Anda di halaman 1dari 11

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)

PENGARUH TEKANAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL DAN


TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)
1

Kadek Juni Asrini, 1Edy Sujana, 2Nyoman Ari Surya Darmawan


Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {juni_asrini@yahoo.com, ediesujana_bali@yahoo.com,


arysuryadharmawan@yahoo.com} @undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan waktu, locus of
control, dan tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit di
Kantor Akuntan Publik di Bali. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel dalam
penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Bali. Data yang
digunakan adalah data primer dengan metode survey dengan menyebarkan kuesioner
kepada responden. Pengujian data dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas,
serta uji asumsi klasik menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda
(Multiple Regression Analysis) dengan menggunakan progras SPSS 19.0 for Windows.
Hasil penelitian ini adalah tekanan waktu, locus of control, dan tindakan supervisi
berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Kata kunci:

tekanan waktu, locus of control, tindakan supervisi, penghentian


prematur, prosedur audit

Abstract
This present study was intended to identify the impact of time pressure, locus of
control, and supervision on the premature sign off of the audit procedure at the Offices
of Public Accountants in Bali. This present study was a quantitative one. The sample,
which included the auditors employed at the Offices of Public Accountants in Bali, was
taken using the sampling purposive technique. The data that used were primary data by
survey method in which questionnaire was distributed to the respondents. The data
were examined using the tests of validity and reliability, classical assumption, normality,
multicolinearity, and heteroscedastisity. The hypothesis was analyzed using the
Multiple Regression Analysis assisted with SPSS 19.0 for Windows program.
The result of the study showed that the time pressure, locus of control, and
supervision significantly partially and simultaneously affected the premature sign off of
the audit procedure.
Keywords:

time pressure, locus of control, supervision, premature sign off, audit


procedure

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN
Untuk membuktikan atau menentukan
kehandalam laporan keuangan yang telah
disajikan oleh menejemen perusahaan,
diperlukan jasa audit akuntan publik.
Menurut
Arens,
et
al,
(2011),
mendefinisikan akuntan publik atau auditor
independen
adalah
akuntan
publik
bersertifikat atau kantor akuntan publik
yang melakukan audit atas entitas
keuangan komersial dan nonkomersial.
Mulyadi (2002) menyebutkan profesi
akuntan publik sebagai profesi kepercayaan
masyarakat, dari profesi akuntan publik
inilah masyarakat mengharapkan penilaian
yang bebas tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan keuangan.
Dijelaskan dalam A Statement Of Basic
Auditing Concepts (ASOBAC) yang dikutip
oleh Lestari (2010), mendefinisikan audit
sebagai suatu proses sistematik untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti
secara obyektif mengenai asersi-asersi
tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi
untuk
menentukan
tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditentukan dan
menyampaikan hasilnya kepada para
pemakai yang berkepentingan.
Penggolongan jasa yang dihasilkan
oleh profesi akuntan publik menjadi dua
kelompok; jasa assurance dan jasa
nonassurance (Lestari, 2010). Dikutip dari
buku Arens, et al, (2011), assurance
service adalah jasa profesional independen
yang meningkatkan kualitas informasi bagi
pengambil
keputusan,
dimana
jasa
semacam ini dianggap penting karena
penyedia
jasa
assurance
bersifat
independen dan dianggap tidak bias
berkenaan dengan informasi yang diperiksa
dan individu-individu yang bertanggung
jawab
membuat
keputusan
bisnis
memerlukan
jasa
assurance
untuk
membantu meningkatkan keandalan dan
relevansi informasi yang digunakan sebagai
dasar keputusan.
Seperti
yang
dijelaskan
oleh
Weningtyas, et al, (2006) menyatakan
proses audit merupakan salah satu
assurance service, maka jelaslah bahwa
proses audit melibatkan usaha peningkatan
kualitas
informasi
bagi
pengambil

