Anda di halaman 1dari 11

KENYAMANAN THERMAL PADA

BANGUNAN
Makalah Fisika Bangunan

Anggota Kelompok :
Hafizh Satria Ramadhan
M. Nur Hidayat
Danan Jaya Tri Yanuar
Gege

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2012

PEMBAHASAN MATERI
1.1 PENGERTIAN
kalor yaitu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan. Sementara ilmu bangunan adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan
pelaksanaan pembuatan maupun perbaikan bangunan
kondisi termal bangunan merupakan faktorfaktor yang merupakan karakteristik dari
aspek-aspek susunan bangunan yang berhubungan dengan persoalan termal. Secara sistematik
kondisi termal bangunan menyangkut pertama, segala sesuatu yang berhubungan dengan
bagaimana proses keseimbangan termal tersebut berjalan dalam status kondisi tertentu. Selain hal
tersebut proses penghantaran dan kelakuan panas yang terjadi juga merupakan persoalanpersoalan dasar yang harus dipahami secara menyeluruh.
Sistem termal (thermal system) dalam bangunan dapat dijelaskan bahwa selalu
terjadi keseimbangan termal antara dalam bangunan dan luar bangunan. Untuk mencapai kondisi
nyaman, maka kondisi termal dalam bangunan harus seimbang (Szokolay, 1980). Arsitektur yang
berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan minimum energi dengan memanfaatkan energi
alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya.
Dicapai dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain
konfigurasi bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain
fasade,peralatan pembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung bangunan, lansekap
horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah.
1.2 PENJELASAN
Orientasi bangunan selalu dikaitkan dengan kenyamanan thermal dan penggunaan
energi bangunan. Orientasi bangunan TimurBarat pada makalah ini berarti sisi bangunan yang
terbesar menghadap Timur dan Barat. Hal ini berakibat kedua sisi tersebut mendapat radiasi
matahari pagi dan sore yang relatif berpotensi memanaskan ruang-ruang di dalamnya dan
menimbulkan ketidaknyamanan thermal. Pengguna bangunan dapat terganggu dan membutuhkan
berbagai asesoris bangunan seperti pembayang matahari dan pengkondisisan udara buatan agar
dapat menggunakan ruang tersebut dengan baik. Berbeda dengan bangunan yang berorientasi
Utara dan Selatan, bangunan tidak mendapatkan radiasi matahari sebesar sisi Timur dan Barat,

sehingga ruang-ruang yang menghadap Utara dan Selatan lebih nyaman untuk digunakan dan
tidak membutuhkan pembayang matahari yang besar atau pengkondisian udara buatan.
Orientasi bangunan ini merupakan salah satu aspek dalam penataan bangunan yang
harus dipertimbangkan dengan baik tetapi seringkali kondisinya memaksakan bangunan tersebut
beorientasi Timur dan Barat. Beberapa aspek yang memaksa bangunan berorientasi Timur dan
Barat adalah struktur jalan, harga tanah, topografi atau aspek lainnya. makalah ini berusaha
membahas pengaruh orientasi bangunan pada suatu kawasan terhadap temperatur udara kawasan,
hal ini terkait dengan karakteristik sudut datang horisontal dan vertikal radiasi matahari di daerah
katulistiwa sepanjang tahun pada pagi dan sore dominan dari arah Timur dan Barat. Terlebih lagi
sebagai daerah tropis, memiliki lingkungan yang panas hamper sepanjang tahun.

