Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Alasan penulis memilih judul ini yakni karena banyaknya masalah dialami
siswa SMA Santa Maria dalam hal konsentrasi dan juga dalam hal pola istirahat.
Hal ini diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis selama
beberapa waktu.
ujian. Dan bagaiman hubungan antara tidur dengan konsentrasi belajar siswa?
Nah hal inilah yang menjadi pokok pembahasan dalam karya tulis ini.
Sudah menjadi masalah umum bahwa Pelajar mengalami penurunan nilai
dan bahkan mengalami kegagalan dalam studinya. Dan sebagian besar dari
masalah tersebut berakar pada konsentrasi. Siswa yang mengalami kegagalan
studi dikarenakan sulit berkonsentrasi sehingga merembet ke berbagai hal yang
ada. Mereka merasa sulit dalam menangkap apa yang disampaikan oleh guru
ataupun menangkap namun hanya sesaat saja. Dampaknya mereka depresi dan
bahkan kehilangan kepercayaan diri. Survey pendidikan mencatat hingga saat ini
angka siswa yang mengalami kegagalan studi semakin meningkat.
Konsenrasi siswa memang bukan hanya dipengaruhi oleh satu factor saja.
Ada hal lain yang tentu mampu memcah konsentrasi siswa baik pada saat belajar
maupun pada saat beraktifitas. Tetapi dewasa ini banyak siswa-siswi SMA
memiliki pola tidur yang tidak teratur atau kualitas tidur yang tidak optimal. Hal
ini memang belum diselidiki pengaruhnya secara langsung,namun penulis
memperkirakan
ada
kaitan
antara
kualitas
tidur
dengan
konsentrasi
C. PEMBATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam karya ilmiah ini yaitu :
Kualitas Tidur yang dimaksud yaitu meliputi kuantitas tidur dan juga
tingkat kepulasan tidur.
Konsentrasi belajar yang dimaksud yaitu konsentrasi belajar ketika KBM
dan juga ketika ulangan ataupun Ujian.
Siswa yang dikaji yakni siswa SMA Santa Maria 2. Dalam masalah ini
perbedaan gender tidak menjadi bahan pertimbangan.
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana pola
tidur siswa SMA Santa Maria 2 serta mengetahui seberapa hubungan antara
kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penyusunan karya ilmiah ini yakni dengan :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap beberapa siswa SMA Santa Maria 2 yang
pernah mengalami kesulitan dalam tidur dan juga yang pernah mengalami
tidur kurang nyenyak serta beberapa siswa yang memiliki kebiasaan tidur
normal
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku beberapa siswa dalam
kelas,bagaimana ia berlajar dan interaksi dengan teman juga dengan
mengamati perilaku keseluruhan dalam mengikuti pelajaran.
3. Studi literatur
Studi literatur dilakukan penulis untuk memperkaya materi yang dimuat dan
juga untuk menambah pengetahuan penulis, serta untuk menguji kebenaran
dari teori yang ada.
4. Dokumentasi
Pengambilan gambar secara langsung dari lapangan dapat dilakukan untuk
menguatkan penelitian ini.
BAB II
PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP KONSENTRASI
BELAJAR SISWA
A. LANDASAN TEORI
1. Tidur
Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang
masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan
rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Tidur adalah suatu proses perubahan
kesadaran yang terjadi berulang-ulang selama periode tertentu (Potter & Perry,
2005). Menurut Chopra (2003), tidur merupakan dua keadaan yang bertolak
belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme
juga menurun namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama
periode bermimpi dibandingkan dengan ketika beraktivitas di siang hari. Tidur
merupakan kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang tidur
bukan berarti bahwa susunan saraf pusatnya tidak aktif melainkan sedang
bekerja (Harsono, 1996). Sistem yang mengatur siklus atau perubahan. dalam
tidur adalah reticular activating system (RAS) dan bulbar synchronizing
regional (BSR) yang terletak pada batang otak (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa tidur
merupakan suatu aktivitas metabolisme yang dikendalikan oleh system saraf
pusat untuk mengembalikan keadaan sel-sel tubuh ke kondisi normal. Dalam
mengembalikan sel-sel tubuh tersebut ada hal yang memenentukan seberapa
efektifitias dari tidur yakni kualitas tidur.