keputusan. Dalam pelaksanaan audit


melibatkan usaha peningkatan kualitas
informasi bagi pengambil keputusan serta
independensi dan kompetensi dari pihak
yang melakukan audit, sehingga kesalahan
yang terjadi dalam proses pengauditan
akan berakibat berkurangnya kualitas
informasi yang diterima oleh pengambil
keputusan (Suryanita, et al, 2007).
Beberapa
tindakan
dapat
menyebabkan berkurangnya kualitas dari
laporan hasil audit suatu laporan keuangan.
Meskipun dalam teori sudah dinyatakan
secara jelas bahwa dalam proses audit
yang baik adalah audit yang bisa
meningkatkan kualitas informasi sekaligus
dengan konteks yang terkandung di
dalamnya, namun dalam prakteknya
terdapat perilaku auditor yang dapat
menyebabkan berkurangnya kualitas audit
yang dilakukan oleh mereka (Hari, 2008
dalam Maulina, et al, 2010). Salah satu
bentuk pengurangan kualitas audit laporan
keuangan adalah tindakan penghentian
prematur atas prosedur audit (Coram, et al.,
2004 dalam Liantih, 2010). Menurut Arens,
et al (2011) prosedur audit adalah instruksi
terperinci untuk mengumpulkan satu jenis
bukti audit. Penghentian prematur atas
prosedur audit mengacu pada penghentian
langkah (prosedur) audit yang penting
dimana tidak dapat digantikan oleh langkah
lainnya, tanpa melengkapi pekerjaan atau
sama sekali menghilangkan langkah audit
(Otley dan Pierce,1996 dalam Liantih,
2010).
Tindakan penghentian prematur atas
prosedur audit dapat terjadi karena faktor
karakteristik
personal auditor (faktor
internal) dan faktor situasional pada saat
melakukan
audit
(faktor
eksternal)
(Weningtyas, et al, (2006). Seorang auditor
dalam kondisi mendapat tekanan waktu
dapat melakukan tindakan penghentian
prematur atas prosedur audit. Keadaan
atau kondisi tekanan waktu atau time
pressure yaitu kondisi dimana auditor
mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan
Publik (KAP) tempatnya bekerja untuk
menyelesaikan audit pada waktu dan
anggaran biaya yang telah ditentukan
sebelumnya (Liantih, 2010).
Selanjutnya adalah locus of control
dianggap
mempengaruhi
penghentian

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
prematur prosedur audit. Locus of control
mempengaruhi
penerimaan
perilaku
disfungsional audit maupun perilaku
disfungsional audit secara aktual, kepuasan
kerja,
komitmen
organisasional
dan
tuenover intention (Reed et al; 1994 dalam
Kartika, et al, 2007). Hasil penelitian
Lestari, (2010) menyebutkan bahwa auditor
yang memiliki eksternal locus of control
yang tinggi akan meningkatkan probabiltas
mereka dalam menghentikan prematur
prosedur audit dan temuan pada penelitian
tersebut menunjukan bahwa semakin kuat
eksternal locus of control auditor, maka
akan
cenderung
melakukan
upaya
penghentian secara prematur prosedur
audit.
Pengendalian
atas
penghentian
pekerjaan lebih dini merupakan hal yang
sangat penting pada setiap kantor akuntan
publik. Menurut Maulina, et al (2010),
penghentian pekerjaan yang lebih dini akan
dapat menyebabkan perubahan yang tidak
dapat
dipertanggungjawabkan
dalam
perencanaan audit, karena akan dapat
menghasilkan suatu tingkat risiko audit
aktual yang tidak dapat terkontrol dan tidak
diketahu sehingga untuk mengontrol hal ini
maka kantor akuntan publik (KAP) harus
menyediakan tindakan supervisi. Peranan
dari supervisi yang baik akan dapat
meningkatkan kemungkinan terdeteksinya
penghentian prematur atas prosedur audit
sebagai salah satu bentuk penyimpangan
perilaku audit (Rosalina, 2011). Jadi
semakin tinggi tindakan supervisi maka
akan dapat mendeteksi dan mengurangi
terjadinya tindakan penghentian prematur
atas prosedur audit yang dilakukan oleh
auditor.
Berbagai penelitian telah dilakukan
mengenai pengaruh yang dapat terjadi
akibat adanya tekanan waktu, locus of
control, serta tindakan supervisi terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Penelitian yang dilakukan oleh Suryanita, et
al (2007) yang berjudul penghentian
prematur atas prosedur audit, salah satu
hasilnya menyebutkan bahwa time pressure
berpengaruh positif terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Penelitian
yang dilakukan oleh Lestari (2010), yang
berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku
auditor
dalam
penghentian

