Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Alasan penulis memilih judul ini yakni karena banyaknya masalah dialami
siswa SMA Santa Maria dalam hal konsentrasi dan juga dalam hal pola istirahat.
Hal ini diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis selama
beberapa waktu.

Oleh Karena itu penulis merasa perlu untuk mengkaji

bagaimana pengaruh kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa.


B. LATAR BELAKANG
Tidur merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh setiap makhluk
hidup. Tidur adalah aktivitas yang sangat penting terutama untuk manusia.
Dengan tidur manusia dapat mengembalikan kondisi sel-sel tubuh ke keadaan
normal termasuk sel-sel di dalam otak. Sel-sel otak yang terhubung dengan baik
dapat meningkatkan konsentrasi seseorang. Konsentrasi sangat diperlukan
seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan yang memang membutuhkan
konsetnrasi. Dan kebanyakan kegiatan yang memerlukan konsentrasi adalah
kegiatan yang penting. Tentu tanpa konsentrasi seseorang tidak dapat
menyelesaikanya dengan baik. Konsentrasi juga bukan saja diperlukan oleh
orang yang telah bekerja namun juga oleh Pelajar. Seorang pelajar memerlukan
konsentrasi lebih ketika ia harus menyerap pelajaran ataupun ketika ia sedang

ujian. Dan bagaiman hubungan antara tidur dengan konsentrasi belajar siswa?
Nah hal inilah yang menjadi pokok pembahasan dalam karya tulis ini.
Sudah menjadi masalah umum bahwa Pelajar mengalami penurunan nilai
dan bahkan mengalami kegagalan dalam studinya. Dan sebagian besar dari
masalah tersebut berakar pada konsentrasi. Siswa yang mengalami kegagalan
studi dikarenakan sulit berkonsentrasi sehingga merembet ke berbagai hal yang
ada. Mereka merasa sulit dalam menangkap apa yang disampaikan oleh guru
ataupun menangkap namun hanya sesaat saja. Dampaknya mereka depresi dan
bahkan kehilangan kepercayaan diri. Survey pendidikan mencatat hingga saat ini
angka siswa yang mengalami kegagalan studi semakin meningkat.
Konsenrasi siswa memang bukan hanya dipengaruhi oleh satu factor saja.
Ada hal lain yang tentu mampu memcah konsentrasi siswa baik pada saat belajar
maupun pada saat beraktifitas. Tetapi dewasa ini banyak siswa-siswi SMA
memiliki pola tidur yang tidak teratur atau kualitas tidur yang tidak optimal. Hal
ini memang belum diselidiki pengaruhnya secara langsung,namun penulis
memperkirakan

ada

kaitan

antara

kualitas

tidur

dengan

konsentrasi

belajar.Dengan pertimbangan diatas maka penulis membahas

C. PEMBATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam karya ilmiah ini yaitu :
Kualitas Tidur yang dimaksud yaitu meliputi kuantitas tidur dan juga
tingkat kepulasan tidur.
Konsentrasi belajar yang dimaksud yaitu konsentrasi belajar ketika KBM
dan juga ketika ulangan ataupun Ujian.
Siswa yang dikaji yakni siswa SMA Santa Maria 2. Dalam masalah ini
perbedaan gender tidak menjadi bahan pertimbangan.
D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana pola
tidur siswa SMA Santa Maria 2 serta mengetahui seberapa hubungan antara
kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penyusunan karya ilmiah ini yakni dengan :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap beberapa siswa SMA Santa Maria 2 yang
pernah mengalami kesulitan dalam tidur dan juga yang pernah mengalami
tidur kurang nyenyak serta beberapa siswa yang memiliki kebiasaan tidur
normal
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku beberapa siswa dalam
kelas,bagaimana ia berlajar dan interaksi dengan teman juga dengan
mengamati perilaku keseluruhan dalam mengikuti pelajaran.
3. Studi literatur
Studi literatur dilakukan penulis untuk memperkaya materi yang dimuat dan
juga untuk menambah pengetahuan penulis, serta untuk menguji kebenaran
dari teori yang ada.
4. Dokumentasi
Pengambilan gambar secara langsung dari lapangan dapat dilakukan untuk
menguatkan penelitian ini.

BAB II
PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP KONSENTRASI
BELAJAR SISWA
A. LANDASAN TEORI

1. Tidur
Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang
masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan
rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Tidur adalah suatu proses perubahan
kesadaran yang terjadi berulang-ulang selama periode tertentu (Potter & Perry,
2005). Menurut Chopra (2003), tidur merupakan dua keadaan yang bertolak
belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme
juga menurun namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama
periode bermimpi dibandingkan dengan ketika beraktivitas di siang hari. Tidur
merupakan kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang tidur
bukan berarti bahwa susunan saraf pusatnya tidak aktif melainkan sedang
bekerja (Harsono, 1996). Sistem yang mengatur siklus atau perubahan. dalam
tidur adalah reticular activating system (RAS) dan bulbar synchronizing
regional (BSR) yang terletak pada batang otak (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa tidur
merupakan suatu aktivitas metabolisme yang dikendalikan oleh system saraf
pusat untuk mengembalikan keadaan sel-sel tubuh ke kondisi normal. Dalam
mengembalikan sel-sel tubuh tersebut ada hal yang memenentukan seberapa
efektifitias dari tidur yakni kualitas tidur.
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan
sering menguap atau mengantuk. Kualitas tidur, menurut American Psychiatric

Association (2000), dalam Wavy (2008), didefinisikan sebagai suatu fenomena


kompleks yang melibatkan beberapa dimensi.
Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya
tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek
subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur. Persepsi mengenai kualitas tidur
itu sangat bervariasi dan individual yang dapat dipengaruhi oleh waktu yang
digunakan untuk tidur pada malam hari atau efesiensi tidur. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa efisiensi tidur pada usia dewasa muda adalah 80-90%. Di sisi
lain ada pendapat ahli lain yang menyatakan bahwa kualitas tidur ditentukan oleh
bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari seperti
kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa
bantuan medis. Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi
hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Dengan kata lain,
memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan vital untuk hidup sehat semua
orang.
Pada intinya Kualitas Tidur yang baik yaitu tidur yang memberikan fungsinya
secara optimal bagi tubuh sehingga tubuh dapat kembali digunakan untuk aktivitas
harian yang memerlukan energi dan juga konsentrasi. Dengan demikian seseorang
dengan kualitas tidur baik akan menunjukan cirri-ciri khusus yang menunjukan
bahwa kualitas tidurnya baik yakni seperti yang telah diuraikan dalam paragraf
sebelumnya.
Tidur pada manusia diatur oleh suatu jam biologis yang dikenal dengan
Irama Sikardian. rama sirkadian adalah jam alami dalam tubuh manusia. Dalam
24 jam tubuh akan mengalami fluktuasi berupa temperatur, kemampuan untuk
bangun, aktivitas lambung, denyut jantung, tekanan darah dan kadar hormon,
dikenal sebagai irama sirkadian.Circardian rhythm berasal dari bahasa Latin. Circa

yang berarti kira-kira dan Dies berarti hari ( circardies = kira-kira satu hari).
Circardian rhythm adalah irama dan pengenalan waktu yang sesuai dengan
perputaran bumi dalam siklus 24 jam. Hampir seluruh makhluk hidup di dunia ini
mempunyai irama yang secara teratur mengalami perubahan fungsi tubuh dan
fisiologik dalam siklus 24 jam, tetapi adapula beberapa perubahan yang sesuai
dengan bulan atau tahun.Pernahkah Anda bertanya, mengapa saat malam kita
mengantuk? Atau mengapa bila masyarakat pedesaan yang belum ada listrik
cenderung tidur lebih cepat? Jawabannya adalah karena adanya hormon melatonin.
SCN akan memerintahkan tubuh untuk sekresi hormon melatonin ini saat hari
sudah gelap. Selanjutnya, hormon melatonin akan memerintahkan tubuh untuk
beristirahat. Namun dengan kehadiran lampu listrik yang membuat suasana malam
hari menjadi terang menghambat sekresi hormon melatonin, sehingga saat ini jam
tidur manusia lebih larut malam daripada sebelumnya. Tubuh kita dapat
beradaptasi sampai batasan tertentu. Misalnya, untuk pekerja yang bekerja saat
malam hari, SCN akan beradaptasi sampai batas tertentu dalam sekresi hormon
melatonin sehingga mereka akan tetap terjaga walaupun hari sudah gelap. Bila
malam semakin larut, kita akan lebih merasakan kantuk, ini disebabkan hormon
melatonin yang dihasilkan semakin meningkat dan juga turunnya suhu tubuh dan
tekanan darah dalam tubuh. Naik turunnya aktivitas tubuh dalam sekresi hormone
melatonin ini merupakan salah satu contoh dari jam bilogis (biological clock) atau
ritme circadian tubuh manusia.
Contoh lainnya adalah saat pagi hari, minumlah segelas air hangat yang akan
mendorong enzim-enzim yang ada dalam mulut ke dalam lambung untuk proses
detoksifikasi. Tunggu 20 menit sebelum Anda mengkonsumsi sarapan atau
minuman lainnya, karena bila waktu kurang dari 20 menit, manfaat yang
dihasilkan kurang optimal. Olahraga pada jam 5 pagi kurang bermanfaat karena

