Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KISTA OVARIUM

Oleh :
MERRYANI ELISABETH OROH
PPN15076

PROGRAM PROFESI NERS XIV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2015

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM

1. Pengertian

Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang
normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri
atas sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan
ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental,
berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit (Smeltzer and Bare, 2002).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi (Gant, 2011).
Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de
graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari
epithelium ovarium (Smeltzer and Bare, 2002).
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan
umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Mitayani, 2009).
Dengan demikian, dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kista
ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong, kista ini tumbuh lambat dan umumnya didiagnosis
pada pemeriksaan fisik.
2. Anatomi Fisiologi
2.1 Anatomi
a) Genetalia Eksterna
a. Mons veneris/pubis

Bagian yang menonjol diatas symfisis dan terdiri dari jaringan lemak.
b. Labia mayora
Berbentuk lonjong dan menonjol, terdiri dari jaringan lemak ke bawah
dan ke belakang kedua labia mayora bertemu membantuk komisura
posterior.
c. Labia minora
Lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayora.
d. Klitoris

Tertutup oleh preputium klitoris, sebesar kacang ijo.


e. Vulva
Membentuk lonjong, dibatasi di depan klitoris, kanan kiri oleh labia
minora, dibelakang oleh perineum.
f. Hymen
Berupa lapisan tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina.
Bentuknya berbeda-beda dari bulan sabit sampai berbulan-bulan.
b) Genetalia Interna
a. Vagina
Suatu saluran maskula-membranosa yang menghubungkan uterus
dengan vulva. Terletak antara kandung kencing dan rektum.
b. Uterus
Berbentuk seperti buah advokat, sebesar telur ayam, terdiri dari 1)
fundus uteri, 2) korpus uteri, 3) serviks uteri merupakan bagian uterus
terbesar dan sebagai tempat janin berkembang.
c. Tuba fallopi
Berjalan ke arah lateral, mulai dari kornu uteri kanan kiri. Terdiri dari 4
bagian :
1. Pars interstisialis, bagian dalam dinding uterus.
2. Pars ismika, bagian tengah tuba yang sempit.
3. Pars ampularis : bagian yang terlebar dan sebagai tempat konsepsi
terjadi.
4. Infundibulum, bagian ujung tuba yang mempunyai fimbria, tuba
fallopi berfungsi membawa ovum ke kavum uteri.
d. Ovarium
Ada 2 kiri dan kanan. Terdiri dari bagian luar (korteks) yang
mengandung folikel-folikel dan bagian dalam (medulla) yang berisi
pembuluh darah, serabut saraf, dari pembuluh limfe ovarium
berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovari prepium.
Pembuluh darah ke ovarium adalah untuk produksi hormon dan
ovulasi atau ikut serta mengatur haid (Bobak, 2002).

2.2 Fisiologi

Ovarium adalah sepasang organ berbentuk kelenjar dan tempat menghasilkan


ovum. Kelenjar itu berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri
uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uteri (Bobak, 2002).

Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan diliputi oleh epitelium
germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta
folikel primordiial dan medula sebelah dalam korteks tempat terdapatnya
stroma dengan pembuluh darah, serabut sara dan sedikit otot polos (Bobak,
2002).
Fungsi ovarium adalah:
1. Memproduksi ovum; hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian
anterior mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon ovarium.
Hormon perangsang folikel (FSH) penting untuk awal pertumbuhan folikel
de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui Lutenizing
Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.
2. Memproduksi hormon estrogen, dikeluarkan oleh ovarium dari mulai
anak-anak sampai sesudah menopause (hormon folikuler) karena terus
dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium dan seperti hormon beredar
dalam aliran darah. Estrogen penting untuk pengembangan organ kelamin
wanita dan menyebabkan perubahan anak gadis pada masa pubertas dan
penting untuk tetap adanya sifat fisik dan mental yang menandakan wanita
normal.
3. Memproduksi hormon progesterone, disekresi oleh luteum dan
melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh estrogen terhadap endometrium
yaitu menyebabkan endometrium menjadi tebal, lembut dan siap untuk
penerimaan ovum yang telah dibuahi (Bobak, 2002)
3. Etiologi

Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan-nahan
yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain-lain.
Penyebab lain adalah (Brunner & Suddarth, 2002):
1. Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya
pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur Pada kista
ovarium saat ini masih belum diketahui penyebabnya, tetapi beberapa teori
menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam
mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada
keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun beberapa kasus, folikel ini
tidak bisa terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya
akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah
yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil

ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal
tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan kista dermoid.
2. Sel telur yang mengalami parthogenesis
Beberapa dari literature menyebutkan bahwa penyebab terbentuknya kista
pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi. Fungsi
ovarium yang normal tergantung kepada jumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang
abnormal terkadang menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista di
dalam ovarium.
3. Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis
4. Patofisiologi

Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan
pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus
luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari
epitelium ovarium. ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan

menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,


dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal.

Pathway
Ketidakseimbangan produksi estrogen (menurun) dan progesteron, folikel primer ovarium
abnormal dan gagal untuk berovulasi, degenerasi ovarium, infeksi ovarium dan endometriosis

Penimbunan folikel
Penurunan
hormone estrogen
Amnorhea

Perkembangan sel
epitel yang tidak
terkendali di
ovarium

Folikel terbentuk tidak sempurna didalam ovarium


Folikel gagal mengalami pematangan
dan gagal melepaskan sel telur

Siklus menstruasi
memanjang

Infertilitas:
tidak subur

Kista Ovarium
Pembesaran ovarium
Menekan/menahan organ sekitar

Menekan usus
dan anus

Perasaan penuh pada abdomen

Konstipas

Teraba massa intra abdomen


Terjadi penekanan pada
jaringan di sekitar abdomen

Kompensasi di hantaran
impuls saraf sel tumor
Pelepasan histamine,
bradikinin, sitokinin

Kista
Komplikasi
peritoneal

Rasa sebah
diperut

Kistektomi

Peritonitis

Nafsu makan
berkurang

Luka
operasi

Diskontinuitas
jaringan

Perubahan
peristaltik usus

Peningkatan
metabolisme

Otak: hipotalamus
Nyeri abdomen
bagian bawah,
nyeri saaat
bersenggama,
berjalan,
beraktivitas

Hipolisis

Peningkatan
absorbsi di
usus

Mual, muntah
seperti orang hamil

Anoreksia
Gangguan
rasa nyaman:

Keletihan,
kelemahan

Peningkatan
asam laktat

Intoleransi
aktivitas

Intake tidak adekuat


Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

5. Jenis-jenis kista ovarium


1. Kistoma ovari simpleks

Kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral
dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan
berwarna kuning.
2. Kistodema ovari musinosum
Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral dan dapat tumbuh menjadi besar.
3. Kistadenoma ovari serosum
Kista yang berasal dari epitel germinativum, kista ini dapat membesar.
4. Kista dermoid
Teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan
lebih menonjol dari pada mesoderm dan endoterm. Dinding kista keabu-abuan
dan agak tipis (Gant, 2011).
6. Tanda dan gejala

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam


waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
a. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa; Gangguan haid
Menstruasi yang datang terlambat dan disertai nyeri pinggul pada waktu
menstruasi, siklus menstruasi yang memanjang dan memendek, jika sudah
menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih, dapat
terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut, nyeri pinggul pada waktu bersenggama, nyeri
mendadak di perut bagian bawah pada waktu berjalan atau bergerakm
infertilitas/tidak subur.
b. Pada stadium lanjut; Asites
Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ-organ di dalam rongga perut
(usus dan hati). Teraba masa intraabdominal, terjadi penekanan pada organ-organ
abdomen yang berdekatan, sehingga terjadi perasaan penuh pada abdomen, mual,
muntah, gangguan nafsu makan dan payudara tegang seperti gejala orang hamil,
perut membuncit, kembung, gangguan buang air besar dan kecil, sesak nafas
akibat penumpukan cairan di rongga dada.
7. Penatalaksanaan
7.1 Medis

Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium (Brunner dan Suddarth, 2002):

1. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang

akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya
semakin mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil
KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan sendirinya kista tidak
akan tumbuh.
2. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus
menstruasi/kista yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan
pada perempuan menopouse/kista yang menimbulkan rasa nyeri uar biasa
lebih-lebih sampai timbul perdarahan.
Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi,
histerektomi dan secsio caesarea
7.2 Keperawatan
a. Perawatan pre operasi
Pendidikan pasien pre operasi:
1. Latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi
Tujuannya adalah mengajarkan pasien cara untuk meningkatkan ventilasi
paru dan oksigenasi darah setelah anestersi umum.
2. Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif
Tujuannya peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pasca
operatif adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah statis vena
dan untuk menunjang fungsi pernafasan yang optimal.
3. Kontrol dan medikasi nyeri
Pasien diberitahukan bahwa medikasi pra anestesi akan diberikan untuk
meningkatkan relaksasi dan dapat menyebabkan rasa mengantuk dan haus.
(Brunner & Suddarth, 2002)
4. Kontrol kognitif
Strategi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan,
ansietas yang berlebihan.
b. Pengecekan pra operatif segera
1. Nutrisi dan cairan :
(1) Cairan per oral dianjurkan malam sebelum operasi.
(2) Pasien dipuasakan untuk mencegah aspirasi.
2. Persiapan intestinal
Pembersihan dengan enema pada malam sebelum operasi. Tujuannya
untuk mencegah defekasi saat pembedahan.
3. Persiapan kulit pre operatif

Pencukuran pada daerah yang akan di operasi.

8. Kemungkinan Data Fokus


8.1 Wawancara
a. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan


alamat, serta data penanggung jawab
b. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah
abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah,
ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa
mual dan muntah.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
4) Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista
ovarium.
5) Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
6) Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan
bahkan sampai amenorrhea
7) Riwayat imunisasi
Imunisasi TT yang pernah dilakukan
8) Riwayat kontrasepsi

Kontrasepsi yang biasanya digunakan klien


d. Data Sosial Ekonomi

Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
e. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
f. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara
pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
g. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas,
dan tidur karena merasa nyeri
8.2 Pemeriksaan fisik (head to toe)
Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda tanda
vital.
a) Kepala; Kaji adanya keluhan pusing atau sakit kepala, warna rambut, keadaan,
distribusi rambut, dan kebersihan rambut.
b) Mata; Kaji kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera, kornea, dan fungsi
penglihatan.
c) Hidung; Kaji kesimetrisan, keadaan kehersihan hidung, dan fungsi
penciuman.
d) Mulut; Kaji kelembaban mukosa mulut dan bibir, keadaan gigi, fungsi
pengecapan, keadaan mulut dan fungsi menelan.
e) Telinga; Kaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi pendengaran.
f) Leher; Kaji adakah pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena
jugularis, pebesaran kelenjar getah bening.
g) Daerah dada; Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi
suara jantung, bunyi jantung, frekuensi nadi, dan tekanan darah.
h) Abdomen; Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas
luka, nyeri tekan, karakteristik nyeri, kondisi hepar dan kandung kemih,
adanya konstipasi
i) Genitalia Eksterna; Kaji adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna,
bau, keluhan gatal dan kebersihan.
j) Anus; Kaji adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid
eksterna.

k) Ektremitas; Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian, refleks -

refleks, dan kesulitan pergerakan.


8.3 Pemeriksaan Diagnostik
1. Laparaskopi
Untuk melihat perubahan endometrial. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk
mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Untuk melihatkeadaan kista. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak
dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung
kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara
cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,


pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Fungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista
bila dinding kista tertusuk.
5. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
8.4 Terapi
a. Terapi obat analgetik
b. Terapi obat penghambat pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tumor
c. Terapi obat antibiotik
d. Terapi cairan infuse
e. Terapi diet nutrisi

9. Analisa data
No

Data

Etiologi

Masalah
Keperawatan

DO :

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron,


gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi
ovarium dan infeksi ovarium