prematur prosedur audit dimana hasil


penelitian tersebut diantaranya bahwa
auditor yang mendapatkan time pressure
dan memiliki locus of control eksternal yang
tinggi akan meningkatkan probabiltas dalam
menghentikan prematur prosedur audit.
Hasil penelitian yang dilakukan Liantih
(2010), yang berjudul analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi penghentian prematur
atas
prosedur
audit,
diantaranya
menyebutkan bahwa time pressure tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit
sedangkan locus of control eksternal
berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil dari penelitian Maulina, et al (2010),
yang berjudul pengaruh tekanan waktu dan
tindakan supervisi terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit, menyebutkan
bahwa ada pengaruh antara tekanan waktu
terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit dan tidak terdapat pengaruh
antara
tindakan
supervisi
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil penelitian yang dilakukan Rosalina
(2011), yang berjudul pengaruh time
pressure, risiko audit, materialitas serta
supervisi terhadap premature sign-off,
diantaranya juga menyebutkan bahwa time
pressur dan supervisi mempunyai pengaruh
yang
signifikan
terhadap
terjadinya
penghentian prematur atas prosedur audit.
Berdasarkan latar belakang dan hasil
dari beberapa penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi penghentian
prematur atas prosedur audit, maka akan
dilakukan penelitian kembali mengenai
pengaruh tekanan waktu, locus of control,
dan
tindakan
supervisi
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Dari uraian di atas dirumuskan masalah
sebagai berikut apakah tekanan waktu,
locus of control, dan tindakan supervisi
berpengaruh
terhadap
penghentian
prematur atas prosedur audit baik secara
parsial maupun secara simultan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apa ada pengaruh tekanan waktu, locus of
control, dan tindakan supervisi terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit
baik secara parsial maupun secara
simultan.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
Penelitian Suryanita, et al (2007),
menyebutkan
bahwa
time
pressure
berpengaruh positif terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit sehingga
semakin besar tekanan waktu yang
dihadapi oleh auditor maka semakin besar
pula kecenderungan auditor melakukan
perilaku penghentian prosedur audit.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis pertama sebagai
berikut:
H1 : Tekanan waktu berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit.
Hasil penelitian Lestari (2010),
diantaranya menunjukkan bahwa auditor
yang memiliki eksternal locus of control
yang tinggi akan meningkatkan probabiltas
mereka dalam menghentikan prematur
prosedur audit dan temuan pada penelitian
tersebut menunjukan bahwa semakin kuat
eksternal locus of control auditor, maka
akan
cenderung
melakukan
upaya
penghentian secara prematur prosedur
audit. Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai
berikut:
H2 : Locus of control berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit
Peranan dari supervisi yang baik akan
dapat
meningkatkan
kemungkinan
terdeteksinya penghentian prematur atas
prosedur audit sebagai salah satu bentuk
penyimpangan perilaku audit (Rosalina,
2011). Jadi semakin tinggi tindakan
supervisi maka akan dapat mendeteksi dan
mengurangi
terjadinya
tindakan
penghentian prematur atas prosedur audit
yang dilakukan oleh auditor. Berdasarkan
uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis
ketiga kebagai berikut:
H3 : Tindakan supervisi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
Weningtyas,
et
al,
(2006)
menyimpulkan
praktik
penghentian
prematur atas prosedur audit dapat
disebabkan
oleh
faktor
karakteristik
personal auditor (faktor internal) dan faktor
situasional saat melakukan audit (faktor
eksternal). Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis yang
keempat sebagai berikut:

H4 : Tekanan waktu, locus of control, dan


tindakan supervisi berpengaruh secara
simultan
dan
signifikan
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.

METODE
Teknik analisis data pada penelitian
ini adalah penelitian analisis deskriptif untuk
memperoleh bukti empirik atas tujuan
penelitian.
Data
didapat
dari
pengkuantitatifan hasil kuesioner yang
selanjutnya dianalisis secara statistik.
Penelitian menggunakan bantuan program
Statistikal Product and Service Solutions
(SPSS) Versi 19.0 for Windows.
Penelitian ini dilakukan di Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Bali yang terdiri
dari delapan KAP yang terdaftar sebagai
anggota di Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) dan masih aktif. Penelitian ini
merupakan penelitian dengan pendekatan
kuantitatif karena data yang digunakan
berbentuk angka-angka. Data tersebut
meliputi data kuesioner yang diberikan oleh
peneliti kepada auditor dari beberapa KAP
di Bali. Sumber data yang digunakan
adalah data primer dengan metode survey.
Data primer diperoleh dari jawaban
responden terhadap item-item pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner terkait
dengan pengaruh tekanan waktu, locus of
control dan tindakan supervisi terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit,
sehingga responden dapat memberikan
jawaban atas pertanyaan secara tertulis
dengan pengukuran skala interval 1 sampai
dengan 5 poin. Penentuan jumlah sampel
dihitung menggunakan rumus Slovin
(Sangadji dan Sopiah, 2010). Sampel yang
digunakan pada penelitian ini berjumlah 69
orang untuk seluruh KAP.
Uji instrumen
penelitian
atau
kualitas data menggunakan uji validitas dan
uji reliabilitas. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang
diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2005). Apabila Pearson Correlation yang
didapat memiliki nilai signifikansi dibawah
0,05 berarti data yang diperoleh adalah
data valid. Suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan apakah konsisten atau

