Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang Masalah


Kasus ini kami ajukan karena terdapat permasalahan yang sering terjadi
pada primigravida yaitu tidak ada kemajuan dalam kala II / Kala II lama yang
berhubungan dengan penurunan kepala, putaran paksi dalam, pembukaan serviks
serta penyulit berupa pre eklamsi ringan.

II. Tinjauan Pustaka


II.1. Kala II
Kala II atau disebut juga kala pengeluaran janin. Dimulai saat
pembukaan servix lengkap, dan oleh karena kekuatan his dan kekuatan
mengedan, janin didorong keluar sampai lahir. (Wiknjosastro, 1994)
Kala II ditandai dengan keluarnya lendir darah yang semakin
banyak dan keinginan ibu untuk mengejan, perasaan ingin buang air besar
disertai terbukanya anus, vulva membuka dan perineum menonjol dan
ketuban pecah spontan (Wiknjosastro, 1994).
Penilaian kala II yang terpenting adalah penurunan kepala dan
putaran paksi dalam. Batasan normal untuk lama kala II adalah 2 jam
untuk primigravida dan 1 jam untuk multigravida. Pada kala II lama,
persalinan sebaiknya diakhiri dengan tindakan misalnya ekstraksi vakum
atau forceps (Siswosudarmo, 1990).
Adapun penyebab kala II lama antara lain :
Distosia karena kelainan tenaga atau his, contohnya inersia uteri, his
yang terlalu kuat dan incoordinate uteri.
Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin.
Distosia karena kelainan panggul
Distosia karena kelainan alat genital.
(Wiknjosastro, 1994)

II.2. Ekstraksi Vakum


Definisi ekstraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin
dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif pada kepalanya dengan
menggunakan ekstraktor vakum (Sutoto, dkk, 1997).
Indikasi ekstraksi vakum
Indikasi Ibu :
a. Memperingan

kala

II,

pada

penyakit

jantung,

eklamsia,

preeklamsia.
b. Kala II lama.
c. Ibu dalam keadaan lemah atau kelelahan.
d. Edema vulva.
e. Ruptura uteri iminens.
Indikasi janin :
a. Gawat janin
b. Presentasi ganda.
c. Tangan, kaki, atau tali pusat menumbung.
(Sutoto, dkk. 1997 ; Mochtar, 1998).
Kontra indikasi ekstraksi vakum
a. Cefalo-pelvic Disproportion
b. Presentasi muka
c. Preterm (kontra indikasi relatif)
(Sutoto, dkk, 1997)
Syarat-syarat ekstraksi vakum
a. Pembukaan serviks lengkap atau hampir lengkap (7,7 cm)
b. Penurunan kepala janin pada H II.
c. His dan power baik.
(Sutoto, dkk, 1997 ; Wiknjosastro, 1994)
Ekstraksi vakum dianggap gagal :
a. Mangkuk terlepas 3 kali atau lebih.
b. Dalam 15 menit dilakukan ekstraksi janin belum lahir
(Sutoto, dkk, 1997)

Komplikasi yang mungkin terjadi pada ekstraksi vakum


Komplikasi ibu :
a. Perdarahan post partum
b. Laserasi jalan lahir
c. Infeksi
Komplikasi janin :
a. Laserasi kulit kepala janin
b. Sefalhematom sampai hematomsubdural
c. Perdarahan dalam otak
d. Parese nervus facialis
(Sutoto, dkk, 1997 ; Mochtar, 1998)
II.3. Pre eklamsia ringan
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
Hipertensi ditandai dengan kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg
atau lebih atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Tekanan diastolik naik
15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih.
Edema

dapat

diketahui

dari

kenaikan

berat

badan

serta

pembengkakan pada kaki, tangan, muka dikarenakan penimbunan cairan


dalam ruang interstitial.
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi
0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau secara kualitatif + 1 atau + 2 atau
1 g/l.
Pre eklamsia dibagi dalam pre eklamsia ringan dan berat.
Digolongkan berat bila satu atau lebih tanda dan gejala di bawah ini :
1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati atau dan ikterus
4. Trombosit < 100.000/mm3
5. Oliguria < 400 ml/24 jam
3

