suatu
homomorfisma
apakah
merupakan
R disebut
Operasi pada R
Operasi pada R
89
Pertemuan 21
f R
f R
f(a)
f(b)
atau
a + b a + b
a + b f(a) + f(b)
a . b a * b
a . b f(a) * f(b)
Catatan :
1. operasi pada R dan R tidak harus sama, baik penjumlahan maupun
pergandaannya
2. operasi pada R dan R sering kali tidak dinyatakan.
3. untuk membuktikan homomorfisma, haruslah dibuktikan dulu suatu
fungsi, jika belum diketahui fungsi (f : R R disebut Pemetaan
atau fungsi jika (a, b R) a = b f(a)=f(b) R))
Contoh 1.:
(Q,+,*) adalah ring dengan operasi penjumlahan biasa dan perkalian *
yang didefinisikan, x, yQ, x*y = xy/2. jika didefinisikan pengaitan f
dari ring Z ke Q, sebagai berikut : aZ, f(a) = 2a, maka tunjukkan
bahwa f adalah suatu homomorfisma.
Bukti :
Untuk membuktikan f adalah homomorfisma, maka harus ditunjukkan :
a) f fungsi : (a, b Z) a = b f(a)=f(b) Z
Ambil sebarang a,b Z, dengan a = b 2a = 2b
f(a) = f(b)
sifat dalam Z
def. f
90
Pertemuan 21
i. f(a+b) = 2(a+b)
def. f
def. f
= 2a + 2b
sifat di Z
= (2a)(2b)/2
sifat di Z
= f(a)+f(b)
def. f
= (2a)*(2b)
def * di Q
= f(a)*f(b)
def. f
Contoh 2.:
Jika Z dan Q berturut-turut ring dari bilangan bulat dan ring dari
bilangan rasional terhadap operasi penjumlahan dan perkalian biasa,
serta didefinisikan pengaitan g dari ring Z ke Q, sebagai berikut :
aZ, g(a) = 2a, maka apakah g adalah suatu homomorfisma.
a. g fungsi : bukti analog dengan contoh no. 1. a.
b. g bukan homomorfisma, karena
tidak berlaku x, yZ, g(xy) = 2xy
(2x)(2y) = g(x)g(y)
Sebagai counter example : -3, 5 Z,
g((-3)5) = g(-15) = 2(-15) = 30 g(-3)g(5) = (-6)10 = 60
Contoh 3.
Diberikan pengaitan h dari Z ke Zn (ring dari bilangan bulat modulo n.):
xZ, h(x) = r = sisa x/n, artinya x = kn + r atau r = x kn , untuk
suatu k Z dan 0 r < n. buktikan bahwa h homomorfisma
Bukti :
a. h merupakan fungsi : bukti sebagai latihan mahasiswa
b. h homomorfisma : x, yZ maka x = pn + r dan y = qn + s, untuk
suatu p, q Z. Ini berarti bahwa h(x) = r, h(y) = s Zn, 0 r< n dan
0 s <n maka r+s, rs Zn. kita tahu bahwa r, s, r+s, rs Z, sehingga
t, uZ berlaku r + s = tn + v dan rs = un + w, dengan 0 v < n dan
0w<n. (r, s Zn maka r+s = v, rs = w Zn)
Pengantar struktur Aljabar
91
Pertemuan 21
i. x + y = (pn + r) + (qn + s)
= (p+q)n + (r+s)
= (p+q)n + tn +v
= [(pqn)+(ps)+(qr)]n + un + w
= (p+q+t)n + v
= [(pqn)+(ps)+(qr)+u]n + w
= p*n + v
= q*n + w
Tampak dari i., bahwa h(x+y) = v = r+s = h(x)+h(y), dari ii. diperoleh :
h(xy) = w = rs = h(x)h(y).
Jadi h adalah homomorfisma
C. Monomorfisma, Epimorfisma dan Isomorfisma
Sebelum membahas materi ini, perlu diingatkan kembali beberapa hal
yang berkaitan dengan pemetaan (fungsi), yaitu:
Definisi 13. :
a. fungsi f disebut onto/pada/surjektif jika f(G) = G atau dengan kata
lain : (a G)(a G) sehingga a = f(a).
b. fungsi f disebut injektif (11) jika (a, b G) f(a) = f(b) a = b
c. fungsi f disebut bijektif (korespondensi 11) jika f injektif dan
surjektif
mahasiswa akan kesulitan memahami materi isomorfisma tanpa faham
definisi 13. di atas (sudah dipelajari dalam Logika Matematika dan
Himpunan). Oleh karenanya mahasiswa harus banyak berlatih untuk
menganalisa fungsi-fungsi apakah 1-1, pada atau tidak, barulah
mengikuti definisi berikut :
Definisi 14.:
1. suatu homomorfisma dari R ke R yang injektif (1-1) disebut
monomorfisma.
2. suatu homomorfisma dari R ke R yang surjektif (pada/onto) disebut
epimorfisma.
Pengantar struktur Aljabar
92
Pertemuan 21
epimorfisma
tetapi
bukan
monomorfisma,
atau
sifat-sifat
sederhana
homomorfisma
ring,
silakan
93