PENDAHULUAN
I.
kala
II,
pada
penyakit
jantung,
eklamsia,
preeklamsia.
b. Kala II lama.
c. Ibu dalam keadaan lemah atau kelelahan.
d. Edema vulva.
e. Ruptura uteri iminens.
Indikasi janin :
a. Gawat janin
b. Presentasi ganda.
c. Tangan, kaki, atau tali pusat menumbung.
(Sutoto, dkk. 1997 ; Mochtar, 1998).
Kontra indikasi ekstraksi vakum
a. Cefalo-pelvic Disproportion
b. Presentasi muka
c. Preterm (kontra indikasi relatif)
(Sutoto, dkk, 1997)
Syarat-syarat ekstraksi vakum
a. Pembukaan serviks lengkap atau hampir lengkap (7,7 cm)
b. Penurunan kepala janin pada H II.
c. His dan power baik.
(Sutoto, dkk, 1997 ; Wiknjosastro, 1994)
Ekstraksi vakum dianggap gagal :
a. Mangkuk terlepas 3 kali atau lebih.
b. Dalam 15 menit dilakukan ekstraksi janin belum lahir
(Sutoto, dkk, 1997)
dapat
diketahui
dari
kenaikan
berat
badan
serta
dapat
menahan
keinginan
untuk
mengejan,
setiap
uterus
BAB II
KASUS
I.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. Rusmiati
Umur
: 25 tahun
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Pekerjaan
Alamat
Tanggal datang
No CM
: 550193
II. Anamnesis
Keluhan utama
Riwayat Penyakit Sekarang : Tanggal 23 September 2003 jam 17.00 kencengkenceng keluar lendir darah jam 18.00.
Tanggal 24 September 2003 jam 05.00 keluar air,
jam 07.00 pembukaan lengkap dan dipimpin
mengejan 2 jam bayi belum lahir kemudian
dibawa ke RSMS.
Riwayat Haid
Riwayat Nikah
: 1 x, selama 2 tahun
Riwayat Obstetri
: - Kencing manis
: tidak ada
: tidak ada
- Sesak nafas
: tidak ada
Riwayat ANC
: > 4 x, TT 2 x di bidan
Riwayat KB
: (-)
TV
: T : 140/90 mmHg
S : 37C
N : 80 x/mnt
TB : 156 cm
RR: 20 x/mnt
TB : 65 kg
Status Generalis :
Mata
Thorax
Ext edema
Status Obstetri
a. Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Palpasi
Leopold II
: DJJ : 12-12-12
b. Pemeriksaan Dalam
VT
UPD : a. PAP
- Promontorium tidak teraba
6
- Konjugata diagonalis 12 cm
- Konjugata vera 10,5 cm
- Linea inominata lingkaran
b. PTP
- Dinding samping pelvis sejajar
- Spina ischiadika menonjol
- Distensia interspinarum 10,5
- Kelengkungan sakrum konkav
c. PBP
- Arcus pubis > 90
- Mobilitas tulang koksigius cukup
IV. DIAGNOSIS
G1P0A0 25 tahun, Hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak
memanjang, presentasi belakang kepala, puki, inpartu kala II dengan
preeklampsia ringan.
V. PENATALAKSANAAN
- Sikap
- Hasil
- Diagnosis
- Sikap
- Hasil
Apgar score 6 7 9
BBL
: 3.350 gr
PB
: 49 cm
LK
: 33 cm
LD
: 33 cm
Anus
: (+)
Kelainan : (-)
- Plasenta lahir lengkap kotiledon lengkap, infark dan hematom tidak ada,
medika mentosa oksitosin i.m dan iv 10 iu
- Kontraksi uterus baik
- Luka episiotomi dijahit dengan zyde IV
Laporan vacum
- Pasien dalam posisi litotomi
- Lakukan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya
- Kandung kencing dikosongkan
- Dipasang cup No. 5 sedekat mungkin dengan UUK dan tanda petunjuk
mengarah ke UUK
- Periksa apakah ada daerah yang terjepit
- Dibuat tekanan negatif secara nertahap mulai dari 0,2 kg/cm 3 selama 2 menit
dan 0,6 kg/cm3 selama 2 menit
- Kemudian dilakukan traksi definitif sampai kepala bayi lahir
- Cup dilepas dengan pegangan biparietal bahu depan dan belakang, tarikan
pada kedua ketiak melahirkan bokong dan kaki
- Hasil lahir bayi apgar score 6 7 9, plasenta lahir spontan kotiledon
lengkap.
FOLLOW UP
TGL
Subyektif
25/09-03
- Keluhan (-)
Obyektif
Assessment
KU : Sedang
Kes : CM
VS : T : 110/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 18 x/mnt
S : 36,8C
Status Generalis
Mata : CA (-/-) SI (-/-)
Thorax : c/p dbn
Ekstremitas :
Planning
G1P1 A0 25 tahun
Post vacum
ekstraksi a.i kala II
lama
Status Obstetri
I : Cembung
Pa : TFU setinggi pusat
Nyeri tekan (-)
Aus : BU (+) N
BAB III
PEMBAHASAN
Pada persalinan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
1. Kekuatan ibu, berupa his dan kekuatan mengejan ibu.
2. Faktor jalan lahir yang terdiri dari jalan lahir lunak terdiri dari otot-otot dasar
panggul, ligament dan jaringan ikat dan jalan lahir keras yang berupa tulangtulang jalan lahir.
3. Faktor janin
Ibu harus mengejan saat his datang dan istirahat saat his hilang. Tenaga
mengejan ibu berfungsi untuk mengeluarkan janin, makin efektif ibu mengejan
makin pendek kala II.
Permasalahan
a. Kala II lama
Pada kasus ini pasien datang dengan surat pengantar dari bidan
dengan inpartu kala II dan dibawa ke RSMS pukul 09.55 WIB sampai di
RSMS pasien dipindahkan ke kamar bersalin pukul 10.10 WIB dan
dilakukan pimpinan mengejan. Setelah dipimpin mengejan selama 1 jam
ternyata tidak ada penurunan kepala dan kepala tetap di H III(+). His ibu
adekuat, 3 4 kali dalam 10 menit lebih dari 40 detik lalu diambil tindakan
untuk mengakhiri persalinan dengan vakum ekstraksi atas indikasi kala II
lama, karena batas pimpinan mengejan pada primi antara 1 sampai 2 jam.
Jadi permasalahan pada persalinan ini bukan partus macet, melainkan kala II
lama.???
b. Penyebab kala II lama
Kala II lama adalah suatu keadaan tidak adanya kemajuan dalam
kala II yang meliputi penurunan kepala dan putaran paksi dalam setelah
dipimpin mengejan beberapa saat dengan his yang adekuat.
Penyebab hal ini berhubungan dengan faktor 3P yaitu : Power,
Passage, Passanger. Pada kasus ini disebabkan oleh faktor passage, bagian
lunak jalan lahir yang kaku. Hal ini sering terjadi pada primigravida. Selain
itu faktor power ibu yang sudah kelelahan karena ibu sudah dipimpin
mengejan selama 4 jam.
10
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pada kasus ini permasalahan yang timbul adalah kala II lama (tidak
adanya kemajuan dalam kala II dengan his yang adekuat dan dipimpin mengejan
beberapa saat). Hal ini disebabkan oleh karena faktor dari jalan lahir ibu yaitu
bagian lunak jalan lahir yang kaku dan ibu kelelahan.
B. Saran
1. Pada kasus ini, seharusnya persalinan segera diakhiri karena penderita sudah
dipimpin mengejan 2 jam kepala tetap di HIII(+) dengan UUK tetap di bawah
simfisis sehingga tidak perlu lagi dipimpin mengejan 1 jam untuk
melahirkan bayi. Hal ini dilakukan karena diagnosis waktu masuknya adalah
G1P0A0, 25, tahun hamil aterm, janin tunggal hidup intra uterin, letak
memanjang, presentasi belakang kepala, puki, inpartu kala II dengan
preeklamsi ringan. Dengan diagnosis seperti ini maka sikap yang diambil :
2. Adalah pimpin mengejan. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan ibu
sesungguhnya, dimana sudah terjadi persalinan dengan kala II lama, yang
seharusnya pasien datang, persalinan segera diakhiri.
3. Untuk menghindari kekakuan jalan lahir maka sebaiknya setiap ibu hamil
melakukan senam hamil. Dengan melakukan senam hamil maka otot-otot
dasar panggul akan menjadi lunak sehingga dapat memperlancar proses
persalinan.
11
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa diagnosis pada waktu masuk ?
2. Apa diagnosis sebelum dilakukan ekstraksi vacum ?
3. Jika terjadi Deep Transvers arrest dan posisi oksipitalis posterior persisten boleh
tidak diekstraksi vacum ?
Jawab
1. G1P0A0 25 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak
memanjang, presentasi belakang kepala punggung kiri, inpartu kala II dengan
preeklamsia ringan.
2. G1P0A0 25 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak
memanjang, presentasi belakang kepala punggung kiri, inpartu kala II dengan
preeklamsia ringan.
3. Jika Deep Transverse arrest masih bisa dengan ekstraksi vacum dengan
melakukan tarikan sambil diputar UUK ke bawah simfisis. Jika pada posisi
oksipitalis posterior persisten tidak dapat dilakukan dengan ekstraksi vacum,
karena terlalu jauh untuk diputar, sehingga untuk posisi oksipitalis posterior
persisten diakhiri dengan ekstraksi forceps.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H, 1994 Ilmu Kebidanan, Edisi ke-4, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroraharjo, Jakarta.
2. Siswosudarmo R. , 1990, Obsteri Fisiologis. Bidang Diklat RSUP DR. Sardjito,
Yogyakarta.
3. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obsteri ; Edisi 1 Penerbit EGC, Jakarta.
4. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obsteri ; Edisi 2 Penerbit EGC, Jakarta.
5. Sutoto dkk 1997, Ilmu Fantom Bedah Obsteri, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang.
6. Standart Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito, 1999, Medika FK-UGM,
Yogyakarta.
13