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
stabil dari waktu ke waktu. Kriteria uji
reliabilitas dilakukan dengan pengujian
Cronbach Alpha (). Suatu variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha> 0,60 (Ghozali, 2005).
Uji asumsi klasik menggunakan uji
multikolonearitas, uji normalitas, dan uji
heteroskedastisitas. Uji multikolonieritas
bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya kolerasi antara
variabel independen. Uji multikolonieritas
dilihat dari nilai tolerance dan Variance
Inflantion Factor (VIF) serta besaran
korelasi
antar
variabel
independen
(Ghozali, 2005). Suatu model regresi dapat
dikatan bebas multiko jika nilai tolerance
lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur
apakah di dalam model regresi variabel
independen
dan
variabel
dependen
keduanya mempunyai distribusi normal
atau mendekati normal. Dalam penelitian
ini, uji normalitas menggunakan Normal
Probabilityplot (P-P-Plot). Suatu variabel
dikatakan normal jika gambar distribusi
dengan titik-titik data yang menyebar di
sekitar garis diagonal, dan penyebaran titiktitik data searah mengikuti garis diagonal
(Santoso, 2004). Uji normalitas akan
diperkuat
dengan
menggunakan
uji
KolmogorovSmirnov.Variabel
dalam
penelitian ini dikatakan normal jika memiliki
nilai Asymp.sig.(2-tailled) lebih besar dari
0,05. Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan kepengamatan
yang lain. Jika grafik plot tidak membentuk
pola
yang
jelas,
maka
terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
Metode analisis data menggunakan
analisis
regresi
berganda
(Multiple
Regression Analysis). Model regresi
berganda bertujuan untuk memprediksi
besar
variabel
dependen
dengan
menggunakan data variabel independen
yang sudah diketahui besarnya (Santosa,
2004). Rumus regresi berganda adalah
sebagai berikut:
Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e
(1)
Uji t (parsial) dilihat dari jika nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0
diterima atau Ha ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa variabel independen

atau bebas tidak mempunyai pengaruh


secara
individual
terhadap
variabel
dependen atau terikat, sedangkan jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0
ditolak atau Ha diterima, ini berarti
menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau
terikat. Uji F (simultan) jika nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa
semua variabel independen atau bebas
tidak
mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat, sedangkan nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa
semua variabel independen atau bebas
mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau
terikat. Uji koefisien determinasi (R2), pada
intinya
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini jumlah kuesioner
yang disebar sebanyak 69 kuesioner dan
yang kembali adalah 62 kuesioner. Pada
penelitian ini responden didominasi oleh
jenis kelamin pria dengan jumlah 38 dan
wanita sebanyak 24. Pada penelitian ini
responden
memiliki
latar
belakang
pendidikan terakhir D3 sebanyak 8 orang,
S1 sebanyak 48 orang , S2 sebanyak 5
orang, dan S3 sebanyak 1 orang.
Responden pada penelitian ini jumlah
auditor junior sebanyak 49 orang, auditor
senior sebanyak 9 orang dan manajer 4
orang. Masa kerja yang dimiliki responden
adalah kurang dari atau sama dengan 1
tahun sebanyak 33 orang dan lebih dari 1
tahun sebanyak 29 orang.
Instrumen penelitian dikatakan valid
jika tingkat signifikasinya dibawah 0,05
maka butir pertanyaan tersebut dikatakan
valid. Pada penelitian ini hasil uji validitas
semua pertanyaan untuk tiap variabel
memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05.
Hal ini bahwa semua item pertanyaan yang
digunkan dalam penelitian ini valid.
Instrumen penelitian dikatakan reliable jika
nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,60.
Pada penelitian nilai Cronbach Alpha untuk

