Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENYELENGGARAAN
SURVEILANS DAN SISTEM
INFORMASI MALARIA
DAERAH PEMBERANTASAN dan
DAERAH ELIMINASI MALARIA
DI INDONESIA
KATA PENGANTAR
Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia dan menjadi ancaman di daerah tropis
dan subtropics yang mempengaruhi angka kematian bayi, anak umur di
bawah lima tahun dan ibu melahirkan serta menurunkan produktifitas
kerja.
Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria masih sering terjadi, pada tahun 2012
terdapat dua kejadian KLB malaria yaitu di Provinsi Sumatera Utara
dengan 57 kasus dan di Provinsi Yogyakarta dengan 85 kasus. Hal ini
disebabkan antara lain adanya perubahan lingkungan, tingginya mobilisasi
penduduk dan kewaspadaan yang belum optimal. Untuk itu diperlukan
surveilans yang baik agar KLB dapat di deteksi dini dan ditanggulangi
dengan cepat.
Program Pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasi
malaria yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah,
pemerintah daerah bersama mitra kerja pembangunan dan masyarakat.
Eliminasi malaria tersebut dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota,
provinsi dari satu pulau ke pulau yang lain sampai seluruh wilayah
Indonesia pada tahun 2030. Pentahapan eliminasi terdiri dari tahap
pemberantasan, pre-eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan.
Masing-masing tahapan mempunyai tujuan dan sasaran yang berbeda
sesuai Permenkes No. 293 tahun 2009. Kegiatan surveilans pun
disesuaikan berdasarkan tahapan eliminasi tersebut, dan surveilans
merupakan hal yang sangat penting untuk ditingkatkan dalam pencapaian
eliminasi karena salah satu syarat eliminasi adalah adanya surveilans
yang baik.
Dalam rangka peningkatan surveilans malaria tersebut, maka disusunlah
buku pedoman.
Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam pelayanan kesehatan masyarakat khususnya dalam pelaksanaan
pengendalian malaria.
Jakarta, Juli 2013
Direktur PPBB
Dr.Andi Muhadir, MPH
NIP 195504251982031005
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 5
A. Latar Belakang..................................................................................................... 5
B. Pengertian............................................................................................................ 7
II. TUJUAN ................................................................................................................. 13
1. Tujuan Umum :................................................................................................... 13
2. Tujuan Khusus : ................................................................................................. 13
III. DASAR HUKUM..................................................................................................... 14
IV. RUANG LINGKUP.................................................................................................. 15
V. KEBIJAKAN TEKNIS.............................................................................................. 16
VI. STRATEGI ............................................................................................................. 17
VII. PENGORGANISASIAN .......................................................................................... 18
VIII. TEKNIS OPERASIONAL PENYELENGGARAAN SURVEILANS.......................... 19
A. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Pada
Tahap Pemberantasan .................................................................................... 20
B. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Di
Daerah Pada Tahap Pre-Eliminasi, Eliminasi Dan Pemeliharaan.................... 37
IX. POKOK-POKOK KEGIATAN PENGUATAN KINERJA SURVEILANS
DAN SISTEM INFORMASI MALARIA .................................................................... 58
X. PERAN ................................................................................................................... 62
XI. INDIKATOR KINERJA............................................................................................ 68
LAMPIRAN.................................................................................................................... 69
TIM PENYUSUN ........................................................................................................... 71
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dan
kematian yang tinggi, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa.
Sampai tahun 2011 65 % dari 497 Kabupaten/Kota di Indonesia termasuk
wilayah endemis malaria.
Sampai akhir tahun 2011 terdapat 106 negara endemis malaria di seluruh
dunia,sementara itu pada tahun 2010 jumlah penderita mencapai 216 juta
orang dan 665.000 penderita diantaranya meninggal, terutama anak-anak
berumur
kurang
dari
lima
tahun
(86%).
(http://www.who.int/malaria/world_malaria_report_2011/WMR2011_factsheet.pdf)
Tabel. 1
Kriteria Umum Daerah Kabupaten/Kota Sesuai Tahapan Eliminasi
Tahapan Eliminasi Kabupaten/Kota
Kriteria
Pemberantasan
SPR (%)
5% - lebih
API
--(/1000)
Kasus
--indigenous
PreEliminasi
Eliminasi
Pemeliharaan
<5%
---
--<1/1000
pddk
Kasus
masih
ditemukan
sampai dg
3 th
pertama
tidak ada
kasus
indigenous
Tidak ada
kasus
indigenous
> 3 tahun
---
Tabel 2
Karakteristik Epidemiologi Daerah Kabupaten/Kota Sesuai Tahapan
6
Eliminasi
Tahapan Eliminasi Kabupaten/Kota
Kriteria
Penularan
setempat
Kejadian
malaria
Pemberantasan
Tinggi
PreEliminasi
rendah
Menyebar rata,
terutama balita
% kasus
malaria/kasus
demam di
Puskesmas
Pemeriksaan
mikroskopis
Tinggi
Terkonsentra
si di daerah
reseptif
malaria
kecil
Belum semua
Puskesmas
Semua
Puskesmas,
belum semua
kasus suspek
Perekaman
dan pelaporan Data
Kriteria KLB
dan
investigasi
Agregat
Agregat
sebagian
individual
Berdasarkan
peningkatan
jumlah kasus
Berdasarkan
peningkatan
jumlah kasus
Eliminasi
sangat
rendah
terbatas,
jarang,
sporadis
Pemeliharaan
tidak ada
Sangat kecil
Tidak ada
Semua
Puskesmas,
semua
kasus
suspek
individual
Semua
Puskesmas,
semua kasus
suspek
Hanya kasus
impor
individual
C. Pengertian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Terselenggaranya sistem surveilans, sistem informasi dan SKD-KLB
berdasarkan tahapan eliminasi malaria di indonesia
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya pemahaman petugas terhadap pelaksanaan
surveilans dan sistem informasi malaria berdasarkan tahapan
eliminasi
b. Tersedianya data penyakit dan faktor risiko malaria serta data
terkait lainnya dalam pengendalian malaria
c. Terlaksananya kegiatan pengolahan dan analisis data secara rutin
d. Diperolehnya peta stratifikasi malaria menurut desa, kecamatan
dan kabupaten/kota
e. Meningkatnya Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
(SKD-KLB) malaria
f. Terlaksananya diseminasi informasi data dan informasi serta
rekomendasi kepada pelaksana program pengendalian malaria,
lintas program dan lintas sektor terkait dalam pengendalian malaria
13
14
15
V.KEBIJAKAN TEKNIS
1. Surveilans dan sistem informasi malaria merupakan bagian integral
dari sistem surveilans epidemiologi nasional untuk mendukung
tersedianya data dan informasi yang cepat dan akurat, sebagai
dasar pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pengendalian
malaria, termasuk SKD-KLB
2. Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria sesuai
dengan tahapan eliminasi masing-masing wilayah
16
VI. STRATEGI
1. Advokasi, sosialisasi, dan dukungan peraturan perundangundangan dalam penyelenggaran surveilans dan sistem informasi
malaria
2. Pengembangan surveilans dan sistem informasi malaria sesuai
dengan kebutuhan program
3. Peningkatan mutu data dan informasi
4. Peningkatan kompentensi tenaga pelaksana surveilans dan sistem
informasi malaria
5. Pengembangan tim pelaksana surveilans dan sistem informasi
malaria
6. Penguatan jejaring surveilans dan informasi malaria
7. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi bagi pelaksanaan
surveilans dan sistem informasi malaria
17
VII. PENGORGANISASIAN
Sesuai dengan peran dan fungsinya, setiap fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah dan swasta, unit pelaksana teknis daerah dan
pusat, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan
kementerian kesehatan melaksanakan surveilans dan sistem
informasi malaria.
18
Gambar
Penyelenggaraan Surveilans Malaria
A. Surveilans Tahap Pemberantasan
Sumber Data
Pemanfaatan Data
1.Surveilans Rutin
1.Diseminasi Informasi
2.Surveilans Khusus
2.Informasi Kinerja Program
3.SKD-KLB Malaria
B. Surveilans Tahap PreEliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan
Sumber Data
Pemanfaatan Data
1.Surveilans Rutin
1.Diseminasi Informasi
2.Surveilans Khusus
2.Informasi Kinerja Program
3.SKD-KLB Malaria
Keterangan :
Sumber Data : Perekaman, pengumpulan, pengolahan dan pelaporan
Pemanfaatan Data : penyajian dan analisis
19
A.
Rujuk Pemeriksaan
Mikroskopis
(b) Variabel
Variabel perekaman data program pengendalian malaria
terdiri atas distribusi kelambu masing-masing wilayah (desa)
dari berbagai program terkait (ante natal care, Imunisasi, KIA
dan lain sebagainya)
(c) Perekaman dan Pengolahan Data
Data jumlah kelambu yang didistribusikan pada pelaksaaan
kegiatan pengendalian malaria direkam dan dikompilasi
kedalam formulir Rekapitulasi Data Program Malaria
Puskesmas (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contoh
lampiran 10.5)
(d) Analisis
Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu
menurut desa/kelurahan pertahun.
Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu dalam
kerangka menurunkan risiko penularan malaria, dianalisis
bersama dengan cakupan penyemprotan insektisida,
cakupan pengobatan massal dan perbaikan kegiatan
masyarakat yang berisiko penularan malaria.
(4) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber Data
Logistik Obat
(a) Sumber Data
Sumber data surveilans rutin ini adalah Laporan
Penggunaan Obat Malaria di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(b) Variabel
Variabel perekaman Data Logistik Obat Malaria terdiri atas
penerimaan, pemanfaatan dan sisa
(c) Perekaman dan Pengolahan Data
23
24
25
Gambar
Alur Pelaporan Bulanan Data Penderita Malaria
Ditjen PP&PL,
Kementerian Kesehatan
Dinas Kesehatan
Provinsi
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Rumah Sakit
Puskesmas
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
lain
d. Penyebarluasan Informasi
Data dan analisis data surveilans rutin diinformasikan pada
berbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalam
perencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi program
pengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan
Minimal, Puskesmas/RS, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan
menerbitkan :
(1) Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan dan informasi lain
yang diperlukan secara periodik bulanan, antara lain meliputi
(a) % jumlah kasus malaria suspek yang diperiksa RDT atau
mikroskopis per jumlah kasus malaria suspek (% sediaan
darah per bulan)
(b) jumlah kasus malaria positif per 1.000 kasus suspek
diperiksa dengan RDT atau mikroskopis (slide positivity rate
per bulan)
(c) % kasus malaria dg Plasmodium falsiparum per jumlah
kasus malaria positif (% Pfalsiparum per bulan)
(d) % kasus malaria positif <5 tahun per total kasus malaria
positif
(e) % kasus malaria positif ibu hamil per total kasus malaria
positif
(f) % kasus malaria positif perempuan per total kasus malaria
positif
(g) % jml kasus malaria positif rawat inap per total penderita
rawat inap
(h) % jml kasus malaria positif rawat inap meninggal per total
penderita rawat inap meninggal,
26
2. Surveilans Khusus
Surveilans khusus terdiri dari jenis surveilans khusus (metode dan
format laporan), pelaporan data, dan penyebarluasan informasi
a. Jenis Surveilans, Metode dan Format Pelaporan
Daerah pada tahap pemberantasan, melaksanakan kegiatan
Surveilans Khusus, antara lain : Surveilans Pada Saat KLB, Survei
Vektor, Pemeriksaan Darah Massal (Mass Blood Survey),
Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever Survey), Survei
27
31
(7)
a.
b.
