Anda di halaman 1dari 3

MANFAAT BAWANG MERAH (Allium cepa L.

) UNTUK
MENGATASI GANGGUAN EREKSI DAN KESUBURAN WANITA

Tanaman tersebar luas di seluruh permukaan bumi. Seluruh makhluk hidup yang ada di
dalamnya saling berkoordinasi membentuk sebuah tatanan rantai kehidupan yang luar biasa.
Manusia adalah makhluk yang sangat bergantung dengan alam dan sekitarnya. Kebutuhan
manusia seakan tidak dapat dilepaskan oleh peran alam sebagai penunjang kehidupan termasuk
obat-obatan terutama obat tradisional.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan
resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic
maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang
bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak
digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena
masih bisa dicerna oleh tubuh.Obat tradisional banyak memberi manfaat bagi manusia, selain
prosesnya secara alami memperkuat imun tubuh, juga dapat diperoleh dengan mudah dan murah.
Sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal dan memakai tanaman berkhasiat
obat sebagai salah satu upaya menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapinya jauh sebelum
pelayanan kesehatan formal dengan obat-obat modern menyentuh masyarakat. Pengetahuan
tentang tanaman obat ini merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh generasi
terdahulu kepada generasi berikutnya, termasuk generasi saat ini (Anonim, 1996).
Tanaman merupakan sumber komponen kimia yang sangat kompleks. Manfaat setiap
komponennya belum terungkap semua dan masih perlu digali. Gerakan back to nature atau
gerakan hidup sehat dengan kembali ke alam sangat mendorong ke arah penggunaan tanaman
sebagai bahan obat. Kenyataan di masyarakat dalam beberapa penyakit yang tidak dapat
disembuhkan oleh dunia kedokteran atau farmasi, akhirnya beralih ke pengobatan tradisional.
Salah satunya dengan menggunakan ramuan obat obatan dari tanaman (Kardinan, 2003).
Tak sekadar untuk bumbu masakan, bawang merah mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan.
Di antaranya untuk mengatasi gangguan ereksi dan kesuburan wanita. Bawang merah tidak akan
pernah lepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya. Sejarah
bahkan memperkirakan bahan ini sudah dikenal orang sejak berabad abad lamanya.
Bawang merah merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu
masakan, sayuran, penyedap masakan, disamping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik
senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya (Rukmana, 1994). Komoditas sayuran ini termasuk
ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap
makanan serta bahan obat tradisional (Deptan, 2005). Bahan aktif minyak atsiri bawang merah
terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin (Muhlizah dan Hening-S,
2000).Rata-rata produksi bawang merah nasional saat ini masih rendah. Rendahnya daya

produksi bawang merah antara lain disebabkan karena sedikitnya kultivar-kultivar unggul dan
proses pengolahan pertanian yang kurang baik (Rukmana, 1994; Wibowo, 1991). Kultivarkultivar unggul dapat diperoleh melalui pemuliaan tanaman, diantaranya dengan pemuliaan
konvensional, induksi mutasi dan prosedur transgenik.
Pemuliaan dengan mutasi dapat dilakukan dengan menggunakan kolkisin pada jaringan meristem
(Suryo, 1995). Penggunaan kolkisin dengan konsentrasi yang tepat dapat meningkatkan jumlah
kromosom, sehingga tanaman bersifat poliploid. Tanaman yang bersifat poliploid umumnya
memiliki ukuran morfologi lebih besar dibandingkan tanaman diploid (Suminah, et al, 2002).
Dengan demikian kualitas tanaman yang diberi perlakuan diharapkan lebih baik dibandingkan
tanaman diploid.
Bawang merah merupakan salah satu anggota dari familia Liliaceae. Tanaman ini merupakan
tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan
daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan
membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis.
Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi
bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.
Bawang merah merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu
masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik
senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya (Rukmana, 1994). Komoditas sayuran ini termasuk
ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap
makanan serta bahan obat tradisional (Deptan, 2005). Bahan aktif minyak atsiri bawang merah
terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin (Muhlizah dan Hening-S,
2000).
Tujuan Penelitian
1. Dapat mengetahui zat-zat yang terkandung pada bawang merah.
2. Dapat mengetahui kelebihan obat tradisional dibandingkan obat yang mengandung bahan
kimia.
3. Menemukan fakta-fakta beberapa penyakit yang dapat disembuhkan menggunakan bawang
merah.
Manfaat
1. Memberikan rujukan kepada instansi terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kandungan yang terdapat di dalam umbi bawang merah sebagai obat tradisional.
2. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk menjadikan bawang merah sebagai obat
alternatif di dalam masyarakat.

3. Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kebumen,


untuk dapat mengelola atau membuat sendiri obat tradisional dari bahan baku yang tersedia di
alam.
Alat dan bahan
Bawang merah

Anda mungkin juga menyukai