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan
sering menguap atau mengantuk. Kualitas tidur, menurut American Psychiatric
yang berarti kira-kira dan Dies berarti hari ( circardies = kira-kira satu hari).
Circardian rhythm adalah irama dan pengenalan waktu yang sesuai dengan
perputaran bumi dalam siklus 24 jam. Hampir seluruh makhluk hidup di dunia ini
mempunyai irama yang secara teratur mengalami perubahan fungsi tubuh dan
fisiologik dalam siklus 24 jam, tetapi adapula beberapa perubahan yang sesuai
dengan bulan atau tahun.Pernahkah Anda bertanya, mengapa saat malam kita
mengantuk? Atau mengapa bila masyarakat pedesaan yang belum ada listrik
cenderung tidur lebih cepat? Jawabannya adalah karena adanya hormon melatonin.
SCN akan memerintahkan tubuh untuk sekresi hormon melatonin ini saat hari
sudah gelap. Selanjutnya, hormon melatonin akan memerintahkan tubuh untuk
beristirahat. Namun dengan kehadiran lampu listrik yang membuat suasana malam
hari menjadi terang menghambat sekresi hormon melatonin, sehingga saat ini jam
tidur manusia lebih larut malam daripada sebelumnya. Tubuh kita dapat
beradaptasi sampai batasan tertentu. Misalnya, untuk pekerja yang bekerja saat
malam hari, SCN akan beradaptasi sampai batas tertentu dalam sekresi hormon
melatonin sehingga mereka akan tetap terjaga walaupun hari sudah gelap. Bila
malam semakin larut, kita akan lebih merasakan kantuk, ini disebabkan hormon
melatonin yang dihasilkan semakin meningkat dan juga turunnya suhu tubuh dan
tekanan darah dalam tubuh. Naik turunnya aktivitas tubuh dalam sekresi hormone
melatonin ini merupakan salah satu contoh dari jam bilogis (biological clock) atau
ritme circadian tubuh manusia.
Contoh lainnya adalah saat pagi hari, minumlah segelas air hangat yang akan
mendorong enzim-enzim yang ada dalam mulut ke dalam lambung untuk proses
detoksifikasi. Tunggu 20 menit sebelum Anda mengkonsumsi sarapan atau
minuman lainnya, karena bila waktu kurang dari 20 menit, manfaat yang
dihasilkan kurang optimal. Olahraga pada jam 5 pagi kurang bermanfaat karena
suhu tubuh masih rendah dan otot belum panas. Berolahragalah jam 7 pagi. Pada
jam ini tubuh menghasilkan hormon serotonin yang meningkatkan mood.
Berjemur di bawah sinar matahari pagi dapat meningkatkan produksi hormon ini.
Tubuh kita berada dalam kondisi optimal 3 jam setelah bangun tidur. Saat itu,
darah sudah mengaliri tubuh dengan sempurna sehingga semua zat yang
dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi dengan baik.
Contoh jam biologis tubuh lainnya lagi adalah saat tepat untuk perawatan
kulit adalah jam 16.00 karena pada saat itu tubuh dalam suhu yang paling tinggi
sehingga pori-pori terbuka dan nutrisi terserap sempurna. Jam 17.00 tubuh dalam
kondisi puncak dalam menahan rasa sakit, sehingga tepat bila ingin ke dokter gigi
atau di suntik. Jam 18.00 merupakan saat yang tepat untuk berolahraga, karena
kekuatan dan fleksibilitas tubuh dalam kondisi puncak. Disebabkan kandungan
glikogen pada saat itu di dalam tubuh cukup banyak. Glikogen merupakan
simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang berfungsi
sebagai salah satu sumber energi.