Resistensi Obat
(8)
Penelitian
Hasil penelitian malaria wajib dilaporkan dan dimanfaatkan
dalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupun
nasional
b. Analisis
Data surveilans khusus dikompilasi, dilaporkan dan dimanfaatkan
dalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupun
nasional, sesuai dengan metode surveilans dan desain analisis
pada masing-masing surveilans khusus, baik menurut waktu,
tempat dan kelompok masyarakat
Sasaran. metode dan desain analisis data Surveilans Khusus lihat
pada lampiran masing-masing Surveilans Khusus
c. Pelaporan
(1) Pelaksana surveilans khusus membuat laporan hasil
pelaksanaan kegiatan Surveilans Khusus, dan
segera
mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
selambat-lambatnya 1 bulan sejak pelaksanaan Surveilans
Khusus tersebut selesai.
(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi Data
Surveilans Khusus dan segera mengirimkannya ke Dinas
Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL, Kementerian
Kesehatan
(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi Data Surveilans
Khusus tersebut dan segera mengirimkannya ke Pusat (Ditjen
PP&PL, Kementerian Kesehatan)
d. Penyebarluasan Informasi
Data dan analisis data surveilans khusus diinformasikan pada
berbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalam
perencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi program
pengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan
4. SKD KLB
Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLB
Malaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malaria
beserta faktor faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan
teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk
meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dan
tindakan penanggulangan KLB malaria yang cepat dan tepat 4. SKDKLB malaria merupakan salah satu pilar penting program
penanggulangan KLB malaria.
Pada daerah tahap pemberantasan, SKD-KLB malaria dilaksanakan
pada semua wilayah, terutama wilayah yang sering terjadi peningkatan
kasus malaria atau KLB malaria, fokus malaria aktif, wilayah reseptif
malaria dan wilayah vulnerabel malaria.
Secara umum, metode SKD-KLB malaria di daerah pada tahap
pemberantasan, tidak berbeda dengan tahap lain.
(1) Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadap
perkembangan penyakit malaria, riwayat KLB malaria dan kondisi
4
34
35
SKD-KLB
Malaria
Kajian Epid
menentukan daerah/
masyarakat
rentan
terjadi KLB
malaria
1
Upaya
Pencegah
an KLB
Peringatan
kewaspadaan
pada daerah
yg rentan
KLB malaria
2
Sistem
Deteksi
Dini
Kondisi
Rentan
KLB
Sistem
Deteksi
Dini KLB
6
Kesiapsiagaan
menghadapi
KLB
Indentifikasi
rentan KLB di
masyarakat
PWS rentan
malaria
Penyelidikan
rentan KLB
Indentifikasi
KLB di
masyarakat
PWS kasus
malaria
Penyelidikan
- dugaan KLB
36
1. Surveilans Rutin
a. Jenis Surveilans
(1) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber Data
Malaria Di Puskesmas Dan Rumah Sakit Serta Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya
(a) Sumber Data
Sumber data surveilans rutin ini adalah penderita yang
berobat ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
yang didiagnosis sebagai penderita malaria. Penderita
malaria terdiri atas kasus malaria suspek, kasus malaria
suspek dengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepat
dan kasus malaria positif
(b) Variabel
Variabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitas
penderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggal
berobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek.
Variabel
data
kasus
malaria
dengan
pengujian
mikroskopis/pemeriksaan cepat terdiri atas identitas
penderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggal
berobat, tanggal mulai sakit, gejala, hasil pemeriksaan
mikroskopis (jenis parasit) dan atau pemeriksaan cepat, obat
yang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukan
Variabel data kasus malaria positif terdiri atas identitas
penderita, tanggal mulai sakit, gejala, faktor risiko dan obat
yang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukan
sesuai Kartu Penderita Malaria Positif (contoh lampiran 10.1)
Penderita Berobat di
Puskemas/fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dengan keterangan diagnosis kasus
malaria suspek
Kasus malaria suspek berobat ke Puskesmas atau fasilitas
pelayanan
kesehatan
dengan
pengujian
mikroskopis/pemeriksaan cepat direkam dalam Register
Pemeriksaan Mikroskopis Malaria di Puskesmas (PCD).
Kasus malaria positif berobat ke Puskesmas/fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya diwawancara dan direkam
datanya dalam Kartu Penderita Malaria Positif di
Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (PCD)
Data kasus malaria suspek pada Register Penderita Berobat
di Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (PCD)
dan data kasus malaria positif pada Register Pemeriksaan
Mikroskopis Malaria Puskesmas direkapitulasi dalam formulir
Rekapitulasi Penderita Malaria Klinik Puskesmas/fasilitas
pelayanan kesehatan (PCD) setiap akhir minggu dan setiap
akhir bulan (lampiran 10.4)
Data penderita malaria positif yang direkam pada Kartu
Penderita Malaria Positif (lampiran 10.1), kemudian dihimpun
dalam
Register Harian Penderita Malaria di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (contoh lampiran 10.3) dan kemudian
direkapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita Malaria
(lampiran 10.4)
38
40
(d) Analisis
Secara umum, analisis data Penemuan Penderita Secara
Aktif di Lapangan sama dengan analisis data bersumber
data Penemuan Penderita Malaria Di Puskesmas Dan
Rumah Sakit Serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
(d) Analisis
Analisis data untuk memonitor penerimaan, pemanfaatan
dan sisa obat malaria secara berkala bulanan dan tahunan
pada
masing-masing
Puskesmas/fasilitas
pelayanan
kesehatan
42
46
Gambar
Alur Pelaporan Bulanan Data Penderita Malaria
Ditjen PP&PL,
Kementerian Kesehatan
Dinas Kesehatan
Provinsi
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Rumah Sakit
Puskesmas
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
lain
c. Penyebarluasan Informasi
Data dan analisis data surveilans rutin diinformasikan pada
berbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalam
perencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi program
pengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan
Minimal, Puskesmas/RS, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan
menerbitkan :
(1) Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan dan informasi lain
yang diperlukan secara periodik bulanan, antara lain meliputi
(a) % jumlah kasus malaria suspek yang diperiksa RDT atau
mikroskopis per jumlah kasus malaria suspek (% sediaan
darah per bulan)
(b) kasus malaria positif per jumlah kasus suspek diperiksa
dengan RDT atau mikroskopis (slide positivity rate per
bulan)
(c) % kasus malaria dg Plasmodium falsiparum per jumlah
kasus malaria positif (% Pfalsiparum per bulan)
(d) % kasus malaria positif <5 tahun per total kasus malaria
positif
(e) % kasus malaria positif ibu hamil per total kasus malaria
positif
(f) % kasus malaria positif perempuan per total kasus malaria
positif
(g) % jml kasus malaria positif rawat inap per total penderita
rawat inap
47
(h) % jml kasus malaria positif rawat inap meninggal per total
penderita rawat inap meninggal,
(i) curah hujan
(j) data kepadatan vektor
(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.1. Tabel Analisis
Indikator Malaria Bulanan)
(2) Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunan, Profil Malaria dan
informasi lain yang diperlukan secara periodik tahunan, antara
lain meliputi
(a) data jumlah penduduk,
(b) data jumlah penduduk di wilayah reseptif,
(c) jumlah kasus malaria suspek,
(d) jumlah kasus malaria suspek dengan RDT dan mikroskopis
(% sediaan darah tahunan),
(e) jumlah kasus malaria positif,
(f) jumlah kasus malaria positif ibu hamil,
(g) jumlah kasus malaria positif berumur <5 tahun,
(i) % jumlah kasus malaria positif per total jumlah kasus
malaria suspek diperiksa (dengan RDT+mikroskopis) (slide
positivity rate per tahun)
(j) % jumlah kasus malaria positif Plasmodium falsiparum per
jumlah kasus malaria positif (% Pfalsiparum per tahun),
(k) Annual parasit incidence (API) per total penduduk dan desa,
puskesmas, atau kabupaten/kota
(l) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap,
(m) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap meninggal
per 100.000 penduduk,
(n) jumlah laporan unit sumber data bulanan yang diterima
(kelengkapan laporan),
(o) jumlah laporan unit sumber data bulanan diterima tepat
waktu (ketepatan laporan)
(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.2. Tabel Analisis
Indikator Malaria Tahunan)
2. Surveilans Khusus
a. Jenis Surveilans, Metode dan Format Laporan
Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan,
melaksanakan kegiatan Surveilans Khusus, antara lain : Surveilans
Pada Saat KLB, Survei Vektor, Penemuan Penderita Malaria
Secara Aktif (ACD), Pemeriksaan Darah Massal (Mass Blood
Survey), Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever
48
50
52
53
(7)
a.
Efikasi Obat
Daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan
melaksanakan Monitoring Efikasi Obat
sesuai dengan
penetapan daerah Sentinel Monitoring Efikasi Obat yang yang
ditentukan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan
Daerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakan
Monitoring Efikasi Obat, yang tetap menjadi bagian integral
dari kegiatan Monitoring Efikasi Obat Nasional
b.
Resistensi Insektisida
Daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan
melaksanakan Monitoring Resistensi Obat sesuai dengan
penetapan daerah Sentinel Monitoring Resistensi Obat yang
ditentukan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan
Daerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakan
Monitoring Resistensi Obat secara mandiri, yang tetap
menjadi bagian integral dari kegiatan Monitoring Resistensi
Obat Nasional
c.
d.
Kualitas Obat
Salah satu aspek penting dalam keberhasilan pengobatan
malaria adalah mutu obat yang digunakan selain ketepatan
Resistensi Insektisida
Daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan
melaksanakan Monitoring Resistensi Insektisida
sesuai
dengan penetapan daerah Sentinel Monitoring Resistensi
Insektisida yang ditentukan secara nasional oleh Kementerian
Kesehatan
Daerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakan
Monitoring Resistensi Insektisida secara mandiri, yang tetap
menjadi bagian integral dari kegiatan Monitoring Resistensi
Insektisida Nasional
(8) Penelitian
Hasil penelitian malaria wajib dilaporkan dan dimanfaatkan
dalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupun
nasional
b. Analisis
Data surveilans khusus dikompilasi, dilaporkan dan dimanfaatkan
dalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupun
nasional, sesuai dengan metode surveilans dan desain analisis
pada masing-masing surveilans khusus, baik menurut waktu,
tempat dan kelompok masyarakat
Sasaran. metode dan desain analisis data Surveilans Khusus lihat
pada lampiran masing-masing Surveilans Khusus
c. Pelaporan
(1) Pelaksana surveilans khusus membuat laporan hasil
pelaksanaan kegiatan Surveilans Khusus, dan
segera
mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
54
55
4. SKD KLB
Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLB
Malaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malaria
beserta faktor faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan
teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk
meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dan
tindakan penanggulangan KLB malaria yang cepat dan tepat 5.
Pada daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan, SKDKLB malaria dilaksanakan pada semua wilayah, terutama fokus
malaria aktif, wilayah reseptif malaria dan wilayah vulnerabel malaria.
Secara umum, metode SKD-KLB malaria di daerah pada tahap
preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan, tidak berbeda dengan tahap
lain.
(1) Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadap
perkembangan penyakit malaria, riwayat KLB malaria dan kondisi
lingkungan dan masyarakat yang merupakan faktor risiko terjadinya
KLB agar dapat menentukan adanya daerah atau kelompok
masyarakat yang rentan terjadinya KLB malaria, yaitu wilayah yang
sering terjadi peningkatan kasus malaria, fokus-fokus malaria aktif,
wilayah reseptif malaria dan wilayah vulnerabel malaria.