suhu tubuh masih rendah dan otot belum panas. Berolahragalah jam 7 pagi. Pada
jam ini tubuh menghasilkan hormon serotonin yang meningkatkan mood.
Berjemur di bawah sinar matahari pagi dapat meningkatkan produksi hormon ini.
Tubuh kita berada dalam kondisi optimal 3 jam setelah bangun tidur. Saat itu,
darah sudah mengaliri tubuh dengan sempurna sehingga semua zat yang
dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi dengan baik.
Contoh jam biologis tubuh lainnya lagi adalah saat tepat untuk perawatan
kulit adalah jam 16.00 karena pada saat itu tubuh dalam suhu yang paling tinggi
sehingga pori-pori terbuka dan nutrisi terserap sempurna. Jam 17.00 tubuh dalam
kondisi puncak dalam menahan rasa sakit, sehingga tepat bila ingin ke dokter gigi
atau di suntik. Jam 18.00 merupakan saat yang tepat untuk berolahraga, karena
kekuatan dan fleksibilitas tubuh dalam kondisi puncak. Disebabkan kandungan
glikogen pada saat itu di dalam tubuh cukup banyak. Glikogen merupakan
simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang berfungsi
sebagai salah satu sumber energi.
Contoh jam biologis tubuh manusia dapat dilihat dari proses detoksin pada
tubuh manusia. Tubuh mempunyai waktu-waktu tertentu pada proses metabolisme
sehingga membuat tubuh kita selalu sehat. Pada jam berapa sajakah organ-organ
dalam tubuh kita melakukan proses metabolisme? Berikut rinciannya:
a) Pukul 21.00 23.00
Pada waktu ini adalah masa pembuangan zat-zat yang tidak
berguna/beracun di bagian antibodi. Jadi sebaiknya pada jam ini tubuh
harus rileks/santai, mungkin anda bisa mendengarkan musik sembari
bersantai dengan memonton hiburan di televisi. Jangan melakukan
pekerjaan sekecil apapun.
b) Pukul 23.00 01.00

Jam berikut adalah proses detoksin dibagian hati, yang mengharuskan


kita untuk tidur pulas agar proses tersebut tidak mengalami gangguan.
Itulah yang menyebabkan banyak orang yang menderita lever,
dikarenakan proses detoksin mengalami gangguan. Jadi jangan terlalu
sering begadang atau melakukan kegiatan yang mengganggu proses
detoksin tersebut agar menjadi sehat.
c) Pukul 01.00 03.00
Setelah proses detoksin pada bagian hati maka proses detoksin akan
berlanjut ke bagian empedu, seperti yang kita ketahui bahwa empedu
adalah bagian dari organ tubuh kita yang menjadi tempat proses terakhir
detoksin, serta disinilah zat-zat tidak berguna/racun berakhir.
d) Pukul 03.00 05.00
Proses detoksin berlanjut ke paru-paru, yang dapat menyebabkan batuk
kepada para penderita batuk dikarenakan proses pembersihan sudah
mencapai saluran pernapasan. Makanya kita sering mendengar orang
batuk pada jam-jam tersebut. Jadi tanpa meminum obatpun sebenarnya
batuk sudah terobati secara alami oleh proses detoksin, namun lain
halnya pada penderita batuk tingkat akut.

e) Pukul 05.00 07.00


Proses detoksin berakhir pada bagian usus besar yang sering
menyebabkan kita ingin buang air besar, untuk membuang sampah proses
pencernaan makanan untuk menjadi feses.
f) Pukul 07.00 09.00

Untuk menjaga kesehatan agar selalu terjaga pastikan anda sarapan


dipagi hari sebelum jam 07.30, karena pada jam ini adalah masa
penyerapan gizi makanan di usus kecil. Itulah sebabnya kita dianjurkan
untuk meminum segelas susu dipagi hari, tujuannya agar gizi yang
terkandung didalam susu terserap sempurna oleh usus kecil untuk
disuplai ke tubuh. Produksi melatonin atau hormon yang memicu rasa
kantuk mulai berhenti, sementara tekanan darah meningkat paling tajam
dibandingkan waktu lainnya. Produksi kortisol atau hormon stres
meningkat sehingga otak siap untuk bekerja seharian, namun
peningkatannya tidak sampai memicu stres.
g) Pukul 09.00: Metabolisme paling tinggi
Waktu yang tepat untuk sarapan pagi adalah sekitar pukul 9 karena ada
peningkatan metabolisme. Artinya lemak-lemak yang diserap dari
makanan pada waktu-waktu tersebut tidak akan banyak yang menumpuk.
h) Pukul 10.00 11.00: Kewaspadaan tinggi
Ibarat mesin diesel, tubuh dan pikiran sudah panas dan mencapai kondisi
ideal untuk beraktivitas saat menjelang siang. Tingkat kewaspadaan
tinggi, jarang ada yang mengantuk kecuali memang sedang kurang tidur.

i) Pukul 11.00 14.00: Stres meningkat


Jeda istirahat dibutuhkan untuk memberi kesempatan bagi tubuh dan
pikiran untuk menyegarkan diri. Makan siang di luar bisa menyegarkan
pikiran, sekaligus membiarkan tubuh terkena sinar matahari yang bisa
memperkuat sistem kekebalan tubuh.

10

j) Pukul 14.00 15.00: Koordinasi terbaik


Melakukan banyak hal sekaligus atau multitasking paling cocok
dilakukan pada siang hari, karena kemampuan otak untuk melakukan
koordinasi berada pada titik tertinggi. Di sisi lain, proses pencernaan
makanan belum selesai sehingga kemampuan fisik agak berkurang.
k) Pukul 15.00 17.00: Denyut jantung paling stabil
Jika ingin berolahraga, sore hari adalah waktu paling tepat karena level
adrenalin berada di level tertinggi. Selain itu, denyut jantung dan tekanan
darah paling stabil sehingga cocok untuk melakukan aktivitas fisik.
l) Pukul 17.00 20.00: Proses pembuangan racun
Fungsi hati dalam memproses racun-racun sisa metabolisme paling tinggi
pada sore hari, sehingga perlu didukung dengan minum air putih.
Keinginan untuk ngemil juga tinggi karena kemampuan indra penciuman
(hidung) dan perasa (lidah) meningkat.
m) Pukul 20.00 22.00: Metabolisme dan pergerakan usus berkurangKarena
aktivitas fisik berkurang, maka pembakaran energi tidak banyak terjadi di
malam hari. Artinya jika makan di malam hari, maka cadangan energi
yang disimpan dalam bentuk lemak juga akan semakin banyak. Berikut
gambaran mengenai jam biologis:
Gambar 1 : Jam Biologis

Dalam tidur juga tentu terdapat sebuah siklus yang terjadi dalam selang
waktu tertentu (siklus akan dibahas di subbab berikutnya). Dan seperti yang
telah dijelaskan diatas yakni bahwa siklus tidur diatur oleh system yang dikenal
dengan nama reticular activating system (RAS). RAS merupakan sistem yang
mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan

11

dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu
RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga
dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan
adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan
batang otak tengah, yaitu BSR (Potter & Perry, 2005).
2. Tahapan Tidur
Dalam tidur manusia terdapat 2 tahap tidur yakni tidur dengan pergerakan
mata lambat (non rapid eye movement/NREM) dan pergerakan mata cepat
(rapid eye movement/REM). Tahapan NREM sendiri dibagi menjadi 4 stadium
lalu diikuti oleh fase REM. Setiap fase ini berlangusng dalam sebuah siklus yang
dalam semalam dapat terjadi antara 4-6 siklus. Berikut ini merupakan penjelasan
stadium dari fase NREM dan fase REM:
a).NREM
1) Stadium 1

12

Tahap tidur ringan sekaligus tahapan transisi antara kondisi bangun dan
tertidur. Bila terbangun pada tahap ini, seseorang akan merasa tidak sedang
tidur sama sekali. Pada kebanyakan orang, tahap 1 berlangsung selama 10
menit.
2) Stadium 2
Pada tahap ini, pergerakan bola mata terhenti, suhu tubuh menurun, serta
detak jantung mulai melambat. Tubuh bersiap memasuki tahap tidur
dalam. Tahap 2 berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
3) Stadium 3
Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya .Pada tahap ini individu sulit
untuk dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut tidak dapat
segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa
menit
4) Stadium 4
Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat
lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk
memulihkan energi fisik.

a). REM
Merupakan tahapan tidur paling dalam yang ditandai dengan pergerakan bola
mata yang cepat, pernapasan yang tidak teratur serta kondisi gelombang otak
yang menyerupai kondisi otak ketika terbangun. Selain itu, terjadi pelemasan

13

di otot tangan dan kaki. Seringkali disebut juga tidur mimpi karena pada
tahap REM inilah mimpi terjadi. Pada penderita narkolepsi, terjadi kekacauan
siklus tidur dimana tahap REM langung terjadi ketika awal mula
tertidur.Selama tidur normal seseorang akan mengalami siklus tidur. Selama
tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan NREM terjadi
berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup mengalami
REM, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi
hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya dan nafsu makan bertambah.
Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit. Siklus
tidur normal terdapat dalam bagan berikut :

Gambar 2 : Siklus Tidur

3. Konsentrasi Belajar
Kosentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Hornby dan
Siswoyo

(1993:69)

mendefinisikan

konsentrasi

(concentration)

adalah

pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya).


Sedangkan belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang

14

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau


mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek
kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar selalu menunjukkan
suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah
laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian
terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai bidang studi
Dalam keberadaanya konsentrasi belajar seseorang dipengaruhi oleh 2
faktor yaitu Internal dan Eksternal. Pengaruh internal yakni menyangkut aspek
yang ada di dalam diri seseorang seperti pola pikir,motivasi,dan kondisi fisik
orang tersebut. Sedangkan faktor eksternal itu merupakan faktor yang berasal
dari luar yang berkaitan dengan aktifitas yang ada diluar tubuh seperti misalnya
aktifitas orang sekitar dan hal-hal lain yang mempengaruhi konsentrasi.
Sehingga kemampuan Konsentrasi belajar sebenarnya bukanlah merupakan
suatu aspek yang dapat dinilai secara kuantitatif. Namun dengan parameter
kualitatif kemampuan konsentrasi belajar seseorang dapat ditentukan. Dalam hal
ini kita persempit pengertian konsentrasi belajar umum menjadi konsentrasi
belajar seorang siswa. Konsentrasi belajar siswa tak jauh bedanya dengan
pengertian yang telah diuraikan diatas perbedaan terdapat dlama objek yang
dipelajarinya. Seorang siswa tingkat konsentrasinya dapar diukur dengan suatu
parameter seperti yang telah disinggung pada kalimat sebelumnya. Parameter
tersebut meliputi beberapa aspek yakni sebagai berikut:

15

a). Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan,


informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini,
siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan: (1)
kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, (2)
komprehensif

dalam

penafsiran

informasi,

(3)

mengaplikasikan

pengetahuan yang diperoleh, (4) mampu mengadakan analisis dan sintesis


pengetahuan yang diperoleh.
b). Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada
perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1)
adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu, (2) respon, yaitu
keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan, (3) mengemukakan suatu
pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan
sikap seseorang.
c). Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi
belajar dapat ditengarai: (1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau
sesuai dengan petunjuk guru, (2) komunikasi non verbal seperti ekspresi
muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
d). Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi
belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi
dengan baik dan benar. Siswa yang kurang konsentrasi seringkali keluar
dari topik pembahasan kala diajak berbicara.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang
dapat berkonsentrasi belajar tampak pada perhatiannya yang terfokus pada hal
yang diterangkan guru atau pelajaran yang sedang dipelajari.

16

B. FAKTOR UTAMA PENENTU KUALITAS TIDUR


1. Aktivitas
Aktifitas merupakan hal yang dilakukan oleh seseorang setiap harinya baik
rutin maupun insidental. Apapun bentuk aktifitas yang dilakukan menguras
energi seseorang. Semakin berat aktifitas yang dilakukan maka semakin besar
juga energi yang diperlukan. Energi yang digunakan untuk aktifitas merupakan
energi yang berasal dari sel tubuh dalam bentuk ATP. Itu artinya semakin banyak
aktifitas yang dilakukan maka semakin besar juga jumlah energi dari sel yang
digunakan.
Sel yang telah digunakan energinya tidak akan mengembalikan kondisinya
dengan cepat dalam keadaan terjaga. Dalam hal inilah tidur diperlukan yaitu
untuk mengembalikan kondisi sel kedalam keadaan normal. Semakin banyak sel
yang digunakan dalam aktifitas maka tidur pun akan semakin lama. Itulah
sebabnya maka seseorang yang kelelahan akan merasa ngantuk dan akan tertidur
dengan durasi yang lebih lama dari pada tidur apabila ia tidak mengalami
kelelahan. Apabila aktifitas yang dilakukan terlampau berat dari biasanya
kualitas tidur akan berkurang karena hal tersebut membuat siklus tidur
terganggu.

2. Asupan Nutrisi
Asupan Nutrisi dikatakan mempengaruhi tidur yakni karena berhubungan
dengan sel. Dalam pembentukan proses pembentukan sel-sel maupun dalam
memperbaiki sel-sel tubuh diperlukan bebrapa zat penting yang dibutuhkan dan
yang paling yakni asam amino. Asam Amino diperoleh dari makanan yang

17

mengandung protein. Apabila dalam tubuh zat tersebut terpenuhi jumlah


kebutuhanya maka recovery yang dilakukan oleh tubuh saat tidur pun akan
berlangsung dengan baik. Oleh karena itu asupan nutrisi yang memenuhi
kebutuhan tubuh akan berdampak pada kualitas tidur.
3. Pola Hidup
Pola hidup yang dimaksud yakni mengenai pola tidur harian. Tidak semua
orang memiliki pola tidur yang teratur. Pola tidur inilah yang menentukan.
Apabila seseorang seseorang memilki pola tidur tidak teratur maka tubuh akan
mengalami kesulitan melakukan adaptasi, sehingga kualitas tidur yang baik tidak
dapat diperoleh setiap harinya. Pola hidup seperti begadang dan kerja sistem
shift merupakan contoh dari pola tidur yang dapat mempengaruhi kualitas tidur
yang diperolehnya setiap harinya.
4. Usia
Berdasarkan penelitian umur mempengaruhi jumlah jam tidur yang
diperlukan oleh seseorang. Semakin dewasa jumlah jam tidur yang diperlukan
akan berkurang. Hal ini bukan berarti bahwa kualitas tidur berkurang namun
karena memang kebutuhan recovery sel yang semakin berkurang. Semakin
dewasa umur seseorang maka sel-sel tubuhnya pun akan bertambah banyak dan
memiliki daya

tahan yang lebih lama. Oleh karena itu usia seseorang

mempengaruhi kebutuhan tidur dalam setiap harinya.