Penimbunan folikel

Folikel terbentuk tidak sempurna didalam ovarium

DS :
Folikel
gagal
mengalami
pematangan dan gagal
- Klien
melepaskan
sel telur
mengatakan

nyeri didaerah
Kista Ovarium
perut bawah

Klien tampak
menahan
kesakitan
didaerah perut
Klien tampak
lemah

Klien
mengatakan
angka 5 pada
skala nyeri

Preoperasi

Menahan organ sekitar

Tekanan saraf sel tumor

Nyeri akut

Post operasi

Luka operasi

Diskontinuitas jaringan

Komplikasi peritonial

Peritonitis, Pembesaran ovarium

Nyeri
2

DO :

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron,


Ketidakseimbangan
Klien
tampakgagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi nutrisi: kurang dari
ovarium dan infeksi ovarium
kebutuhan tubuh
lemah

- Berat
badan
Penimbunan folikel
menurun

- Klien
tampak
Folikel
terbentuk
tidak
sempurna
didalam ovarium
pucat

DS :
Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal
- Klien
melepaskan sel telur
mengatakan

tidak ada nafsu


Kista
Ovarium
makan

Klien
mengatakan
perutnya terasa
tidak enak

Preoperasi

Pembesaran ovarium

Menahan organ sekitar

Rasa sebah di perut

Mual, muntah


Anoreksia

Intake tidak adekuat


3

DO :

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron,


gagalnya
sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi
- Feces
keras,
ovarium dan infeksi ovarium
berwarna coklat

kehitaman
Penimbunan folikel
- Klien
tampak

nyeri abdomen
Folikel terbentuk tidak sempurna didalam ovarium
DS :

- Klien
Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal
mengatakan
melepaskan sel telur
perut
terasa

tidak nyaman
Kista
Ovarium
- Klien

mengatakan
ingin BAB tetapi
Preoperasi
keras

Konstipasi

Pembesaran ovarium

Menahan organ sekitar

Menekan usus dan anus


Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron,
Intoleran Aktivitas
- Klien
tampakgagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi
ovarium dan infeksi ovarium
lemah

- Klien
tampak
Penimbunan folikel
pucat

- N : 70x/menit
Folikel
terbentuk
tidak
sempurna
didalam ovarium
- TD : 90/60

mmHg
Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal
DS :
melepaskan sel telur
- Klien

mengatakan
Kista Ovarium
badan
terasa

lemah
- Klien
Post operasi
mengatakan

malas
untuk
bergerak karena
Nafsu makan berkurang
badannya letih

DO :

Peningkatan metabolisme

hipolisis

peningkatan asam laktat

kelemahan, keletihan

10. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan agens-agens penyebab cedera (fisik)
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

hilang nafsu makan


3. Konstipasi berhubungan dengan tumor
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan

11. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan
dengan agens-agens
penyebab cedera (fisik)

Tujuan/Kriteria Evaluasi

Intervensi Keperawatan

Tupan:
1.
setelah dilakukan tindakan
selama 3x24 jam diharapkan
nyeri teratasi

Tanyakan kepada pasien tentang1.


nyeri. Tentukan karakteristik nyeri
mis. Terus menerus, sakit, menusuk,
terbakar buat rentang intensitas pada
skala 0-10

Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena kanker,


yang dapat melibatkan visera, saraf atau jaringan tulang
penggunaan skala rentang membantu pasien dalam
mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat untuk
evaluasi keefektifan analgesic, meningkatkan kontrol
Tupen:
nyeri.
setelah dilakukan tindakan 2. Kaji pernyataan verbal dan non2. Ketidaksesuaian antara petunjuk verbal/nonverbal dapat
selama 1x24 jam diharapkan
verbal nyeri pasien.
memberikan
petunjuk
derajat
nyeri,
nyeri berkurang
kebutuhan/keefektifan intervensi
3. Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian.
Kriteria hasil:
3. Berikan tindakan kenyamanan mis., Menghilangkan ketidaknyamanan dan meningkatkan
Melaporkan nyeri hilang atau
sering
ubah
posisi,
pijatan efek terapeutik analgesik.
terkontrol, tampak rileks, tidur
punggung, sokongan bantal. Dorong
atau istirahat dengan baik,
penggunaan teknik relaksasi mis.,
berpartisispasi dalam aktifitas
visualisasi, bimbingan imjinasi, dan
yang diinginkan
aktivitas hiburan yang tepat.