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
semua variabel berada di atas 0,60
sehingga variabel pada penelitian ini
dianggap reabel.
Hasil uji multikolonearitas pada
penelitian ini semua variabel memiliki nilai
tolerance di atas 0,1 yaitu variabel tekanan
waktu 0,971, locus of control 0,973, dan
tindakan supervisi 0,992. Nilai VIF kurang
dari 10 yaitu variabel tekanan waktu 1,030,
locus of control 1,028 dan tindakan
superivisi
1,008.
Sehingga
dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolonearitas.
Hasil uji normalitas pada penelitian ini
memperlihatkan penyebaran data yang
berada disekitar garis diagonal dan
mengikuti
arah
garis
diagonal,
ini
menunjukkan bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas. Pada
penelitian ini uji normalitas juga dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji
Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini
nilai Asymp.sig.(2-tailled) lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,752 sehingga data
pada penelitian ini normal.

Gambar 1. Grafik Scatterplot


Sumber: Data primer yang diolah,
2014
Gambar 1 memperlihatkan hasil uji
heteroskedastisitas menunjukkan tidak
terdapat suatu pola yang jelas peda
penyebaran data tersebut. Hal ini berarti
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi
layak
digunakan untuk memprediksi
pengentian prematur atas prosedur audit
berdasarkan
variabel
yang
mempengaruhinya, yaitu tekanan waktu,
locus of control, dan tindakan supervisi.

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda


Variabel

Undstandartized
Coefficient
B
Std. error
Tekanan Waktu (X1)
1,708
,490
Locus Of Control (X2)
,518
,164
Tindakan Supervisi (X3)
-,761
,155
Constanta
= 26,125
Fhitung
= 15,823
Sig. Fhitung
= ,000
Sumber: data primer yang diolah, 2014
Dari
tabel
1 dapat
diketahui
persamaan hasil regresi berganda untuk
yang diperoleh adalah Y = 26,125 +
1,708X1 + 0,518X2 0,761X3 + e. Dari
persamaan regresi menunjukkan koefisien
tekanan waktu dan locus of control bernilai
postif yang berarti ada pengaruh positif
(searah) dan koefisien tindakan supervisi
bernilai negatif berarti ada pengaruh negatif
(berlawanan arah) terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
Uji statistik t digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara

Standardized
Coefficient
Beta
,345
,311
-,481

3,490
3,154
-4,917

Sig.

,001
,003
,000

individual terhadap variabel dependen yang


diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Pada
tabel 1 terlihat variabel tekanan waktu
mempunyai nilai koefisien regresi (1)
sebesar 1,708 dan tingkat signifikansi
sebesar 0,001. Hal ini berarti Ha1 diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan
waktu berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit karena tingkat signifikansi
yang dimiliki variabel tekanan waktu lebih
kecil dari 0,05. Variabel locus of control
mempunyai nilai koefisien regresi (2)
sebesar 0,518 dan tingkat signifikan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
sebesar 0,003. Hal ini berarti Ha2 diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa locus of
control berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit karena tingkat signifikansi
yang dimiliki variabel locus of control lebih
kecil dari 0,05. Variabel tindakan supervisi
mempunyai nilai koefisien regresi (3)
sebesar -0,761 dan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Hal ini berarti Ha3 diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan
supervisi
berpengaruh
negatif
dan
signifikan terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel tindakan
supervisi lebih kecil dari 0,05.

Uji statistik F digunakan untuk


mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model
regresi secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05. Tabel 1 menunjukkan nilai F
diperoleh sebesar 15,823 dengan tingkat
signifikansi
0,000.
Karena
tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha4
diterima. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa tekanan waktu, locus of control, dan
tindakan supervisi berpengaruh secara
simultan
dan
signifikan
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.

Tabel 2. Hasil Uji Koefision Determinasi


Model Summaryb
Model

R Square

,671a

,450

Adjusted R
Square
,422

Std. Error of
the Estimate
5,382

Durbin-Watson
2,135

a. Predictors: (Constant), Tindakan_Supervisi, Locus_Of_Control, Tekanan_Waktu


b. Dependent Variable: Penghentian_Prematur_Prosedur_Audit
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Uji koefisien determinasi dilakukan
untuk
mengetahui
seberapa
besar
kemampuan variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variabel independen. Tabel
2 menunjukkan bahwa nilai R Square
sebesar 0,450. Hal ini berarti 45,0% dari
variabel penghentian prematur prosedur
audit bisa dijelaskan oleh variabel tekanan
waktu, locus of control, dan tindakan
supervisi. Sisanya 55,0% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam
penelitian ini.
PEMBAHASAN
Pengaruh Tekanan Waktu Terhadap
Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa nilai koefisien regresi (1) sebesar
1,708 dan tingkat signifikansi variabel
tekanan waktu 0,001 < 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tekanan waktu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Dengan demikian hipotesis pertama pada

penelitian ini dapat diterima. Semakin besar


tekanan waktu yang diberikan kepada
auditor, semakin besar pula terjadinya
tindakan penghentian prematur atas
prosedur audit.
Tekanan waktu atau time pressure
yaitu suatu keadaan atau kondisi dimana
terjadi tekanan terhadap anggaran waktu
audit yang telah disusun, sehingga adanya
tekanan waktu ini akan mengakibatkan
berkurangnya efisiensi dan efektifitas audit,
kepuasan kerja serta dapat meningkatkan
tingkat stres seseorang (Heriningsih, 2002
dalam Liantih, 2010). Suryanita, et al,
(2007) menyebutkan bahwa dengan
semakin besar time pressure yang dihadapi
oleh auditor maka menyebabkan semakin
besar
pula
kecenderungan
auditor
melakukan perilaku penghentian prosedur
audit. Keberadaan tekanan waktu ini
memaksa auditor untuk menyelesaikan
tugas atau pekerjaan secepatnya atau
sesuai dengan anggaran waktu yang telah
ditetapkan (Lestari, 2010). Jika terjadi
tindakan penghentian prematur atas

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
prosedur audit akibat tekanan waktu akan
dapat mengurangi kualitas audit dari
laporang keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Suryanita, et al (2007),
menyebutkan
bahwa
time
pressure
berpengaruh positif terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit sehingga
semakin besar tekanan waktu yang
dihadapi oleh auditor maka semakin besar
pula kecenderungan auditor melakukan
perilaku penghentian prosedur audit.
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari
(2010), dimana hasil penelitian tersebut
diantaranya
bahwa
auditor
yang
mendapatkan time pressure yang tinggi
akan dapat meningkatkan probabiltas
dalam menghentikan prematur prosedur
audit. Hasil dari penelitian Maulina, et al
(2010), menyebutkan bahwa ada pengaruh
antara
tekanan
waktu
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Penelitian
Rosalina
(2011)
juga
menghasilkan diantaranya time pressure
berpengaruh
terhadap
penghentian
prematur atas prosedur audit. Hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan Liantih (2010),
diantaranya menyebutkan bahwa tekanan
waktu tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
Pengaruh Locus Of Control Terhadap
Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai
koefisien regresi (2) sebesar 0,518 dan
tingkat signifikansi variabel locus of control
0,003 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa locus of control berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Dengan
demikian hipotesis kedua pada penelitian
ini dapat diterima. Semakin tinggi locus of
control ekternal auditor semakin tinggi
terjadi tindakan penghentian prematur atas
prosedur audit.
Menurut Setiawan dan Ghozali (2006)
yang
dikutip
oleh
Liantih
(2010),
menyebutkan bahwa locus of control atau
pusat kendali menunjukkan sejauh mana
individu meyakini bahwa individu tersebut
dapat mengendalikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Locus of
control
eksternal yang dimiliki seorang auditor
dapat menyebabkan seorang auditor
melakukan tindakan penghentian prematur
prosedur audit. Hasil penelitian Lestari
(2010), diantaranya menunjukkan bahwa
auditor yang memiliki eksternal locus of
control yang tinggi akan meningkatkan
probabiltas mereka dalam menghentikan
prematur prosedur audit dan temuan pada
penelitian tersebut menunjukan bahwa
semakin kuat eksternal locus of control
auditor, maka akan cenderung melakukan
upaya penghentian secara prematur
prosedur audit. Karakteristik locus of control
eksternal yaitu kurang memiliki inisiatif,
mudah menyerah, kurang suka berusaha
karena mereka percaya bahwa faktor
luarlah yang mengontrol, kurang mencari
informasi, mempunyai harapan bahwa ada
sedikit
korelasi
antara
usaha
dan
kesuksesan dan lebih mudah dipengaruhi
serta tergantung pada petunjuk orang lain
(Crider, 1983 dalam Ayudianti, 2010).
Auditor yang memiliki eksternal locus of
control yang tinggi akan menyebabkan
mereka melakukan tindakan menghentikan
prematur prosedur audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil peletian Lestari (2010), menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan dari
variabel locus of control terhadap
penghentian
prematur
audit.
Hasil
penelitian ini juga konsisten dengan hasil
penelitian Liantih (2010), locus of control
eksternal, berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
Pengaruh Tindakan Supervisi Terhadap
Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa nilai koefisien regresi (3) sebesar 0,761 dan tingkat signifikansi variabel
tindakan supervisi 0,000 < 0,05 sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
tindakan
supervisi
berpengaruh
negatif
dan
signifikan terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit. Dengan demikian
hipotesis ketiga pada penelitian ini dapat
diterima. Semakin tinggi tindakan supervisi
maka semakin rendah terjadinya tindakan
penghentian prematur atas prosedur audit.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
Penerapan fungsi supervisi yang
baik dapat mengurangi terjadinya tindakan
penghentian prematur atas prosedur audit
karena bentuk penyimpangan ini dapat
segera
terdeteksi.
Dalam
bidang
pemeriksaan akuntansi, supervisi diantur
dalam Standar Pekerjaan Lapangan
pertama yang mengharuskan bahwa
pekerjaan harus direncanakan sebaikbaiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya (Myrna
Nurahman dan Indriantoro dalam Adinda,
2011). Dalam profesi akuntan publik peran
supervisi sangat penting. Supervisi harus
menciptakan lingkungan yang senyaman
mungkin untuk meminimalkan stres dan
meningkankan
peran
konseling,
keteladanan dari supervisi yang merupakan
fungsi psikologi sosial, sebagai akibat
perkembangan karir di KAP yang didukung
pengetahuan, pelatihan dan pemberian
tugas yang menantang (Syamsul Hadi,
2007 dalam Cholifah, 2010). Menurut
Maulina, et al (2010), penghentian
pekerjaan yang lebih dini akan dapat
menyebabkan perubahan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan
dalam
perencanaan audit, karena akan dapat
menghasilkan suatu tingkat risiko audit
aktual yang tidak dapat terkontrol dan tidak
diketahu sehingga untuk mengontrol hal ini
maka kantor akuntan publik (KAP) harus
menyediakan tindakan supervisi. Peranan
dari supervisi yang baik akan dapat
meningkatkan kemungkinan terdeteksinya
penghentian prematur atas prosedur audit
sebagai salah satu bentuk penyimpangan
perilaku audit (Rosalina, 2011). Supervisor
yang berorientasi pada pekerjaan, ikut
menentukan
tujuan
yang
dicapai,
membantu
memecahkan
masalah,
menyediakan dukungan sosial dan material
serta memberikan umpan balik atas kinerja
bawahan, akan membantu mengurangi
kebingungan peran dan ketidakpastian
yang dialami bawahan sehingga kepuasan
kerja
bawahannya
akan
meningkat
(Maulina, et al, 2010). Jadi semakin tinggi
tindakan supervisi maka akan dapat
mendeteksi dan mengurangi terjadinya
tindakan penghentian prematur atas
prosedur audit yang dilakukan oleh auditor.
Penelitian ini konsisten dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Rosalina (2011) dimana salah satunya


