Anda di halaman 1dari 39

PRINSIP REAKTOR NUKLIR

Pelatihan Nasional Basic Proffesional Training Course on Nuclaer Safety


Pusat Pendidikan dan Pelatihan, BATAN

Daftar Isi

REAKSI FISSI

ASPEK NEUTRONIK

Reaksi fissi berantai


Distribusi energi reaksi fissi U235
Rendemen fissi U235
Pengkondisian & Pengendalian reaksi fissi
Parameter neutronik
Siklus neutron dalam reaktor
Faktor multiplikasi
Termalisasi neutron
Distribusi fluks Maxwellian

ASPEK TERMOHIDROLIKA

Kesetaraan Massa dan Energi

Einstein: Massa adalah bentuk


lain energi
E=mc2

sebelum

sesudah

REAKSI FISSI

Menjelaskan tentang proses,


karakteristika, pemanfaatan dan
konsep pengendalian reaksi fissi,
serta model reaktor nuklir (fissi)

Reaksi fissi berantai

Proses reaksi fissi (berdasarkan liquid drop model)


U236
stabil

neutron

U235

radiasi

Inti U236
tereksitasi

neutron

U236
tak stabil

fraksi
belah

fraksi
belah

neutron
radiasi

Setelah pembelahan terdapat defek massa 0.215 amu = 200 MeV


(1 amu setara 931 MeV).
Energi sebesar 200 MeV didistribusikan sebagai berikut :

Distribusi energi reaksi fissi U235

Energi kinetik fraksi belah


Energi kinetik neutron
Energi radiasi sinar gamma () langsung

165 MeV
2 MeV
8 MeV

Energi radiasi dan peluruhan hasil belah 16 MeV


Energi partikel netral neutrino
9 MeV
TOTAL
200 MeV
Energi neutrino tidak menimbulkan timbulnya energi termal
dalam reaktor nuklir

Reaksi fissi berantai

Proses reaksi fissi (berdasarkan liquid drop model)


U236
stabil

neutron

U235

radiasi

Inti U236
tereksitasi

neutron

U236
tak stabil

fraksi
belah

fraksi
belah

neutron
radiasi

Setelah reaksi fissi, timbul dua fraksi belah yang mempunyai


berat tidak selalu sama, dan mengikuti pola sebagai gambar
berikut

Rendemen fissi U235

Reaksi fissi berantai

Proses reaksi fissi (berdasarkan liquid drop model)


U236
stabil

neutron

U235

radiasi

Inti U236
tereksitasi

neutron

U236
tak stabil

fraksi
belah

fraksi
belah

neutron
radiasi

Tidak semua neutron yang bergerak menumbuk inti atom U235


dapat menimbulkan reaksi fissi.

Probabilitas neutron akan menghasilkan reaksi fissi jika menumbuk


inti U235 dengan kecepatan tertentu ditunjukkan pada gambar berikut
9

Probabilitas reaksi fissi


(parameter tampang lintang)

Probabilitas reaksi fissi U235 vs kecepatan neutron

0.02

Neutron termal:
Ek = 0.025 eV /
v = 2200 m/s

10

100
Energi neutron dalam satuan eV

10 7

10

Pengkondisian reaksi fissi berantai

U235

Neutron cepat

Neutron termal

U235

U235

Moderator (air, grafit, air berat)

11

Pengendalian reaksi fissi berantai


Neutron cepat
Neutron termal

U235

Moderator
Pengendali

U235
U235
U235
U235

U235
U235

U235
U

235

U235

U235
U235

U235

U235
U235

U235
U

235

U235
U235
U235
U235
U235

12

Model reaktor nuklir


BEJANA
REAKTOR

BATANG
KENDALI
(CADMIUM)

BAHAN
BAKAR
URANIUM

13

Prinsip reaktor nuklir

Dalam teori dan prinsip dasar reaktor nuklir (fissi) terdapat dua
disiplin ilmu yang sangat penting, yaitu yang menyangkut
aspek karakteristika neutron (neutronik) dan aspek
karakteristika termal serta pengendaliannya (termalhidrolika=termohidrolika):

Fisika neutron (aspek neutronik) : mempelajari dan memahami


perilaku neutron di dalam teras dan parameter terkait

karakteristika fisis neutron


distribusi ruang neutron
distribusi energi neutron
aspek kinetika neutron

Termohidrolika (aspek termal dan hidrolika) : mempelajari dan


memahami perilaku termal dan hidrolika atau pendingin (karena
biasanya sebagai pendingin digunakan air)

distribusi termal
pengambilan energi termal
karakteristika interaksi termal material dalam reaktor
14

