Anda di halaman 1dari 15

Coal To Liquid

Technology

Coal Liquefaction

Antrasit

Bituminou
s

SubBituminous

Brown Coal

Tabel. 1 Klasifikasi Batubara berdasarkan rank*


Volatile matter
(wt %)

Fixed Carbon
(wt %)

Heating Value (HHV)


(Mj/Kg)

Anthracite

<8

>92

36 - 37

Bituminous

8 22

78 92

32 - 36

Sub-bituminous

22 27

73 78

28 - 32

Brown Coal
( Lignite )

27 35

65 73

26 - 28

Class

(*Sumber:Gasification,2008)

1. SRC-1, menggunakan pelarut Rifined Coal


2. BCL ( Brown Coal Liquefaction ) yang dikembangkan di
Jepang.
3. EDS, dikembangkan oleh Exon Donos

4. H-Coal, dikembangkan oleh Hydrocarbon Research Inc.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


BATUBARA CAIR
KELEBIHAN :
Jenis batubara yang digunakan adalah batubara lowrank (Kalor rendah)
Teknologi pemrosesan ramah lingkungan
Limbah sisa proses dapat dimanfaatkan sebagai campuran aspal
KEKURANGAN :
Biaya investasi awal tinggi
Waktu pembangunan kilang pencairan batubara relatif lama, berkisar 3 tahun
Harga jual sangat bergantung pada harga minyak bumi yang fluktuatif
(mengikuti harga minyak dunia)

Secara umum, bahan bakar cair dapat


diwakili oleh rumus molekul CH2, sehingga
jika batubara memiliki rumus molekul :
CH0.8 + 0.6 H2

CH2 . (H.H. Schobert)

H-Coal Process

Ebullated Bed
Reactor

Direct Coal
Liquefaction (DCL) +
katalis CoMo/Al2O3

Uji coba di Lab.LSDE


Puspitek Serpong

Hasnedy dkk di Coal


& Carbon Laboratory
Metals Research
Institute

H-Coal Process
Mengintroduksikan gas hidrogen ke dalam struktur batubara.

Mengubah rasio perbandingan antara C:H menjadi kecil

Sehingga terbentuk senyawa-senyawa hidrokarbon rantai pendek


berbentuk cair, dimana susunan batubara akan dibongkar dan diganti
dengan gugus hidrogen.

H-COAL SCHEMATIC PROCESS

EBULLATED BED REACTOR


Fungsi : Mereaksikan Batubara Sub-bituminus dengan
hidrogen dan katalis Co-Mo/Al2O3 menjadi produk
Crude Oil Hexadecane.
Sebagai masukan umpan, digunakan monotube atau
shell. Reaktor ini terbagi menjadi 3 zona reaksi, yaitu:
a)

Zona 1 : Tempat pencampuran umpan slurry,


hidrogen, dan oil recycle.

b)

Zona 2 : Tempat terjadinya reaksi antara umpan


masuk dengan katalis yang dikontakkan secara
langsung

c)

Zona 3 : Tempat terjadinya pemisahan antara gas,


produk berupa crude oil, dan oil recovery. Prinsip
pemisahan didasarkan pada densitas.

REAKSI DASAR LIQUIFIKASI


BATUBARA
nC + (n+1)H2

katalis

CnH2n+2

Dimana,
C
H O NS + 91,96 H2
137 97 9
3CO + 2CO2 + NO2 + H2S

katalis

Katalis : Co-Mo/Al2O3
Solven : C16H34 (Heksadekan)

6C16H34 + C22H46 + 14/30 C30H62 +

DESKRIPSI PROSES
Persiapan Slurry

Bongkahan batubara dihaluskan dengan menggunakan hammer mill maupun ball


mill sampai ukuran 270 mesh. Kemudian dicampur dengan solven di dalam mixer.

Hidrogenasi
Batubara

Coal slurry dialirkan menuju furnace untuk diuapkan dan dipanaskan hingga suhu
415oC bersama dengan gas H2. kemudian diumpankan ke Ebullated bed reactor
untuk direaksikan secara hidrogenasi dengan bantuan katalis Co-Mo/Al 2O3.

Pemisahan
Pemurnian

Hasil keluaran reaktor berupa condensable gas dan non-condensable gas. Keluaran
berupa condensable gas akan diembunkan pada kondenser sehingga diperoleh
keluaran nerupa cairan. Nantinya cairan dan non-condensable gas dipisahkan
dalam separator. Dan cairan hasil pemisahan adalah crude oil

Crude oil dari batu bara yang dihasilkan kemudian dimurnikan dalam menara
distilasi fraksinasi untuk dapat diproses lebih lanjut menjadi bahan bakar cair.

Anda mungkin juga menyukai