Pembayang matahari dan pengkondisian udara buatan agar dapat menggunakan


ruangan dengan baik. Sebaliknya dengan bangunan yang berorientasi Utara-Selatan,bangunan
tidak akan mendapat radiasi matahari sebesar sisi Timur dan Barat, sehingga ruang-ruang
yang menghadap Utara dan Selatan lebih nyaman untuk digunakan dan tidak membutuhkan
pembayang matahari dan pengkondisi udara buatan. Contoh yang diberikan merupakan
contoh dalam mengatur bentuk dan arah orientasi bangunan dari radiasi langsung matahari.
Selain itu, posisi lokal dari equator perlu diperhatikan.Misalnya pada daerah dingin, radiasi
matahari sangat diperlukan banyak pada waktu musim dingin. Berbeda dengan tempat pada
iklim tropis, dimana perambatan panas kedalam ruangan harus memperhatikan kenaikan suhu
udara di dalam ruangan. Fungsi laindari adanya bukaan jendela yaitu untuk lebih merespons
arah angin datang agar proses penghawaan di dalam bangunan akan berjalan lebih baik dan
mengurangi panas yang tersimpan di dalam bangunan. Pada daerah tropis, dianjurkan dalam
membuat orientasi bangunan, sumbu panjang bangunan sejajar dengan sumbu timur dan barat
dan bersudut 5derajat dari sumbu timur barat. Hal tersebut dimaksudkan agar bukaan yang
ada menghadap utara dan selatan, sehingga bangunan berorientasi Utara-Selatan. Penetrasi
sinar matahari langsung dapat diminimalkan karena sisi terpendek yang berhadapandengan
matahari berada pada sisi timur dan barat.

1. Orientation dan aperture geometry (orientasi dan bukaan jendela)


Orientasi dan bukaan jendela merupakan aspek yang selalu berkaitan erat dalam
mengendalikan radiasi matahari yang masuk bangunan. Bangunan dengan kebutuhan sinar
matahari untuk menghangatkan ruangan membutuhkan bukaan dari arah orientasi menuju
sinar matahari. Sebaliknya bangunan dengan tingkat kebutuhan radiasi panas yang rendah
3

membutuhkan bukaan dan ara orientasi yang menghindari bertatapan langsung dengan sinar
matahari. Contohnya yaitu orientasi bangunan Timur-Barat berarti sisi bangunan yang
terbesar mengadap arah Timur dan Barat, yang mengakibatkan kedua sisi tersebut mendapat
radiasi matahari pagi dan sore yang relative berpotensi memanaskan ruang-ruang di
dalamnya dan menimbulkan ketidaknyamanan termal. Pengguna bangunan dapat terganggu
dan membutuhkan aksesoris bangunan seperti pembayang matahari dan pengkondisian udara
buatan agar dapat menggunakan ruangan tersebut dengan baik. Sebaliknya dengan bangunan
yang berorientasi Utara-Selatan, bangunan tidak akan mendapat radiasi matahari sebesar sisi
Timur dan Barat, sehingga ruang-ruang yang menghadap Utara dan Selatan lebih nyaman
untuk digunakan dan tidak membutuhkan pembayang matahari dan pengkondisi udara
buatan. Contoh yang diberikan merupakan contoh dalam mengatur bentuk dan arah orientasi
bangunan dari radiasi langsung matahari. Selain itu, posisi lokal dari equator perlu
diperhatikan. Misalnya pada daerah dingin, radiasi matahari sangat diperlukan banyak pada
waktu musim dingin. Berbeda dengan tempat pada iklim tropis, dimana perambatan panas ke
dalam ruangan harus memperhatikan kenaikan suhu udara di dalam ruangan. Fungsi lain dari
adanya bukaan jendela yaitu untuk lebih merespons arah angin datang agar proses
penghawaan di dalam bangunan akan berjalan lebih baik dan mengurangi panas yang
tersimpan di dalam bangunan. Pada daerah tropis, dianjurkan dalam mebuat orientasi
bangunan, sumbu panjang bangunan sejajar dengan sumbu timur dan barat dan bersudut 5
derajat dari sumbu timur barat. Hal tersebut dimaksudkan agar bukaan yang ada menghadap
utara dan selatan, sehingga bangunan berorientasi Utara-Selatan. Penetrasi sinar matahari
langsung dapat diminimalkan karena sisi terpendek yang berhadapan dengan matahari berada
pada sisi timur dan barat.