ASPEK NEUTRONIK

Menjelaskan tentang, karakteristika


neutron meliputi: fluks neutron,
tampang lintang, distribusi neutron,
persamaan difusi

Parameter neutronik

Tampang lintang mikroskopis ():


Konstanta yang menunjukkan luasan (tampang) efektif dari suatu
inti atom (misalnya inti U235) terhadap neutron yang datang
padanya dengan kecepatan tertentu.

Semakin luas tampang lintang mikroskopis, semakin tinggi probablitas


adanya interaksi antara inti atom dengan neutron yang datang
Luas tampang lintang suatu inti atom tidak tetap, bervariasi dengan
kecepatan neutron yang ada, dan spesifik untuk setiap atom unsur
Satuan barn (1 barn = 10 -24 cm2)
Jenis tampang lintang yang utama

tampang lintang fissi (f ): probabilitas terjadinya reaksi fissi


tampang lintang absorbsi (a ): probablilitas terjadinya absorbsi neutron
tampang lintang hamburan (s ): probabilitas terjadinya hamburan neutron
tampang lintang tangkapan (c ): probabilitas terjadinya tangkapan neutron
tampang lintang total (t ): t = s + a ; a = f + c
16

Tampang lintang fissi, f

Tampang lintang fissi U235

Neutron termal:
Ek = 0.025 eV /
v = 2200 m/s

0.02

10

100
Energi neutron dalam satuan eV

10 7

17

Parameter neutronik

Tampang lintang makroskopis ():


Tampang lintang mikroskopis adalah luasan efektif dari satu
inti atom terhadap neutron yang datang, jika dalam suatu
bongkah unsur (mis. U235) terdapat beberapa atom dengan
kerapatan N atom/cm3, maka untuk itu didefinisikan tampang
lintang makroskopis, yaitu: = N .

Satuan : (atom/cm3) x (cm2) = cm -1


Jenis
: sama dengan tampang lintang mikroskopis
f , a , s , c , t

Contoh perhitungan N :

N = N avg
A

: densitas unsur gr/cc


A : berat massa unsur U235, A=235
Navg : Bilangan Avogadro 6.023x1023
atom/mol
18

Parameter neutronik

Arus neutron (J) :


adalah kuantitas vektor (berarah) yang menunjukkan banyaknya
neutron per detik yang melintasi suatu luasan tertentu
(neutron/cm2.s, atau n.cm-2.s -1) dalam suatu arah yang tertentu
pula
Fluks neutron :
Dalam reaktor neutron bergerak ke segala arah, dan probabilitas
terjadinya tumbukan antara neutron dan inti sama ke segala
arah, atau dengan kata lain, secara umum probabilitas tumbukan
tidak tergantung arah, tetapi bergantung pada kerapatan n
(n/cm3) dan kecepatan neutron v (cm/s). Oleh karena itu
didefinisikan besaran yang disebut fluks neutron, sebagai hasil
kali antara kerapatan dan kecepatan neutron:
(n/cm2.s)= n (n/cm3) x v (cm/s)

Satuan dari fluks neutron (n/cm2.s) sama dengan arus neutron J


(n/cm2.s), tetapi besaran fluks neutron bersifat skalar.
19

Parameter neutronik

Kecepatan reaksi (R):


adalah kecepatan terjadinya interaksi antara neutron dengan inti
atom, didefinisikan sebagai

Rx = x

Rx
x

= kecepatan reaksi x (rection/s)


= tampang lintang reaksi x (cm2)
= fluks neutron (n/cm2.s)

Misalnya, jika dalam medium terdapat inti atom U235 dengan


densitas N inti/cm3, maka kecepatan reaksi fissi yang akan terjadi
per cm3 atom adalah=

f (cm 1 ) (n.cm 2 .s 1 ) = f ( fissi / cc. sec)

20

Siklus neutron dalam reaktor

Difusi neutron termal

33 diserap pada
kondisi neutron
lambat
sengaja & tak sengaja

7 buah neutron
menghasilkan U236

40 reaksi
fissi U235

85 buah
neutron lambat

10 diserap pada
kondisi neutron
cepat

2,5 neutron dihasilkan per fissi

Proses perlambatan
neutron

Inti U235 tereksitasi

47 buah
terserap U235

r
c o or
o
t
b
h eak
a
u rr
5 b lua
ke

or
oc or
b
h akt
ua
5 b uar re
kel

100 buah
neutron cepat
(2 MeV)

21

Faktor multiplikasi (k)

Dalam teori reaktor, terdapat dua macam faktor multiplikasi,


yaitu:

faktor multiplikasi efektif (keff) dan


faktor multiplikasi infinit (k).

Faktor multiplikasi efektif keff didefinisikan sebagai:

k eff

produksi neutron
=
penyerapan neutron + kebocoran neutron

Contoh (lihat gambar siklus


100 neutron):

k eff

100
=
=
=1
(10 + 33 + 47) + (5 + 5) 90 + 10

22

Faktor multiplikasi (k)

Apabila medium reaktor sangat besar, terutama jika dibandingkan


dengan kemampuan jelajah neutron, maka tidak akan ada
neutron yang bocor keluar reaktor. Pada kondisi ini dapat
didefinisikan faktor multiplikasi infinit k sebagai:

produksi neutron
k =
penyerapan neutron

Contoh (lihat gambar siklus neutron):

Jika didefinisikan konstanta (jumlah neutron yg dihasilkan/fissi),


maka k dapat didefinisikan sebagai:

100
100
k =
=
= 1.11
(10 + 33 + 47) 90

k =

neutron
fissi

(
)
) ( )=
f
a

fissi

cm 3 . s
absorpsi
cm 3 . s

neutron yg dihasilkan
neutron yg diabsorpsi

23

Faktor multiplikasi (k)

Status kritikalitas reaktor nuklir:


Berdasarkan faktor multiplikasi, didefinisikan tiga kondisi
kritikalitas reaktor:

kondisi subkritis
: faktor multiplikasi < 1
kondisi kritis
: faktor multiplikasi = 1
kondisi superkritis : faktor multiplikasi > 1

Kondisi subkritis biasanya terjadi pada saat penurunan daya


(jumlah reaksi fissi) reaktor
Kondisi kritis biasanya digunakan untuk membawa reaktor
pada kondisi operasi dengan daya (jumlah reaksi fissi) kostan
Kondisi superkritis biasanya terjadi pada saat penaikan daya
(jumlah reaksi fissi) reaktor
Ketiga kondisi diatas dijelaskan dalam konteks operasi normal,
dalam kondisi anomali atau kecelakaan ketiga status kritikalitas
dapat muncul dengan urutan yang tak rerduga
24

Termalisasi neutron
dalam reaktor

Difusi neutron termal

33 diserap pada
kondisi neutron
lambat

85 buah
neutron lambat

f U

235

sengaja & tak sengaja

7 buah neutron
menghasilkan U236

40 reaksi
fissi U235

10 diserap pada
kondisi neutron
cepat

2,5 neutron dihasilkan per fissi

Proses perlambatan
neutron

Inti U235 tereksitasi

47 buah
terserap U235

r
c o or
o
t
b
h eak
a
u rr
5 b lua
ke

or
oc or
b
h akt
ua
5 b uar re
kel

100 buah
neutron cepat
(2 MeV)

25

Termalisasi neutron dalam reaktor


(E)

Rentang energi termal

10 -3

10 0

Rentang energi perlambatan

10 3

Rentang energi fissi

10 6

Energi neutron, eV
26

Distribusi fluks Maxwellian

Di dalam reaktor, inti atom material penyusun reaktor menempati


ruang yang sangat kecil dibandingkan ukuran atom. Oleh karena
itu neutron di dalam reaktor bergerak di sela-sela ruang vakum
antara inti atom. Kondisi ini mirip dengan partikel gas dalam
ruang.

Neutron termal berdifusi dalam reaktor mengikuti teori kinetik gas.