6. Proteinuria > 3 gr/liter


7. Nyeri epigastrium
8. Gangguan visus
9. Perdarahan retina
10. Edema paru
(Wiknjosastro, 1999)
II.4. Kelainan Kala II
Dengan tercapainya pembukaan cervik lengkap sebagian wanita
tidak

dapat

menahan

keinginan

untuk

mengejan,

setiap

uterus

berkontraksi. Umumnya wanita yang ingin mengejan akan menarik nafas


dalam, menutup glotis dan kontraksi otot-otot perut berulang untuk
meningkatkan tekanan intra abdominal selama kontraksi, kombinasi antara
kontraksi otot uterus dan otot-otot perut mendorong janin untuk turun.
(Parnell & Associates, 1993, Vause and Co Worter, 1998)

BAB II
KASUS
I.

Identitas Pasien
Nama

: Ny. Rusmiati

Umur

: 25 tahun

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Jawa

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Cibangkong Rt 4/6 Pekuncen

Tanggal datang

: 24-09-03, jam 09.55

No CM

: 550193

II. Anamnesis
Keluhan utama

: Rujukan bidan inpartu Kala II, PER

Riwayat Penyakit Sekarang : Tanggal 23 September 2003 jam 17.00 kencengkenceng keluar lendir darah jam 18.00.
Tanggal 24 September 2003 jam 05.00 keluar air,
jam 07.00 pembukaan lengkap dan dipimpin
mengejan 2 jam bayi belum lahir kemudian
dibawa ke RSMS.
Riwayat Haid

: HPHT : 15-12-2003, Tp : 22-09-2003

Riwayat Nikah

: 1 x, selama 2 tahun

Riwayat Obstetri

: G1P0A0, hamil ini

Riwayat Penyakit Dahulu

: - Kencing manis

: tidak ada

- Tekanan darah tinggi : tidak ada


- Penyakit jantung

: tidak ada

- Sesak nafas

: tidak ada

Riwayat ANC

: > 4 x, TT 2 x di bidan

Riwayat KB

: (-)

III. Pemeriksaan Fisik


KU

: Baik, kesadaran Compos mentis

TV

: T : 140/90 mmHg
S : 37C

N : 80 x/mnt

TB : 156 cm

RR: 20 x/mnt

TB : 65 kg

Status Generalis :
Mata

: Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Thorax

: Paru : Vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada


Jantung : SI SII reguler, murmur tidak ada, gallop tidak
ada.

Ext edema

: Extremitas superior dan inferior tidak ada edema.

Status Obstetri
a. Pemeriksaan Luar
Inspeksi

: Perut membuncit, membujur

Palpasi

: TFU : 33 cm ~ TBJ : 3410 gr


Leopold I

: Teraba I, bagian bulat, lunak

Leopold II

: Teraba tahanan memanjang di kiri ibu, dan


bagian kecil di kanan ibu.

Leopold III : Teraba I bagian bulat, keras


Leopold IV : Divergen
His (+) 3 4/10/> 40
Auskultasi

: DJJ : 12-12-12

b. Pemeriksaan Dalam
VT

: - Vulva, utretra, vagina tenang


- Pembukaan lengkap
- Portio lunak dan tipis
- Kulit ketuban tidak ada
- Bagian terbawah janin kepala turun di Hodge III
- UUK di anterior