Contoh jam biologis tubuh manusia dapat dilihat dari proses detoksin pada
tubuh manusia. Tubuh mempunyai waktu-waktu tertentu pada proses metabolisme
sehingga membuat tubuh kita selalu sehat. Pada jam berapa sajakah organ-organ
dalam tubuh kita melakukan proses metabolisme? Berikut rinciannya:
a) Pukul 21.00 23.00
Pada waktu ini adalah masa pembuangan zat-zat yang tidak
berguna/beracun di bagian antibodi. Jadi sebaiknya pada jam ini tubuh
harus rileks/santai, mungkin anda bisa mendengarkan musik sembari
bersantai dengan memonton hiburan di televisi. Jangan melakukan
pekerjaan sekecil apapun.
b) Pukul 23.00 01.00
10
Dalam tidur juga tentu terdapat sebuah siklus yang terjadi dalam selang
waktu tertentu (siklus akan dibahas di subbab berikutnya). Dan seperti yang
telah dijelaskan diatas yakni bahwa siklus tidur diatur oleh system yang dikenal
dengan nama reticular activating system (RAS). RAS merupakan sistem yang
mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan
11
dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu
RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga
dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan
adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan
batang otak tengah, yaitu BSR (Potter & Perry, 2005).
2. Tahapan Tidur
Dalam tidur manusia terdapat 2 tahap tidur yakni tidur dengan pergerakan
mata lambat (non rapid eye movement/NREM) dan pergerakan mata cepat
(rapid eye movement/REM). Tahapan NREM sendiri dibagi menjadi 4 stadium
lalu diikuti oleh fase REM. Setiap fase ini berlangusng dalam sebuah siklus yang
dalam semalam dapat terjadi antara 4-6 siklus. Berikut ini merupakan penjelasan
stadium dari fase NREM dan fase REM:
a).NREM
1) Stadium 1
12
Tahap tidur ringan sekaligus tahapan transisi antara kondisi bangun dan
tertidur. Bila terbangun pada tahap ini, seseorang akan merasa tidak sedang
tidur sama sekali. Pada kebanyakan orang, tahap 1 berlangsung selama 10
menit.
2) Stadium 2
Pada tahap ini, pergerakan bola mata terhenti, suhu tubuh menurun, serta
detak jantung mulai melambat. Tubuh bersiap memasuki tahap tidur
dalam. Tahap 2 berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
3) Stadium 3
Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya .Pada tahap ini individu sulit
untuk dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut tidak dapat
segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa
menit
4) Stadium 4
Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat
lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk
memulihkan energi fisik.
a). REM
Merupakan tahapan tidur paling dalam yang ditandai dengan pergerakan bola
mata yang cepat, pernapasan yang tidak teratur serta kondisi gelombang otak
yang menyerupai kondisi otak ketika terbangun. Selain itu, terjadi pelemasan
13
di otot tangan dan kaki. Seringkali disebut juga tidur mimpi karena pada
tahap REM inilah mimpi terjadi. Pada penderita narkolepsi, terjadi kekacauan
siklus tidur dimana tahap REM langung terjadi ketika awal mula
tertidur.Selama tidur normal seseorang akan mengalami siklus tidur. Selama
tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan NREM terjadi
berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup mengalami
REM, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi
hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya dan nafsu makan bertambah.
Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit. Siklus
tidur normal terdapat dalam bagan berikut :
3. Konsentrasi Belajar
Kosentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Hornby dan
Siswoyo
(1993:69)
mendefinisikan
konsentrasi
(concentration)
adalah
14
15
dalam
penafsiran
informasi,
(3)
mengaplikasikan
16
2. Asupan Nutrisi
Asupan Nutrisi dikatakan mempengaruhi tidur yakni karena berhubungan
dengan sel. Dalam pembentukan proses pembentukan sel-sel maupun dalam
memperbaiki sel-sel tubuh diperlukan bebrapa zat penting yang dibutuhkan dan
yang paling yakni asam amino. Asam Amino diperoleh dari makanan yang
17
memasuki
fase
tidur
maka
seseorang
terlebih
dahulu
membaringkan tubuh dan merilekskan badan serta pikiran. Otot otot yang
rileks akan memudahkan bagian otak pengontrol tidur untuk memulai siklus
tidur. Sel sel otak yang rileks pun akan memudahkan bagian otak pengontrol
18
tidur memulai tahapan tidur. Tetapi pada kondisi Emosional yang tinggi maka
dalam otak terutama otak besar tempat proses berpikir sel-sel otak akan menjadi
tegang dan menyebabkan gelombang otak meningkat. Hal tersebut dapat
menghambat proses sekresi hormon melatonin yang berfungsi untuk
melancarkan siklus jam tubuh. Maka seseorang yang stress akan kesulitan tidur
dan pada akhirnya kualitas tidurnya menurun akibat waktu tidur yang tersita
untuk merilekskan tubuh.
6. Motivasi
Motivasi berkaitan dengan aktifitas yang sedang dilakukan. Seseorang
yang sedang melakukan aktifitas yang menurutnya penting untuk dilakukan
maka ia akan termotivasi untuk tetap terjaga. Contohnya seperti seorang siswa
yang sedang mengerjakan tugas untuk keesokan hari namun ia belum
mengerjakanya. Maka ia akan temotivasi untuk mengerjakanya. Ketika ia
termotivasi maka akan menghambat kerja hormon. Efek lainya yaitu pada saat
seseorang termotivasi untuk tetap terjaga maka tubuhnya akan mensekresikan
hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi menguraikan cadangan makanan yang
tersimpan untuk dijadikan energi sehingga ketika seseorang termotivasi untuk
terjaga maka rasa kantuk akibat terkurasnya energi akan tertunda. Namun setelah
cadangan energi digunakan maka pada saatnya tidur tubuh orang tersebut akan
memerlukan waktu yang ekstra karena tubuh harus mengembalikan energi yang
cukup banyak. Dan apabila hal tersebut terjadi berulang kali maka lama
kelamaan kualitas tidur akan semakin menurun. Dengan demikian maka
motivasi seseorang akan mempengaruhi metabolisme tubuh orang tersebut.
C. TINGKAT KONSENTRASI SISWA SMA SANTA MARIA 2 SECARA UMUM
19
indeks
tingkat
konsentrasi
yang
dihitung
dengan
cara
20
21
Kualitas tidur dan kuantitas tidur merupakan 2 hal yang berjalan seimbang
hingga titik tertentu artinya seseorang akan memperoleh kualitas tidur maksimal
pada durasi tertentu , dan bila lebih justru menyebabkan kualitas menurun.
Misalnya seorang yang berkebutuhan tidur 7 jam akan merasakan tidur yang
berkualitas bila ia tidur dengan durasi sebesar itu dan apabila lebih dari itu maka
kualitas tidur tidak akan semaksimal bila tidur 7 jam.Maka dalam hal ini kualitas
tidur ditentukan dengan terpenuhinya kebutuhan tidur.
Namun demikian, ternyata kualitas dan kuantitas tidur siswa SMA Santa
Maria 2 terdapat perbedaan antara siswa berjenis kelamin perempuan dan lakilaki. Hal ini diperoleh dari hasil observasi melalui kuisioner yang ditujukan
pada 72 koresponden. Perbedaan tersebut dapat ditunjukan melalui hasil
observasi.
adalah lebih dari 7 jam. Sehingga untuk waktu 7.05 jam bukanlah merupakan
waktu yang cukup untuk memperoleh kualitas tidur optimal. Maka dapat
dikatakan siswi SMA Santa Maria 2 secara keseluruhan memiliki kualitas tidur
yang cenderung kurang optimal.
1. Siswa Laki-laki
Berdasarkan observasi yang dilakukan dari 36 siswa laki-laki didapati
bahwa mereka mempunyai durasi tidur dengan rata-rata 7.5 jam sehari.