Pada temperatur ruang 20 oC (293 K), neutron akan mempunyai


energi: E = kT (k:tetapan Boltzman 1.38x10-16 erg/K), neutron ini
disebut sebagai neutron termal

E = 1.38 10 16 (erg / K ) ( 293 ( K ) ) 6.25 1011 (eV / erg ) = 0.0253 eV


1

mv 2 =

(1.672 10

24

( gram) v 2 = 4.04 1014 (erg ) v = 2200 m / s


27

Model distribusi neutron

Dalam reaktor nuklir, terutama reaktor yang berbahan bakar


U235 seperti kebanyakan reaktor yang sekarang sedang
beroperasi, populasi neutron didominasi oleh neutron lambat,
atau disebut neutron termal.
Neutron termal bergerak dalam reaktor nuklir mengikuti hukum
difusi.
Persamaan difusi neutron:
dn neutron yg diproduksi neutron hilang krn absorpsi neutron hilang krn bocor
=

3
3
dt
cm s
cm s
cm 3 s
n : densitas neutron (neutron / cm 3 )
neutron yg diproduksi
= k a ;
3
cm s

neutron hilang krn absorpsi


= a
3
cm s

neutron hilang krn bocor


= D 2 ; D : koefisien difusi neutron (cm)
3
cm s
28

Model distribusi neutron

Persamaan difusi neutron:

dn
= k a a + D 2
dt

Jika reaktor dalam kondisi kritis, artinya jumlah produksi


neutron sama dengan yang diserap dan lolos (kondisi reaktor
pada saat beroperasi normal pada daya konstan), maka pada
kondisi ini dn/dt = 0, sehingga persamaan difusi neutron
menjadi:

dn
= k a a + D 2 = 0
dt
D 2 a + k a = 0
29

Bakling (buckling)

Dari persamaan difusi neutron dapat didefinisikan parameter


bakling:
dn 1 dnv 1 d
=
=
= D 2 a + k a
dt v dt
v dt
1 d
1 1 d
D 2
2
D = (k 1) a ;

= (k 1)
v dt
v a dt a
1 1 d 2 a

=
(k 1) ;
vDa dt

1 1 d
+ Bg2 = Bm2
vDa dt

d
= 0 ; Bg2 = Bm2
dt
a
2
2
2
Bm =
(k 1) ; Bg =
2 + Bg2 = 0
D

kondisi kritis :

30

Distribusi fluks neutron

Berdasarkan persamaan:

2 + Bg2 = 0

31

Model neutronik reaktor

Teori Transport
Pemodelan distribusi neutron yang memperhitungkan keterkaitan
dengan ruang, energi, sudut angular. Model ini sangat kompleks
dan merupakan model yang teliti
Teori Difusi
Model pendekatan pertama dari Teori Transport, dalam pemodelan
distribusi neutron diperhitungkan faktor keterkaitan neutron
terhadap ruang dan energi:

Teori difusi neutron multi kelompok (energi)


Teori difusi neutron dua kelompok (energi)
Teori difusi neutron satu kelompok (energi)

Teori Umur Fermi


Perlambatan neutron cepat diperhitungkan sebagai proses kontinu
dan dengan ini menghasilkan persamaan difusi satu kelompok
tetapi lebih teliti dari persamaan difusi satu kelompok biasa
32

ASPEK TERMOHIDROLIKA

Menjelaskan tentang proses,


karakteristika, pemanfaatan dan
konsep pengendalian reaksi fissi,
serta model reaktor nuklir (fissi)

Struktur reaktor
BAHAN BAKAR

PENDINGIN

34

Distribusi temperatur

35

Pengambilan panas

Energi termal dibangkitkan sebesar lebih kurang 200


MeV di dalam daging bahan bakar.
Selanjutnya panas berdifusi keluar daging dan
kemudian melalui celah ruang antara daging bahan
bakar dan kelongsong
Panas yang berdifusi dalam kelongsong, kemudian
diambil oleh pendingin yang biasanya berupa air
(dapat pula berupa gas atau logam cair)
Pendingin, selanjutnya mengambil panas untuk
dimanfaatkan energinya (pada reaktor daya), atau
dibuang ke lingkungan (pada reaktor riset)

36

Batasan termal

Daging bahan bakar:

Bahan UC
Bahan UO2
U3O8Al

: titik leleh 2800 oC


: titik leleh 2500 oC
: titik leleh 590 oC

Kelongsong:

37

DNBR

DNBR =

FLUKS PANAS DNB LOKAL


1.3
FLUKS PANAS LOKAL

DNBR

DNBR=1.3

FLUKS PANAS DNB

FLUKS PANAS

38

TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN ANDA
Semoga bermanfaat, mohon maaf
jika terdapat kata, percakapan dan
penyampaian yang kurang berkenan
di hati anda

Anda mungkin juga menyukai