(2) Memberikan peringatan pada pengelola program malaria, program
terkait lainnya, sektor terkait dan masyarakat tentang adanya
daerah atau kelompok masyarakat yang rentan terjadinya KLB
malaria agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
terhadap munculnya KLB malaria
(3) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap
munculnya KLB malaria, terutama di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya serta masyarakat di daerah rentan KLB malaria, yaitu :
(a) Melaksanakan berbagai upaya pencegahan terjadinya KLB
malaria (merupakan bagian dari program penanggulangan
KLB)
(b) Memperkuat
kesiapsiagaan
terhadap
kemungkinan
terjadinya KLB (merupakan bagian dari program
penanggulangan KLB)
(c) Melaksanakan sistem deteksi dini timbulnya kondisi rentan
terjadinya KLB dan respon, terutama melaksanakan
kegiatan pemantauan wilayah setempat rentan KLB malaria,
terutama muncul atau berkembangnya fokus malaria aktif,
wilayah reseptif malaria, wilayah vulnerabel malaria, curah
5
56
SKD-KLB
Malaria
Kajian Epid
menentukan daerah/
masyarakat
rentan
terjadi KLB
malaria
1
Upaya
Pencegah
an KLB
Peringatan
kewaspadaan
pada daerah
yg rentan
KLB malaria
2
Sistem
Deteksi
Dini
Kondisi
Rentan
KLB
Sistem
Deteksi
Dini KLB
6
Kesiapsiagaan
menghadapi
KLB
Indentifikasi
rentan KLB di
masyarakat
PWS rentan
malaria
Penyelidikan
rentan KLB
Indentifikasi
KLB di
masyarakat
PWS kasus
malaria
Penyelidikan
- dugaan KLB
57
serta
dukungan
peraturan
58
61
X. PERAN
Peran masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut :
1. Puskesmas
a. Merupakan unit pelaksana surveilans terdepan.
b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagai
sumber data surveilans rutin, surveilans khusus dan SKD-KLB,
meliputi antara lain kejadian malaria, vektor, perilaku penduduk,
lingkungan, dan lain sebagainya, dan melaporkan bulanan dan
tahunan serta laporan khusus kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penerimaan dan
pemanfaatan logistik program pengendalian malaria kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
d. Melaksanakan analisis kejadian malaria di wilayahnya, membuat
peta endemisitas wilayah kerja menurut desa (stratifikasi) tahunan
dan melaksanakan sistem deteksi dini KLB dengan pemantauan
wilayah setempat kejadian malaria harian, mingguan atau bulanan
dan informasi silang kejadian malaria dengan puskesmas berbatasan
sesuai situasi malaria di daerahnya
e. Membuat peta lokasi tempat perindukan nyamuk penular malaria
tahunan dan melaksanakan sistem deteksi dini kondisi rentan
terjadinya KLB melalui pemantauan wilayah setempat terhadap faktor
risiko malaria, baik berdasarkan kelompok masyarakat maupun
berdasarkan wilayah dusun/Rt/RW dan desa/kelurahan
f. Pembinaan kader dan masyarakat di wilayah kerjanya untuk
berperan secara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilans
berdasarkan partisipasi masyarakat)
2. Rumah Sakit
a. Merupakan unit pelaksana surveilans terdepan.
b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagai
sumber data surveilans rutin, surveilans khusus dan SKD-KLB,
meliputi antara lain kejadian malaria, dan melaporkan bulanan dan
tahunan serta laporan khusus kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, serta Pusat (Ditjen
PP&PL, Kementerian Kesehatan)
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penerimaan dan
pemanfaatan logistik program pengendalian malaria secara berkala
bulanan dan tahunan
d. Melaksanakan analisis kejadian malaria berdasarkan data malaria
rumah sakit, terutama melaksanakan sistem deteksi dini KLB malaria
62
kabupaten/kota;
cakupan
pengobatan;
cakupan
konfirmasi
mikroskopis/RDT/PCR; error rate pemeriksaan mikroskopis dan
cakupan pencegahan (IRS atau kelambu)
e. Melaksanakan evaluasi dan menetapkan pencapaian indikator
tahapan eliminasi malaria (pemberantasan, pre eliminasi, eliminasi,
dan pemeliharaan) kabupaten/kota berkala tahunan
f. Melaksanakan SKD KLB malaria, terutama melakukan analisis
potensi terjadinya KLB malaria secara berkala setiap bulan,
melaksanakan sistem deteksi dini KLB malaria, dan kondisi rentan
(faktor risiko) malaria, baik berdasarkan kelompok masyarakat
maupun berdasarkan wilayah dusun/Rt/RW, desa/kelurahan dan
wilayah puskesmas/kecamatan serta informasi silang kejadian
malaria antar dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai situasi malaria
didaerahnya
g. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malaria di
wilayah kerjanya
h. Mendistribusikan informasi malaria kepada lintas program dan lintas
sektor, terutama kepada puskesmas dan rumah sakit secara berkala
setiap bulan dan tahun dalam kerangka peningkatan kewaspadaan
dini KLB malaria
i. Membina jejaring kerja surveilans di wilayah kerjanya, baik lintas
program, lintas sektor dan media masa/masyarakat
j. Membina kader dan masyarakat perorangan dan kelompok untuk
berperan secara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilans
berdasarkan partisipasi masyarakat)
l. Pemantauan mutu laboratorium dan laboratorum rujukan di wilayah
kerja kabupaten/kota
provinsi;
cakupan
pengobatan;
cakupan
konfirmasi
mikroskopis/RDT/PCR; error rate pemeriksaan mikroskopis dan
cakupan pencegahan (IRS atau kelambu) berkoordinasi dengan
dinas kesehatan kabupaten/kota
e. Melaksanakan evaluasi dan menetapkan pencapaian indikator
tahapan eliminasi malaria (pemberantasan, pre eliminasi, eliminasi,
dan pemeliharaan) kabupaten/kota berkala tahunan berkoordinasi
dengan dinas kesehatan kabupaten/kota setempat
f. Melaksanakan SKD-KLB, terutama melaksanakan analisis potensi
terjadinya KLB malaria di wilayah kerjanya secara berkala setiap
bulan serta informasi silang kejadian malaria antar dinas kesehatan
kabupaten/kota dan provinsi sesuai situasi malaria didaerahnya
g. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malaria
berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota di wilayah
kerjanya.
h. Mendistribusikan informasi malaria di wilayah kerja dinas kesehatan
provinsi kepada lintas program dan lintas sektor, terutama dinas
kesehatan kabupaten/kota, UPT pusat dan daerah di wilayah
kerjanya, secara berkala setiap bulan dan tahun dalam kerangka
peningkatan kewaspadaan dini KLB malaria
i. Membina jejaring kerja surveilans di wilayah kerjanya, baik lintas
program, lintas sektor dan media masa/masyarakat
j. Membina masyarakat perorangan dan kelompok untuk berperan
secara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilans
berdasarkan partisipasi masyarakat) di tingkat provinsi.
l. Pemantauan mutu laboratorium dan laboratorum rujukan di wilayah
kerja provinsi
9. Pusat
a. Pengendalian kegiatan surveilans dan sistem informasi malaria
secara nasional
b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagai
sumber data surveilans rutin, surveilans khusus, indikator kinerja
program dan SKD-KLB, berkala setiap bulan dan tahun
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan berkala bulanan dan
tahunan terhadap penerimaan dan pemanfaatan logistik program
pengendalian malaria
d. Melaksanakan analisis terhadap indikator utama pengendalian
malaria, antara lain, data kejadian malaria dan peta stratifikasi
wilayah kerja menurut kabupaten/kota dan provinsi berdasarkan
tingkat endemisitasnya (API); slide positifity rate (SPR) provinsi;
cakupan pengobatan; cakupan konfirmasi mikroskopis/RDT/PCR;
error rate pemeriksaan mikroskopis dan cakupan pencegahan (IRS
66
67
68
b. Ketepatan laporan
(1) Jumlah Puskesmas/RS/Fasilitas dengan laporan tepat waktu
laporan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota minimal sebesar 80%
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan tepat waktu pertahun =
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan tepat waktu
---------------------------------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes yang ada pada awal tahun
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tehnik Analisis (Lp_Tehnik Analisis)
Lampiran 2. Pengamatan dan Survei Vektor (Lp_Survei Vektor)
69
70
TIM PENYUSUN
Pengarah
Penanggung jawab
Koordinator
Editor
Kontributor
1. Dr. Niken Wastu Palupi, MKM, Subdit. Pengendalian
Malaria
2. Dr. Elvieda Sariwati, MEpid, Subdit. Pengendalian
Malaria
3. Adhi Sambodo, SKM, MKes, Subdit. Pengendalian
Malaria
4. Drs. Budi Pramono, MKes, Subdit. Pengendalian
Malaria
5. Dr.Marti Kusumaningsih, MSc, Subdit. Pengendalian
Malaria
6. Yetty Intarti, MKes, Subdit. Pengendalian Malaria
7. Dewa Made Angga Wisnawa, BSc,MScPH, Subdit.
Pengendalian Malaria
8. Dr.Pranti Sri Mulyani, MSc, Subdit. Pengendalian
Malaria
9. Dr.Worowijat, MKM, Subdit. Pengendalian Malaria
10. Dr.Minerva Theodora PS, Subdit. Pengendalian
Malaria
11. Hanifah Rogayah, SKM, Subdit. Pengendalian
Malaria
12. Hermawan Susanto,SSi, Subdit. Pengendalian
Malaria
13. Nur Asni, AMAK, Subdit. Pengendalian Malaria
14. Abdurrahman, Subdit Surveilans dan Respon KLB
15. Aris Munanto, Subdit Pengendalian Vektor
16. Budi Santoso, SKM, MKes, Subdit Pengendalian
Vektor
17. Dr.Iqbal Djakaria, Bagian PI
18. Dr. Ferdinand Laihad, UNICEF
19. Dr. Erfandi, PAEI
71
72
73
8. Kecenderungan kasus malaria (+) rawat inap (RI) dan kasus malaria
(+) meninggal serta proporsinya terhadap kunjungan ke fasilitas
pelayanan kesehatan per bulan
9. Perkembangan curah hujan bulanan
10. Perkembangan vektor bulanan
11. Kelengkapan laporan bulanan (Absensi)
Tahunan
1. Identifikasi dusun, desa dan Puskesmas reseptif malaria dan
jumlah penduduknya
2. Jumlah kasus suspek yang diuji (Pemeriksaan) dengan RDT +
mikroskopis
3. Jumlah kasus malaria (+) dan proporsinya terhadap suspek malaria
4. Jumlah kasus malaria (+) berdasarkan tipe parasit serta
proporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+)
5. Jumlah kasus malaria (+) menurut jenis kelamin dan proporsinya
terhadap total jumlah kasus malaria (+)
6. Jumlah kasus malaria (+) menurut golongan umur dan prorsinya
terhadap total jumlah kasus malaria (+)
7. Jumlah kasus malaria (+) ibu hamil dan proporsinya terhadap total
jumlah kasus malaria (+)
8. Annual Parasite Incidence (API) (Jumlah kasus malaria (+) per
10.000 penduduk pertahun (5 tahun terakhir)
9. Peta
stratifikasi
endemisitas
malaria,
tingkat
Desa,
Puskesmas/Kecamatan dan kabupaten/kota
a. Endemis tinggi API >5/1,000 penduduk berisiko
b. Endemis sedang API 1 5/1,000 penduduk berisiko
c. Endemis rendah API <1/1,000 penduduk berisiko
d. Non-endemis (tidak ditemukan penderita indegeneus)
10. Proporsi sediaan darah positif / Slide Positive Rate (SPR)
11. Jumlah kasus malaria (+) Rawat Inap (RI) dan jumlah kasus
malaria (+) Rawat Inap per 10.000 penduduk pertahun
12. Jumlah kasus malaria (+) meninggal dan jumlah kasus malaria (+)
Rawat Inap meninggal, dan jumlah kasus (+) meninggal per-total
jumlah kasus malaria (+)
13. Kelengkapan laporan tahunan
14. Cakupan pengobatan malaria sesuai standard
15. Cakupan penggunaan kelambu berinsektisida
16. Kelengkapan dan ketepatan laporan
17. Kelengkapan laporan
18. Absensi mingguan dan bulanan
19. Indikator kinerja surveilans malaria
B.