5. Tingkat Emosional/Kondisi Psikis
Sebelum

memasuki

fase

tidur

maka

seseorang

terlebih

dahulu

membaringkan tubuh dan merilekskan badan serta pikiran. Otot otot yang
rileks akan memudahkan bagian otak pengontrol tidur untuk memulai siklus
tidur. Sel sel otak yang rileks pun akan memudahkan bagian otak pengontrol

18

tidur memulai tahapan tidur. Tetapi pada kondisi Emosional yang tinggi maka
dalam otak terutama otak besar tempat proses berpikir sel-sel otak akan menjadi
tegang dan menyebabkan gelombang otak meningkat. Hal tersebut dapat
menghambat proses sekresi hormon melatonin yang berfungsi untuk
melancarkan siklus jam tubuh. Maka seseorang yang stress akan kesulitan tidur
dan pada akhirnya kualitas tidurnya menurun akibat waktu tidur yang tersita
untuk merilekskan tubuh.
6. Motivasi
Motivasi berkaitan dengan aktifitas yang sedang dilakukan. Seseorang
yang sedang melakukan aktifitas yang menurutnya penting untuk dilakukan
maka ia akan termotivasi untuk tetap terjaga. Contohnya seperti seorang siswa
yang sedang mengerjakan tugas untuk keesokan hari namun ia belum
mengerjakanya. Maka ia akan temotivasi untuk mengerjakanya. Ketika ia
termotivasi maka akan menghambat kerja hormon. Efek lainya yaitu pada saat
seseorang termotivasi untuk tetap terjaga maka tubuhnya akan mensekresikan
hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi menguraikan cadangan makanan yang
tersimpan untuk dijadikan energi sehingga ketika seseorang termotivasi untuk
terjaga maka rasa kantuk akibat terkurasnya energi akan tertunda. Namun setelah
cadangan energi digunakan maka pada saatnya tidur tubuh orang tersebut akan
memerlukan waktu yang ekstra karena tubuh harus mengembalikan energi yang
cukup banyak. Dan apabila hal tersebut terjadi berulang kali maka lama
kelamaan kualitas tidur akan semakin menurun. Dengan demikian maka
motivasi seseorang akan mempengaruhi metabolisme tubuh orang tersebut.
C. TINGKAT KONSENTRASI SISWA SMA SANTA MARIA 2 SECARA UMUM

19

Tingkat konsentrasi siswa SMA Santa Maria 2 dinilai berdasarkan


kemampuanya dalam belajar dan juga dalam berkomunikasi dengan baik. Kedua
hal tersebut dianggap mewakili aktifitas pelajar yang mebutuhan konsentrasi
baik ringan yaitu dengan berkomunikasi dan juga berat yaitu belajar di kelas.
Berdasarkan observasi di lapangan didapati bahwa 50% memiliki konsentrasi
belajar yang baik 25% sedang dan 25% kurang. Itu berarti tidak semua siswa
SMA Santa Maria 2 dapat berkonsentrasi dengan baik. Dan data tersebut
menunjukan adanya kemungkinan bahwa siswa siswa SMA Santa Maria 2
memiliki kualitas tidur yang kurang. Dalam observasi lanjutan ditemukan bahwa
lebih dari 30% siswa mengalami kegagagalan ulangan harian akibat kesulitan
berkonsentrasi saat belajar. Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi yang dapat
diamati yakni konsentrasi siswa dalam hal belajar. Dalam hal berkomunikasi
Berdasarka observasi didapati bahwa sebagian besar siswa dapat berkonsentrasi
dalam berkomunikasi.
Namun setelah dilakukan observasi ternyata terdapat perdaan tingkat
konsentrasi belajar antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbedaan terlihat
setelah dilakukan observasi melalui kuisioner. Perbedaan tersebut terlihat dalam
aktivitas selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan observasi maka
diperoleh data bahwa tingkat konsentrasi siswa perempuan sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan siswa laki-laki yaitu sebesar 0,63. Angka tersebut
merupakan

indeks

tingkat

konsentrasi

yang

dihitung

dengan

cara

mengakumulasikan penilaian kualitatif siswa perempuan dibagi dengan jumlah


siswa perempuan yang menjadi sampel. Penilaian kualitatif yang digunakan
yaitu diperoleh dengan cara member skor 0,5 untuk siswa yang sulit
berkonsentrasi dan skor 1 untuk siswa yang dapat berkonsentrasi belajar. Dengan

20

demikian diperolehlah data yang merepresentasikan tingkat konsentrasi siswa


perempuan di SMA Santa Maria 2. Apabila ditinjau dari nilai indeks dimana
indeks lebih dari 0.5 dan kurang dari 1 maka siswa perempuan SMA Santa
Maria 2 dapat dikatakan memiliki tingkat konsentrasi belajar yang kruang baik.
Pada dasarnya tingkat konsentrasi keseluruhan dapat dikatakan baik apabila
berada pada kisaran 0.7-0.9. Indek Tingkat konsentrasi siswa perempuan
tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi kelas,perilaku
siswa,kualitas tidur,stress,keadaan di luar kelas , dan faktor lainya. Namun dalam
hal ini saya menitik beratkan pada kualitas tidur yang diukur berdasarkan
kuantitas. Hal ini seperti yang terlah diuraikan sebelumnya bahwa kualitas tidur
adalah sebanding dengan kuantitas tidur hingga titik tertentu.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa siswa laki-laki di SMA Santa
Maria 2 memiliki indeks tingkat konsentrasi yang lebih besar dibandingkan
dengan siswa perempuan yaitu sebesar 0.73. Perbedaan terlihat cukup signifikan
antara siswa perempuan dan siswa laki-laki. Indeks tingkat konsentrasi tersebut
dapat dikategorikan sebagai kategori cukup. Dan sama seperti perempuan pada
laki-laki juga pastinya ada beberapa faktor yang memungkinkan mempengaruhi
tingkat konsentrasi siswa. Pada laki-laki juga saya menetapkan faktor titik berat
yaitu pada kualitas tidur. Hubungan antara kualitas tidur dan tingkat konsentrasi
akan dijelaskan pada subbab berikutnya.

D. KUALITAS DAN KUANTITAS TIDUR SISWA SMA SANTA MARIA 2


SECARA UMUM

21

Kualitas tidur dan kuantitas tidur merupakan 2 hal yang berjalan seimbang
hingga titik tertentu artinya seseorang akan memperoleh kualitas tidur maksimal
pada durasi tertentu , dan bila lebih justru menyebabkan kualitas menurun.
Misalnya seorang yang berkebutuhan tidur 7 jam akan merasakan tidur yang
berkualitas bila ia tidur dengan durasi sebesar itu dan apabila lebih dari itu maka
kualitas tidur tidak akan semaksimal bila tidur 7 jam.Maka dalam hal ini kualitas
tidur ditentukan dengan terpenuhinya kebutuhan tidur.
Namun demikian, ternyata kualitas dan kuantitas tidur siswa SMA Santa
Maria 2 terdapat perbedaan antara siswa berjenis kelamin perempuan dan lakilaki. Hal ini diperoleh dari hasil observasi melalui kuisioner yang ditujukan
pada 72 koresponden. Perbedaan tersebut dapat ditunjukan melalui hasil
observasi.
adalah lebih dari 7 jam. Sehingga untuk waktu 7.05 jam bukanlah merupakan
waktu yang cukup untuk memperoleh kualitas tidur optimal. Maka dapat
dikatakan siswi SMA Santa Maria 2 secara keseluruhan memiliki kualitas tidur
yang cenderung kurang optimal.
1. Siswa Laki-laki
Berdasarkan observasi yang dilakukan dari 36 siswa laki-laki didapati
bahwa mereka mempunyai durasi tidur dengan rata-rata 7.5 jam sehari.
Apabila ditinjau dan dikaitkan dengan indeks tingkat konsentrasi belajar
siswa laki-laki SMA Santa Maria 2 yang tergolong cukup baik, maka dapat
dikatakan bahwa siswa laki-laki SMA Santa Maria memiliki kebutuhan tidur
7.5 jam sehari. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa dari segi kualitas
tidur antara siswa laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan meskipun

22

hanya 30 menit namun berpengaruh cukup besar terhadap indeks


konsentrasi.
2. Siswa Perempuan
Berdasarkan observasi maka diperoleh bahwa siswa permepuan memiliki
kuantitas tidur dengan rata-rata 7.05 jam yang seharusnya pada usia tersebut
seorang tidur dalam rentang waktu 7-9 jam sehari. Dapat dikatakan bahwa
secara umum kualitas dan kuantitas tidur siswa perempuan SMA Santa Maria
2 sudah cukup maksimal. Namun khusus untuk SMA Santa Maria ternyata
durasi tidur 7.05 bukanlah durasi yang cukup maksimal. Hal tersebut
ditunjukan dengan hasil observasi sebelumnya yakni bahwa tingkat
konsentrasi siswa perempuan menunjuk pada angka 0.63 dimana angka
tersebut bukanlah angka yang cukup untuk dikatakan bahwa konsentrasi
belajar siswa perempuan dapat dikatakan baik. Ini berarti bahwa kuantitas
tidur siswa perempuan SMA Santa Maria 2
E. BENTUK AKTIVITAS YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TIDUR
SMA Santa Maria 2 merupakan sekolah dimana siswanya memiliki
aktivitas yang beragam. Namun pada dasarnya sekolah manapun memiliki
kegiatan khusus yang hanya dilakukan disekolah. Kegiatan tersebut meliputi
kegiatan belajar mengajar, dan ekstrakulikuler. Namun pada kenyataan kualitas
tidur siswa juga ditentukan oleh kegiatan diluar sekolah.