Apabila ditinjau dan dikaitkan dengan indeks tingkat konsentrasi belajar
siswa laki-laki SMA Santa Maria 2 yang tergolong cukup baik, maka dapat
dikatakan bahwa siswa laki-laki SMA Santa Maria memiliki kebutuhan tidur
7.5 jam sehari. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa dari segi kualitas
tidur antara siswa laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan meskipun
22
23
Gambar 3 : KBM
24
25
Kebutuhan
12 sampai 18 jam
14 sampai 15 jam
12 sampai 14 jam
11 sampai 13 jam
10 sampai 11 jam
8.5 sampai 9.25 jam
7 sampai 9 jam
26
yang mutlak tetapi patokan tersebut merupakan patokan yang digunakan pada
umumnya.Maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan siswa SMA Santa Maria 2
yaitu dalam kisaran 7-9 jam. Dan berdasarkan observasi siswa SMA Santa Maria
tidur dengan durasi rata-rata 7.05 jam sehari untuk perempuan da 7.5 jam untuk
siswa laki-laki. Dan berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa siswa
SMA Santa Maria 2 memiliki kebutuhan tidur yang sama dengan kebutuhan
tidur siswa pada umumnya. Kebutuhan tidur terpenuhi melalui suatu mekanisme
yang dinamakan pola tidur. Pola tidur merupakan cara bagaimana seseorang
memperoleh ataupun mengatur waktu sedemikian rupa agar dapat tidur. Secara
umum pola tidur hanya ada 2 yaitu teratur dan tidak teratur. Hal tersebut dinilai
berdasarkan kekonsistenan waktu yang digunakan oleh seseorang untuk tidur.
Misalkan seseorang yang tidur 7 jam sehari dan dilakukan setiap hari dengan
sama maka dapat dikatakan orang tersebut mempunyai pola tidur teratur.
Sedangkan orang yang memiliki waktu tidur fluktuatif maka orang tersebut
dapat dikatakan memiliki tidur kurang teratur. Berdasarkan observasi di
lapangan diperoleh bahwa siswa SMA Santa Maria memiliki pola tidur yang
sebagian besar tidak teratur. Dari 72 koresponden 78% diantaranya memiliki
pola tidur yang tidak teratur. Hal ini menunjukan bahwa siswa SMA Santa Maria
2 belum mencapai Kualitas tidur hidup yang maksimal. Idealnya kebutuhan
tidur yang terpenuhi diikuti dengan pola tidur yang baik. Dapat di simpulkan
untuk hal ini bahwa SMA Santa Maria 2 sebagian besar siswa SMA Santa Maria
2 memiliki pola tidur yang tidak teratur. Pola tidur yang tidak teratur dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti pola hidup,masalah tidur, dan aktivitas. Hal
inilah yang menjadi masalah Siswa SMA Santa Maria 2 dalam memperoleh
27
kualitas tidur yang baik. Penjelasan mengenai masalah ini akan di jelaskan
dalam bab berikutnya.
G. PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan maka dapat dikaitkan
hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa. Adapun
konsentrasi yang dimaksud yakni dalam 2 hal yaitu dalam belajar individu
maupun dalam belajar kelompok. Alasan mengapa dibedakan menjadi 2 yakni
karena terdapat perbedaan aspek terpengaruh antara konsentrasi siswa dalam
belajar individu dengan siswa dalam belajar secara berkelompok. Sehingga
dalam 2 hal yang berbeda ini dapat diperoleh suatu kesimpulan khusus.
1. Konsentrasi dalam Belajar Individu
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan untuk memusatkan
pikiran pada suatu hal yang dipelajari. Maka dalam konsentrasi dalam belajar
individu seorang siswa memusatkan pikiran pada hal yang sedang
dipelajarinya. Tiap siswa memiliki tingkat konsetrasi yang berbeda-beda.
Tingkat konsentrasi optimal tentunya dapat diperoleh dengan memperhatikan
faktor faktor yang turut mempengaruhinya. Faktor tersebut dapat berasal dari
luar siswa tersebut (Eksternal) maupun dari dalam siswa itu sendiri (Internal).