Tabel
Indikator Analisis Malaria
No
Indikator
Analisis
Pengukuran Indikator
Tampilan
Analisis
Periode
Analisis
Kasus
malaria positif
bulanan per
1.000
penduduk
(MoPI)
Jumlah penderita
malaria positif
selama satu bulan
------------------------ x 1000 x 12
Jumlah penduduk
berisiko dalam
wilayah kerja
Grafik
Bulanan
kecenderungan
MoPI
Proporsi
Sediaan
Darah Positif
Grafik
Bulanan
kecenderungan
proporsi
sediaan darah
positif
Proporsi
Malaria
Positif
menurut
golongan
umur
Grafik
Bulanan
kecenderungan
proporsi malaria
positif menurut
golongan umur
75
Proporsi
Malaria positif
menurut
jenis kelamin
Grafik
Bulanan
kecenderungan
proporsi malaria
positif menurut
jenis kelamin
No
Indikator
Analisis
Pengukuran Indikator
Tampilan
Analisis
Periode
Analisis
Angka
kejadian
(incidence
rate) malaria
menurut
golongan
umur (API
per golongan
umur)
Angka
kejadian
(incidence
rate) malaria
menurut jenis
kelamin
Angka
kejadian
(incidence
rate) malaria
(API)
Proporsi
Malaria
Positif
menurut
pekerjaan
Grafik
Bulanan
kecenderungan
proporsi malaria
menurut
pekerjaan
Kasus
meninggal
diantara
malaria positif
(case fatality
rate)
Tahunan
76
No
Indikator
Analisis
Pengukuran Indikator
Tampilan
Analisis
Periode
Analisis
10
Proporsi
cakupan
anak < 1
tahun yang di
lindungi
kelambu
11
Hasil
Pengobatan
Penderita
grafik
12
Rujukan Dari
Grafik
13
Di Rujuk Ke
grafik
14
Proporsi
Jenis Parasit
15
ABER
Tahunan
16
Proporsi
Cakupan Ibu
Hamil yang di
lindungi
kelambu
Tahunan
17
Proporsi
penggunaan
RDT
Bulanan
18
Tahunan
77
No
Indikator
Analisis
Pengukuran Indikator
Tampilan
Analisis
Periode
Analisis
19
Proporsi
skrining ibu
hamil
20
Tabel absensi
Bulanan
dan grafik
kecenderungan
21
Tabel Daftar
Tahunan
dan peta
kelengkapan
laporan fasilitas
pelayanan dan
grafik
kecenderungan
78
C.
No
Kasus malaria
positif bulanan
per 1.000
penduduk (MoPI)
Bulanan
Proporsi Sediaan
Darah Positif
Bulanan
Proporsi Malaria
positif menurut
golongan umur
Bulanan
Proporsi Malaria
positif menurut
jenis kelamin
Bulanan
Angka kejadian
Tahunan
(incidence rate)
malaria menurut
golongan umur
(API per golongan
umur)
Angka kejadian
Tahunan
(incidence rate)
malaria menurut
jenis kelamin (API
per jenis kelamin)
Angka kejadian
(incidence rate)
malaria (API)
Tahunan
Proporsi Malaria
Positif menurut
pekerjaan
Bulanan
Kasus meninggal
diantara malaria
positif (case
fatality rate)
Tahunan
79
No
Indikator
Analisis
Periode
Analisis
Pelaksana
Puskes
Dinkes
Dinkes Pusat
RS
mas
Kab/Kota Provinsi
10
11
12
Rujukan Dari
Tahunan
13
Di Rujuk Ke
Tahunan
14
Proporsi Jenis
Parasit
Bulanan
15
ABER
Tahunan
16
17
Proporsi
Bulanan
penggunaan RDT
18
19
Proporsi skrining
ibu hamil
20
Kelengkapan
laporan bulanan
21
80
Kelengkapan
laporan tahunan
Bulanan
Tahunan
Gambar
Analisis Malaria
Data yg akan
dianalisis
Strategi
analisis
Keterampilan
& pengalaman
Tampilan
Analisis
Interpretasi
Informasi
Data terkait
lainnya
Hasil
penelitian
Penduduk &
lingkungan
Gambar
Sumber Data Malaria
Pelaksanaan
Surveilans
Program
Pengendalian
Malaria
Pengamatan
Vektor
Program
Penyehatan
Lingkungan
KIAImunisasi
Perekaman
Pengolahan
Data Dasar SISMAL
Analisis Malaria
SISMAL: Sistem Informasi dan Surveilans Malaria
83
1
2
3
..
84
A
B
C
..
Total
th
No
Nama
Puskesmas
dan
Rumah
Sakit
Tabel
Analisis Bulanan Indikator Malaria Kabupaten/Kota
..
2
Kab I
1. Pkm A
2. RS B
..
Kota II
1. RS UD
2. Pkm X
..
Total
th
No
Nama
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota,
Puskesmas
dan
Rumah
Sakit
Tabel
Analisis Bulanan Indikator Malaria Provinsi
No
..
2
86
Nama
Dinas
Kesehatan
Provinsi dan
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
Provinsi I
1. Kab A
2. Kota B
..
Provinsi II
1. Kab X
2. Kab Y
..
Total
Jumlah laporan Puskesmas dan RS yang diterima
th
Tabel
Analisis Bulanan Indikator Malaria Nasional
B.
Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunan
a. Analisis Indikator Malaria Tahunan Dinas Kesehatan Kab/Kota
Setiap Dinas Kesehatan Kab/Kota membuat tabel analisis malaria
tahunan berdasarkan situasi masing-masing wilayah Puskesmas. Analisis
ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yang sesuai, sehingga dapat
membantu interpretasi adanya masalah malaria dan mengukur kinerja
pengendalian malaria di masing-masing Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kab/Kota.
1
2
3
..
Jml Ks <5 th
Jml Ks Ibu.Hamil
Nama
Puskesmas
Jml Pdd
No
Tabel
Analisis Indikator Malaria Kabupaten/Kota
A
B
C
..
Total
..
II
Jml Ks <5 th
Jml Ks Ibu.Hamil
Jml Pdd
No
Nama
Kab/Kota
dan
Puskesmas
Tabel
Analisis Indikator Malaria Provinsi
Kab. I
1. Pkm A
2. Pkm B
..
Kab II
1. Pkm X
2. Pkm Y
..
TOTAL
88
No
..
II
89
Nama
Provinsi
dan
Kab/Kota
Provinsi I
1. Kab A
2. Kab B
..
Provinsi II
1. Kota X
2. Kab Y
..
TOTAL
Jml Puskesmas dengan l12 aporan bulanan
Jml Ks <5 th
Jml Ks Ibu.Hamil
Jml Penduduk
Tabel
Analisis Indikator Malaria Nasional
A. Pengamatan Vektor
1. Pengertian dan Tujuan
Walaupun secara umum, malaria ditularkan oleh nyamuk, terutama
nyamuk anopheles, tetapi jenis nyamuk penular malaria tersebut adalah
spesifik pada masing-masing daerah, kepadatan bervariasi, dan sangat
besar pengaruh kondisi lingkungan yang mendukung perkembang
biakan nyamuk.
Mencermati keberadaan nyamuk tersebut, sangat diperlukan
pengamatan vektor sebagai bagian dari penyelenggaraan surveilans
malaria
Tujuan
Memantau secara terus menerus dan sistematis terhadap kepadatan
nyamuk menurut wilayah dan perkembangannya dari waktu ke waktu
dan hubungannya dengan perkembangan kejadian malaria
2. Pelaksana
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi,
BTKLPP dan Pusat
3. Sumber Data, Variabel, Perekaman dan Pengolahan Data
a. Sumber Data
Pengukuran kepadatan vektor pada titik/lokasi pengamatan vektor
rata-rata perhari dan perbulan. Pemilihan lokasi pengamatan vektor
adalah sebagai berikut :
(1) Pada daerah pada tahap pemberantasan, lokasi pengamatan
ditentukan berdasarkan riwayat terjadinya KLB malaria atau
tingginya kejadian malaria (fokus malaria aktif)
(2) Pada daerah pada tahap pre eliminasi, eliminasi dan
pemeilharaan, lokasi pengamatan vektor juga berdasarkan
riwayat terjadinya KLB malaria, tingginya kejadian malaria, tetapi
juga diprioritaskan pada wilayah (dusun/desa) reseptif malaria
atau wilayah vulnerabel
(3) Lokasi pengamatan vektor dapat merupakan sentinel
pengamatan vektor pada wilayah lebih luas, terutama untuk
90
91
Tabel 2.1
Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor Harian
Provinsi
Kab/Kota
Kecamatan/Puskesmas
Puskesmas
Tahun/Bulan
:
:
:
:
:
..
...
../..
../..
../.
Lokasi-2
Lokasi-3
Lokasi-4
RataRata
1
2
3
4
..
31
Rata-rata
per bulan
Tabel 2.2
Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor Bulanan
Provinsi
Kab/Kota
Kecamatan/Puskesmas
Puskesmas
Tahun
Tanggal
:
:
:
:
:
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
..
Desember
Rata-rata per hari
dalam sebulan
92
..
...
../..
../..
.
Lokasi-2
Lokasi-3
Lokasi-4
Rata-Rata
4. Tampilan Analisis
Bentuk tampilan analisis sebagai berikut :
a. Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan lokasi
pengamatan vektor
b. Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan wilayah
Puskesmas
d. Perkembangan kepadatan vektor, perkembangan kasus malaria
bulanan dan curah hujan bulanan
c. Peta kepadatan vektor menurut wilayah pengamatan vektor dan
penetapan wilayah reseptif malaria
5. Langkah-langkah
a. Menentukan lokasi pengukuran vektor sesuai dengan kebutuhan dan
kriteria
b. Pengukuran kepadatan vektor dilakukan pada malam hari, diamati
jenis vektor dewasa dan kepadatannya, sekaligus dengan
pengukuran kelembapan, curah hujan dan kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap perkembangan vektor (lihat Pedoman
Pemberantasan Vektor)
b. Setiap hari pengukuran, dihitung kepadatan rata-rata dari semua
lokasi pengamatan vektor.
c. Setiap akhir bulan pengukuran, dihitung kepadatan rata-rata per hari
per lokasi pengamatan dalam sebulan, juga rata-rata perhari semua
lokasi pengamatan dalam waktu sebulan
c. Pindahkan data pengukuran pengamatan vektor rata-rata perhari
semua lokasi dalam setahun kedalam tabel Pengamatan Kepadatan
Vektor Bulanan (Tabel 2.2)
d. Buat grafik fluktuasi kepadatan vektor
e. Hasil pengamatan vektor digunakan untuk menentukan dusun, desa
dan Puskesmas reseptif malaria
Contoh Analisis :
a. Grafik Fluktuasi Kepadatan Vektor perhari
Kepadatan nyamuk Anopheles diperoleh dengan pengamatan pada
beberapa titik pengamatan di wilayah reseptif dengan umpan manusia,
kemudian diambil rata dalam sehari (semalam) dan kemudian dirataratakan perhari dalam sebulan pengamatan.
93
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
95
Desa
Jml
Pdd
Total
AMAN
BIDAI
CHARL
DENAH
ELOK
ERNAN
GALUH
HANNA
INTAN
36700
2000
6000
500
700
2000
4500
7000
9000
5000
Jml
Du
sun
2011
Jml
Dusun
Reseptif
47
4
4
3
4
4
6
8
7
7
13
4
3
2
2
2
0
0
0
0
Jml Pdd
Reseptif
6100
2000
3000
400
200
500
0
0
0
0
Jml
Pdd
36700
2000
6000
500
700
2000
4500
7000
9000
5000
Jml
Du
sun
47
4
4
3
4
4
6
8
7
7
2012
Jml
Dusun
Reseptif
10
4
3
2
1
0
0
0
0
0
Jml Pdd
Reseptif
5600
2000
3000
400
100
0
0
0
0
0
Gambar
Peta Desa Reseptif dan Insidens Malaria
Puskesmas Jaya, 2012
Incidance rate
per 1000 pop
>4
1-4
<1
Desa Reseptif
Reseptif
Non
Reseptif
Gambar
Wilayah Reseptif Menurut Puskesmas
Kabupaten Jaya, 2012
Reseptif
Non
Reseptif
96
B. Survei Vektor
Merupakan kajian dan penelitian vektor penular malaria pada suatu
wilayah tertentu yang diduga telah terjadi penularan malaria. Survei vektor
dapat dilaksanakan survei vektor spot dan survei vektor berkala.
