Anda di halaman 1dari 26

SENIN, 08 NOVEMBER 2010

makalah sistem perkemihan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem

perkemihan

merupakan

sistem

yang

penting

untuk

membuang

sisa-sisa

metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan
kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan) oleh
ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk
disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.

B. Rumusan Masalah
a.

Pengertian system perkemihan.

b.

Fungsi system perkemihan.

c.

Organ organ system perkemihan.

d.

Proses perkemihan.

e.

Proses pembentukan urin.

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


Sebagai tugas masa orientasi mahasiswa baru.

untuk mengetahui system perkemihan.

Untuk mengetahui organ organ system perkemihan dan fungsinya.

BAB I I
PEMBAHASAN
A.

Pengertian.
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. Fungsi system perkemihan.


1.

Membuang sisa metabolisme :

Sisa metabolisme Nitrogenous : ureum, creatinin, uric acid.

Racun-racun/Toxins

Obat-obat/Drugs

2.

Pengaturan homeostasis :
Keseimbangan air

Elektrolit

Keseimbangan asam-basa darah

Tekanan darah

Produksi darah merah

Mengaktifkan vitamin D

C. Organ sistem perkemihan


a)

Ginjal/Kidneys
Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm dan tebal 3,5-5 cm, terletak
di ruang belakang selaput perut tubuh (retroperitonium) sebelah atas. Ginjal kanan terletak lebih ke
bawah dibandingkan ginjal kiri.
Ginjal (Gb-2) dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis. Pada sisi medial terdapat
cekungan, dikenal sebagai hilus, yang merupakan tempat keluar masuk pembuluh darah dan
keluarnya ureter. Bagian ureter atas melebar dan mengisi hilus ginjal, dikenal sebagai piala ginjal
(pelvis renalis). Pelvis renalis akan terbagi lagi menjadi mangkuk besar dan kecil yang disebut kaliks
mayor (2 buah) dan kaliks minor (8-12 buah). Setiap kaliks minor meliputi tonjolan jaringan ginjal
berbentuk kerucut yang disebut papila ginjal. Pada potongan vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila
merupakan puncak daerah piramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada papila ini
bermuara 10-25 buah duktus koligens. Satu piramid dengan bagian korteks yang melingkupinya
dianggap sebagai satu lobus ginjal.
Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai jaringan lemak dan simpai jaringan
ikat kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak dibatasi oleh
jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke korteks dan ada bagian korteks yang
masuk ke medula. Bangunan-bangunan (Gb-3) yang terdapat pada korteks dan medula ginjal
adalah :

1)
a.

Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu


Korpus

Malphigi terdiri

atas kapsula

dan glomerulus (jumbai /gulungan kapiler).

Bowman (bangunan

berbentuk

cangkir)

Korpus Malphigi terdiri atas 2 macam bangunan yaitu kapsul Bowman dan glomerulus. Kapsul
Bowman sebenarnya merupakan pelebaran ujung proksimal saluran keluar ginjal (nefron) yang
dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh jumbai kapiler (glomerulus) sampai mendapatkan bentuk
seperti cangkir yang berdinding ganda. Dinding sebelah luar disebut lapis parietal (pars
parietal) sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars viseralis) yang melekat erat pada jumbai
glomerulus (Gb-4 dan 5). Ruang diantara ke dua lapisan ini sebut ruang Bowman yang berisi cairan
ultrafiltrasi. Dari ruang ini cairan ultra filtrasi akan masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal.
Glomerulus merupakan bangunan yang berbentuk khas, bundar dengan warna yang lebih tua
daripada sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat. Glomerulus merupakan gulungan
pembuluh kapiler. Glomerulus ini akan diliputi oleh epitel pars viseralis kapsul Bowman. Di sebelah
luar terdapat ruang Bowman yang akan menampung cairan ultra filtrasi dan meneruskannya ke
tubulus kontortus proksimal. Ruang ini dibungkus oleh epitel pars parietal kapsul Bowman.
b.

Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dantubulus kontortus distal.
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus di
medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan
batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu
sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke lumen
mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal.
Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85 persen
dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein seperti
bikarbonat, akan diresorpsi.
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid
dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar dan
bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel bewarna basofil (kebiruan) dan
permukaan sel yang mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks
ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.

2)

Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian sistim tubulus yaitu pars
descendens dan descendens ansa Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus ekskretorius (duktus
koligens) dan duktus papilaris Bellini.

Fungsi ginjal yaitu:


Membuang bahan sisa terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin yang dihasilkan dari
metabolisme makanan oleh tubuh, bahan asing dan produk sisa.
Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
Mengatur keseimbangan asam dan basa.
Menghasilkan renin yang berperan dalam pengaturan tekanan darah.
Menghasilkan eritropoietin yang mempunyai peran dalam proses pembentukan eritrosit di sumsum
tulang.
Produksi dan ekskresi urin
b)

Ureter / Ureters

Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia. Lapisan
mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina propria. Epitel transisional ini terdiri
atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi dalam hal bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih
kosong atau tidak teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan penuh/teregang).
Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks (cekung) pada lumen dan dapat berinti dua. Sel-sel
permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propria terdiri atas jaringan fibrosa yang relatif
padat dengan banyak serat elastin. Lumen pada potongan melintang tampak berbentuk bintang yang
disebabkan adanya lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan ini terjadi akibat longgarnya lapis luar
lamina propria, adanya jaringan elastin dan muskularis. Lipatan ini akan menghilang bila ureter
diregangkan.
Lapisan muskularisnya terdiri atas atas serat otot polos longitudinal disebelah dalam dan
sirkular di sebelah luar (berlawan dengan susunan otot polos di saluran cerna). Lapisan adventisia
atau serosa terdiri atas lapisan jaringan ikat fibroelsatin.
Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam kandung kemih.
Bila ada batu disaluran ini akan menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf sensoris
sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat sangat dan menyebabkan penderita batu ureter akan
berguling-gulung, keadaan ini dikenal sebagai kolik ureter.
c)

Kandung kemih
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Mukosanya
dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan
jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas
berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk
aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika adventisianya terdiri
atas jaringan fibroelastik.
Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan dikeluarkan kedunia luar melalui
uretra.

D. Proses Berkemih

Suatu proses refleks yang diatur oleh pusat-pusat refleks di otak.

Rangsang (impuls) yang terjadi akibat teregangnya dinding VU dihantarkan oleh neuron-neuron

sensoris viseral aferen melalui n. splanchnicus memasuki medulla spinalis segmen sacral 2,3,dan 4.
Rangsang saraf menyebabkan otot-otot polos VU berkontraksi, m. sphincter vesicae melemas.
Neuron-neuron eferen para simpatis mengambil jalan melalui n. pudendus (S2,3, dan 4) menuju ke

E.

sphincter urethra.
Pengontrolan berkemih anak-anak mulai umur 3-4 tahun.

Tahap pembentukan urin

Proses Filtrasi ,di glomerulus


terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
Proses Reabsorbsi.
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat
dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus
proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila

diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada
papilla renalis.
Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bagian pembentuk urin, yaitu kedua ginjal.

Bagian penyalur: saluran ginjal, kandung kemih dan saluran kandung kemih.

Anak ginjal tidak tergolong alat ekskresi.

B. Saran
Sebelum panitia masa orientasi mahasiswa baru memberikan tugas makalah sebaiknya
mahasiswa baru di beri penjelasan materi yang akan di berikan agar dapat mempermudah
mahasiswa baru dapat menyelseaikan tugas tersebut.