Faktor eksternal meliputi pengaruh dari luar seperti obrolan orang lain,suasana
sekitar,dan lain-lain. Hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi perhatian
siswa terhadap hal yang sedang dipelajarinya. Sedangkan faktor internal
berbicara mengenai kondisi fisik maupun psikologis siswa yakni seperti
kesehatan badan, perasaan,tingkat stress,dan lain-lain. Tentunya faktor internal
merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat konsentrasi siswa.
28
29
yang disampaikan oleh teman dan tidak sedikit dari antaranya justru menguap.
Hal ini berarti kualitas tidur mempengaruhi bagaimana siswa merespon pesan
lisan
dari
orang
lain
dimana
dalam
hal
ini
diperlukan
saraf
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. MASALAH YANG TIMBUL
1. Sulitnya Mengelola Waktu Tidur
Kurangnya kualitas tidur bukanlah keinginan siswa. Setiap siswa
tentunya menginginginkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas namun
tentu ada saja hal yang menghambat siswa untuk memperoleh kualitas tidur
maksimal. Siswa sulit mengelola waktu yang ada dan meluangkan waktu
yang cukup untuk memperoleh tidur yang berkualitas. Sebanyak 90% persen
siswa memiliki pola tidur yang kurang teratur. Mereka sulit mengatur waktu
yang dimiliki. Mereka dihadapkan dengan berbagai tugas,kegiatan luar
sekolah,dan juga rasa malas yang kerap timbul sebagai hasil dari rasa lelah
yang diperoleh selama aktivitas sekolah. Berbagai hal yang datang tersebut
tidak disertai kemampuan untuk mengaturnya sehingga pada akhirnya siswa
harus berpacu dengan waktu karena dikejar oleh deadline. Belum lagi
kewajiban akan tugas juga turut menambah beban siswa dalam mengelola
waktu. Selama ini siswa belum pernah dibekali maupun dibimbing cara
30
mengatur waktu. Sehingga lambat laun tuntutan yang datang mengikis waktu
siswa untuk beristirahat.
2. Penyakit Gangguan Tidur
Adakalah siswa tidak memperoleh waktu efektif serta kualitas tidur yang
baik dikarenakan hambatan internal yakni kondisi tubuh. Beberapa siswa
harus mengalami gangguan yang dikenal sebagai penyakit gangguan tidur.
Gangguan tidur sebenarnya bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari
berbagai gangguan fisik, mental dan spiritual. Gangguan tidur dapat dialami
oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan
rendah, orang muda serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada
orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan
perubahan-perubahan pada siklus tidur biologisnya, menurun daya tahan
tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang
konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan
diri sendiri atau orang lain . Hal ini menyebaban siswa tidak dapat
memperoleh kualitas tidur yang baik.
Sebanyak 5 orang dari partisipan yang mengalami jam tidur yang sedikit
karena susah tidur. Susah tidur dalam hal ini secara sederhana memanglah
belum tentu merupakan suatu gangguan fisiologis ataupun suatu penyakit.
Tetapi siswa yang mengalami gangguan ini mengindikasikan terjadinya
gangguan dalam tubuhnya. Dan setelah diselidiki kelima partisipan
mengalami kesulitan tidur karena depresi ringan. Depresi ringan ini
menyebabkan otot-otot menjadi tegang dan sulit untuk berelaksasi. Sehingga
pengeluaran hormone melatonin dalam otak terhambat. Hal ini seperti yang
telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Depresi ringan yang dialami siswa
31
tak lain sebagian besar dikarenakan tuntutan tugas. Yang jadi masalah
bukanlah tugasnya tetapi paradigma kelima siswa ini dalam memandang
tugas sekolah. Pola pikir yang salah menyebabkan sugesti keliru yang
akhirnya dibawa ke otak dan otak memberi respon sesuai yaitu dengan
membuat otot-otot serta saraf-saraf menjadi tegang. Namun ternyata pada
kasus yang serius, siswa yang mengalami kesulitan memperoleh kualitas tidur
yang optimal diakibatkan oleh gejala yang lebih serius yaitu insomnia.