menyatakan bahwa tindakan supervisi
berpengaruh
terhadap
penghentian
prematur atas prosedur audit. Tetapi hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Maulina, et al (2010) dimana salah satu
hasil penelitian untuk variabel tindakan
supervisi tidak berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Pengaruh Tekanan Waktu, Locus Of
Control, Dan Tindakan Supervisi Secara
Simultan
Terhadap
Penghentian
Prematur Atas Prosedur Audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa nilai F 15,823 dan tingkat
signifikansi 0,000 untuk variabel tekanan
waktu, locus of control, dan tindakan
supervisi. Hal ini menunjukkan bahwa
tekanan waktu, locus of control, dan
tindakan supervisi berpengaruh secara
simultan
dan
signifikan
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Dengan demikian hipotesis empat pada
penelitian ini dapat diterima.
Tindakan penghentian prematur
atas prosedur audit dapat terjadi karena
faktor karakteristik personal auditor (faktor
internal) dan faktor situasional pada saat
melakukan
audit
(faktor
eksternal)
(Weningtyas, et al, (2006). Seorang auditor
yang mengalami tekanan waktu, dan
auditor yang memiliki locus of control
eksternal tinggi menyebabkan seorang
auditor melakukan tindakan penghentian
prematur atas prosedur audit. Peranan dari
supervisi yang baik akan meningkatkan
kemungkinan
terdeteksinyapenghentian
prematur atas prosedur audit sebagai salah
satu bentuk penyimpangan perilaku audit
(Rosalina, 2011).
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dan
hasil analisis yang dilakukan pada
penelitian ini, maka dapat disimpulkan
empat hal. Pertama uji secara parsial dapat
diketahui tekanan waktu berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Kedua, uji
secara parsial dapat diketahui bahwa locus
of control berpengaruh positif dan signifikan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Ketiga uji secara parsial
diketahui
bahwa
tindakan
supervisi
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Terakhir, secara simultan
diketahui tekanan waktu, locus of control,
dan tindakan supervisi berpengaruh secara
simultan
dan
signifikan
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Sehingga semua hipotesis pada penelitian
ini dapat diterima.
SARAN
Saran penulis untuk Kantor Akuntan
Publik (KAP), melihat dampak yang dapat
ditimbulkan dari tekanan waktu sangat
berpengaruh pada proses audit sehingga
diharapkan KAP lebih realistis dalam
memberikan anggaran waktu dalam proses
audit. Lebih memperhatikan kemampuan,
pengalaman dan kesanggupan dalam
menyelesaikan tugas saat keadaan tidak
terduga. Dengan demikian tidak terjadi
tindakan penghentian prematur atas
prosedur audit. Perlu diberikan perhatian
dan pengawasan lebih bagi auditor yang
memiliki locus of control eksternal yang
tinggi, dengan peran supervisi hal-hal yang
menumbulkan pengurangan kualitas audit
akibat penghentian prematur prosedur audit
dapat
dicegah.
Untuk
penelitian
selanjutnya,
dilakukan
juga
metode
wawancara langsung pada pengumpulan
data sehingga mendapat jawaban yang
serius
dari
responden.
Penelitian
selanjutnya diharapkan memperhatikan
waktu penelitian juga agar tidak berada
pada waktu dimana auditor sedang sibuk
dalam melakukan audit.

DAFTAR PUSTAKA
Adinda, Youra. 2011. Pengaruh Motivasi,
Supervisi, Dan Pelatihan Terhadap
Kinerja Auditor Junior. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Arens, Alvin A., R.J. Randal, M.S. Beasley
dan A.A Jusuf. 2011. Jasa Audit dan
Assurance
Pendekatan
Terpadu
(Adaptasi Indonesia ) Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.

Ayudiati, Soraya Eka. 2010 . Analisis


Pengaruh Locus Of Control Terhadap
Kinerja Dengan Etika Kerja Islam
Sebagai Variabel Moderating. Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Cholifah, Wahidah Rizqi. 2010. Pengaruh
Supervisi dan Pelatihan Terhadap
Kinerja Auditor Junior. Skripsi. UIN.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariatie dengan Program SPSS.
Universitas Diponegoro.
Kartika, Indri dan Provita Wijayanti. (2007).
Locus Of Control sebagai Anteseden
Hubungan Kinerja Pegawai dan
Penerimaan Perilaku Disfungsional
Audit (Studi Pada Auditor Pemerintah
yang Bekerja pada BPKP di Jawa
Tengah
dan
DIY).
Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar.
Lestari, Ayu Puji. 2010. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Perilaku
Auditor
Dalam Penghentian Prosedur Audit:
Studi Empiris Pada Kantor Akuntan
Publik.
Skripsi,
Universitas
Diponegoro Semarang.
Liantih, Rahmah. 2010. Analisis FaktorFaktor
Yang
Mempengaruhi
Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta : Salemba
Empat
Maulina, Maulina, Ratna Anggraini, Choirul
Anwar. 2010. Pengaruh Tekanan
Waktu dan Tindakan Supervisi
Terhadap Penghentian Premature
Atas Prosedur Audit. Simposium
Nasional
Akuntansi
XIII
di
Purwokerto.
Rosalina, Wida Amalia. 2011. Pengaruh
Time
Pressure,
Risiko
Audit,
Materialitas Serta Supervisi Terhadap
Premature
Sign-Off.
Skirpsi.
Universitas Airlangga.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
Sangadji, Etta Mamang., Sopiah. 2010.
Metodologi Penelitian Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta:
Andi.
Santoso, Linggih, 2004. Buku Latihan
SPSS Statistik Parametrik. PT. Elix
Media Komputindo, Jakarta.
Suryanita, Dody, Hanung Triatmoko. 2007.
Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit,
Jurnal
Riset
Akuntansi
Indonesia, Vol. 10 No.1
Weningtyas, Suryanita, Doddy Setiawan,
dan
Hanung
Triatmoko,
2006,
Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit, Simposium Nasional Akuntansi
IX,Padang.

Anda mungkin juga menyukai