Daftar Pustaka
Wonodirekso S dan Tambajong J (editor), (1990),Sistem urinaria dalam Buku Ajar Histologi Leeson
and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta, hal 427-450
Young, B., Heath, J.W., (2000), Urinary Sistem in Wheaters Functional Histology: A text and colour
atlas, 4th edition, Churchill Livingstone, Edinburgh, London, pp. 286- 309.
diFiore, M.S.H., (1981), Atlas of Human Histology, 5th edition, Lea and Febiger, Philadelphia, USA, pp.
186-194.
Penuntun Praktikum Histologi, Fakultas Kedokteran UI, hal 136-141.

http://makalahcentre.blogspot.co.id/2010/11/makalah-sistem-perkemihan.html

Kelainan-kelainan Pada Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital
adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).
Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di
dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika urinaria,
dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi
gangguan-gangguan. Terperinci, gangguan-gangguan itu
adalah sebagai berikut.
I. INFEKSI SALURAN UROGENITAL
Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli. Dapat pula disebabkan oleh Proteus,
Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang
terpasang kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat terjadi
penyakit, seperti:
1. Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak
menyerang wanita daripada pria, karena pada wanita muara
uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor resiko

sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih


neurogenis, pemasangan kateter, keadaan-keadan obstruktif
dan diabetes mellitus. Apabila berlanjut, akan menyebakan
kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal,
yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan
merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering
berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas
daerah suprapubis.
2. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling
sering penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung
kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada
yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada
dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks
vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila
senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan
Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih
yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine, yang
menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal
menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.

II. PENYAKIT GLOMERULAR


1. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh infeksi di nasofaring oleh Streptococcus -hemolitik.
Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu
edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa
disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit
autoimun karena terbentuk antibodi yang merusak membran
basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat
menyebabkan gagal ginjal.
2. Sindrom Nefrotik (nefrosis)

Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang


dominan adalah albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya
protein akibat meningkatnya permeabilitas membran basal
glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang
menyebabkan edema generalisata.
III. OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat,
batu ginjal dan tumor ginjal. Gangguan obstruktif dapat
menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi hemoragi
dan gagal ginjal, bila tidak diatasi.
1. Hipertrofi Prostat
Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin
pria dan wanita, yang terjadinya dengan meningkatnya usia.
Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam darah
dan membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan
-estradiol. Estradiol adalah steroid yang memiliki sifat-sifat
estrogenik. Ia biasanya bekerja sama dengan androgen,
namun dapat bekerja independen dengan menimbulkan efek
berlawanan dengan androgen. Testosteron serta
metabolitnya bekerja sama menghasilkan hiperplasia prostat.
Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron plasma menurun,
namun hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun
sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.

IV. GAGAL GINJAL


Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi
organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi
mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan
dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam
darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat

menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau


terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu
sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka
yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
1. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal
yang menurun dengan cepat dalam beberapa hari atau
minggu sehingga ginjal tidak lagi mengekskresikan produk
limbah metabolisme, biasanya karena hipoperfusi ginjal. Laju
filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat
menyebabkan azotemia (uremia) yaitu:
Peningkatan produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin
serum dan nitrogen urea darah/BUN (Blood Urea Nitrogen)
Oliguria
Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria,
ketidakseimbangan elektrolit, anemia, azotemia
( peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam darah akibat
pemecahan protein otot dan ketidakmampuan
mengekskresikan metabolit).
Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan
yang melukai ginjal. Kehilangan banyak darah dapat
menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa
obat dan racun dapat menghentikan pekerjaan ginjal.
Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba ini disebut sebagai
kegagalan ginjal akut (acute renal failure/ARF). ARF dapat
mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara permanen.
Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan
ginjal ini mungkin pulih.
2. Nekrosis Tubular Akut
Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan
nefrotoksin. Iskemia selama 25 menit atau kurang berakibat
kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2 jam
menimbulkan kerusakan berat yang irreversibel. Nefrotoksik
berupa antibiotik (aminoglikosida, penisilin, sefalosporin,

tetrasiklin, dan sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen


radiokontras, toksin endogen (mioglobin, hemoglobin).

3. Gagal Ginjal Kronik


Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap
yang dimulai dengan penurunan cadangan ginjal, selanjutnya
terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan terakhir uremia
(tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai
dengan fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal
berlangsung progresif. Perjalanan menuju uremia
berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama
(beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit maka diperlukan dialisis
(hemodialisis atau dialisis peritoneal).
Penyebab penyakit gagal ginjal kronik,yaitu:
1) Penyakit imunologis
Glomerulonefritis
Lupus eritematosus sistematik
Poliarteritis nodosa
2) Infeksi
Pielonefritis
Tuberkulosis
3) Obstruksi urine
Hipertrofi prostat
Batu ginjal
Konstriksi urine
Neoplasma
4) Penyakit metabolik
Diabetes melitus
Asam urat
5) Penyakit vaskuler

Hipertensi
Infark
6) Penyakit hereditar /bawaan
Penyakit ginjal polikistik
7) Nefrotoksin
Analgetika atau nyeri
Keracunan logam berat
http://anatomidianhusada.blogspot.co.id/p/kelainan-kelainan-pada-sistem.html

Makalah Sistem perkemihan

SISTEM PERKEMIHAN (URINARIA)

Makalah
SISTEM PERKEMIHAN (URINARIA)

Disusun oleh :
Yana Mariana

Program Studi S1 Keperawatan


STIKES KARIMUN
T.A 2012 / 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kita sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah
ini
yang
berjudul
Anatomi Sistem
Perkemihan (Urinaria)
Makalah ini dibuat untuk melengkapi persyaratan Ujian Semester mata kuliah
anatomi yang berisikan tentang informasi Anatomi Sistem Perkemihan manusia beserta
penyakit atau kelainan yang ada pada system Urinaria.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu di harapkan demi kesempurnaan
makalah ini
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin

Maret

2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..

DAFTAR ISI
.

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
.

1.2 Tujuan Penulisan


..

1.3 Rumusan Masalah


.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Ginjal ..
2

2.1.1

Struktur

ginjal .
2.2

Ureter .
3

2.3

Vesika

urinaria ...
2.3.1

Lapisan otot vesika

urinaria
2.4

Uretra .
6

2.4.1

Uretra

pria ..

2.4.2

Uretra wanita

..
2.5

Infeksi Saluran Urogenital

Penyakit Glomerular

..
2.5.3

Obstruksi Saluran Kemih

2.5.4

Kelainan-kelainan Pada Sistem Perkemihan . 8

2.5.1
2.5.2

Gagal

Ginjal

BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan .
10

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah

sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

1.2

Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Posisi Letak Organ dari system Perkemihan


2. Mengetahui Kelainan yang terdapat pada Sistem Perkemihan

1.3

Rumusan Masalah

1. Pengertian dari Masing-masing organ yang berkaitan dengan Sistem Perkemihan


2. Letak Organ Sistem Perkemihan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di

belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding
belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan Pada orang dewasa berat ginjal 200 gram. pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
2.1.1

Struktur ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari
jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia
kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk
kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna
renalis, jumlah renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian
terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu),
ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring
darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang
terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan
malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler
menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.

2.2

Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa, masingmasing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria), panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding abdomen terdiri dari:

1.

Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)

2.

Lapisan tengah lapisan otot polos

3.

Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa


Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali

yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan
peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan
dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa
spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai
kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat
apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter
kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang
kolon sigmoid dan mesenterium.

Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang
tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan
di depan arteri hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri
hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke
bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang
2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu
menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada
waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan
urine dari vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke
bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai
fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang
2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan
ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting
dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2
mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang
berdiameter 1-5 cm

2.3

Vesika urinaria

Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari:

1.

Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini

terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen,
vesika seminalis dan prostat.

2.

Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3.

Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum

vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis
(lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh
limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan
eksterna.
2.3.1

Lapisan otot vesika urinaria


Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan

dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis
superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk
pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan
darah ke vena iliaka interna.

2.4

Uretra

Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.

2.4.1

Uretra pria

Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya 20 cm.
uretra pada laki-laki terdiri dari:

1.

Uretra prostatia

2.

Uretra membranosa

3.

Uretra kevernosa

Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian berikut:
Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir
vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke
permukaan anterior.
Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan
bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira
2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di
depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum
transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea
sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan
ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars
kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai
dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam
glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.

Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa
sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula
uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan
lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra
(glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar
dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan
sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang saluran.
2.4.2

Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah

atas, panjangnya 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar),
lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm.
uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra,
yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam
orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagian
dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan
terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan
berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus
venosus merip jaringan kavernosus.

2.5

Kelainan-kelainan Pada Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem

dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak

dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah
ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi
gangguan-gangguan. Terperinci, gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut.
2.5.1

Infeksi Saluran Urogenital

Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula
disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang terpasang
kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:
1. Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada
pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor resiko
sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter,
keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila berlanjut, akan menyebakan
kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis.
Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering berkemih,
merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.
2. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah
kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada
yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang
disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa
perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi
saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan
infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.

2.5.2

Penyakit Glomerular

1. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring
oleh Streptococcus -hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu
edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi.
Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk antibodi yang merusak membran
basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
2. Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah
albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas
membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema
generalisata.
2.5.3 Obstruksi Saluran Kemih
Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor ginjal.
Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi hemoragi dan
gagal ginjal, bila tidak diatasi.
1. Hipertrofi Prostat
Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang
terjadinya dengan meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam
darah dan membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan -estradiol. Estradiol
adalah steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia biasanya bekerja sama dengan
androgen, namun dapat bekerja independen dengan menimbulkan efek berlawanan dengan
androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama menghasilkan hiperplasia prostat.
Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah
dapat timbul 10-20 tahun sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.
2.5.4

Gagal Ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti

sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat
menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak
langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang
berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
1. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan cepat
dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi mengekskresikan produk limbah
metabolisme, biasanya karena hipoperfusi ginjal. Laju filtrasi glomerulus yang menurun
dengan cepat menyebabkan azotemia (uremia) yaitu:
Peningkatan produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan nitrogen urea
darah/BUN (Blood Urea Nitrogen)
Oliguria
Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan elektrolit,
anemia, azotemia (peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam darah akibat pemecahan
protein otot dan ketidakmampuan mengekskresikan metabolit).
Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang melukai ginjal.
Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa
obat dan racun dapat menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba
ini disebut sebagai kegagalan ginjal akut (acute renal failure/ARF). ARF dapat
mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara permanen. Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan
secara berat, kegagalan ginjal ini mungkin pulih.

2. Nekrosis Tubular Akut


Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin. Iskemia selama
25 menit atau kurang berakibat kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2 jam
menimbulkan

kerusakan

berat

yang

irreversibel.

Nefrotoksik

berupa

antibiotik

(aminoglikosida, penisilin, sefalosporin, tetrasiklin, dan sulfonamida), logam berat (sisplatin),


agen radiokontras, toksin endogen (mioglobin, hemoglobin).

3. Gagal Ginjal Kronik


Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan
penurunan cadangan ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan terakhir
uremia (tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai dengan fungsi nefron yang
berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung progresif. Perjalanan menuju uremia berlangsung
berangsur untuk waktu yang cukup lama (beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis
atau dialisis peritoneal).

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara
bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh
Sistem urinaria terdiri atas:

Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.

Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.

Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.

Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.


http://yanatiktok.blogspot.co.id/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.academia.edu/7968650/Makalah_gangguan_sistem_perkemihan
https://www.scribd.com/doc/258407417/Makalah-Gangguan-SistemPerkemihan#download

Anda mungkin juga menyukai