunakan botol kapasitas kecil dan ASIP telah habis diminum, Ibu atau pengasuh
berasumsi bayi belum kenyang karena cepat habis dan memberikan botol kedua
sebagai tambahan.
2. Bayi rewel selalu diasosiasikan dengan lapar dan haus, sehingga menyusui atau
memberikan ASIP selalu dilakukan untuk menenangkan bayi. Jika sesi terakhir
pemberian ASI belum lama berlalu dan bayi rewel, cobalah untuk memikirkan solusi
lain selain lapar, haus, atau kurang kenyang. Mungkin saat berganti popok/diapers,
bayi kepanasan/kedinginan, tidak nyaman karena bising.
3. Bayi minum dari botol dalam posisi tidur sehingga ASI mengalir deras. Untuk
memperlambat aliran ASIP, atur posisi badan dan kepala bayi menjadi tegak dengan
posisi botol horizontal/datar. Salah satu efek samping minum dot dalam posisi tidur
dengan dot adalah meningkatnya risiko infeksi saluran telinga.
Untuk mengetahui apakah ASI yang diberikan cukup, berpeganglah pada pertumbuhan berat
badan. Silakan lihat artikel berikut untuk mengetahui tingkat kecukupan ASI.
About these ads

BAYI ASI OVERWEIGHT? OVERFEEDING PADA BAYI YANG


MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF

June 28, 2015 | Auditya


Berbeda dengan yang diyakini selama ini, bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tidak
masalah kegendutan. Berdasarkan pengamatan umumnya Ibu-ibu tidak merasa hal itu bukan
masalah dan mengasumsikan bahwa seiring usia maka kelak bayi akan langsing dengan
sendirinya. Padahal jika dilihat berdasarkan kurva pertumbuhan, bayi tersebut telah masuk
kategori overweight dan bahkan mungkin obesitas. Baik over atau underweight perlu segera
dicari akar permasalahannya dan solusinya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa
kemungkinan penyebab bayi overfeeding (pemberian ASI berlebihan) yang berakibat pada
kelebihan berat badan, yaitu
1. Bayi minum ASI perah menggunakan botol dot yang beraliran cukup deras sehingga
ASIP secara kontinyu dikonsumsi bayi. Oleh karena itu pemberian ASIP
menggunakan dot tidak disarankan. Namun jika terpaksa, gunakan dot yang alirannya
pelan dan berikan jeda waktu saat menyusu. Salah satu tips adalah menggunakan
botol kapasitas besar dengan ukuran nipple kecil (S). Ada kecenderungan ketika
menggunakan botol kapasitas kecil dan ASIP telah habis diminum, Ibu atau pengasuh
berasumsi bayi belum kenyang karena cepat habis dan memberikan botol kedua
sebagai tambahan.
2. Bayi rewel selalu diasosiasikan dengan lapar dan haus, sehingga menyusui atau
memberikan ASIP selalu dilakukan untuk menenangkan bayi. Jika sesi terakhir
pemberian ASI belum lama berlalu dan bayi rewel, cobalah untuk memikirkan solusi

lain selain lapar, haus, atau kurang kenyang. Mungkin saat berganti popok/diapers,
bayi kepanasan/kedinginan, tidak nyaman karena bising.
3. Bayi minum dari botol dalam posisi tidur sehingga ASI mengalir deras. Untuk
memperlambat aliran ASIP, atur posisi badan dan kepala bayi menjadi tegak dengan
posisi botol horizontal/datar. Salah satu efek samping minum dot dalam posisi tidur
dengan dot adalah meningkatnya risiko infeksi saluran telinga.
Untuk mengetahui apakah ASI yang diberikan cukup, berpeganglah pada pertumbuhan berat
badan. Silakan lihat artikel berikut untuk mengetahui tingkat kecukupan ASI.
About these ads

Anda mungkin juga menyukai