Ketidakseimbangan nutrisi: Tupan:


1.
kurang dari kebutuhan
setelah dilakukan tindakan
tubuh berhubungan dengan selama 2 minggu diharapkan2.
hilang nafsu makan
berat badan kembali normal

3.

Tupen:
setelah dilakukan tindakan4.
selama 3x24 jam diharapkan
nutrisi tubuh klien terpenuhi

Konstipasi

Rasional

Kriteria hasil:
Tidak
mengalami
tanda
malnutrisi,
menunjukkan
peningkatan berat badan
berhubunganTupan:
1.

Kaji Riwayat nutrisi, termasuk1. Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan


makanan yang disukai
intervensi
Timbang berat badan setiap hari
2. Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan
konsumsi makanan
Berikan makan sedikit dan frekuensi3. Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas
sering
intervensi nutrisi
Observasi dan catat kejadian4. Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia pada organ
mual/muntah

Observasi warna feses, konstensi ,1. Membantu

mengidentifikasikan

penyebab/

faktor

dengan tumor

Setelah Dilakukan Tindakan


Selama 3x24 Jam Diharapkan 2.
konstipasi teratasi
Tupen:
Setelah Dilakukan Tindakan
Selama 1x24 Jam Diharapkan3.
BAB Kembali Normal
4.

Intoleran
berhubungan
kelemahan

frekuensi dan jumlah


pemberat dan intervensi yang tepat
Kaji kondisi kulit perianal dengan2. Mencegah ekstorasi kulit dan kerusakan
sering, catat perubahan dalam
kondisi kulit atau mulai kerusakan.
Lakukan perawatan perianal setiap
defekasi bila terjadi konstipasi
Membatasi pengunjung
Beri lingkungan yang nyaman
3. Mengontrol lingkungan yang nyaman bagi klien
4. Memberi ketenangan bagi klien

Kriteria :
Menunjukan pola normal dari
fungsi usus, feses lunak, nyeri
abdomen berkurang/hilang
aktivitasTupan:
1. Kaji kemampuan klien untuk1.
denganSetelah Dilakukan Tindakan
melakukan tugas/ADL normal, catat
Selama 3x24 jam diharapkan
laporan kelelahan, keletihan dan
klien dapat melakukan
kesulitan menyelesaiakn tugas
aktivitas secara mandiri
2. Kaji
kehilangan
/gangguan2.
keseimbangan gaya jalan dan
Tupen:
kelemahan otot
Setelah Dilakukan Tindakan 3. Awasi TD, nadi, pernapasan selama 3.
selama 1x24 jam diharapkan
dan sesudah aktivitas. Catat respon
klien
dapat
melakukan
terhadap tingkat aktivitas (mis.
aktivitas minimal
Peningkatan denyut jantung /TD,
disritmia, pusing, dispnea, takipnea
Kriteria :
dll)
Menunjukan penurunan tanda 4. Berikan
lingkungan
tenang.
fisiologis intoleransi mis, nadi,
Pertahankan tirah baring bila4.
pernapasan, dan TD masih
diindikasikan. Pantau dan batasi
dalam rentang normal
pengunjung, telepon, dan gangguan
berulang
tindakan
yang
tak
direncanakan.

Mempengaruhi pilihan intervensi

Menunjukkan perubahan neurologi karena defesiensi


vitamin B 12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko
cedera
Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan
paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke
jaringan

Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan


oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan
paru

Daftar Pustaka
Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Brunner dan Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Bobak, 2002. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Doengos, Marlynn E.M. F.Moornouse. (2001). Rencana Perawatan Maternal /Bayi.
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien.Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Gant, Norman F. (2011). Dasar-dasar Ginekologi & Obstetri. Jakarta: EGC
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan; Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai