Anda di halaman 1dari 7

- TEMPERATUR

Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda. Panas-dinginnya suatu


benda berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam benda tersebut. Makin besar energi
termisnya, makin besar temperaturnya. Temperatur merupakan derajat panas dari aktivitas
molekul dalam atmosfer. Lazimnya pengukuran temperatur dinyatakan dalam skala Celcius,
Reamur, dan Fahrenheit. Temperatur di muka bumi tidaklah sama di berbagai tempat. Persebaran
temperatur dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Persebaran horizontal
Persebaran temperatur horizontal diperlihatkan dalam peta oleh isotherm. Isotherm yaitu
garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai suhu yang sama.
Persebaran horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya
perbedaan temperatur daratan dan lautan.

b. Persebaran vertikal
Persebaran vertikal dipengaruhi oleh letak/posisi tinggi lintang dan musim. Sebab-sebab
adanya perbedaan temperatur, yaitu:
- Panas dari sinar matahari dapat menembus lebih dalam di lautan dari pada di daratan.
- Panas yang diserap oleh air disebabkan oleh arus vertikal dan horizontal sedang daratan
tidak.
- Air dapat menyerap panas lebih baik dari pada tanah.
Suhu di Indonesia tidak berubah karena musim seperti yang sering terjadi pada daerahdaerah yang terletak di luar daerah tropis. Perubahan suhu di Indonesia adalah:
- Dalam 24 jam, atau antara siang dan malam, dengan suhu tertinggi biasanya terdapat antara
pukul 14-15, dan suhu terendah pukul 06-07 pagi.

- Menurut ketinggian tempat, setiap naik 100 meter suhu turun 0,5oC. Adanya perairan, seperti
selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian suhu, sehingga tidak terjadi
perbedaan suhu terendah dan suhu tertinggi yang sangat besar, seperti misalnya di Siberia atau
Mongolia yang letaknya jauh dari lautan.
Dengan bervariasinya persebaran temperatur secara vertikal dan horizontal, maka dapat
terjadi gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan
alat termometer.

Suhu menunjukkan

derajat panas benda.

Secara

kualitatif,

kita

dapat

mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan
ketika

menyentuhnya.

Secara

kuantitatif,

kita

dapat

mengetahuinya

dengan

menggunakan termometer. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda
tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda.
Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan
maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,
makin tinggi suhu benda tersebut.

- PEMUAIAN
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Secara sederhana, pemuaian
adalah fenomena pertambahan panjang, luas, atau volume suatu benda akibat adanya perubahan
suhu. Prinsip pemuaian ini ternyata sudah banyak diterapkan untuk teknologi dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa diantaranya adalah:
1. Bimetal
Bimetal adalah dua keping logam yang angka muainya berbeda kemudian dijadikan satu.
Bimetal yang dipanaskan akan melengkung ke arah logam yang angka muainya kecil. Demikian
juga kalau didinginkan, bimetal akan melengkung ke arah logam yang angka muainya besar.
Penggunaan bimetal antara lain untuk termostat, sakelar otomatis pada lampu sein, dan
termometer bimetal.

2. Pengelingan
Mengeling yaitu menyambung dua pelat dengan menggunakan paku keling. Cara
pengelingannya dengan memanaskan paku, kemudian dimasukkan ke dalam lubang pelat.
Setelah dimasukkan, ujung paku keling dipukul hingga melebar dan menjepit 2 pelat tersebut.
Setelah dingin, paku keling mengkerut dan menjepit pelat dengan sangat kuat. Pengelingan
biasanya digunakan pada pembuatan badan kapal, penyambungan besi jembatan, pembuatan
tangki, dan pembuatan badan pesawat.