UPD : a. PAP
- Promontorium tidak teraba
6

- Konjugata diagonalis 12 cm
- Konjugata vera 10,5 cm
- Linea inominata lingkaran
b. PTP
- Dinding samping pelvis sejajar
- Spina ischiadika menonjol
- Distensia interspinarum 10,5
- Kelengkungan sakrum konkav
c. PBP
- Arcus pubis > 90
- Mobilitas tulang koksigius cukup
IV. DIAGNOSIS
G1P0A0 25 tahun, Hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak
memanjang, presentasi belakang kepala, puki, inpartu kala II dengan
preeklampsia ringan.
V. PENATALAKSANAAN
- Sikap

: Pimpin mengejan selama 1 jam (+) episiotomi lateral

- Hasil

: Bayi belum lahir

- Diagnosis

: G1P0A0 25 tahun hamil 40 minggu janin tunggal hidup intra


uterin, letak memanjang, presentasi belakang kepala, puki,
inpartu kala II lama dengan preeklampsia ringan.

- Sikap

: Akhiri persalinan dengan vacum ekstraksi a.i kala II lama

- Hasil

Bayi lahir dengan vacum ekstraksi

Apgar score 6 7 9

Tindakan isap lendir, beri O2

BBL

: 3.350 gr

PB

: 49 cm

LK

: 33 cm

LD

: 33 cm

Anus

: (+)

Kelainan : (-)

- Plasenta lahir lengkap kotiledon lengkap, infark dan hematom tidak ada,
medika mentosa oksitosin i.m dan iv 10 iu
- Kontraksi uterus baik
- Luka episiotomi dijahit dengan zyde IV
Laporan vacum
- Pasien dalam posisi litotomi
- Lakukan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya
- Kandung kencing dikosongkan
- Dipasang cup No. 5 sedekat mungkin dengan UUK dan tanda petunjuk
mengarah ke UUK
- Periksa apakah ada daerah yang terjepit
- Dibuat tekanan negatif secara nertahap mulai dari 0,2 kg/cm 3 selama 2 menit
dan 0,6 kg/cm3 selama 2 menit
- Kemudian dilakukan traksi definitif sampai kepala bayi lahir
- Cup dilepas dengan pegangan biparietal bahu depan dan belakang, tarikan
pada kedua ketiak melahirkan bokong dan kaki
- Hasil lahir bayi apgar score 6 7 9, plasenta lahir spontan kotiledon
lengkap.

FOLLOW UP

TGL

Subyektif

25/09-03

- Keluhan (-)

Obyektif

Assessment

KU : Sedang
Kes : CM
VS : T : 110/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 18 x/mnt
S : 36,8C
Status Generalis
Mata : CA (-/-) SI (-/-)
Thorax : c/p dbn
Ekstremitas :

Planning

G1P1 A0 25 tahun
Post vacum
ekstraksi a.i kala II
lama

Status Obstetri
I : Cembung
Pa : TFU setinggi pusat
Nyeri tekan (-)
Aus : BU (+) N

BAB III
PEMBAHASAN
Pada persalinan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
1. Kekuatan ibu, berupa his dan kekuatan mengejan ibu.
2. Faktor jalan lahir yang terdiri dari jalan lahir lunak terdiri dari otot-otot dasar
panggul, ligament dan jaringan ikat dan jalan lahir keras yang berupa tulangtulang jalan lahir.
3. Faktor janin
Ibu harus mengejan saat his datang dan istirahat saat his hilang. Tenaga
mengejan ibu berfungsi untuk mengeluarkan janin, makin efektif ibu mengejan
makin pendek kala II.
Permasalahan
a. Kala II lama
Pada kasus ini pasien datang dengan surat pengantar dari bidan
dengan inpartu kala II dan dibawa ke RSMS pukul 09.55 WIB sampai di
RSMS pasien dipindahkan ke kamar bersalin pukul 10.10 WIB dan
dilakukan pimpinan mengejan. Setelah dipimpin mengejan selama 1 jam
ternyata tidak ada penurunan kepala dan kepala tetap di H III(+). His ibu
adekuat, 3 4 kali dalam 10 menit lebih dari 40 detik lalu diambil tindakan
untuk mengakhiri persalinan dengan vakum ekstraksi atas indikasi kala II
lama, karena batas pimpinan mengejan pada primi antara 1 sampai 2 jam.
Jadi permasalahan pada persalinan ini bukan partus macet, melainkan kala II
lama.???
b. Penyebab kala II lama
Kala II lama adalah suatu keadaan tidak adanya kemajuan dalam
kala II yang meliputi penurunan kepala dan putaran paksi dalam setelah
dipimpin mengejan beberapa saat dengan his yang adekuat.
Penyebab hal ini berhubungan dengan faktor 3P yaitu : Power,
Passage, Passanger. Pada kasus ini disebabkan oleh faktor passage, bagian
lunak jalan lahir yang kaku. Hal ini sering terjadi pada primigravida. Selain
itu faktor power ibu yang sudah kelelahan karena ibu sudah dipimpin
mengejan selama 4 jam.
10

