SANITASI
Cakupan Sistem Perpipaan Diperluas
SOLO, KOMPAS — Pemerin-
tah Kota Solo terus memperluas
cakupan pengelolaan air limbah
domestik sistem perpipaan ter-
pusat. Ini dilakukan untuk men-
jaga kualitas air tanah dan me-
nekan tingkat pencemaran su-
sngai-sungai di perkotaan.
Saat ini cakupan sistem sa-
nitasi pipa baru 13 persen (rumah
tangga), sisanya 87 persen sa-
nitasi adalah on site system, yaitu
masih membuang (limbah do-
mestik) di tanah dan menggu-
nakan tangki septik,” kata Kepala
Bappeda Kota Solo Ahyani di
Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/1)
Ahyani mengatakan, masih ba-
nyak warga membuat tangki sep-
tik sekadarnya, yakni tak didesain
kedap air, Akibatnya, air limbah
domestik meresap langsung ke
tanah sehingga mencemari ling-
kungan. Air tanah tidak lagi layak
konsumsi, "Sungai-sungai di kota
juga telah tercemar,” katanya.
Menurut Ahyani, berdasarkan
data Badan Lingkungan Hidup
Kota Solo, enam sungai di dalam
kota telah tercemar limbah, yaitu
Sungai Gajah Putih, Kali Anyar,
Sungai Pepe, Sungai Brojo, Su-
ngai Jenes, dan Sungkai Bha-
yangkara. Sementara itu, tujuh
kelurahan masuk dalam kategori
risiko tercemar sangat tinggi, 16
kelurahan berkategori _risiko
tinggi, dan 21 kelurahan kategori
rendah, dan hanya 7 kelurahan
lainnya masuk kategori sangat
rendah pencemaran.
Untuk mengatasi hal itu, ung-
kap Ahyani, program sanitasi, ba-
ik melalui pipa maupun instalasi
pengelolaan air limbah (IPAL)
komunal yang dikelola kelompok
swadaya masyarakat digarap se-
cara masif. Berdasarkan data
Bappeda Solo, cakupan sambung-
an rumah dengan ‘sistem pipa
terpusat terus meningkat. Tahun
2001, tercatat 6.600 sambungan.
rumah (SR), sementara pada
2013 sebanyak 13.375 SR.
Untuk tahun 2015, direnca-
nakan penambahan 1.500 SR ba-
ru yang didanai dari program
hibah infrastruktur kemitraan
Indonesia-Australia untuk sani-
tasi (Australia-Indonesia Infra-
structure Grants for sanitation/
sAIIG).
Menurut Ahyani, ada tiga pu-
sat penanganan air limbah di
Solo, yaitu IPAL Mojosongo,
IPAL Semanggi, dan IPAL Pun-
cang Sawit. Pemanfaatan ketiga
TPAL ini belum maksimal.
IPAL Mojosongo memiliki ka-
pasitas 10,000 SR, tapi baru ter-
manfaatkan 4.950 SR, IPAL Se-
manggi berkapasitas 13.000 SR
baru termanfaatkan 8425 SR,
dan IPAL Pucang Sawit berka-
pasitas 6.000 SR baru diman-
faatkan 1.500 SR.
Nur Fadrina Mourbas, Prog-
ram Officer Indonesia Infra-
structure Initiative, mengatakan,
Solo mendapat program hibah
sAIIG untuk 1500 sambungan
rumah. sAIIG adalah salah satu
program hibah Pemerintah Aus-
tralia yang bertujuan mening-
katkan kinerja pemerintah dae-
rah dalam memberikan pelayan-
an pada sektor sanitasi.
Hibah Pemerintah Australia
untuk Indonesia ini diberikan
dua tahap sejak tahun 2010. Ta-
hap I (tahun 2010-2011) disalur-
kan 31 juta dollar Australia dan
tahap II (2012-2016) senilai total
205 juta dollar Australia. Hibah
ini disalurkan ke sejumlah dae-
rah di Indonesia. "Program ini
untuk meningkatkan investasi
pemda di sektor air minum dan
. Sanitasi,” katanya. (RWN)