23

1. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Gambar 3 : KBM

Kegiatan belajar mengajar merupakan aktivitas harian yang dilakukan oleh


setiap siswa setiap hari. Dalam KBM siswa mempelajari hal-hal berkenaan
dengan ilmu pengetahuan seperti menyerap pelajaran baru maupun
mengerjakan soal-soal. SMA Santa Maria 2 merupakan sekolah dengan
system 5 hari belajar efektif. Setiap harinya siswa mengikuti pelajaran selama
kurang lebih 8 jam sehari. Dimana setiap harinya siswa mengikuti rata-rata 5
pelajaran dengan total pelajaran selama seminggu 16 untuk kelas X dan 13
pelajaran di kelas XI dan 12 di kelas XII. Hal ini menunjukan begitu padatnya
aktivitas siswa SMA Santa Maria 2.
2. Kegiatan Ekstrakulikuler
Gambar 4 : Praktikum
(KBM)

24

Gambar 5 : Kegiatan Ekstrakulikuler (Basket)


Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan diluar jam sekolah akademik
namun pelaksanaanya tetap berada dalam pengawasan sekolah. Di SMA
Santa Maria 2 terdapat beberapa ekstrakulikuler yang diikuti oleh siswa
diantaranya ekstrakulikuler yang dilakukan di dalam sekolah seperti cooking
class,basket,futsal,karate,tekwondo,komputer,sablon,badminton,pramuka,pas
kibra,vocal group,dan angklung. Semua ekskul tersebut dilakukan dalam hari
yang beragam setiap minggunya. Kegiatan ekstrakulikuler tentu menambah
rentetan

aktivitas yang harus dilakukan siswa setiap harinya. Dalam

mengikuti ekstrakulikuler tentunya dibutuhkan tenaga yang ekstra. Kegiatan


ekstrakulikuler tentunya juga akan mempengaruhi pengaturan waktu tidur
siswa. Dalam bab berikutnya maka akan dibahas mengenai masalah aktivitas
yang terjadwal dengan baik.
3. Kegiatan di Luar Sekolah

25

Kegiatan di luar sekolah yang dimaksud disini yaitu kegiatan yang


dilakukan siswa pada biasanya setelah pulang sekolah. Pada dasarnya
kegiatan di luar sekolah sangatlah beragam ada yang edukatif maupun
rekreatif. Dan berdasarkan observasi didapati bahwa Siswa SMA Santa Maria
2 memiliki kegiatan diluar sekolah diantaranya bermain,bimbingan belajar,
tidur siang,membantu orang tua,belajar pribadi,dan juga bepergian belanja.
Dari para responden didapati bahwa sebagian besar kegiatan di luar sekolah
yang dilakukan oleh siswa yakni merupakan kegiatan yang rekreatif namun
dalam porsi yang berbeda-beda setiap orangnya. Tentu hal ini juga akan
mempengaruhi bagaiamana orang tersebut memiliki pola tidur harianya.

F. KEBUTUHAN DAN POLA TIDUR SISWA SMA SANTA MARIA 2


Pada dasarnya kebutuhan tidur seseorang tidaklah sama. Berdasarkan usia
kebutuhan tidur sesorang dapat digolongkan menjadi beberapa golongan yakni
sebagai berikut :
Usia

Kebutuhan

Bayi Baru Lahir (02 Bulan)

12 sampai 18 jam

Bayi (311 Bulan)


Batita (13 tahun)
Balita (35 tahun)
Anak (510 tahun)
Remaja (1015 tahun)
Dewasa (16 ke atas)

14 sampai 15 jam
12 sampai 14 jam
11 sampai 13 jam
10 sampai 11 jam
8.5 sampai 9.25 jam
7 sampai 9 jam

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan seorang


siswa yakni berkisar 7-9 jam sehari. Memang hal tersebut bukanlah suatu ukuran

26

yang mutlak tetapi patokan tersebut merupakan patokan yang digunakan pada
umumnya.Maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan siswa SMA Santa Maria 2
yaitu dalam kisaran 7-9 jam. Dan berdasarkan observasi siswa SMA Santa Maria
tidur dengan durasi rata-rata 7.05 jam sehari untuk perempuan da 7.5 jam untuk
siswa laki-laki. Dan berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa siswa
SMA Santa Maria 2 memiliki kebutuhan tidur yang sama dengan kebutuhan
tidur siswa pada umumnya. Kebutuhan tidur terpenuhi melalui suatu mekanisme
yang dinamakan pola tidur. Pola tidur merupakan cara bagaimana seseorang
memperoleh ataupun mengatur waktu sedemikian rupa agar dapat tidur. Secara
umum pola tidur hanya ada 2 yaitu teratur dan tidak teratur. Hal tersebut dinilai
berdasarkan kekonsistenan waktu yang digunakan oleh seseorang untuk tidur.
Misalkan seseorang yang tidur 7 jam sehari dan dilakukan setiap hari dengan
sama maka dapat dikatakan orang tersebut mempunyai pola tidur teratur.
Sedangkan orang yang memiliki waktu tidur fluktuatif maka orang tersebut
dapat dikatakan memiliki tidur kurang teratur. Berdasarkan observasi di
lapangan diperoleh bahwa siswa SMA Santa Maria memiliki pola tidur yang
sebagian besar tidak teratur. Dari 72 koresponden 78% diantaranya memiliki
pola tidur yang tidak teratur. Hal ini menunjukan bahwa siswa SMA Santa Maria
2 belum mencapai Kualitas tidur hidup yang maksimal. Idealnya kebutuhan
tidur yang terpenuhi diikuti dengan pola tidur yang baik. Dapat di simpulkan
untuk hal ini bahwa SMA Santa Maria 2 sebagian besar siswa SMA Santa Maria
2 memiliki pola tidur yang tidak teratur. Pola tidur yang tidak teratur dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti pola hidup,masalah tidur, dan aktivitas. Hal
inilah yang menjadi masalah Siswa SMA Santa Maria 2 dalam memperoleh

27

kualitas tidur yang baik. Penjelasan mengenai masalah ini akan di jelaskan
dalam bab berikutnya.
G. PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan maka dapat dikaitkan
hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa. Adapun
konsentrasi yang dimaksud yakni dalam 2 hal yaitu dalam belajar individu
maupun dalam belajar kelompok. Alasan mengapa dibedakan menjadi 2 yakni
karena terdapat perbedaan aspek terpengaruh antara konsentrasi siswa dalam
belajar individu dengan siswa dalam belajar secara berkelompok. Sehingga
dalam 2 hal yang berbeda ini dapat diperoleh suatu kesimpulan khusus.
1. Konsentrasi dalam Belajar Individu
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan untuk memusatkan
pikiran pada suatu hal yang dipelajari. Maka dalam konsentrasi dalam belajar
individu seorang siswa memusatkan pikiran pada hal yang sedang
dipelajarinya. Tiap siswa memiliki tingkat konsetrasi yang berbeda-beda.
Tingkat konsentrasi optimal tentunya dapat diperoleh dengan memperhatikan
faktor faktor yang turut mempengaruhinya. Faktor tersebut dapat berasal dari
luar siswa tersebut (Eksternal) maupun dari dalam siswa itu sendiri (Internal).
Faktor eksternal meliputi pengaruh dari luar seperti obrolan orang lain,suasana
sekitar,dan lain-lain. Hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi perhatian
siswa terhadap hal yang sedang dipelajarinya. Sedangkan faktor internal
berbicara mengenai kondisi fisik maupun psikologis siswa yakni seperti
kesehatan badan, perasaan,tingkat stress,dan lain-lain. Tentunya faktor internal
merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat konsentrasi siswa.

