Oleh :
MERRYANI ELISABETH OROH
PPN15076
1. Pengertian
Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang
normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri
atas sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan
ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental,
berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit (Smeltzer and Bare, 2002).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi (Gant, 2011).
Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de
graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari
epithelium ovarium (Smeltzer and Bare, 2002).
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan
umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Mitayani, 2009).
Dengan demikian, dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kista
ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong, kista ini tumbuh lambat dan umumnya didiagnosis
pada pemeriksaan fisik.
2. Anatomi Fisiologi
2.1 Anatomi
a) Genetalia Eksterna
a. Mons veneris/pubis
Bagian yang menonjol diatas symfisis dan terdiri dari jaringan lemak.
b. Labia mayora
Berbentuk lonjong dan menonjol, terdiri dari jaringan lemak ke bawah
dan ke belakang kedua labia mayora bertemu membantuk komisura
posterior.
c. Labia minora
Lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayora.
d. Klitoris
2.2 Fisiologi
Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan diliputi oleh epitelium
germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta
folikel primordiial dan medula sebelah dalam korteks tempat terdapatnya
stroma dengan pembuluh darah, serabut sara dan sedikit otot polos (Bobak,
2002).
Fungsi ovarium adalah:
1. Memproduksi ovum; hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian
anterior mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon ovarium.
Hormon perangsang folikel (FSH) penting untuk awal pertumbuhan folikel
de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui Lutenizing
Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.
2. Memproduksi hormon estrogen, dikeluarkan oleh ovarium dari mulai
anak-anak sampai sesudah menopause (hormon folikuler) karena terus
dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium dan seperti hormon beredar
dalam aliran darah. Estrogen penting untuk pengembangan organ kelamin
wanita dan menyebabkan perubahan anak gadis pada masa pubertas dan
penting untuk tetap adanya sifat fisik dan mental yang menandakan wanita
normal.
3. Memproduksi hormon progesterone, disekresi oleh luteum dan
melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh estrogen terhadap endometrium
yaitu menyebabkan endometrium menjadi tebal, lembut dan siap untuk
penerimaan ovum yang telah dibuahi (Bobak, 2002)
3. Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan-nahan
yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain-lain.
Penyebab lain adalah (Brunner & Suddarth, 2002):
1. Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya
pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur Pada kista
ovarium saat ini masih belum diketahui penyebabnya, tetapi beberapa teori
menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam
mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada
keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun beberapa kasus, folikel ini
tidak bisa terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya
akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah
yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil
ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal
tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan kista dermoid.
2. Sel telur yang mengalami parthogenesis
Beberapa dari literature menyebutkan bahwa penyebab terbentuknya kista
pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi. Fungsi
ovarium yang normal tergantung kepada jumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang
abnormal terkadang menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista di
dalam ovarium.
3. Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis
4. Patofisiologi
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan
pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus
luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari
epitelium ovarium. ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
Pathway
Ketidakseimbangan produksi estrogen (menurun) dan progesteron, folikel primer ovarium
abnormal dan gagal untuk berovulasi, degenerasi ovarium, infeksi ovarium dan endometriosis
Penimbunan folikel
Penurunan
hormone estrogen
Amnorhea
Perkembangan sel
epitel yang tidak
terkendali di
ovarium
Siklus menstruasi
memanjang
Infertilitas:
tidak subur
Kista Ovarium
Pembesaran ovarium
Menekan/menahan organ sekitar
Menekan usus
dan anus
Konstipas
Kompensasi di hantaran
impuls saraf sel tumor
Pelepasan histamine,
bradikinin, sitokinin
Kista
Komplikasi
peritoneal
Rasa sebah
diperut
Kistektomi
Peritonitis
Nafsu makan
berkurang
Luka
operasi
Diskontinuitas
jaringan
Perubahan
peristaltik usus
Peningkatan
metabolisme
Otak: hipotalamus
Nyeri abdomen
bagian bawah,
nyeri saaat
bersenggama,
berjalan,
beraktivitas
Hipolisis
Peningkatan
absorbsi di
usus
Mual, muntah
seperti orang hamil
Anoreksia
Gangguan
rasa nyaman:
Keletihan,
kelemahan
Peningkatan
asam laktat
Intoleransi
aktivitas
Kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral
dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan
berwarna kuning.
