Anda di halaman 1dari 2

(B.

Sosial)
Pelatihan Pambyawara Para Pemuda Karang Taruna Putus Sekolah
di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar
Sujono; Sutarjo, Imam; Winarni, Endang Tri
Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Pengabdian, BOPTN UNS, Ipteks bagi
Masyarakat, 2012
Eksistensi para pemuda Karang Taruna di Desa Jati dan Papahan, Kecamatan Jaten
dan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar sebagian besar mereka pengangguran,
tutur bahasa Jawanya sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dari aturan
tatabahasa dan tingkat tutur bahasa Jawa, dan mereka itu diwarnai oleh pemikiranpemikiran pemuda masa kini, dan menilai rendah norma-norma etika yang
berlaku di masyarakat. Situasi dan kondisi kebahasaan para pemuda ini perlu
segera dipecahkan salah satunnya dengan pelaksanaan Pelatihan Pambyawara
Para Pemuda Karang Taruna di dua desa tersebut. Agar mereka sadar bahwa
mereka itu sebagai pemuda penerus bangsa dan bahasa memiliki tanggung jawab
(rumangsa andarbeni) terhadap kelestarian dan pengembangan bahasa Jawa, serta
memiliki kemampuan memandu pertemuan maupun upacara-upacara adat Jawa.
Berdasarkan hasil penerapan pendekatan action research pengabdi dengan mitra
kerja disepakati jadwal pelaksanaan pelatihan, materi pelatihan, metode penyajian
dan evaluasi pelatihan pambyawara. Jadwal pelaksanaan pelatihan pambyawara
dimulai hari Minggu sore pukul 13.45 17.00, tanggal 29 Juli 2012, dan berakhir 23
September 2012. Materi pelatihan meliputi: pengetahuan pambyawara dan praktek
memandu acara-acara pertemuan berbahasa Jawa dan upacara-upacara adat Jawa,
Pengguaan Bahasa Jawa yang Baik dan Benar bagi Pambyawara, dan Rerepen di
acara pernikahan Gagrag Surakarta. Evaluasi dilaksanakan pada hari Minggu,
tanggal 23 September 2012.
Metode penyajian pelatihan difokuskan pada praktek memandu acara, baik dalam
acara-acara pertemuan ( ambal warsa, halal bihalal, pamitan tindak haji,
pakempalan RT/RW, pengetan malem 17 Agustus, selapanan bayi, kesripahan)
maupun acara pernikahan ( maosaken urut-urutanipun pawiwahan, siraman,
sadean dhawet, malem midodareni, pasrah panampining paningset, pasrah
panampining pengantin, pandonga, krobongan, sungkeman, pambagyaharja,
bibaran). Strategi pengembangan peltihan dengan cara (1) Praktek memandu acara
dengan menggunakan catatan, (2) Praktek memandu acara dengan menggunakan
poin-poin isi acara yang dipandu, (3) Praktek memandu acara tanpa menggunakan
teks maupun catatan, dan dievaluasi. Evaluasi, peserta dikelompokkan menjadi
empat kelompok dengan materi praktek pokok membacakan urutan pelaksanaan
pernikahan, memandu acara pasrah tinampi pengantin sampai pengantin duduk di
pelaminan, dan materi pilihan berupa memandu pertemuan RT/RW atau memandu
pelaksanaan pengajian/ibadat.
Target luaran pelatihan pambyawara ialah: 1) menghasilkan 20 pambyawara yang
siap memandu acara-acara pertemuan berbahasa Jawa dan upacara-upacara adat
Jawa, 2) artikel pelatihan pambyawara dengan judul Pelatihan Pambyawara Para
Pemuda Kota dan Pedesaan sebagai Alternatif Efektif dalam Pembentukan Jati Diri
Pemuda Jawa/Indonesia yang Bermartabat, dimuat dalam journal ilmiah nasional

Haluan Sastra dan Budaya, FSSR, dan 3) makalah yang dipresentasikan dalam
seminar tingkat nasional dengan judul Peran Pambyawara dalam Pelestarian dan
Pengembangan Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa.

Anda mungkin juga menyukai