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pada kasus ini permasalahan yang timbul adalah kala II lama (tidak
adanya kemajuan dalam kala II dengan his yang adekuat dan dipimpin mengejan
beberapa saat). Hal ini disebabkan oleh karena faktor dari jalan lahir ibu yaitu
bagian lunak jalan lahir yang kaku dan ibu kelelahan.
B. Saran
1. Pada kasus ini, seharusnya persalinan segera diakhiri karena penderita sudah
dipimpin mengejan 2 jam kepala tetap di HIII(+) dengan UUK tetap di bawah
simfisis sehingga tidak perlu lagi dipimpin mengejan 1 jam untuk
melahirkan bayi. Hal ini dilakukan karena diagnosis waktu masuknya adalah
G1P0A0, 25, tahun hamil aterm, janin tunggal hidup intra uterin, letak
memanjang, presentasi belakang kepala, puki, inpartu kala II dengan
preeklamsi ringan. Dengan diagnosis seperti ini maka sikap yang diambil :
2. Adalah pimpin mengejan. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan ibu
sesungguhnya, dimana sudah terjadi persalinan dengan kala II lama, yang
seharusnya pasien datang, persalinan segera diakhiri.
3. Untuk menghindari kekakuan jalan lahir maka sebaiknya setiap ibu hamil
melakukan senam hamil. Dengan melakukan senam hamil maka otot-otot
dasar panggul akan menjadi lunak sehingga dapat memperlancar proses
persalinan.

11

DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa diagnosis pada waktu masuk ?
2. Apa diagnosis sebelum dilakukan ekstraksi vacum ?
3. Jika terjadi Deep Transvers arrest dan posisi oksipitalis posterior persisten boleh
tidak diekstraksi vacum ?
Jawab
1. G1P0A0 25 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak
memanjang, presentasi belakang kepala punggung kiri, inpartu kala II dengan
preeklamsia ringan.
2. G1P0A0 25 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak
memanjang, presentasi belakang kepala punggung kiri, inpartu kala II dengan
preeklamsia ringan.
3. Jika Deep Transverse arrest masih bisa dengan ekstraksi vacum dengan
melakukan tarikan sambil diputar UUK ke bawah simfisis. Jika pada posisi
oksipitalis posterior persisten tidak dapat dilakukan dengan ekstraksi vacum,
karena terlalu jauh untuk diputar, sehingga untuk posisi oksipitalis posterior
persisten diakhiri dengan ekstraksi forceps.

12

DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H, 1994 Ilmu Kebidanan, Edisi ke-4, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroraharjo, Jakarta.
2. Siswosudarmo R. , 1990, Obsteri Fisiologis. Bidang Diklat RSUP DR. Sardjito,
Yogyakarta.
3. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obsteri ; Edisi 1 Penerbit EGC, Jakarta.
4. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obsteri ; Edisi 2 Penerbit EGC, Jakarta.
5. Sutoto dkk 1997, Ilmu Fantom Bedah Obsteri, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang.
6. Standart Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito, 1999, Medika FK-UGM,
Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai