Dosen Pembimbing
Djodi Antono, BTech. MEng
PENDAHULUAN
BAB I
PENGERTIAN INVERTER SECARA UMUM
Rangkaian Inverter adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah arus
tegangan DC menjadi tegangan AC. Selain untuk mengubah arus tegangan, Rangkaian
Inverter juga berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan yang artinya tegangan
output yang di hasilkan akan naik sesuai pengaturan yang kita inginkan.
Rangkaian Inverter sederhana memiliki tegangan tinggi dengan daya tampung yang
cukup besar. Salah satu inverter sederhana yang banyak di pakai yaitu inverter DC 12 Volt to
AC 220 volt. Rangkaian Inverter memang di perlukan, karena dapat mengubah arus
tegangan. Sekarang ini sudah banyak toko yang menjual inverter kecil dengan harga murah
dan memiliki daya tampung (watt) cukup besar.
Skema rangkaian inverter sebenarnya dapat kita buat sendiri, tergantung dari keinginan
anda yang mebuat. Dari sekian banyak skema inverter yang saya dapat, hampir semua
menggunakan Ic CD 4047 yang merupakan IC yang menghasilkan gelombang kotak-kotak,
kemudian dari IC tersebut di perkuat amperenya dengan menggunakan beberapa transistor
yaitu D313 dan 2n3055 (jengkolan).
Cara kerja inverter pada umumnya sama dengan power supply yaitu menyuplai arus
DC ke AC dan juga bekerja untuk merubah tegangan dc menjadi arus ac. Anda membutuhkan
aki mobil/DC Direct Current agar bisa dirubah menjadi arus listrik PLN/AC/Alternating
Current. Lama ketahanan sebuah rangkaian inverter di tentukan bukan dari watt tetapi dari
aki/battery yang anda gunakan dan beban.
Pengertian inverter adalah sebuah perangkat elektronik yang mengubah tegangan AC
tiga fasa menjadi tegangan DC, kemudian mengubahnya kembali menjadi tegangan AC tiga
fasa dengan frekuensi yang bisa diatur-atur sesuai keinginan pengguna.
Fungsi inverter sendiri adalah merubah tegangan aki menjadi PLN sehingga bisa
mengatasi pemadaman listrik bergilir, walaupun inverter bukanlah pembangkit listrik dan
hanya sebagai listrik cadangan tetapi lumayan jika untuk masyarakat di perkotaan yang sering
alami pemadaman listrik bergilir.
BAB 2
SPESIFIKASI INVERTER
Variable dc linked inverter yaitu inverter dengan tegangan input yang dapat diatur
Berdasarkan bentuk gelombang output-nya inverter dapat dibedakan menjadi :
1. Sine wave inverter, yaitu inverter yang memiliki tegangan output dengan bentuk
gelombang sinus murni. Inverter jenis ini dapa memberikan supply tegangan ke beban
(Induktor) atau motor listrik dengan efisiensi daya yang baik.
2. Sine wave modified inverter, yaitu inverter dengan tegangan output berbentuk
gelombang kotak yang dimodifikasi sehingga menyerupai gelombang sinus. Inverter
jenis ini memiliki efisiensi daya yang rendah apabila digunakan untuk mensupplay
beban induktor atau motor listrik.
3. Square wave inverter,yaitu inverter dengan output berbentuk gelombang kotak,
inverter jenis ini tidak dapat digunakan untuk mensupply tegangan ke beban induktif
atau motor listrik.
Dari ketiga tipe diatas yang paling baik adalah inverter yang menghasilkan
gelombang sine wave karena gelombang yang dihasilkan square wave inverter berbentuk
gelombang kotak yang dapat merusak peralatan listrik sedangkan gelombang modified sine
wave ini aman untuk peralatan listrik tetapi jika untuk beban induktif seperti pompa air,
kulkas dan air conditioner maka membutuhkan tarikan awal sebesar 7x walaupun jika pada
listrik PLN hanya membutuhkan tarikan awal 2x saja.
2.2. Prinsip Kerja Inverter
Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti ditunjukkan
pada diatas. Bila sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on maka akan mengalir aliran arus DC ke
beban R dari arah kiri ke kanan, jika yang hidup adalah sakelar S3 dan S4 maka akan
mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kanan ke kiri. Inverter biasanya menggunakan
rangkaian modulasi lebar pulsa (pulse width modulation PWM) dalam proses conversi
tegangan DC menjadi tegangan AC.
2.2.1. Inverter Setengah Gelombang
Prinsip kerja dari inverter satu fasa dapat dijelaskan dengan gambar diatas. Ketika
transistor Q1 yang hidup untuk waktu T0/2, tegangan pada beban V0 sebesar Vs/2. Jika
transistor Q2 hanya hidup untuk T0/2, Vs/2 akan melewati beban. Q1 dan Q2 dirancang
untuk bekerja saling bergantian. Pada gambar diatas juag menunjukkan bentuk gelombang
untuk tegangan keluaran dan arus transistor dengan beban resistif. Inverter jenis ini
membutuhkan dua sumber DC (sumber tegangan DC simetris), dan ketika transistor off
tegangan balik pada Vs menjadi Vs/2.
2.2.2. Inverter Gelombang Penuh
Rangkaian dasar inverter gelombang penuh dan bentuk gelombang output dengan
beban resistif ditunjukkan pada gambar diatas. Ketika transistor Q1 dan Q2 bekerja (ON),
tegangan Vs akan mengalir ke beban tetapi Q3 dan Q4 tidak bekerja (OFF). Selanjutnya,
transistor Q3 dan Q4 bekerja (ON) sedangkan Q1 dan Q2 tidak bekerja (OFF), maka pada
beban akan timbul tegangan Vs.
2.3. Istilah
1.
Peak power adalah daya tarikan awal yang mampu ditahan oleh inverter.Contohnya
inverter type 500 watt dan memiliki spesifikasi peak power sebesar 1000 watt maka
inverter type 500 watt ini mampu menarik daya listrik pada saat awal hingga 1000 watt
sehingga peralatan listrik seperti TV,komputer,dan lain - lain yang membutuhkan tarikan
awal besar bisa ditangani oleh inverter.
2. Efisiensi inverter
Didalam spesifikasi di atas sering tertulis efisiensi.Disini efisiensi adalah arus murni
yang keluar dari inverter.Sebagai contoh,ada inverter dengan efisiensi sebesar 40% dan
type watt inverter adalah 1000 watt maka inverter tersebut hanya bisa menggunakan 400
watt karena memang murninya 40% jika efisiensinya 85-90% maka inverter tersebut bisa
menggunakan sekitar 850-900 watt.
3. Inverter charger
Charger currrent pada inverter charger adalah besarnya arus ampere untuk mengecas
battery aki.Sebagai contoh,Pada charger current tertulis 10 Ah maka arus pengisian
charger aki pada inverter charger sebesar 10 Ah.
2.4. Penggunaan Inverter
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Microwave heating
Ups
Ballast elektronik
Static VAR generator
Pengendali motor AC
Catu daya AC
Filter daya aktif
Penyearah
BAB 3
INVERTER KONDUKSI
Gambar rangkaian :
Tabel Pensaklaran :
PENJELASAN :
Rangkaian dengan beban resistif seperti gambar diatas menunjukkan ketika sakelar Q1/S1
dan Q6/S6 bekerja (ON), tegangan Vs (+) akan mengalir menuju Q1 kemudian karena Q4
OFF makatidakdilewati, sehinggadari Q1 melaju menuju kebawah yaitu resistor RB
kemudian kekanan menuju resistor RB kedua lalu keatas menuju Q6 yang aktif/ON dan
selanjutnya kembali menuju tegangan sumberVs (-). Siklus ini menghasilkan keluaran
gelombang sinus padawaktu 0 - 60.
PENJELASAN :
Rangkaian dengan beban resistif seperti gambar diatas menunjukkan ketika sakelar Q2/S2
dan Q1/S1 bekerja (ON), tegangan Vs akan mengalir turun, kekanan, kemudian ke Q2,
karena Q5 OFF maka tidak dilewati, sehingga dari Q2 naik lalu kebawah yaitu resistor RB
kemudian kekiri menuju resistor RB (tengah) dan keatas menuju Q1 yang aktif/ON,
selanjutnya kembali menuju tegangan sumber Vs. Siklus ini menghasilkan keluaran
gelombang sinus pada waktu 60 - 120.
PENJELASAN :
Rangkaian dengan beban resistif seperti gambar diatas menunjukkan ketika sakelar Q3/S3
dan Q2/S2 bekerja (ON), tegangan Vs (+) akan mengalir kekanan, turun melewati Q3, karena
Q6 OFF maka tidak dilewati, sehingga dari Q3 turun ke resistor RB (tengah) kemudian
kekanan menuju resistor RB (paling kanan) dan berbelok menuju Q2 yang aktif/ON,
selanjutnya kembali menuju tegangan sumber Vs (-). Siklus ini menghasilkan keluaran
gelombang sinus pada waktu120 - 180.
PENJELASAN :
Rangkaian dengan beban resistif seperti gambar diatas menunjukkan ketika sakelar Q4/S4
dan Q3/S3 bekerja (ON), tegangan Vs (-) akan mengalir melewati Q4, karena Q1 OFF maka
tidak dilewati, sehingga dari Q4 berbelok ke resistor RB (paling kiri) kemudian kekanan
menuju resistor RB (tengah) dan berbelok lagi menuju Q3 yang aktif/ON, selanjutnya
kembali menuju tegangan sumber Vs (-) tanpa turun melewati Q1 karena tidak aktif/OFF.
Siklus ini menghasilkan keluaran gelombang sinus pada waktu 180 - 240.
PENJELASAN :
Rangkaian dengan beban resistif seperti gambar diatas menunjukkan ketika sakelar Q5/S5
dan Q4/S4 bekerja (ON), tegangan Vs akan mengalir kekanan terus sampai menuju Q5 yang
aktif tanpa melewati Q1dan Q3 karena keduanya OFF, dari Q5 turun dan berbelok ke resistor
RB (paling kanan) kemudian kekiri menuju resistor RB (paling kiri) dan berbelok lagi lalu
turun menuju Q4 yang aktif/ON, selanjutnya kembali menuju tegangan sumber Vs. Siklus ini
menghasilkan keluaran gelombang sinus pada waktu 240 - 300.
PENJELASAN :
Rangkaian dengan beban resistif seperti gambar diatas menunjukkan ketika sakelar Q6/S6
dan Q5/S5 bekerja (ON), tegangan Vs (-) akan mengalir kekanan terus sampai menuju Q6
yang aktif tanpa melewati Q4, karena Q4 OFF, dari Q6 naik dan berbelok turun ke resistor
RB (tengah) kemudian kekanan menuju resistor RB (paling kanan) dan naik lalu menuju Q5
yang aktif/ON, selanjutnya kembali menuju tegangan sumberVs (+) tanpa berbelok ke
transistor Q1 dan Q3 karena keduanya dalam keadaan OFF. Siklus ini menghasilkan keluaran
gelombang sinus pada waktu 300 - 360.
Bila dipilih 2 komponen pensakelaran konduksi pada saat yang bersamaan, maka
tegangan dan arus untuk interval 60diperlihatkan pada gambardibawah, dan bentuk
gelombang tegangan diperoleh seperti pada gambar selanjutnya. Pasangan komponen
pensakelaran yang lain pada waktu selanjutnya akan identik, dengan lama waktu konduksi
sebesar 120.
Gambar Arah aliran arus pada beban mengikuti pola pensakelaran Inverter 3 fasa persegi
mode konduksi120 :
Gambar Bentuk Gelombang Arus fasa dan tegangan line pada Inverter 3 fasa persegi mode
konduksi120 :
Gambar Bentuk Gelombang keluaran sinusoidal pada Inverter 3 fasa mode konduksi120 :
180-240
0 -60
60- 120
240-300
300-360
120-180
Output gelombang pada gambar di atas didapat dari gambar arah aliran arus pada
beban mengikuti pola pensakelaran Inverter 3 fasa persegi mode konduksi 120. Seperti kita
tahu pada metode pensaklaran pertamas ampai ketiga antara Q6 Q1, Q2 Q1, dan Q3 Q2 ON,
arah aliran arus dan teganganya selalu keatas baik dari B ke A, C ke A maupun C ke B.
sehingga menghasilkan gelombang keluaran 0 - 180pada posisi positif. Sedangkan untuk
metode pensaklaran keempat sampai keenam atau terakhir yaitu pada saat Q4 Q3, Q5 Q4,
Q6 Q5 ON, arah aliran arus dan tegangan sebaliknya, selalu menuju bawah yaitu dari A ke B,
A ke C, dan B ke C. Sehingga menghasilkan gelombang output keluaran 180 - 360 pada
posisi negatif.
3.2.
Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 180 merupakan inverter 3 phase yang memungkinkan
3 komponen pensakelaran konduksi pada saat yang
pensakelaran akan konduksi selama 180 dengan pasangan konduksi yang juga berbeda-beda.
Pada mode konduksi 180 ini dimungkinkan bahwa tidak hanya 1 komponen pensakelaran
yang konduksi pada saat yang bersamaan. Dengan mengatur waktu konduksi sedemikian
rupa, sehingga dimungkinkan 3 komponen pensakelaran yang konduksi pada setiap saat
secara bersamaan.
Detail konfigurasi pengaturan waktu konduksi pasangan mosfet diatur dengan cara mengacu
pada tabel di bawah ini.
Tabel Konfigurasi Pensakelaran Pada Inverter 3 Fasa Mode Konduksi 180
Sakla
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q5
Q6
Q1
Q2
Q3
Q4
Q6
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
r
Sakla
r
Sakla
r
0-60o
Wakt
60o-120o
120o-180o
180o-240o
240o-300o
300o-360o
Dari tabel sistem konduksi inveter 3 phase mode konduksi 180 diatas, maka terjadi aliran
arus pada komponen pensaklaran dan output (beban) inverter 3 phase yang dapat di
ilustrasikan sebagai berikut.
Pada
saat
Q1,
Q5,
dan
Q6
menutup
sumber
akan
melewati
Q1
dan
Grafik sinus
Se
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270 285 300 315 330 345 360
-0.4
-0.6
-0.8
-1
Pada
saat
Q2,
Q6,
dan
Q1
menutup
Grafik sinus
Se
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270 285 300 315 330 345 360
-0.4
-0.6
-0.8
-1
Pada
saat
Q3,
Q1,
dan
Q2
menutup
sumber
akan
melewati
Q1
dan
Grafik sinus
Se
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270 285 300 315 330 345 360
-0.4
-0.6
-0.8
-1
Pada
saat
Q4,
Q2,
dan
Q3
menutup
Grafik sinus
Se
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270 285 300 315 330 345 360
-0.4
-0.6
-0.8
-1
maka
sebagian
arus
dari
Grafik sinus
Se
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270 285 300 315 330 345 360
-0.4
-0.6
-0.8
-1
Grafik sinus
Se
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270 285 300 315 330 345 360
-0.4
-0.6
-0.8
-1
Proses konduksi komponen pensaklaran pada inverter 3 phase dengan mode konduksi
180 ini memungkinkan dalam satu watu terjadi konduksi 3 sistem pesaklaran secara
bersamaan pada masing-masing pasang komponen pensaklarannya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar timing diagram berikut.
pada masing-masing output inverter 3 phase tersebut dengan bentuk gelombang sebagai
berikut.
Dimana :
Warna
Derajat
Biru Tua
0 o -60 o
Q1,Q5,Q6
Coklat
60o -120o
Q2,Q6,Q1
Biru Muda
120o -180o
Q3,Q1,Q2
Ungu / Violet
180o -240o
Q4,Q2,Q3
Hijau
240o -300o
Q5,Q3,Q4
Merah
300o -360o
Q6,Q4,Q5
Pada saat 180o-360o, gelombang berada pada daerah negatif. Hal ini terjadi karena aliran arus
pada saat itu berkebalikan arah dengan aliran arus pada 0o-180o terhadap beban yang sama
(gelombang berada pada daerah positip). Perhatikan gambar berikut :
Kemudian, rangkaian ini disebut dengan rangkaian inverter tiga fasa 180o karena setiap
konduksi hanya ada 2 buah beban (satu buah beban R dan satu lagi beban R yang diparalel)
yang aktif sehingga konduksinya separuh separuh dengan kata lain 0 - 180o dan 180o-360o
seperti gambar dibawah ini:
Konduksi 0 - 180o
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
Inverter merupakan konverter yang berguna untuk mengubah arus DC menjadi arus
AC.Tegangan output inverter bisa tetap atau berubah pada frekuensi tetap atau berubahubah. Variasi tegangan output bisa didapatkan dengan memvariasikan tegangan input DC dan
menjaga penguatan (gain) inverter konstan. Dengan kata lain jika tegangan input tetap dan
tidak dapat dikontrol, variasi tegangan output bisa didapatkan dengan memvariasikan
penguatan (gain) inverter, yang biasanya disempurnakan dengan pengaturan modulasi lebar
pulsa (Pulse Width Modulation) PWM padainverter. Penguatan inverter bisa didefinisikan
sebagai perbandingan tegangan output AC dengan tegangan input DC.
Secara ideal bentuk gelombang tegangan output dari inverter adalah sinusoidal.
Namun, dalam prakteknya bentuk gelombang inverter berupa gelombang sinusoidal diikuti
dengan harmonisanya. Untuk aplikasi daya rendah dan menengah, tegangan gelombang petak
atau quasi petak dapat diterima, namun untuk aplikasi daya tinggi dibutuhkan bentuk
gelombang sinusoidal rendah distorsi. Dengan tersedianya komponen semikonduktor daya
kecepatan tinggi, harmonisa pada tegangan output dapat diminimalkan atau diturunkan secara
signifikan dengan teknik pensaklaran.
REFERENSI
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-3-phase-dengan-mode-konduksi180-derajat/
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-dc-ke-ac/
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-3-phase-dengan-mode-konduksi120-derajat/
http://lkeeunand.blogspot.com/2011/10/inverter.html
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-3-phase-dengan-mode-konduksi120-derajat/
elektroftunp.files.wordpress.com/.../11-inverter.pdf
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-dc-ke-ac/
http://en.wikipedia.org/wiki/Power_inverter
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-3-phase/