28

Telah diketahui bahwa faktor internal sangatlah berpengaruh terhadap


tingkat konsentrasi belajar siswa. Maka dalam hal ini kualitas tidur dikaitkan
dengan faktor internal yakni menyangkut apa saja aspek internal yang
dipengarui oleh kualitas tidur. Berdasarkan teori yang telah dikumpulkan,
dikatakan bahwa kualitas tidur mempengaruhi sel-sel dalam tubuh termasuk
dalam otak. Maka dari itu kualitas juga mempengaruhi tingkat emosi
seseorang. Kualitas tidur yang buruk yakni ditandai dengan kurangnya waktu
tidur dapat menyebabkan konsentrasi berkurang. Hal ini karena sinyal-sinyal
listrik dalam otak terhmbat lajunya akibat sel-sel otak yang lelah karena
kurangnya tidur.
Berdasarkan observasi didapati bahwa sebagian besar siswa yang
kekurangan tidur ataupun tidur kurang nyenyak mengalami kesulitan dalam
berpikir. Kendala yang dialami yakni sulit untuk mengingat, perasaan yang
labil, badan yang terasa sakit dan lemas, dan juga kepala yang pusing.
Sehingga ketika belajar individu siswa yang mengalami kekurangan tidur
maupun tidur yang tak nyenyak pikiranya terfokus pada kondisi tubuhnya
sehingga tingkat perhatianya terhadap pelajaran berkurang.
2. Konsentrasi dalam Belajar Bersama
Belajar Bersama merupakan suatu metode belajar diamana melibatkan
lebih dari satu orang untuk memahami atau mempelajari suatu bahan
pembelajaran secara bersama-bersama. Maka konsentrasi belajar kelompok
tidaklah jauh berbeda dengan konsentrasi belajar individu. Perbedaan terletak
pada jumlah siswa dan juga bentuk pengaruhnya.
Berdasarkan observasi sebagian besar siswa yang mengaku pernah
mengalami kurang tidur ataupun tidur yang tidak nyenyak mengalami
kesulitan belajar dalam kelompok terutama dalam menerima informasi lisan

29

yang disampaikan oleh teman dan tidak sedikit dari antaranya justru menguap.
Hal ini berarti kualitas tidur mempengaruhi bagaimana siswa merespon pesan
lisan

dari

orang

lain

dimana

dalam

hal

ini

diperlukan

saraf

penglihatan,pendengaran,serta otak. Sehingga kualitas tidur yang minim


menyebabkan saraf-saraf menjadi tegang. Dampak langsung yang diakibatkan
dapat berupa stress dan bahkan tak sedikit siswa yang minim kualitas tidur
minim berprilaku agak kasar.

BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. MASALAH YANG TIMBUL
1. Sulitnya Mengelola Waktu Tidur
Kurangnya kualitas tidur bukanlah keinginan siswa. Setiap siswa
tentunya menginginginkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas namun
tentu ada saja hal yang menghambat siswa untuk memperoleh kualitas tidur
maksimal. Siswa sulit mengelola waktu yang ada dan meluangkan waktu
yang cukup untuk memperoleh tidur yang berkualitas. Sebanyak 90% persen
siswa memiliki pola tidur yang kurang teratur. Mereka sulit mengatur waktu
yang dimiliki. Mereka dihadapkan dengan berbagai tugas,kegiatan luar
sekolah,dan juga rasa malas yang kerap timbul sebagai hasil dari rasa lelah
yang diperoleh selama aktivitas sekolah. Berbagai hal yang datang tersebut
tidak disertai kemampuan untuk mengaturnya sehingga pada akhirnya siswa
harus berpacu dengan waktu karena dikejar oleh deadline. Belum lagi
kewajiban akan tugas juga turut menambah beban siswa dalam mengelola
waktu. Selama ini siswa belum pernah dibekali maupun dibimbing cara

30

mengatur waktu. Sehingga lambat laun tuntutan yang datang mengikis waktu
siswa untuk beristirahat.
2. Penyakit Gangguan Tidur
Adakalah siswa tidak memperoleh waktu efektif serta kualitas tidur yang
baik dikarenakan hambatan internal yakni kondisi tubuh. Beberapa siswa
harus mengalami gangguan yang dikenal sebagai penyakit gangguan tidur.
Gangguan tidur sebenarnya bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari
berbagai gangguan fisik, mental dan spiritual. Gangguan tidur dapat dialami
oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan
rendah, orang muda serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada
orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan
perubahan-perubahan pada siklus tidur biologisnya, menurun daya tahan
tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang
konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan
diri sendiri atau orang lain . Hal ini menyebaban siswa tidak dapat
memperoleh kualitas tidur yang baik.
Sebanyak 5 orang dari partisipan yang mengalami jam tidur yang sedikit
karena susah tidur. Susah tidur dalam hal ini secara sederhana memanglah
belum tentu merupakan suatu gangguan fisiologis ataupun suatu penyakit.
Tetapi siswa yang mengalami gangguan ini mengindikasikan terjadinya
gangguan dalam tubuhnya. Dan setelah diselidiki kelima partisipan
mengalami kesulitan tidur karena depresi ringan. Depresi ringan ini
menyebabkan otot-otot menjadi tegang dan sulit untuk berelaksasi. Sehingga
pengeluaran hormone melatonin dalam otak terhambat. Hal ini seperti yang
telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Depresi ringan yang dialami siswa

31

tak lain sebagian besar dikarenakan tuntutan tugas. Yang jadi masalah
bukanlah tugasnya tetapi paradigma kelima siswa ini dalam memandang
tugas sekolah. Pola pikir yang salah menyebabkan sugesti keliru yang
akhirnya dibawa ke otak dan otak memberi respon sesuai yaitu dengan
membuat otot-otot serta saraf-saraf menjadi tegang. Namun ternyata pada
kasus yang serius, siswa yang mengalami kesulitan memperoleh kualitas tidur
yang optimal diakibatkan oleh gejala yang lebih serius yaitu insomnia.
Seorang siswa dapat terkena insomnia sebagai akibat dari rasa cemas yang
berlebih. Sebagai akibat siswa akan mengalami penurunan performa secara
kesluruhan dalam beraktivitas.
3. Buruknya Kualitas Tidur
Pada beberapa kasus siswa mampu mengontrol waktu dengan baik dan
tidak mengalami kesulitan untuk tidur tetapi tidurnya tidak nyenyak
meskipun memperoleh waktu tidur yang terbilang cukup. Ternyata hal ini
terjadi karena kebutuhan tubuh yang berbeda. Dalam observasi terdapat
sebanyak 7 partisipan yang tidur selama lebih dari 8 jam dan 3 diantaranya
sellma 10 jam. Maka pada siswa ini tidur 7 jam belumlah cukup untuk
tubuhnya sehingga ia tidak memperoleh kualitas tidur yang baik. Pada
akhirnya siswa ini kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar dan sering
terkantuk-terkantuk kala mengikuti pelajaran. Keadaan tubuh seperti tidak
terjadi begitu saja tetapi dikarenakan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti
kurangnya konsumsi makanan sarat dengan nutrisi yang diperlukan oleh
tubuh. Maka fungsi sel-sel tubuh menjadi kurang maksimal dan juga dapat
mengakibatkan lambatnya proses regenerasi dalam tubuh. Itulah mengapa
siswa ini mebutuhkan tidur yang lebih lama.