2. Shading devices (elemen pembayangan)


Penggunaan elemen pembayang merupakah langkah lanjutan yang dapat
ditempuh setelah mengendalikan orientasi dan bukaan jendela. Orientasi dan bukaan jendala
tak dapat ditoleransi dikarenakan kebutuhan perancangan, sehingga elemen pembayangan
menjadi hal yang sangat penting dalam proses pengendalian radiasi matahari. Elemen
pembayangan sangat fleksibel, karena dapat dirancang sesuai dengan posisi dan arah
kedatangan radiasi matahari, sehingga bukaan dapat terlindung dari radiasi sinarlangsung.
Elemen pembayangan dibagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu :

Elemen pembayangan permanen (fixed shading elements)Elemen pembayangan jenis ini


bersifat permanen, yang terbagi menjadi 2 elemen dilihat berdasarkan posisi, yaitu posisi
eksternal dan posisi internal. Posisieksternal meliputi bentuk overhang, vertical fins,
kombinasi horizontal dan vertical (egg-crate type). Sedangkan posisi internalmeliputi bentuk
ligh-shelves dan louvre di atas jendela.

Elemen yang dapat diatur (adjustable/retracable shading elements)Merupakan elemen


pembayangan yang dapat diatur, terdiri dari 2 elemen berdasarkanposisinya, yaitu posisi
eksternal dan internal. Elemen eksternal yaitu tenda, awning,blinds, pergola. Sedangkan yang
termasuk elemen internal yaitu curtains, rollers,venetian blinds.Elemen-elemen tersebut
penggunaan operasionalnya sangat tergantungdari kebutuhan dari ruangan tersebut.
Kombinasi

dari

penggunaanelemen

pembayangan

eksternal

dan

internal

dapat

memberikanpengendalian radiasi matahari yang lebih efisien, karena elementersebut dapat


diubah menurut musim maupun harian. Elemenpembayangan yang sering digunakan yaitu
teritisan yang terletak diatap rumah. Panjang teritisan pada keempat sisi rumah berbeda
karenaberhubungan pada bukaan dinding (jendela) tidak sama pada keempat sisi.
Teritisanberfungsi untuk pembayangan dan bermanfaat untuk menghidari tampias jika
musimpenghujan dan melindungi bukaan. Pelindung lain dapat berupa pohon dan tirai
5

untuk menghindari sinar matahari langsung.Shading yang efektif digunakan harus sesuai
dengan posisi lokal dan ekuator. Untuk wilayah yang berada di daerah equator atau
khatulistiwa, lebih baik menggunakan elemenpembayangan permanen, sedangkan untuk
daerah yang jauh dari khatulistiwa tidak diperlukan elemen pembayangan. Bangunan yang
memiliki orientasi bukaan ke sisiBarat-Timur membutuhkan tambahan elemen pembayangan
berupa elemen pembayanganyang dapat diatur, yaitu Louvres.

3. Prperty of opaque dan transparent surface (bahan yang tak tembus cahaya
dan transparan)
Bahan yang bersifat opaque dan permukaannya transparan mempunyai sifat yang
berbeda dalam meneruskan radiasi langsung sinar matahari. Bahan yang bersifat transparan
contohnya adalah kaca. Cara yang dilakukan untuk mengendalikan radiasi matahari dengan
6