Seorang siswa dapat terkena insomnia sebagai akibat dari rasa cemas yang
berlebih. Sebagai akibat siswa akan mengalami penurunan performa secara
kesluruhan dalam beraktivitas.
3. Buruknya Kualitas Tidur
Pada beberapa kasus siswa mampu mengontrol waktu dengan baik dan
tidak mengalami kesulitan untuk tidur tetapi tidurnya tidak nyenyak
meskipun memperoleh waktu tidur yang terbilang cukup. Ternyata hal ini
terjadi karena kebutuhan tubuh yang berbeda. Dalam observasi terdapat
sebanyak 7 partisipan yang tidur selama lebih dari 8 jam dan 3 diantaranya
sellma 10 jam. Maka pada siswa ini tidur 7 jam belumlah cukup untuk
tubuhnya sehingga ia tidak memperoleh kualitas tidur yang baik. Pada
akhirnya siswa ini kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar dan sering
terkantuk-terkantuk kala mengikuti pelajaran. Keadaan tubuh seperti tidak
terjadi begitu saja tetapi dikarenakan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti
kurangnya konsumsi makanan sarat dengan nutrisi yang diperlukan oleh
tubuh. Maka fungsi sel-sel tubuh menjadi kurang maksimal dan juga dapat
mengakibatkan lambatnya proses regenerasi dalam tubuh. Itulah mengapa
siswa ini mebutuhkan tidur yang lebih lama.
32
33
buruk untuk prestasinya disekolah. Pada tahap seperti ini siswa bukan saja
membutuhkan penanganan medis tetapi juga membutuhkan bimbingan secara
moril.
B. PEMECAHAN MASALAH
1. Menerapkan Pola Hidup Disiplin
Menerapkan pola hidup disiplin bukanlah sekedar hidup dalam sebuah
aturan ketat yang tidak memberi manfaat sedikitpun. Menerapkan pola
hidup disiplin berarti mengatur hidup sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh hasil yang diinginkan. Menerapakan pola hidup disiplin berupa
jawaban dari masalah sulitnya mengelola waktu untuk tidur. Pola hidup
disiplin disini berarti mengatur waktu sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh waktu untuk tidur yang tepat dan effisien bagi tubuh namun
tanpa menggangu aktivitas lainya. Penerapan hidup disiplin juga
merupakan upaya untuk merubah pola pikir dalam menggunakan waktu.
Bagi seorang siswa mengatur waktu merupakan hal yang dapat dikatakan
cukup sulit. Keinginan melakukan banyak hal menjadi hal yang dimiliki
oleh pelajar yang diikuti oleh semangat yang menggebu-gebu. Namun
adakalanya seorang siswa juga menjadi malas dengan alasan berbagai hal.
Menerapkan pola hidup disiplin berarti membuang segala sesuatu yang
sebenarnya tidak diperlukan untuk dilakukan dan menggantinya menjadi
sesuatu yang lain yang lebih berguna. Banyak studi yang menerangkan
berbagai cara untuk me-manage waktu namun pada dasarnya, mengatur
waktu memiliki tujuan yang sama.
Sebagai pelajar, waktu dapat di atur sedemikian mungkin sehingga
akan memberikan hasil efektif. Mengatur waktu dapat diawali dengan
34
35
Namun pada kasus yang lebih parah kesulitan tidur tidak lagi muncul
sebagai gejala tetapi merupakan sebuah penyakit.