32

4. Tingkat Konsentrasi Belajar Menurun


Penurunan tingkat konsentrasi belajar merupakan akibat dari akumulasi
semua faktor penyebab menurunya tingkat konsentrasi dimulai dari faktor
eksternal dan internal. Pada dasarnya ketika konsentrasi belajar menurun
maka banyak hal yang tentunya akan terkena imbasnya contohnya seperti
perilaku sehari-hari bahkan prestasi dalam belajar. Penurunan konsentrasi
menjadi masalah berikutnya yang dialami siswa setelah gangguan tidur.
Apabila penurunan konsentrasi semakin memburuk maka akan berimbas pada
keadaan psikis siswa.
Penurunan konsentrasi belajar karena buruknya kualitas tidur diawali
dengan kekurangan tidur yang berkepanjangan. Akibatnya tubuh meresponi
hal tersebut dengan menurunya kerja sel-sel otak. Gejala yang munculnya
biasanya seperti mengantuk di tengah hari. Mengantuk di siang hari
merupakan respon otak menghadapi kekurangan tidur. Bagian otak yang
mengatur aktivitas tidur akan mengirim informasi pada tubuh untuk
beristirahat. Ketika hal tersebut terjadi pada seorang siswa maka ia akan
merasa lemas bahkan pusing hingga ia tertidur saat pelajaran. Siswa yang
telah terbangun dari tertidur siang hari tersebut akan kehilangan beberapa
memori dalam otaknya dan apabila ia harus melanjutkan pelajaran ia akan
sulit berkonsentrasi. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Profesor
Christian Benedict dari Uppsala University di Swedia mengemukakan bahwa
kekurangan tidur memiliki efek yang sama seriusnya dengan geger otak.
Sehingga setelah siswa yang kekurangan tidur sulit berkonsentrasi ia juga
akan mengalami penurunan kemampuan kognitif yang memungkinkan pada
penurunan IQ. Ketika ini terjadi seorang siswa dapat mengalami depressi
bahkan mengalami keputusasaan dalam belajar yang juga akan berdampak

33

buruk untuk prestasinya disekolah. Pada tahap seperti ini siswa bukan saja
membutuhkan penanganan medis tetapi juga membutuhkan bimbingan secara
moril.

B. PEMECAHAN MASALAH
1. Menerapkan Pola Hidup Disiplin
Menerapkan pola hidup disiplin bukanlah sekedar hidup dalam sebuah
aturan ketat yang tidak memberi manfaat sedikitpun. Menerapkan pola
hidup disiplin berarti mengatur hidup sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh hasil yang diinginkan. Menerapakan pola hidup disiplin berupa
jawaban dari masalah sulitnya mengelola waktu untuk tidur. Pola hidup
disiplin disini berarti mengatur waktu sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh waktu untuk tidur yang tepat dan effisien bagi tubuh namun
tanpa menggangu aktivitas lainya. Penerapan hidup disiplin juga
merupakan upaya untuk merubah pola pikir dalam menggunakan waktu.
Bagi seorang siswa mengatur waktu merupakan hal yang dapat dikatakan
cukup sulit. Keinginan melakukan banyak hal menjadi hal yang dimiliki
oleh pelajar yang diikuti oleh semangat yang menggebu-gebu. Namun
adakalanya seorang siswa juga menjadi malas dengan alasan berbagai hal.
Menerapkan pola hidup disiplin berarti membuang segala sesuatu yang
sebenarnya tidak diperlukan untuk dilakukan dan menggantinya menjadi
sesuatu yang lain yang lebih berguna. Banyak studi yang menerangkan
berbagai cara untuk me-manage waktu namun pada dasarnya, mengatur
waktu memiliki tujuan yang sama.
Sebagai pelajar, waktu dapat di atur sedemikian mungkin sehingga
akan memberikan hasil efektif. Mengatur waktu dapat diawali dengan

34

membuat catatan kecil mengenai hal-hal yang akan dilakukan dalam 1


hari. Buat catatan tersebut berdasarkan prioritas. Disiplin bukan berarti
tidak ada waktu relaksasi. Relaksasi justru diperlukan. Tempatkan
relaksasi pada jadwal sebagai aktivitas yang dilakukan pada sela-sela
kegiatan. Usahakan pada melakukan setiap kegiatan untuk tidak menundanunda. Perasaan malas itulah yang membuat seseorang pada akhirnya
kehilangan banyak waktu berharga untuk melakukan segala sesuatu.
Setelah menerapkan pola seperti itu dalam sehari,lakukanlah itu selama
kurang lebih 20 hari. Dengan demikian pola hidup disiplin lambat laun
akan menjadi sebuah kebiasaan yang akan terekam dalam memori sebagai
sesuatu kebutuhan. Tantangan pasti ada dan itulah yang harus dilawan.
Yang terpenting yaitu motivasi dari dalam diri sendiri.
2. Melakukan Aktivitas Perangsang Kantuk dan Penggunaan Obat Tidur
Ketika seorang siswa mengalami kesulitan untuk tidur banyak hal
yang akan ia lakukan agar dapat mencapai tidur. Namun kerap kali caracara yang digunakan tidak menemui hasil yang memuaskan. Hal tersebut
karena cara yang ditempuh salah. Banyak siswa yang mengalami kesulitan
tidur mengatasinya dengan menonton tv hingga larut malam. Namun perlu
diketahui bahwa kesulitan tidur belum tentu sebuah penyakit tetapi
merupakan gejala yang dialami oleh dirinya yang menandakan adanya
gangguan. Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa
kesulitan tidur yang umum dialami oleh seorang siswa pada umumnya
berasal dari beban pikiran yang menyebabkan otot-otot tubuh tidak dapat
berelaksasi. Maka pada kebanyakan siswa yang kesulitan mengatasinya
dengan menonton film ataupun tayangan tayangan yang ada di televisi.

35

Namun pada kasus yang lebih parah kesulitan tidur tidak lagi muncul
sebagai gejala tetapi merupakan sebuah penyakit.
Melakukan aktivitas perangsang kantuk dan penggunaan obat tidur
merupakan dua penanganan masalah kesulitan tidur yang berbeda
penerapanya. Pada dasarnya melakukan aktivitas perangsang kantuk
adalah hal yang dilakukan untuk mengatasi beban pikiran yang
menyebabkan tubuh tidak bisa memulai tidur. Pada pelaksanaanya
aktivitas perangsang kantuk dapat dilakukan dengan mudah. Aktivitas
tersebut dapat berupa membaca buku,mengobrol dengan keluarga ataupun
dapat diisi dengan berdoa. Pada intinya dalam cara ini yaitu adalah
menangkan pikiran. Memberi sugesti yang positif pada pikiran adalah hal
yang terbaik untuk dilakukan. Setelah itu baringkan tubuh pejamkan mata
dan tenangkan pikiran. Sejatinya seberapapun orang tidak bisa tidur
misalnya karena beberapa jam sebelum tidur malam ia tertidur namun
apabila ia membaringkan tubuh dan memejamkan mata serta menenangkan
pikiran maka otak akan melepaskan hormon hormon yang berguna untuk
memulai fase tidur. Jadi kunci dari keberhasilan untuk tidur yaitu dengan
menenangkan pikiran. Untuk penggunaan obat tidur dalam masalah
pikiran sangat tidak di anjurkan karena justru bukanlah berefek positif
tetapi malah kebalikanya. Sel sel otak akan mengalami resistensi ketika
diberi obat tidur dalam keadaan pikiran tertekan atau terjaga. Penggunaan
obat adalah untuk mengatasi siswa yang memang benar-benar mengalami
penyakit tidur seperti dissomnia,maupun parasmonia. Adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh tidur
(failling as sleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying

36

assleep), bangun terlalu dini atau kombinasi daintaranya. Sedangkan


parassomnia adalah Yaitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari
kejadian-kejadian episode yang berlangsung pada malam hari pada saat
tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Kasus ini sering
berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku danaksi motorik
potensial, sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan
kematian, Insidensi ini sering ditemukan pada usia anak berumur 3-5 tahun
(15%) dan mengalami perbaikan atau penurunan insidensi pada usia
dewasa (3%). Pada intinya parasomnia merupakan gangguan yang dialami
pada saat tidur. Kedua penyakit ini sangat jarang ditemui pada seorang
siswa .Maka dari itu penanganan pada masalah ini yakni biasanya dengan
menggunakan obat. Obat-obat perangsang kantuk yang dijual dipasaran
merupakan salah satunya namun hal tersebut tetap harus dalam anjuran
dokter. Pada stadium lebih lanjut penggunaan obat yang umum di pasaran
tidak lagi manjur. Maka dalam kondisi seperti itu hal yang perlu dilakukan
adalah memeriksakanya ke dokter untuk mendapat penanganan lebih
lanjut.
3. Melakukan Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang
namun nampak sulit untuk diperoleh. Pola hidup sehat merupakan jawaban
dari setiap persoalan kesehatan yang dialam oleh setiap orang termasuk
masalah buruknya kualitas tidur dan minimnya kuantitas tidur. Melakukan
pola hidup sehat dapat dimulai dengan sederhana. Pola hidup sehat
meliputi asupan makanan,aktivitas tubuh,dan termasuk juga kedalam
penenangan pikiran.
Untuk memperoleh hidup yang sehat tentunya dimulai dari makananmakanan yang sehat. Mulailah dengan mengurangi makanan-makanan