mengendalikan thermal property dari material kaca, sehingga penetrasi radiasi matahari dapat
diatur jumlahnya. Penetrasi radiasi matahari menuju bangunan melalui jendela ditentukan
oleh kualitas solar optical dari material kaca tersebut. Sifat material transparan dapat
dikendalikan melalui aspek reflectivity, solar transmittance, dan absoprptance. Material
transparan yang baik adalah dapat melewatkan cahaya tampak matahari namun mencegah
masuknya panas dari radiasi matahari (infra-merah), untuk itulah dilakukan manipulasi sifat
dari suatu bahan material yang sampai saat ini masih dikembangkan. Bahan yang bersifat
opaque yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan radiasi matahari contohnya adalah
dinding bata dan beton. Penggunaanya seperti untuk dinding bangunan maupun sebagai
langit-langit. Radiasi matahari langsung akan masuk melalui atap, sehingga diperlukan
pemasangan langit-langit, sehingga panas yang masuk dari atap dapat dicegah. Dinding
bangunan sebaiknya menggunakan yang terdiri dari material yang dapat menghambat
terjadinya perambatan panas secara cepat, baik memiliki sifat resistif maupun kapasitif.
Penggunaan material tersebut dapat mengatur time lag atau keterlambatan waktu panas yang
masuk dari luar bangunan ke dalam bangunan. Contohnya ialah apabila radiasi panas
matahari mencapai puncaknya saat jam 12 siang yaitu misalnya 34C, maka panas yang
dirasakan di dalam bangunan mencapai maksimal dapat diatur misalnya panas maksimal
dalam bangunan mencapai suh 28C pada jam 3 sore. Hal tersebut dapat meringankan beban
dari pendingin, karena tidak perlu dipakai terus-menerus dan lebih menghemat energi.
Pemakaian beton, aspal, dan paving block di sekeliling bangunan harus dihindari agar panas
dari radiasi matahari tidak menyebar dan masuk ke dalam bangunan.

FAKTOR LUAR BANGUNAN


Faktor diluar bangunan yang dapat berfungsi sebagai elemen pembayangan
adalahvegetasi di sekitar bangunan. Vegetasi yang berada dekat dengan jendela
dapatmemberikan

efek

pembayangan

dan

mengakibatkan

berkurangnya

radiasi

langsungmatahari. Penempatan vegetasi yang baik biasanya berada pada sisi Barat atau
Timur,karena akan memanfaatkan panas untuk proses asimulasi sehingga akan menambah
sejuk udara sekeliling bangunan.
Prperty of opaque dan transparent surface (bahan yang tak tembus cahaya
dantransparan) Bahan yang bersifat opaque dan permukaannya transparan mempunyai sifat
yang berbedadalam meneruskan radiasi langsung sinar matahari. Bahan yang bersifat
7

transparancontohnya adalah kaca. Cara yang dilakukan untuk mengendalikan radiasi


mataharidengan mengendalikan thermal property dari material kaca, sehingga penetrasi
radiasimatahari dapat diatur jumlahnya. Penetrasi radiasi matahari menuju bangunan
melalui jendela ditentukan oleh kualitas solar optical dari material kaca tersebut. Sifat
materialtransparan dapat dikendalikan melalui aspek reflectivity, solar transmittance,
danabsoprptance. Material transparan yang baik adalah dapat melewatkan cahaya
tampak matahari namun mencegah masuknya panas dari radiasi matahari (infra-merah),
untuk itulah dilakukan manipulasi sifat dari suatu bahan material yang sampai saat ini
masihdikembangkan.

Bahan

yang

bersifat

opaque

yang

dapat

dimanfaatkan

untuk mengendalikan radiasi matahari contohnya adalah dinding bata dan beton.
Penggunaanyaseperti untuk dinding bangunan maupun sebagai langit-langit. Radiasi matahari
langsungakan masuk melalui atap, sehingga diperlukan pemasangan langit-langit, sehingga
panas yang masuk dari atap dapat dicegah. Dinding bangunan sebaiknya menggunakan yang
terdiri dari material yang dapat menghambat terjadinya perambatan panas secara cepat,baik
memiliki sifat resistif maupun kapasitif. Penggunaan material tersebut dapatmengatur time
lag atau keterlambatan waktu panas yang masuk dari luar bangunan kedalam bangunan.
Contohnya ialah apabila radiasi panas matahari mencapai puncaknyasaat jam 12 siang yaitu
misalnya 34C, maka panas yang dirasakan di dalam bangunanmencapai maksimal dapat
diatur misalnya panas maksimal dalam bangunan mencapai suh28C pada jam 3 sore. Hal
tersebut dapat meringankan beban dari pendingin, karena tidak perlu dipakai terus-menerus
dan lebih menghemat energi. Pemakaian beton, aspal, danpaving block di sekeliling
bangunan harus dihindari agar panas dari radiasi matahari tidak menyebar dan masuk ke
dalam bangunan

