: WILLIAM YOHANES S.
NIM
: M0211075
TUGAS
a. Serat optik
Serat optik merupakan dielektrik waveguide yang bekerja pada frekuensi cahaya. Serat
optik memiliki bentuk silinder dan menyalurkan energi gelombang elektromagnetik dalam
bentuk cahaya di dalam permukaannya dan mengarahkannya pada sumbu aksis. Bahan serat
optik terbuat dari material low-loss seperti gelas silika. Berkas cahaya yang datang pada fiber
akan mengalami pemantulan total apabila sudut datang lebih besar dari sudut kritis.
Serat optik memiliki tiga bagian yaitu inti (core), cladding (lapisan selimut), jaket
(coating/ buffer primer). Inti adalah bagian yang paling utama pada serat optik. Inti memiliki
indeks bias lebih besar daripada cladding. Diameter nya bervariasi sekitar 5-50 tergantung
jenis serat optiknya. Cahaya yang dirambatkan akan memasuki bagian inti. Cladding adalah
bagian selimut atau selubung. Fungsi cladding adalah mengelilingi bagian inti. Jaket
merupakan bagian yang berada diantara cladding dan inti. Fungsi jaket adalah melindungi
lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik elastik.
lain juga dapat menaikkan indeks bias dan memperbaiki keseragaman optik.penamaan silika
pada fiber seringkali diartikan pada gelas yang memiliki kemurnian yang sangat tinggi.
Penambahan senyawa lain ke silika yang sering digunakan adalah germanium. Bahan
ini mempunyai nilai serapan yang sangat rendah, dan germania (GeO2), seperti silika,
berbentuk suatu gelas. Penambahan senyawa lain ke silika disebut dopant. Dopant untuk
selubung yang paling umum digunakan adalah fluorine yang digunakan untuk menurunkan
indeks bias silika.
Perealisasian pembuatan fiber harus memenuhi beberapa syarat tertentu yakni a.
transparan, khususnya untuk teras, pada daerah panjang gelombang dimana fiber digunakan,
yaitu sumber cahaya dan detektor harus cukup tersedia. Sehingga sering digunakan bahan
polimer dan amorf karena alasan ini. B. murah dan mudah, sehingga dapat diproduksi secara
industri.
Berdasarkan diamter core, fiber sensor dibedakan menjadi single-mode fiber(fiber
modus tunggal) dan multimode fiber. Single mode fiber adalah fiber sensor yang memiliki
diameter core yang kecil sehingga hanya satu modus yang diperbolehkan sedangkan multimode
fiber adalah fiber yang memiliki nilai diameter core yang besar.
Permasalahan perambatan cahaya pada fiber multimode menimbulkan nilai perbedaan
kecepatan group dari masing-masing modus. Sehingga pulsa akan melebar sepanjang fiber. Hal
ini disebut modal dispersion (dispersi modus). Modus dispersi adalah batas kecepatan dimana
pulsa-pulsa dapat dikirm tanpa saling tumpang tindih (overlapping). Modal dispersion dapat
mengurangi gradien indeks bias dari core. Fenomena disebut graded-index fiber yaitu fiber
konvensional indeks bias core core dan cladding adalah konstan (step-index fiber).
Gambar 2. Geometri profil indeks bias (a). multimode step-index fiber (b). single-mode step
index fiber dan (c) multimode graded-index fiber.
Graded-index fiber merupakan metode sederhana untuk mengurangi efek pelebaran
pulsa karena perbedaan kecepatan group dari modus-modus dalam multimode fiber. Core
memiliki indeks bias yang beragam yakni nilai tertinggi pada pusat dan berkurang secara
gradual (berangsur-angsur) dan memiliki nilai terendah pada cladding. Indeks bias core adalah
fungsi dari posisi radial, n(r) dan indeks bias cladding adalah konstan, n2. Nilai tertinggi dari
fungsi n(r) ini adalah n(r=0)=n1 dan terendah pada r=a [n(a) = n2]. Profil indeks bias
didefinisikan dengan persamaan yaitu :
Dimana :
Dimana p adalah parameter profil gradien index. Untuk graded-index fiber, nilai p adalah 2
sedangkan untuk step-index fiber p adalah . Berikut adalah gambar indeks bias graded-index
fiber.
b.
Metode Pre-Casting
Metode pre-casting adalah pencetakan serat optik berbahan polimer. Bakal core
berbentuk silinder pejal dan bakal cladding berbentuk silinder berlubang. Alasan metode ini
digunakan sebagai penelitian adalah karena struktur penyusun inti nya sama dengan
selubuhng struktur serat optik. Proses pencetakan dikerjakan dengan memasukkan bakal core
ke dalam bakal cladding lalu sampel tersebut dipanaskan dengan furnace. Sebelum
melakukan fabrikasi, ditentukan terlebih dahulu karakter bahan dan karakter furnace untuk
memperoleh sebaran panas yang maksimal antara bahan dan furnace. Lalu dapat diperoleh
suhu drawing yang merupakan hasil pengujian sifat thermal bahan dimana nilai kisarannya
antara suhu gelas transisi dan suhu kristalisasi terhadap diameter core. Secara teknis bahan
dipanaskan dalam furnace kemudia sampel bahan diberi gaya tekan dan ditarik untuk
membuat sampel dapat keluar dari cetakan. Kemudian furnace diatur temperatur control nya
untuk mendapatkan variasi suhu, nilai kecepatan putar diatur pada kontrol kecepatan putar
sehingga menghasilkan serat optik yang digulung dalam fiber drum (wadah serat optik).
Pencataka serat optik dilakukan dengan memberikan penekanan menggunakan alat penekan.
c. Sumber plasma harus diletakkan agak jauh dari substrat. Agar tidak terjadi pengaruh
timbukan antara elektron dengan ion pada lapisan.
Berikut adalah gambar reaktor MOCVD dan perangkat yang terdapat dalam plasma
DAFTAR PUSTAKA
Agus Saputro, Nanag. 2011. Fabrikasi dan Karakterisasi Serat Optik dengan Metode PreCasting. Universitas Sebelas Maret:Surakarta.
Musatin, Iing. Karakteritik Morfologi dan Optik Film Tipis TiO2: Co yang Ditumbuhkan
dengan Metode MOCVD diatas Substrat Silikon. Universitas Pendidikan Indonesia:Bandung
Rusdiana, Dadi. MOCVD. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.