37

yang misikin nutrisi seperti makanan-makanan yang dijual di restoran


restoran cepat saji yang saat ini tersebar di berbagai tempat. Pada dasarnya
makanan makanan tersebut tidak sanggup memenuhi apa yang
diperlukan oleh tubuh yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas tidur.
Gantilah makanan makanan tersebut dengan makanan yang alami.
Memang hal tersebut tidak semudah dibayangkan, tetapi cobalah untuk
memulainya dengan menahan diri terhadap jajanan-jajanan luar dan
menggantinya dengan makanan yang dibawa dari rumah tentunya
makanan yang sehat. Pola hidup sehat yang berikutnya yakni aktivitas.
Yang dimaksud yaitu kebiasaan kebiasaan harian yang perlu
dikembangkan. Siswa saat ini hadapkan pada zaman yang menuntut
mereka harus menggunakan tubuhnya dengan maksimal namun lupa
bahwa tubuhnya perlu olahraga. Olahraga pada intinya melancarkan aliran
aliran darah serta impuls-impuls dari saraf yang nantinya diteruskan ke
otak. Hal ini secara tidak langsung dapat mempermudah seorang siswa
untuk dapat memperoleh kualitas tidur yang baik. Melakukan olahraga
selama 5 menit setiap hari merupakan hal yang baik untuk memulai pola
hidup sehat. Dan cara sehat yang terakhir setelah makanan dan aktivitas
yakni penenangan pikiran. Apabila cara-cara untuk memperbaiki kualitas
tidur telah dilakukan maka apabila tidak disertai dengan pikiran yang
tenang maka keduanya merupakan hal yang dapat dikatakan tidak akan
memberi pengaruh banyak. Maka dari itu penenangan pikiran merupakan
hal yang perlu dilakukan oleh setiap siswa dalam menjawab buruknya
kualitas tidur. Dan yang terakhir yaitu kuantitas tidur. Pada dasarnya
kuantitas tidur dapat diperoleh dengan pengaturan waktu yang baik seperti

38

yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka apabila semuanya itu dapat


dilakukan dengan baik maka kualitas dan kuantitas tidur yang optimal
bukanlah lagi hal yang sulit diperoleh.
4. Memperbaiki Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Siswa
Memperbaiki faktor yang mempengaruhi konsentrasi

siswa

merupakan jawaban terbaik dari menurunya tingkat konsentrasi belajar


siswa. Ada dua faktor penting yang perlu diperbaki agar tingkat
i)

konsentrasi belajar kembali optimal yaitu :


Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan hal pertama yang perlu diperbaiki. Kualitas
tidur diperbaiki tak lain dengan cara-cara yang telah diuraikan
sebelumnya yaitu

dengan membangun pola hidup disiplin,

membangun pola hidup sehat, serta mengatur waktu dengan baik.


Ketika seorang siswa mampu memperbaiki kualitas tidur dengan baik
maka tingkat konsentrasi siswa tersebut akan kembali, karena pada
dasarnya ketika seorang siswa memperoleh tidur yang baik sel-sel
otak akan terbentuk dan terhubung dengan baik serta semua racunracun yang ada di dalam tubuh pun dapat dihancurkan. Sehingga
siswa tersebut akan dapat menerima segala informasi baru dengan
baik.
ii) Cara dan Kondisi Belajar
Cara dan kondisi belajar terkadang menjadi faktor penghambat
seorang siswa menjadi sulit berkonsentrasi selain kualitas tidur. Cara
yang salah yaitu contohnya belajar sambil menonton televisi ataupun
belajar sambil bermain. Hal tersebut merupakan cara belajar yang
salah. Ubahlah cara tersebut dengan cara belajar yang baik seperti
menjauhkan alat-alat hiburan dari sekitar. Setelah cara belajar yang

39

berikutnya yaitu kondisi belajar. Terkadang siswa memilih kondisi


yang salah untuk belajar seperti dengan belajar pada tempat yang
padat aktivitas. Memang banyak orang yang mampu belajar dalam
keadaan ramai tetapi tempat yang padat dengan aktivitas setiap orang
pasti akan merasa terganggu karena tempat yang padat aktivitas
tentunya

memerlukan

interaksi

dengan

orang

yang

berada

disekitarnya seperti contohnya seorang siswa yang belajar didekat


kumpulan orang yang sedang bermain tentu kumpulan tersebut akan
mengajak siswa tersebut untuk turut bermain dan pada akhirnya
kembali mengurangi konsentrasi dalam belajar. Maka untuk diperoleh
konsentrasi yang optimal dalam belajar pilihlah tempat yang memang
aman dari keramaian dan juga nyaman. Usahakan jangan belajar
tetapi sambil melakukan aktivitas lain yang juga memerlukan
perhatian. Karena apabila dilakuka fokus akan terbagi dan sekali lagi
konsentrasi terhadap pelajaran akan berkurang.

BAB IV
PENUTUP

40

A. KESIMPULAN
Kualitas tidur merupakan hal yang sangat penting diperhatikan namun sering
kali dilupakan. Pada akhirnya banyak siswa yang kehilangan kemampuanya yang
maksimal karena kualitas tidur yang buruk. Bahkan seringkali pada akhirnya banyak
siswa yang harus mengalami kegagalan studi berawal pada minimnya kualitas tidur
dan berdampak pada konsentrasi belajar yang berujung pada kegagalan
studi.Berdasarkan observasi yang telah dilakukan mengenai pengaruh kualitas tidur
dalam konsentrasi belajar siswa SMA Santa Maria 2 maka didapati bahwa kualitas
tidur memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap konsentrasi siswa dalam belajar
dan hal itu berlaku bagi siswa laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian dapat
diperoleh hubungan antara kualitas tidur siswa dengan tingkat konsentrasi belajar
siswa dimana semakin baik kualitas tidur siswa maka tingkat konsentrasi siswa pun
semakin baik dan begitu juga sebaliknya , semakin buruk kualitas tidur siswa. Hal ini
tampak pada hasil observasi dimana sebagian besar partisipan merasa bahwa
konsentrasi dipengaruhi oleh kualitas tidur. Kesimpulanya yaitu bahwa kualitas tidur
yang meliputi pola tidur siswa, dan kuantitas tidur siswa berpengaruh besar terhadap
m.konsentrasi belajar siswa secara umun
B. SARAN
Saran penulis yaitu, sebaiknya siswa diberikan pemahaman yang benar
tentang kualitas tidur ini melalui bentuk pengarahan secara khusus, serta diberikanya
pertolongan pada siswa yang memiliki masalah dalam hal konsentrasi belajar .
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/tidur
http://askep-net.blogspot.com
http://fahrudin91.blogspot.com/2013/05

41

http://www.tipscaraterbaik.com/penyebab-dan-cara-mengatasi-sulittidurinsomnia.html
http://www.penchenk.com/2013/03/cara-mengatasi-insomnia-susah-tidur.html
http://www.shnews.co/detile-22093-kualitas-tidur-buruk-memicu-penyakitkardiovaskular.html
Lanywati,dr.Endang.2001.Insomnia Gangguan Sulit Tidur.Yogyakarta:Kansius
Kelly,Tracey.2002.50 Rahasia Alami Tidur Yang Berkualitas.Jakarta :Erlangga

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuisioner yang digunakan

42

Lampiran 2 : Aktivitas Siswa SMA Santa Maria 2

43

Anda mungkin juga menyukai