2. Kistodema ovari musinosum
Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral dan dapat tumbuh menjadi besar.
3. Kistadenoma ovari serosum
Kista yang berasal dari epitel germinativum, kista ini dapat membesar.
4. Kista dermoid
Teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan
lebih menonjol dari pada mesoderm dan endoterm. Dinding kista keabu-abuan
dan agak tipis (Gant, 2011).
6. Tanda dan gejala
Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium (Brunner dan Suddarth, 2002):
1. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang
akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya
semakin mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil
KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan sendirinya kista tidak
akan tumbuh.
2. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus
menstruasi/kista yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan
pada perempuan menopouse/kista yang menimbulkan rasa nyeri uar biasa
lebih-lebih sampai timbul perdarahan.
Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi,
histerektomi dan secsio caesarea
7.2 Keperawatan
a. Perawatan pre operasi
Pendidikan pasien pre operasi:
1. Latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi
Tujuannya adalah mengajarkan pasien cara untuk meningkatkan ventilasi
paru dan oksigenasi darah setelah anestersi umum.
2. Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif
Tujuannya peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pasca
operatif adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah statis vena
dan untuk menunjang fungsi pernafasan yang optimal.
3. Kontrol dan medikasi nyeri
Pasien diberitahukan bahwa medikasi pra anestesi akan diberikan untuk
meningkatkan relaksasi dan dapat menyebabkan rasa mengantuk dan haus.
(Brunner & Suddarth, 2002)
4. Kontrol kognitif
Strategi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan,
ansietas yang berlebihan.
b. Pengecekan pra operatif segera
1. Nutrisi dan cairan :
(1) Cairan per oral dianjurkan malam sebelum operasi.
(2) Pasien dipuasakan untuk mencegah aspirasi.
2. Persiapan intestinal
Pembersihan dengan enema pada malam sebelum operasi. Tujuannya
untuk mencegah defekasi saat pembedahan.
3. Persiapan kulit pre operatif
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
e. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
f. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara
pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
g. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas,
dan tidur karena merasa nyeri
8.2 Pemeriksaan fisik (head to toe)
Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda tanda
vital.
a) Kepala; Kaji adanya keluhan pusing atau sakit kepala, warna rambut, keadaan,
distribusi rambut, dan kebersihan rambut.
b) Mata; Kaji kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera, kornea, dan fungsi
penglihatan.
c) Hidung; Kaji kesimetrisan, keadaan kehersihan hidung, dan fungsi
penciuman.
d) Mulut; Kaji kelembaban mukosa mulut dan bibir, keadaan gigi, fungsi
pengecapan, keadaan mulut dan fungsi menelan.
e) Telinga; Kaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi pendengaran.
f) Leher; Kaji adakah pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena
jugularis, pebesaran kelenjar getah bening.
g) Daerah dada; Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi
suara jantung, bunyi jantung, frekuensi nadi, dan tekanan darah.
h) Abdomen; Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas
luka, nyeri tekan, karakteristik nyeri, kondisi hepar dan kandung kemih,
adanya konstipasi
i) Genitalia Eksterna; Kaji adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna,
bau, keluhan gatal dan kebersihan.
j) Anus; Kaji adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid
eksterna.
9. Analisa data
No
Data
Etiologi
Masalah
Keperawatan
DO :
Penimbunan folikel
DS :
Folikel
gagal
mengalami
pematangan dan gagal
- Klien
melepaskan
sel telur
mengatakan
nyeri didaerah
Kista Ovarium
perut bawah
Klien tampak
menahan
kesakitan
didaerah perut
Klien tampak
lemah
Klien
mengatakan
angka 5 pada
skala nyeri
Preoperasi
Nyeri akut
Post operasi
Luka operasi
Diskontinuitas jaringan
Komplikasi peritonial
Nyeri
2
DO :
- Berat
badan
Penimbunan folikel
menurun
- Klien
tampak
Folikel
terbentuk
tidak
sempurna
didalam ovarium
pucat
DS :
Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal
- Klien
melepaskan sel telur
mengatakan
Klien
mengatakan
perutnya terasa
tidak enak
Preoperasi
Pembesaran ovarium
Mual, muntah
Anoreksia
DO :
kehitaman
Penimbunan folikel
- Klien
tampak
nyeri abdomen
Folikel terbentuk tidak sempurna didalam ovarium
DS :
- Klien
Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal
mengatakan
melepaskan sel telur
perut
terasa
tidak nyaman
Kista
Ovarium
- Klien
mengatakan
ingin BAB tetapi
Preoperasi
keras
Konstipasi
Pembesaran ovarium
- Klien
tampak
Penimbunan folikel
pucat
- N : 70x/menit
Folikel
terbentuk
tidak
sempurna
didalam ovarium
- TD : 90/60
mmHg
Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal
DS :
melepaskan sel telur
- Klien
mengatakan
Kista Ovarium
badan
terasa
lemah
- Klien
Post operasi
mengatakan
malas
untuk
bergerak karena
Nafsu makan berkurang
badannya letih
DO :
Peningkatan metabolisme
hipolisis
kelemahan, keletihan
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Intervensi Keperawatan
Tupan:
1.
setelah dilakukan tindakan
selama 3x24 jam diharapkan
nyeri teratasi
3.
Tupen:
setelah dilakukan tindakan4.
selama 3x24 jam diharapkan
nutrisi tubuh klien terpenuhi
Konstipasi
Rasional
Kriteria hasil:
Tidak
mengalami
tanda
malnutrisi,
menunjukkan
peningkatan berat badan
berhubunganTupan:
1.
mengidentifikasikan
penyebab/
faktor
dengan tumor
Intoleran
berhubungan
kelemahan
Kriteria :
Menunjukan pola normal dari
fungsi usus, feses lunak, nyeri
abdomen berkurang/hilang
aktivitasTupan:
1. Kaji kemampuan klien untuk1.
denganSetelah Dilakukan Tindakan
melakukan tugas/ADL normal, catat
Selama 3x24 jam diharapkan
laporan kelelahan, keletihan dan
klien dapat melakukan
kesulitan menyelesaiakn tugas
aktivitas secara mandiri
2. Kaji
kehilangan
/gangguan2.
keseimbangan gaya jalan dan
Tupen:
kelemahan otot
Setelah Dilakukan Tindakan 3. Awasi TD, nadi, pernapasan selama 3.
selama 1x24 jam diharapkan
dan sesudah aktivitas. Catat respon
klien
dapat
melakukan
terhadap tingkat aktivitas (mis.
aktivitas minimal
Peningkatan denyut jantung /TD,
disritmia, pusing, dispnea, takipnea
Kriteria :
dll)
Menunjukan penurunan tanda 4. Berikan
lingkungan
tenang.
fisiologis intoleransi mis, nadi,
Pertahankan tirah baring bila4.
pernapasan, dan TD masih
diindikasikan. Pantau dan batasi
dalam rentang normal
pengunjung, telepon, dan gangguan
berulang
tindakan
yang
tak
direncanakan.
Daftar Pustaka
Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Brunner dan Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Bobak, 2002. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Doengos, Marlynn E.M. F.Moornouse. (2001). Rencana Perawatan Maternal /Bayi.
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien.Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Gant, Norman F. (2011). Dasar-dasar Ginekologi & Obstetri. Jakarta: EGC
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan; Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.