3. Pemasangan Bingkai Besi Roda


Zaman dahulu, roda pedati atau delman dibuat dari kayu yang dibingkai dengan besi dan
karet. Untuk memasang bingkai besi, bingkai diusahakan dalam keadaan panas karena
dalam keadaan dingin bingkai tidak dapat masuk pada roda. Setelah dipanaskan, bingkai akan
mengalami pemuaian sehingga besar lingkaran dalam bingkai membesar dan dapat masuk pada
roda delman. Saat dingin, bingkai besi akan mengerut dan menempel pada roda dengan kuat.
4. Pemasangan Kaca Jendela
Pada pemasangan kaca jendela, biasanya tidak dilakukan dengan tepat tetapi agak
longgar. Mengapa demikian? Jika kita memasang kaca dengan tepat pada bingkainya maka saat
udara panas, pemuaian akan terjadi pada kaca dan kaca dapat pecah. Karena besarnya pemuaian
kaca lebih besar daripada pemuaian bingkai jendela, sehingga luas dan volume bingkai tidak
dapat mengikuti kaca. Dari prinsip pemuaian ini, pemasangan kaca jendela atau kaca pintu
dibuat agak longgar untuk mengantisipasi pemuaian yang terjadi pada kaca.

5. Pemasangan Rel Kereta Api dan Jembatan

Penerapan prinsip pemuaian juga dapat kita lihat pada teknologi rel kereta api. Pada rel
kereta api, sambungannya tidak berimpit, tetapi ada rongga atau jarak antara rel yang satu
dengan yang lain. Hal ini untuk mengatasi kemungkinan terjadinya pemuaian pada siang hari
sehingga rel tersebut tidak melengkung. Penerapan prinsip pemuaian yang lain adalah pada
pembuatan jembatan. Sambungan pada jembatan diberi celah untuk mengatasi kemungkinan
pemuaian pada besi jembatan.

Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat
gas. Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi),
pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat
cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai
koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.

Pemuaian Zat Padat


Macam-macam pemuaian zat padat, yaitu :
Pemuaian panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima
kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai
panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya
mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal
benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Pertambahan panjang zat padat untuk
kenaikan 1C pada zat sepanjang 1 m disebut koefisien muai panjang

). Koefisien muai

panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Pertambahan panjang
suatu zat secara fisis :

1. Berbanding lurus dengan panjang mula-mula


2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu
3. Bergantung dari jenis zat

Pemuaian luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan
tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas
adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis. Muai luas dapat diamati pada kaca jendela, pada
saat suhu udara panas, dan suhu kaca menjadi naik sehingga terjadi pemuaian, maka kaca
memuai lebih besar daripada pemuaian bingkainya, akibatnya kaca terlihat terpasang sangat
rapat pada bingkai. Benda yang mengalami muai luas akan menjadi lebih besar daripada semula.
Pemuaian yang terjadi pada sebuah benda padat jika ketebalannya jauh lebih kecil dibandingkan
panjang dan lebarnya, maka yang terjadi adalah muai luas.
Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas
awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan
pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan
2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan tinggi nanti akan dibahas bagaimana perumusan
sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Pertambahan luas suatu zat bila dipanaskan akan :
1. Berbanding lurus dengan luas mula-mula
2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu
3. Bergantung dari jenis zat

Pemuaian volume

Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh
benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan
bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume
sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana yang telah dijelskan diatas bahwa
khusus gas koefisien muai volumenya sama dengan 1/273.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume akhir
suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja terdapat perbedaan pada
lambangnya.
Pertambahan volume suatu zat yang dipanaskan, secara fisis :
1. Berbanding lurus dengan volume mula-mula zat
2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu zat
3. Bergantung dari jenis bahan

Pemuaian Zat Cair


Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal
muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka
semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbedabeda, akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya
menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena
peningkatan suhu. Titik pertemuan antara wujud cair, padat dan gas disebut titik tripel.
Pemuaian pada Gas
Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu :
a. pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal),
b. pemuaian gas pada tekanan tetap (isobar), dan
c. pemuaian gas pada volume tetap (isokhorik).
1. Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)

Pemuaian gas pada suhu tetap dapat dirasakan pada saat memompa ban. Awalnya
mungkin terasa ringan. Namun, lama kelamaan menjadi berat. Hal ini karena ketika kita
menekan pompa, itu berarti volume gas tersebut mengecil. Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku
hukum Boyle, yaitu gas di dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali
tekanan dan volume gas adalah tetap.
2. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)
Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu gas di dalam ruang
tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas.
3. Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)
Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac, yaitu jika volume
gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.

Anda mungkin juga menyukai