1. Tujuan Survei
Survei Vektor diharapkan dapat mengidentifikasi bionomik vektor
(nyamuk anopheles) yang terdiri atas :
(1) Tempat berkembang biak nyamuk
(2) Jenis nyamuk
(3) Siklus hidup nyamuk
(4) Kepadatan nyamuk malam hari di dalam dan di luar rumah
serta tempat-tempat berisiko penularan (lihat hasil survei
perilaku penduduk)
(5) Kebiasaan nyamuk istirahat di dalam dan di luar rumah
(6) Kebiasaan nyamuk menggigit di dalam dan di luar rumah
(7) Kebiasaan menggigit manusia (antopofilik) dan hewan
(zoofilik)
2. Sasaran Survei
Daerah pada tahap pemberantasan melaksanakan survei vektor sesuai
kebutuhan berdasarkan analisis situasi malaria dan pengamatan vektor,
terutama pada daerah yang terjadi peningkatan luar biasa, daerahdaerah yang sering terjadi KLB, daerah dengan angka kejadian malaria
cukup tinggi dan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari waktu ke
waktu.
Daerah pada tahap eliminasi melaksanakan survei vektor, sesuai
kebutuhan berdasarkan analisis situasi malaria dan pengamatan vektor,
terutama di wilayah reseptif malaria, atau fokus malaria aktif
Waktu survei sebelum puncak jumlah kasus malaria (pemantauan
mingguan/bulanan wabah malaria) atau puncak kepadatan vektor
(pengamatan vektor).
Referensi
Siklus Hidup Nyamuk
Nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, mengalami 4 stadia
dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidup
dialam bebas :
1. Nyamuk dewasa :
Proporsi keberadaan nyamuk jantan dan betina dewasa adalah sama,
nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusul
nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat
sarang, sampai nyakum betina keluar dari kepompong. Setelah jenis
betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina
sebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali
kawin.
Perkembangan telur menjadi nyamuk dewasa tergantung kepada
beberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban serta species
dari nyamuk.
2. Telur nyamuk.
Stadium telur ini memakan waktu 1 2 hari.
Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat
kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur ini
berbeda beda tergantung dari jenisnya.
- Nyamuk anopeles meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu
atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai
alat pengapung.
- Nyamuk culex akan meletakkan telur diatas permukaan air secara
bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung.
- Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada benda-benda
yang terapung dipermukaan air atau pada dinding penampungan air
sedikit diatas permukaan air.
- Sedangkan nyamuk mansonia meletakkkan telurnya menempel pada
tumbuhan tumbuhan air, secara bergerombol berbentuk karangan
bungan.
3. Jentik nyamuk
Stadium jentik memerlukan waktu 1 minggu. Pertumbuhan jentik
dipengaruhi faktor temperatur, nutrien, ada tidaknya binatang predator.
98
4. Kepompong
Stadium kepompong lebih kurang 1 2 hari. Merupakan stadium
terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pada stadum ini
terbentuk sayap hingga dapat terbang,.
Tempat Berkembang Biak (Breeding Places)
Dalam siklus hidup nyamuk memerlukan tiga tempat hidup, yaitu tempat
berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan
umpan/darah (feeding places) dan tempat untuk beristirahat (reesting
palces).
Nyamuk mempunyai tipe breeding places yang berlainan, culex dapat
berkembang di sembarangan tempat air, Aedes hanya dapat berkembang
biak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah langsung,
mansonia senang berkembang biak di kolam kolam, rawa rawa, danau
yang banyak tanaman airnya dan Anopeheles memiliki bermacam
breeding places, sesuai dengan jenis anophelesnya sebagai berikut :
1. Air payau adalah tempat berkembang biak yang disukai Anopheles
sundaicus, Anopheles subpictus dan Anopheles vagus
2. Tempat yang langsung mendapat sinar matahari disukai Anopheles
sundaicus dan Anopheles maculatus
3. Tempat yang terlindung dari sinar matahari disenangi Anopheles
vagus, Anopheles umbrosus untuk berkembang biak.
4. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk Anopheles
vagus, indefinitus, letifer untuk tempat berkembang biak.
5. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat
disenangi Anopheles aconitus, vagus, barbirostris, dan anullaris
untuk berkembang biak.
Kebiasaan menggigit
Waktu aktif mencari darah dari masing masing nyamuk berbeda beda,
anopheles dan colex merupakan nyamuk yang aktif pada malam hari,
adalah sedangkan Aedes merupakan nyamuk yang aktif pada siang hari,
dan pada umumnya nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk
betina.
99
100
101
I. Pendahuluan
Pada saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria, maka segera
dilakukan upaya penanggulangan KLB yang secara umum terdiri dari :
1. Penyelidikan epidemiologi
2.Upaya penemuan dan pengobatan penderita
3.Upaya pengendalian agar KLB tidak
(pencegahan)
4.Surveilans
berkembang
luas
102
tersebut,
secara
skematis
dapat
Gambar
Penanggulangan KLB Malaria
Penyelidikan
Epidemiologi
Pengobatan dan
Perawatan
Pengendalian dan
Pencegahan
Surveilans
Epidemiologi
103
104
Laporan
dokter/petugas
Perkembangan
mingguan/bulanan malaria
Tidak
Tidak
atau
Ya
MFS : PR>20%
Pf dominan
Kewaspada
an tinggi
*)
Tidak
Ya
KLB
Malaria
IV. Metode
A. Sumber Informasi Adanya KLB Malaria
1. Sistem deteksi dini KLB malaria di Puskesmas, rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan (SKD-KLB malaria) melalui
kegiatan pemantauan adanya KLB di masyarakat, Pemantauan
Wilayah Setempat Kasus Malaria dan penyelidikan dugaan
adanya KLB malaria
2. Laporan masyarakat
106
Data Penemuan
Kasus Secara Aktif
(Pos Kesehatan)
Intervensi MBS
Analisis
Survei kontak
Intervensi IRS
Pengamatan dan
survey Vektor
Penyelidikan
epidemiologi
Pengamatan dan
observasi lapangan
petugas
Intervensi Kelambu
Intervensi
Lingkungan
Penanggula
ngan KLB
malaria pada KLB ini cukup besar, gejala dan tanda klinis ini bisa
ditanyakan pada sebagian penderita sampai jumlah cukup memadai
untuk analisis etiologi KLB malaria (minimal 25 suspek malaria),
tetapi gejala dan tanda klinis yang merupakan kriteria kasus malaria,
wajin ditanyakan pada semua penderita, misalnya gejala demam
dalam 48 jam terakhir, menggigil, sakit kepala dan ikterik
Gambaran distribusi gejala malaria pada KLB malaria dapat
dimanfaatkan untuk menentukan etiologi KLB malaria. Contoh dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Distribusi Gejala Pada KLB Malaria
No
1
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jumlah Kasus
Dicurigai
Gejala
Demam (37,5-400C)
Menggigil
Berkeringat
Sakit kepala
Mual
Muntah
Diare
Nyeri otot
Anemi (pucat)
Mata/Kulit kuning (ikterus)
Air kencing seperti air teh
/hitam
Gangguan kesadaran
Meninggal
Jumlah kasus yang diperiksa
100%
Metode Pemeriksaan
RDT
Mikroskopis :
P falsiparum
P. vivak
111
Jumlah Kasus
Diperiksa
Jumlah Hasil
Pemeriksaan
Grafik
Kurva Epidemi Kasus Malaria Positif
KLB Malaria, Puskesmas Jaya, 2012
140
Penemuan
Demam Massal
JUMLAH KASUS
120
100
80
60
40
20
0
12
13
Kasus Suspek
14
15
16
MINGGU
Kasus Positif
17
18
19
Kasus Meninggal
13
14
15
16
17
18
19
20
22
20
18
25
40
100
120
16
20
60
50
10
18
50
40
33
33
17
50
63
90
84
80
20
Tabel
Distribusi Kasus Menurut Umur
KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012
Gol.
Populasi Kasus
Attack
Case
Meninggal
Umur
Berisiko
positif
Rate per
Fatality
**)
(tahun)
*)
**)
1.000 pdd Rate (%)
<1
60
0
0
0
1-4
240
0
0
0
5-9
200
10
2
50
20
10-14
180
8
2
44
25
15-24
350
40
114
0
25-44
1000
40
40
0
45 +
1970
20
10
0
Total
3000
118
4
39,3
3,4
*) dusun-dusun berjangkit KLB (terjadi peningkatan kasus)
**) kasus selama periode KLB
Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118
kasus, attack rate total sebesar 39,3 per 1000 populasi berisiko.
Risiko sakit terberat adalah pada usia 15-24 tahun, risiko sakit cukup
tinggi pada usia <10 tahun.
d. Distribusi Kasus KLB malaria menurut Desa/Dusun dan waktu
Tabel
Distribusi Kasus Menurut Dusun/Desa
KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012
Attack
Populasi Kasus
Case
Meninggal Rate per
Desa/Dusun Berisiko
positif
Fatality
**)
1.000
*)
**)
Rate (%)
pdd
Labu/Meriah
500
80
4
160
5
Labu/DsTuo
800
20
0
25
0
Damai/Kwt1
1700
18
10,6
0
Total
3000
118
4
39,3
3,4
*) dusun-dusun berjangkit KLB (terjadi peningkatan kasus)
**) kasus selama periode KLB
115
Grafik
Kurva Epidemi Kasus Malaria Positif
KLB Malaria, Puskesmas Jaya, 2012
70
Penemuan
Demam Massal
JUMLAH KASUS
60
50
Total Kasus
Mirah
Tuo
KW1
40
30
20
10
0
12
13
14
15
16
17
18
19
MINGGU
116
D. Analisis Lain
1. Analisis karakteristik penularan
a. Penularan setempat
Indikasi penularan setempat antara lain :
(1) ditemukan sejumlah kasus malaria positif, terutama bayi dan
anak < 9 tahun positif malaria
(2) ditemukan vektor atau tersangka vektor
(3) ditemukan tempat perindukan potensial
(4) banyak kasus pada kelompok wanita
b. Penularan di luar wilayah KLB
tidak ada indikasi penularan setempat
(1) tidak terdapat vektor penular
(2) kasus malaria pada umumnya laki-laki
(3) kasus malaria pada umumnya dewasa
V. Pelaporan
Contoh Format pelaporan
Judul : Laporan KLB Malaria Di ., tahun ..
Daftar Tim : Nama, gelar, satuan tugas, jabatan dan kedudukan dalam
tim penyelidikan, handphone dan email
Laporan Ringkas
(Untuk Pimpinan)
Dibuat secara ringkas memuat bagian-bagian penting hasil penyelidikan
yang perlu disampaikan pada pimpinan dengan bahasa umum
Laporan
Tanggal
Puskesmas
Kecamatan
Kab/Kota
Provinsi
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
: ....
: ....
:
:
:
Abstrak
Kepastian adanya KLB malaria
Penetapan etiologi KLB malaria
Kurva epidemi
Gambaran epidemiologi secara umum (jumlah kasus dan
meninggal, periode KLB, wilayah penularan KLB malaria)
Gambaran epidemiologi menurut umur, jenis kelamin serta menurut
variabel penting lainnya
Gambaran epidemiologi menurut daerah (peta) atau lokasi khusus
lainnya
Keadaan KLB saat penyelidikan dilakukan (kecenderungan,
perluasan)
Sumber (asal) dan cara penularan
Rekomendasi cara-cara penanggulangan
Rekomendasi penyelidikan lebih luas atau lebih teliti
118
Lampiran lpklb-01
------------------------------------------------------------------------------------------------FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KEJADIAN LUAR BIASA MALARIA
Puskesmas
Kabupaten/Kota
Tanggal Penyelidikan
: .