Radiasi matahari (orientasi/posisi bangunan terhadap arah radiasi)


Bentuk-bentuk dan orientasi yang di anjurkan :
1. Daerah Dingin
Mengurangi area permukaan bangunan akan mengurangi eksposur terhadap suhu rendah.
Memaksimalkan serapan radiasi matahari.
Mengurangi kehilangan panas melalui radiasi konduksi dan penguapan.
Menyediakan pelindung angin

2. Daerah Temperatur Sedang


Perpanjangan bentuk bangunan dalam arah timur-barat dan memaksimalkan bidang
selatan.

Meminimumkan eksposur bidang timur dan barat, yang biasanya lebih hangat di

musim panas dan lebih dingin dimusim dingin daripada bidang selatan.
Menyeimbangkan pemanasan matahari dengan bayangan peneduh pada setiap

musim.
Memberi pergerakan udara ketika cuaca panas, perlindungan terhadap angin ketika
cuaca dingin.

3. Daerah Panas-kering

Bangunan harus membentuk halaman dalam.


Mengurangi pemanasan matahari akibat konduksi.
Mengupayakan pendinginan melalui fitur kolam air dan tumbuh-tumbuhan.
Sebaiknya memasang kisi peneduh matahari pada jendela dan ruang outdoor.

4. Daerah Panas-lembab

Bentuk bangunan memanjang arah timur-barat dengan bidang timur dan barat sekecil

mungkin.
Mengurangi pemanasan matahari.
Memanfaatkan angin agar terjadi pendinginan karena penguapan.
Sebaiknya memasang kisi peneduh matahari pada jendela dan ruang outdoor.
Matahari Pasif Adalah penggunaan energi matahari untuk

memanaskan ruang interior bangunan tanpa mengandalkan peralatan


mekanikal yang memerlukan energi tambahan. Sistem matahari pasif
mengandalkan

proses

perpindahan

panas

alami

berupa

konduksi,

konveksi dan radiasi untuk pengumpulan, penyimpanan, distribusi dan


pengendalian energi matahari. Berdasarkan hubungan antara matahari,
ruang interior, dan sistem pengumpulan panas terdapat tiga cara untuk
memperoleh pemanasan matahari pasif.
1. Perolehan panas langsung
2. Perolehan panas tidak langsung

3. Perolehan panas isolasi.


Ada dua elemen penting dalam sistem matahari pasif, yaitu

a. Kaca atau plastik transparan yang menghadap matahari sebagai pengumpul sinar matahari.
b. Massa thermal untuk mengumpulkan, penyimpanan dan distribusi panas, diorientasikan
agar dapat menerima ekspos sinar matahari maksimum
PENUTUP

KESIMPULAN
Kondisi thermal sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
seperti kerimbunan pohonyang dapat mereduksi panas lingkungan.
Namun bangunan rumah yang dijadikan objekpengamatan tidak dikelilingi
oleh rindangnya pepohonan dan tidak memiliki (area untuk)penghijauan.
Sehingga

mengharapkan

kenyaman

thermal

hadir

dari

rimbunnya

pepohonantidak bisa dilakukan.Untuk menghadirkan kenyamanan thermal


cukup banyak hal yang harus dilakukan namunmengingat bangunan
adalah rumah kontrakan maka perubahan struktur yang mencolokrelative
dihindari.Perubahan terjadi hampir diseluruh bangunan mulai dari depan
hingga belakang. Meskipunsporadis namun semuanya terintergrasi yaitu
bertujuan untuk menghadirkan kenyamananthermal melalui pengudaraan
yang lebih baik.

10

Daftar Pustaka :

http://herusu71.blogspot.com
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/lingkungan-thermis.html
http://dahlanforum.wordpress.com
http://fisbang.wordpress.com
http://squ1.org/wiki/Shading_design
http://en.wikipedia.org

11

Anda mungkin juga menyukai