Melakukan aktivitas perangsang kantuk dan penggunaan obat tidur
merupakan dua penanganan masalah kesulitan tidur yang berbeda
penerapanya. Pada dasarnya melakukan aktivitas perangsang kantuk
adalah hal yang dilakukan untuk mengatasi beban pikiran yang
menyebabkan tubuh tidak bisa memulai tidur. Pada pelaksanaanya
aktivitas perangsang kantuk dapat dilakukan dengan mudah. Aktivitas
tersebut dapat berupa membaca buku,mengobrol dengan keluarga ataupun
dapat diisi dengan berdoa. Pada intinya dalam cara ini yaitu adalah
menangkan pikiran. Memberi sugesti yang positif pada pikiran adalah hal
yang terbaik untuk dilakukan. Setelah itu baringkan tubuh pejamkan mata
dan tenangkan pikiran. Sejatinya seberapapun orang tidak bisa tidur
misalnya karena beberapa jam sebelum tidur malam ia tertidur namun
apabila ia membaringkan tubuh dan memejamkan mata serta menenangkan
pikiran maka otak akan melepaskan hormon hormon yang berguna untuk
memulai fase tidur. Jadi kunci dari keberhasilan untuk tidur yaitu dengan
menenangkan pikiran. Untuk penggunaan obat tidur dalam masalah
pikiran sangat tidak di anjurkan karena justru bukanlah berefek positif
tetapi malah kebalikanya. Sel sel otak akan mengalami resistensi ketika
diberi obat tidur dalam keadaan pikiran tertekan atau terjaga. Penggunaan
obat adalah untuk mengatasi siswa yang memang benar-benar mengalami
penyakit tidur seperti dissomnia,maupun parasmonia. Adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh tidur
(failling as sleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying
36
37
38
siswa
39
memerlukan
interaksi
dengan
orang
yang
berada
BAB IV
PENUTUP
40
A. KESIMPULAN
Kualitas tidur merupakan hal yang sangat penting diperhatikan namun sering
kali dilupakan. Pada akhirnya banyak siswa yang kehilangan kemampuanya yang
maksimal karena kualitas tidur yang buruk. Bahkan seringkali pada akhirnya banyak
siswa yang harus mengalami kegagalan studi berawal pada minimnya kualitas tidur
dan berdampak pada konsentrasi belajar yang berujung pada kegagalan
studi.Berdasarkan observasi yang telah dilakukan mengenai pengaruh kualitas tidur
dalam konsentrasi belajar siswa SMA Santa Maria 2 maka didapati bahwa kualitas
tidur memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap konsentrasi siswa dalam belajar
dan hal itu berlaku bagi siswa laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian dapat
diperoleh hubungan antara kualitas tidur siswa dengan tingkat konsentrasi belajar
siswa dimana semakin baik kualitas tidur siswa maka tingkat konsentrasi siswa pun
semakin baik dan begitu juga sebaliknya , semakin buruk kualitas tidur siswa. Hal ini
tampak pada hasil observasi dimana sebagian besar partisipan merasa bahwa
konsentrasi dipengaruhi oleh kualitas tidur. Kesimpulanya yaitu bahwa kualitas tidur
yang meliputi pola tidur siswa, dan kuantitas tidur siswa berpengaruh besar terhadap
m.konsentrasi belajar siswa secara umun
B. SARAN
Saran penulis yaitu, sebaiknya siswa diberikan pemahaman yang benar
tentang kualitas tidur ini melalui bentuk pengarahan secara khusus, serta diberikanya
pertolongan pada siswa yang memiliki masalah dalam hal konsentrasi belajar .
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/tidur
http://askep-net.blogspot.com
http://fahrudin91.blogspot.com/2013/05
41
http://www.tipscaraterbaik.com/penyebab-dan-cara-mengatasi-sulittidurinsomnia.html
http://www.penchenk.com/2013/03/cara-mengatasi-insomnia-susah-tidur.html
http://www.shnews.co/detile-22093-kualitas-tidur-buruk-memicu-penyakitkardiovaskular.html
Lanywati,dr.Endang.2001.Insomnia Gangguan Sulit Tidur.Yogyakarta:Kansius
Kelly,Tracey.2002.50 Rahasia Alami Tidur Yang Berkualitas.Jakarta :Erlangga
LAMPIRAN-LAMPIRAN
42
43