:
:
A. IDENTITAS PENDERITA
1. Nama
:
2. Umur (tahun + bulan)
:
3. Status dalam keluarga
:
4. Alamat
RT/RW
: . Kelurahan-Desa
.
Kecamatan : .. Kab/Kota
:..
Provinsi
: ..
5. Pekerjaan Utama
Alamat tempat kerja
:.
:.
6. Pekerjaan Sampingan
Alamat Tempat Kerja
:
:.
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Sakit yang sekarang sudah berapa lama ? hari
2. Antara 2-4 minggu sebelum sakit yang sekarang, apakah pergi
bermalam ke luar daerah/desa ? Ya/Tidak
3. Jika Ya, sebutkan alamatnya !
RT/RW/Dusun
119
: .
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
: .
: .
: ....
:... ..
: .
: .
: .
: ....
:... ..
: Pf/Pv/Mx
:
:
: .
:
: a. indigenous
b. relaps
c.Impor
120
No.
SD
Nama
Umur
Jenis
Kelamin
Klinis
Diagnosis
Obat
Kegiatan
Tempat Kegiatan
Pewawancara : ..
121
Lampiran lpklb-02
-------------------------------------------------------------------------------------------------Pada KLB malaria dimana jumlah kasus cukup banyak, sehingga
kemampuan wawancara dan perekaman data menjadi kendala,
maka dapat menggunakan formulir dalam bentuk daftar. Misalnya
pada daerah tahap pemberantasan,
Perekaman data dibuat pada 2 tabel terpisah :
1. Register Keluarga,
Ini digunakan jika kegiatan dilaksanakan dengan melakukan
kunjungan dari rumah ke rumah. Penderita dengan riwayat
demam 48 jam terakhir dilakukan wawancara dan
pemeriksaan khusus dengan Form Penyelidikan KLB Malaria
2. Register Kunjungan Penderita Berobat.
Ini digunakan jika kegiatan penemuan kasus malaria dengan
melaksanakan kegiatan pos pengobatan di pemukiman yang
terjadi KLB malaria. Penderita demam (kasus malaria
suspek) diberi tanda sebagai kasus malaria suspek untuk
diwawancara
3. Form Penyelidikan KLB Malaria
(Register Penderita Malaria Pada Penyelidikan KLB Malaria)
Register Keluarga
KLB Malaria di Puskesmas Jaya, 2012
Nama Desa :
Tanggal PE :
No Nama KK
122
Dusun
Anggota
Keluarga
Jenis
Umur
Kelamin
Riwayat
Demam 48
jam terakhir
123
diare
Kode
Slide
pegal
menggigil
muntah
mual
pusing
Demam
Dusun
Nama KK
Jenis kelamin
N
o
Nama
Kasus
Demam
Umur
Gejala
klasifi
kasi
Hasil
Pf,
Pv,
Po,
Pm
Obat
Lampiran LpKLB-03
-------------------------------------------------------------------------------------------------Panduan Pokok Bahasan dan Ruang Lingkup Pelaporan
Pokok Bahasan Pelaporan
Sumber Informasi adanya
KLB
Lokasii KLB dan jumlah
penduduk berisiko
Situasi Penyakit
Kesimpulan
Saran-Rekomendasi
125
I. Pendahuluan
Pada bahasan SKD-KLB perlu dibahas terlebih dahulu konsep dasar
program penanggulangan KLB malaria. Program penanggulangan KLB
malaria, berbeda dengan kegiatan penyelidikan dan penanggulangan
malaria. Kegiatan penyelidikan dan penanggulangan KLB adalah tindakan
yang diambil ketika terjadi KLB malaria, sementara program
penanggulangan KLB malaria adalah merencanakan dan melaksanakan
kegiatan (pengorganisasian) yang terarah, terpadu dan sistematis dalam
periode waktu tertentu (proses manajemen) agar KLB-KLB malaria pada
suatu daerah dapat dikurangi dampaknya, atau bahkan dapat dicegah
jangan sampai terjadi lagi (tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat).
Program penanggulangan KLB malaria bisa berjangka waktu rencana
kerja tahunan atau lima tahunan, termasuk bagaimana melaksanakan
penyelidikan dan penanggulangan suatu KLB malaria dengan rasional,
cepat, efektif dan efisien.
Pokok program penanggulangan KLB malaria mencakup 5 pilar
kegiatan utama :
1. Melakukan kajian atau analisis epidemiologi untuk mengetahui dan
menentukan daerah-daerah yang sering terjadi KLB malaria,
termasuk masalah dan cara-cara penanggulangannya
2. Memprogramkan upaya-upaya pencegahan (pengendalian faktor
risiko malaria) agar dimasa yang akan datang tidak terjadi KLB
malaria, terutama di daerah-daerah yang sering terjadi KLB malaria
3. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini (SKD) KLB malaria dan
respon, sehingga munculnya KLB malaria dapat segera diketahui
dini dan dilakukan tindakan penanggulangan KLB tersebut
4. Memperkuat kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan munculnya
KLB malaria
5. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malaria
secara rasional, cepat, efektif dan efisien (jika terjadi)
Secara skematis program penanggulangan KLB malaria tersebut dapat
dilihat pada skema :
126
SKD KLB
Malaria
Kesiapsiagaan
menghadapi KLB
malaria
Penanggulangan
KLB
malaria
Tidak Menjadi
Masaslah KesMas
Kajian Epidemiologi
Gambar 1
Program Penanggulangan KLB Malaria
II. Pengertian
Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap kemungkinan
terjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasi pemantauan secara
terus menerus dan sistematis terhadap perkembangan penyakit
berpotensi KLB agar dapat mengetahui secara dini dan respon terjadinya
KLB
Deteksi dini kondisi rentan KLB merupakan kewaspadaan terhadap
kemungkinan terjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasi
pemantauan secara terus menerus dan sistematis terhadap perubahan
kondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini kondisi yang rentan
terjadinya KLB, tindakan pencegahan dan atau antisipasi yang sesuai.
Kejadian luar biasa (KLB) malaria adalah muncul atau meningkatnya
jumlah kasus malaria dan atau kematian pada periode waktu dan wilayah
tertentu yang bermakna secara epidemiologi sesuai dengan tahapan
pengendalian malaria suatu daerah.
127
III. Tujuan
Terselenggaranya
kewaspadaan
dan
kesiapsiagaan
terhadap
kemungkinan terjadinya KLB malaria, sehingga dapat dilaksanakan
upaya-upaya pencegahan dan antisipasi, serta penanggulangan KLB
malaria secara dini, rasional, efektif dan efisien
Khusus
1. Teridentifikasi daerah retan terjadinya KLB malaria
2. Terselenggaranya peringatan kewaspadaan terjadinya KLB di
daerah rentan KLB malaria
3. Terselenggaranya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan
terjadinya KLB malaria
4. Terdeteksi secara dini adanya kondisi faktor risiko yang rentan
terjadi KLB malaria
5. Terdeteksi secara dini adanya KLB malaria
6. Terselenggaranya penyelidikan dugaan KLB malaria
7. Terselenggaranya upaya-upaya pencegahan dan antisipasi
kemungkinan terjadinya KLB malaria
7
128
IV. Metode
Secara operasional kegiatan SKD-KLB dibagi dalam 2 periode :
periode pelaksanaan SKD-KLB Malaria dan periode penyelidikan
epidemiologi KLB malaria.
SKD-KLB pada periode penyelidikan epidemiologi KLB dibahas dalam
pembahasan tentang Penyelidikan, Penanggulangan KLB malaria dan
Surveilans (lampiran 3). Pada pembahasan ini, hanya dibahas SKDKLB malaria periode pelaksanaan SKD-KLB malaria
A. Pelaksanaan SKD-KLB Malaria
Secara umum pelaksanaan SKD-KLB malaria terdiri dari kegiatan :
1. Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadap
penyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB agar dapat
menentukan adanya daerah atau kelompok masyarakat yang
rentan terjadinya KLB malaria
2. Memberikan peringatan pada pengelola program dan sektor serta
masyarakat adanya daerah atau kelompok rentan KLB malaria agar
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB
malaria
3. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya serta masyarakat di daerah rentan KLB malaria
terhadap kemungkinan terjadinya KLB malaria, yaitu :
3a. Melaksanakan berbagai upaya pencegahan terjadinya KLB
(merupakan bagian dari program penanggulangan KLB)
3b. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya
KLB (merupakan bagian dari program penanggulangan KLB)
3c. Melaksanakan sistem deteksi dini timbulnya kondisi rentan
terjadinya KLB dan respon
3d. Melaksanakan sistem deteksi dini adanya KLB dan respon
3e. Melaksanakan penyelidikan dugaan KLB malaria
129
SKD-KLB
Malaria
Kajian Epid
menentukan daerah/
masyarakat
rentan
terjadi KLB
malaria
1
Upaya
Pencegah
an KLB
Peringatan
kewaspadaan
pada daerah
yg rentan
KLB malaria
2
Sistem
Deteksi
Dini
Kondisi
Rentan
KLB
Sistem
Deteksi
Dini KLB
6
Kesiapsiagaan
menghadapi
KLB
Indentifikasi
rentan KLB di
masyarakat
PWS rentan
malaria
Penyelidikan
rentan KLB
Indentifikasi
KLB di
masyarakat
PWS kasus
malaria
Penyelidikan
- dugaan KLB
131
kesiapsiagaan
menghadapi
135
KLB
138
700
Kepadatan Vektor
Kasus malaria
150
600
125
500
99
100
90
75
86
88
60
50
400
60
65
40
300
40
30
25
20
200
35
20
Grafik
Fluktuasi Kepadatan Anopheles Perhari dan Kasus Malaria
Puskesmas Jaya, 2012
100
0
Des
Nov
Okt
Sep
Ags
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Feb
Jan
Des
Nov
Nov
Okt
Sep
Ags
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Feb
Jan
Des
Nov
Des
Bulan Pengamatan
700
600
600
500
500
450
400
300
300
200
200
100
200
150
80
100
50
100
100
30
Des
Nov
Okt
Sep
Ags
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Feb
Jan
Des
Nov
Bulan Pengamatan
Sumber : Puskesmas Jaya, 2012 (contoh)
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
150
200
300
600
600
800
350
300
100
100
75
250
400
700
600
600
300
200
150
150
150
150
200
750
450
500
400
400
100
100
100
200
300
600
500
700
400
200
150
100
100
150
200
500
450
600
300
200
100
100
141
Des
Apr
60
50
40
60
30
Mar
30
70
80
50
50
Feb
Jan
90
70
80
80
80
Des
Puskes
mas
Nov
Desa
Rentan
KLB
A
C
G
H
Tabel
Data Kasus Malaria di Puskesmas Jaya, 2011-2012
Jumlah Kasus Menurun Bulan
Pemberan
tasan
Kajian Epidemiologi :
Sasaran
Semua
wilayah
Pre
Eliminasi
(penderita
indigenous
dan impor)
Eliminasi
(penderita
indigenous
dan impor)
Pemeliha
raan
(penderita
impor dan
introduce)
Semua
wilayah
Semua
wilayah
Semua
wilayah
143
Semua
wilayah
Pemberan
tasan
b. PWS kondisi
rentan KLB
malaria
Semua
wilayah
c. Penyelidikan
dugaan
kondisi
rentan KLB
Semua
wilayah
Pre
Eliminasi
(penderita
indigenous
dan impor)
Semua
wilayah,
terutama
daerah
reseptif dan
fokus
malaria aktif
kasus
indigenous
Semua
wilayah
144
Eliminasi
(penderita
indigenous
dan impor)
Daerah
reseptif
dan fokus
malaria
aktif kasus
indigenous
Pemeliha
raan
(penderita
impor dan
introduce)
(-)
Semua
wilayah
(-)
Semua
wilayah
Semua
wilayah
desa
rentan
KLB, fokus
malaria
aktif dan
daerah
reseptif
malaria
(-)
Apabila
terdapat
peningkat
an kasus
malaria
indigenous,
terutama
Plasmo
dium
falsiparum
Apabila
terdapat
satu kasus
introduce/
indigenous
Tujuan
a. Mengetahu besarnya masalah malaria di setiap wilayah tertentu
(desa, puskesmas/kecamatan, kabupaten/kota)
b. Mengetahui perkembangan kasus malaria dari tahun ke tahun
dalam satuan wilayah tertentu
2. Pelaksana
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Provinsi dan Pusat serta UPT yang bertugas melakukan surveilans
malaria
3. Sumber Data
Laporan Rekapitulasi Penderita Malaria Puskesmas dan Rumah Sakit
4.Tampilan Analisis
a. Bentuk Tabel Analisis API
Tabel
Annual Parasite Incidence Kabupaten Jaya, 2007-2011
2007
2008
2009
2010
Puskes
No
Pdd
mas
Ks API Ks API Ks API Ks API
1 Andika
20000 10 0,5
5
0,3 2 0,1 0
0
2 Budijaya 15000 10 0,7 10 0,7 10 0,7 10 0,7
3 Laweyan 60000 10 0,2 10 0,2 0
0
5 0,1
4 Senen
10000 20
2
20
2 20
2 10 1
5 Teluk
5000
50 10 70 14 60 12 40 8
Total
110000 100 0,9 115 1,0 92 0,8 65 0,5
145
2011
Ks API
0
0
10 0,7
2 0,0
5 0,5
20 4
37 0,3
146
2010
2011
API per 100.000
5 /lebih
1-4
<1
147
1. Tujuan
a. Mengetahui pola musiman kejadian malaria
b. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malaria
c. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB
2. Pelaksana
a. Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kab/Kota, terutama
dalam rangka pola musiman dan deteksi dini peningkatan malaria
dan KLB malaria
b. BTKLPP, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL),
terutama dalam rangka identifikasi kecenderungan jangka panjang
dalam rangka SKD-KLB dan informasi untuk merumuskan rencana
program pengendalian malaria
3. Sumber Data
a. Laporan Mingguan Malaria
b. Laporan Bulanan Penderita Malaria Puskesmas dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan lain Secara Bulanan
4. Tampilan Analisis
a. Pemantauan perkembangan kasus malaria positif dan kasus
malaria meninggal (mingguan atau bulanan) serta deteksi dini
adanya KLB malaria
(1) Tabel Analisis Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan
Wilayah (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan/Kab-Kota)
Tabel dibuat untuk data Kasus (Tabel Analisis Perkembangan
Kasus Malaria Menurut Bulan dan Desa) dan data Kasus
Meninggal (Tabel Analisis Perkembangan Kasus Malaria
Meninggal Menurut Bulan dan Desa), dan berdasarkan tabel
ini dibuat grafik
148
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Total
20
20
25
39
37
26
11
10
Total
207
AMAN
BIDAI
CHARLI
DENAH
ELOK
ERNAN
GALUH
HANNA
INTAN
12
6
2
0
0
0
0
0
0
16
3
1
0
0
0
0
0
0
20
4
1
0
0
0
0
0
0
30
6
3
0
0
0
0
0
0
27
6
4
0
0
0
0
0
0
20
4
2
0
0
0
0
0
0
10
0
1
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
6
1
0
0
0
0
0
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
163
30
14
0
0
0
0
0
0
Des
Feb
Pdd
Jan
No
Nama
Desa
IR /
1000
36700
5,6
2000
6000
500
700
2000
4500
7000
9000
5000
81
5
28
0
0
0
0
0
0
Tabel Analisis Perkembangan Kasus Malaria Meninggal Menurut Bulan dan Desa
Puskesmas : Puskesmas Jaya
Tahun : 2012 (Januari-November)
Sumber : Rekapitulasi Penderita Malaria di Puskesmas - 1
149
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
1
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Des
Feb
Total
AMAN
BIDAI
CHARLI
DENAH
ELOK
ERNAN
GALUH
HANNA
INTAN
No
Nama
Desa
Total Kasus
11
207
8
163
2
30
1
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CFR
/100
5.3
4.9
6.7
7.1
0
0
0
0
0
0
150
151
= 1 kasus
= 1 ks meninggal
September
Oktober
November
Desember
5. Langkah-langkah Analisis
a. Kasus malaria direkam dalam Register Harian Penderita Malaria 12
b. Data pada register tersebut dihimpun dalam Laporan Rekapitulasi
Penderita Malaria di Puskesmas 1-4
c. Berdasarkan laporan rekapitulasi tersebut dibuat Tabel Analisis
Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan Wilayah (Desa), seperti
pada contoh Tabel Analisis
d. Berdasarkan tabel analisis tersebut dapat dibuat Grafik/Kurva
Perkembangan Malaria Menurut Bulan pada suatu wilayah tertentu
(Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan, Kabupaten-Kota). Lihat
pada contoh tabel
e. Pada analisis tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat, seringkali
pada kurva juga dicantumkan kurva kunjungan Puskesmas. Kurva
kunjungan Puskesmas biasanya dalam jumlah yang selalu sama
setiap bulannya, jika terjadi peningkatan atau penurunan tajam,
kemungkinan besar kelengkapan laporan Puskesmas berbeda
sangat tajam, bisa semakin lengkap atau semakin banyak yang
tidak melapor.
f. Berdasarkan tabel analisis perkembangan malaria tersebut (point
3) dapat juga dibuat Peta (Spot Map) Perkembangan Malaria
Menurut Bulan. Lihat pada contoh Peta dibawah ini
152
B.
Perkembangan Kejadian Malaria Menurut Jenis Parasit Berkala
Bulanan, Terutama Plasmodium Falsiparum
1. Tujuan :
a. Mengetahui pola musiman kejadian malaria berdasarkan jenis
parasit
b. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malaria P.
falsiparum
c. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB
2. Pelaksana
a. Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kab/Kota, terutama
dalam rangka pola musiman dan deteksi dini peningkatan malaria
dan KLB malaria
b. BTKLPP, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL),
terutama dalam rangka identifikasi kecenderungan jangka panjang
dalam rangka SKD-KLB dan informasi untuk merumuskan rencana
program pengendalian malaria
3. Sumber Data
Laporan Bulanan Penderita Malaria Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan
4. Tampilan Analisis
a. Tabel Analisis Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan Jenis
Parasit
b. Grafik/Kurva Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan Jenis
Parasit
153
Tabel
Analisis Perkembangan Malaria Plasmodium falsifarum
Menurut Bulan dan Desa
Puskesmas : Jaya
Tahun : 2011
Sumber Data : Rekapitulasi Penderita Malaria di Puskesmas - 4
154
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
22
6
8
8
0
0
0
0
20
10
5
5
0
0
0
0
22
18
2
2
0
0
0
0
41
25
8
8
0
0
0
0
42
22
10
10
0
0
0
0
28
18
5
5
0
0
0
0
18
12
3
3
0
0
0
0
15
5
5
5
0
0
0
0
4
4
0
0
0
0
0
0
8
8
0
0
0
0
0
0
Total
Mar
17
5
12
4
8
0
0
0
Des
Feb
1 Total
2 Pf
3 Non Pf
Pv
Pm
Po
Pk
Mix
Jan
% Pf
7 256 100.00
7 140 54.69
0 58
0 50 19.53
0
8
3.13
0
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
5. Langkah-langkah Analisis
a. Kasus malaria direkam dalam Register Harian Penderita Malaria 12
b. Data pada register tersebut dihimpun dalam Laporan Rekapitulasi
Penderita Malaria di Puskesmas 1-4
c. Berdasarkan laporan rekapitulasi tersebut dibuat Tabel Analisis
Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan Jenis Parasit . Lihat
contoh tabel analisis dibawah
d. Berdasarkan tabel analisis tersebut dapat dibuat Grafik/Kurva
Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan Jenis Parasit
(P.falsiparum, Non P.falsiparum dan Jenis Parasit Tidak Jelas.
e. Tampilan tabel, kurva dan peta ini dimanfaatkan untuk menentukan
pola musiman malaria, dan perkiraan kemungkinan telah terjadi
KLB malaria, sehingga program bisa menentukan langkah
penanggulangan lebih tepat dan kapan kesiapsiagaan operasional
menghadapi KLB perlu diperketat.
155
C.
Perkembangan Kasus Malaria Positif Ibu Hamil Dan
Proporsinya Terhadap Total Kasus Malaria Positif
2. Sumber Data
Rekapitulasi laporan bulanan penderita malaria di fasilitas pelayanan
kesehatan
3. Pelaksana
Puskesmas, RS, Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi
4.Tampilan Analisis
a. Tabel analisis kejadian malaria di fasilitas pelayanan kesehatan
b. Grafik kecenderungan proporsi kejadian malaria berdasarkan
proporsi status kehamilannya
156
Kecenderungan Malaria
Puskesmas Jaya, tahun 2012
Proporsi Ibu Hamil
80%
JUMLAH KSUS
PROPORSIi (%)
100%
60%
40%
20%
30
20
10
0%
Sep
Okt
Nov
Des
BULAN
Hamil
0
Sep
Okt
Nov
Des
BULAN
Tidak Hamil
5. Langkah-langkah
Rekapitulasi Laporan Bulanan Penderita Malaria
Tabel analisis distribusi malaria berdasarkan status kehamilan dan
total (setahun sekali)
Tabel analisis jumlah kasus malaria menurut status kehamilan dan
bulan
Grafik kecenderungan proporsi ibu hamil menderita malaria
157
E.
Perkembangan Kejadian Malaria Positif Menurut Usia Dan
Proporsinya Terhadap Total Kasus Malaria Positif
158
Tabel
Distribusi Malaria Menurut Jenis Kelamin
Puskesmas Jaya, Tahun 2012
Jenis
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Insidens CFR
No
Proporsi
Kelamin
Penduduk Kasus Meninggal
/1000
/100
Laki-laki
16700
100
3
48,3%
6,0
3,0
Perempuan 20000
107
8
51,7%
5,4
7,5
Total
36700
207
11
100%
3,0
5,3
Jumlah penduduk diperoleh dari BPS, merupakan total penduduk. Seringkali
sebagai populasi berisiko digunakan penduduk di desa atau dusun-dusun
reseptif saja atau yang terdapat kasus malaria
Tabel
Distribusi Malaria Menurut Golongan Umur
Puskesmas Jaya, Tahun 2012
Golongan
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Insidens CFR
No
Proporsi
Umur (th) Penduduk Kasus Meninggal
/1000
/100
1
<1
1000
2
0
0,9%
2
0
2
1-4
3000
15
7
7,2%
5
46,7
3
5-14
8000
40
2
19,3%
5
5
4
15-24
7000
50
0
24,2%
7,1
0
5
25-44
13000
80
0
38,7%
6,2
0
6
45/lebih
4700
20
2
9,7%
4,3
10
Total
36700
207
11
100%
3,0
5,3
Jumlah penduduk diperoleh dari BPS, merupakan total penduduk. Seringkali
sebagai populasi berisiko digunakan penduduk di desa atau dusun-dusun
reseptif saja atau yang terdapat kasus malaria
159
160
Kecenderungan Malaria
Puskesmas Jaya, tahun 2012
Proporsi Golongan Umur
80%
JUMLAHKSUS
PROPORSIi (%)
100%
60%
40%
20%
30
20
10
0%
Sep
Okt
Nov
Des
BULAN
<1
1-4
5-14
0
Sep
Okt
Nov
Des
BULAN
15/lebih
161
JUMLAH KASUS
12
10
<1
1-4
5-14
15/lebih
8
6
4
2
0
Sep
Okt
Nov
Des
BULAN
5. Langkah-langkah
a. Merekam data kasus malaria
b. Rekapitulasi laporan bulanan penderita malaria
c. Tabel analsisis
d. Grafik kecenderungan proporsi malaria menurut umur dan jenis
kelamin
e. Grafik kecenderungan jumlah kasus menurut umur dan jenis
kelamin
162
2. Sumber Data
Rekapitulasi laporan bulanan penderita malaria di Puskesmas,
Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
Surveilans khusus
(Penemuan Penderita Demam Massal,
Pemeriksaan Darah Massal, Penemuan Penderita Secara Aktif)
3. Pelaksana
Puskesmas, RS, Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi
4.Tampilan Analisis
163
Tabel
Distribusi Kasus Malaria Rawat Inap Menurut Bulan
Puskesmas : Jaya
Tahun : 2011
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
10
16
12
41
42
28
18
15
96
95
85
98
95
65
75
12
5.3
1.5
0.0
8.3
0.0
0.0
0.0
164
0.0
0.0
0.0
Des
Jun
2
4
4
12
Kasus
malaria
Rawat Inap
0
0
0
2
Kasus
malaria
Rawat Inap
Meninggal
17 22 20 22
Total
Kasus
Malaria
95 68 90 80
Total
penderita
Rawat Inap
(semua
penyakit)
6
7
9
10
Total
Penderita
Rawat Inap
Meninggal
(semua
penyakit)
2.1 5.9 4.4 15.0
% Kasus
Rawat Inap
per Total
penderita
rawat inap
0.0 0.0 0.0 20.0
% Kasus
Meninggal
per total
penderita
meninggal
Mar
Mei
Feb
Apr
Rawat
Jan
No
Total
JUMLAH KASUS
40
30
R. INAP
20
Meninggal
TOTAL
10
Des
Nov
Okt
Sep
Ags
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Feb
Jan
BULAN
165
PROSENTASE(%)
20.0
% R. Inap
10.0
% Meninggal
Des
Nov
Okt
Sep
Ags
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Feb
Jan
0.0
BULAN
166
1. Pendahuluan
Indonesia memiliki variasi musim, mesim penghujan dan musim
kemarau serta pancaroba atau pergantian musim. Salah satu indikasi
perubahan musim dapat diukur dengan besarnya curah hujan masingmasing wilayah dalam periode waktu bulanan.
Perubahan musim dari waktu ke waktu berpengaruh terhadap
perkembangan malaria pada suatu wilayah, baik pengaruhnya terhadap
sifat-sifat parasit, nyamuk penular dan daya tahan penduduk
Curah hujan pada suatu wilayah, misalnya kabupaten/kota, dapat
dibuat dalam beberapa metode : rata, poligon atau cara isoheat. Untuk
keperluan ini, yang digunakan umumnya cara rata-rata yang dapat
diperoleh dari BMKG atau Dinas Pertanian masing-masing daerah
Mencermati hubungan curah hujan dan perkembangan malaria, maka
pemantauan curah hujan dapat digunakan untuk antisipasi
kecenderungan malaria dan upaya-upaya penanggulangannya
Tujuan
1. Mendapatkan perkembangan curah hujan kabupaten/Kota
2. Tingginya curah hujan berhubungan dengan peningkatan terjadinya
KLB malaria
3. Mengetahui pola musiman curah hujan yang berperan penting
dalam analisis SKD-KLB malaria
2. Pelaksana
Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
3. Sumber Data
Dinas Pertanian Kab/kota
BMKG
Dibawah ini terdapat contoh Informasi curah hujan yang dapat diunduh
dari BMKG
167
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Informasi_Hujan_Bulanan.bmkg
168
Des
Nov
Okt
Agt
Sep
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Feb
No. Kecamatan
Jan
01 Prambanan
- - - - - - - - - - - 02 Gantiwarno
378 258 248 31 37 0 14 - - - 118 328
03 Wedi
- - - - - - - - - - - 04 Bayat
- - - - - - - - - - - 05 Cawas
192 238 128 58 - - 13 - 28 25 143 460
06 Trucuk
158 178 100 28 - - 19 - - - 144 330
07 Kalikotes
- - - - - - - - - - - 08 Kebonarum 418 458 234 49 290 12 11 - - 49 152 481
09 Jogonalan
- - - - - - - - - - - 10 Manisrenggo
- - - - - - - - - - - 11 Karangnongko 191 - - - 46 - - - - 87 287 330
12 Ngawen
- - - - - - - - - - - 13 Ceper
- - - - - - - - - - - 14 Pedan
258 138 306 134 125 7 33 - 1 68 263 490
15 Karangdowo 346 221 361 94 85 5 17 - - 28 307 446
16 Juwiring
221 225 232 154 118 7 104 - - 92 351 548
17 Wonosari
215 230 258 170 149 6 114 - - 74 360 555
18 Delanggu
245 236 229 164 121 6 102 - - 95 370 561
19 Polanharjo
- - - - - - - - - - - 20 Karanganom 308 226 295 70 123 0 55 - - 65 232 339
21 Tulung
285 457 302 252 166 0 78 - 5 40 225 482
22 Jatinom
343 281 318 135 136 0 50 - 11 91 236 483
23 Kemalang
- - - - - - - - - - - 24 Klaten Selatan - - - - - - - - - - - 25 Klaten Tengah - - - - - - - - - - - 26 Klaten Utara
- - - - - - 6 - - - - Rata Rata 2004 276 262 251 111 135 7 51 - 13 65 245 449
2003
241 506 227 50 65 13 - - - 34 193 293
2002
204 216 138 101 34 3 - - - 6 65 135
2001
352 155 224 165 83 57 29 - - 145 250 42
2000
250 375 378 327 35 22 - 1 39 204
Sumber : Klaten Dalam Angka
169
Rata2
118
107
80
179
74
154
159
171
177
177
143
190
174
146
137
75
105
125
4. Tampilan Analiis
a. Tabel Analisis Curah Hujan
b. b. Grafik Analisis
17
104
114
102
5. Langkah-langkah
a. Merekam data curah hujan dari sumber resmi (misalnya
Pertanian Kab/kota, BMKG). Perekaman dilakukan setiap
karena biasanya beberapa sumber data curah hujan
menerbitkan data curah hujan dalam beberapa bulan saja)
b. Memindahkan data curah hujan kedalam tabel curah hujan
bulan berjalan
c. Membuat grafik Curah Hujan Kab/Kota atau Provinsi.
170
Des
5
7
6
6
Nov
85
118
149
121
Okt
94
154
170
164
Sep
361
232
258
229
Ags
221
225
230
236
Jul
Mei
346
221
215
245
Jun
Apr
Krdowo
Juwiring
Wonosari
Delanggu
Mar
1
2
3
4
Kab/Kota
Feb
No
Jan
Bulan
28
92
74
95
307
351
360
370
446
548
555
561
Dinas
bulan,
hanya
setiap
171
No
Desa
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
173
AMAN
BIDAI
CHARL
DENAH
ELOK
ERNAN
GALUH
HANNA
INTAN
Jml
Pdd
2011
Jml
Jml
Dusun
Dusun
Reseptif
Jml Pdd
Reseptif
Jml
Pdd
2012
Jml
Jml
Dusun
Dusun
Reseptif
Jml Pdd
Reseptif
36700
47
13
6100
36700
47
10
5600
2000
6000
500
700
2000
4500
7000
9000
5000
4
4
3
4
4
6
8
7
7
4
3
2
2
2
0
0
0
0
2000
3000
400
200
500
0
0
0
0
2000
6000
500
700
2000
4500
7000
9000
5000
4
4
3
4
4
6
8
7
7
4
3
2
1
0
0
0
0
0
2000
3000
400
100
0
0
0
0
0
Gambar
Peta Desa Reseptif dan Insidens Malaria
Puskesmas Jaya, 2012
Incidance rate
per 1000 pop
>4
1-4
<1
Desa Reseptif
Reseptif
Non
Reseptif
Gambar
Wilayah Reseptif Menurut Puskesmas
Kabupaten Jaya, 2012
Reseptif
Non
Reseptif
174
5. Langkah-langkah
a. Pengamatan vektor dilakukan pada malam hari, diamati jenis dan
kepadatannya, sekaligus dengan pengamatan kelembapan, curah
hujan dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
perkembangan vektor (lihat Pedoman Pemberantasan Vektor)
b. Setiap hari pengamatan, hasil pengamatan vektor dibuat rata-rata
perhari, kemudian setiap bulan, hasil pengamatan vektor dirataratakan dalam sebulan (per-malam per-bulan)
c. Pindahkan data pengamatan vektor kedalam tabel Fluktuasi
Kepadatan Vektor
d. Buat grafik fluktuasi kepadatan vektor
e. Hasil pengamatan vektor digunakan untuk menentukan dusun, desa
dan Puskesmas reseptif malaria
175
III. Sasaran
Kegiatan penemuan kasus malaria dengan ACD dilaksanakan di daerah
pengendalian malaria tahap pre eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan
Sasaran ACD adalah semua penduduk pada wilayah rawan penularan
malaria. Wilayah rawan penularan malaria antara lain : wilayah reseptif
atau vulnerabel, wilayah fokus yaitu wilayah yang diduga terjadi penularan
setempat baru, atau wilayah yang terjadi peningkatan kejadian malaria.
IV. Metode
Penentuan wilayah rawan penularan malaria berdasarkan pada analisis
surveilans rutin, surveilans migrasi, survei vektor (spot dan longitudinal),
riwayat terjadinya KLB malaria dan kondisi lingkungan serta perilaku
penduduk yang berpotensi terjadinya penularan malaria (lihat survei
dinamika penularan)
Pada dasarnya kegiatan ACD adalah :
a. mengunjungi penduduk secara berkala untuk menemukan penderita
demam (suspek malaria). Kunjungan ke penduduk dapat berbentuk
kunjungan dari rumah ke rumah, atau mendirikan pos pelayanan
kesehatan sedekat mungkin dengan pemukiman penduduk.
b. Setiap penduduk yang menderita demam diambil sediaan darahnya
untuk pemeriksaan mikroskopis malaria dan atau pengujian dengan
RDT
c. Setiap penduduk yang menderita demam dan positif malaria mendapat
pengobatan standar
176
177
2. Pelaksanaan lapangan
179
2. Pelaksanaan lapangan
a. Pastikan bahwa warga diwilayah yang akan dilaksanakan
kegiatan ACD telah mengetahui lokasi dan jadwal kegiatan Pos
Pelayanan Kesehatan
b. Sosialisasikan Program Pengendalian Malaria dan pelaksanaan
kegiatan Pos Pelayanan Kesehatan agar penduduk yang
menderita demam (suspek malaria) datang berobat. Sosialisasi
dapat melalui berbagai pertemuan warga (masjid, pertemuan
warga, dsb) dan publikasi lain
c. Laksanakan kegiatan di Pos Pelayanan Kesehatan. Pastikan
papan nama Pos Pelayanan Kesehatan terpampang dengan
jelas.
d. Setiap anggota keluarga yang menderita sakit demam :
(1) Isi formulir Pemeriksaan Sakit Demam (formulir ACD-3)
(2) Ambil sediaan darah sesuai pedoman yang berlaku untuk
pemeriksaan mikroskopis. Pastikan label pada slide sediaan
darah telah tercatat sesuai dengan nama, KK dan dusun
pada formulir Pemeriksaan Sakit Demam (formulir ACD-3)
(3) Lakukan pemeriksaan dengan RDT (jika dilakukan)
(4) Berikan obat penurun demam, atau berikan obat malaria
standar jika telah diketahui ada tidaknya parasit dalam darah
penderita.
(5) Kunjungi penduduk yang menderita demam (suspek malaria)
yang tidak bisa datang ke Pos Pelayanan Kesehatan, dan
lakukan kegiatan (1) s/d (4) diatas
(6) Semua Sediaan Darah disimpan dalam tempat slide dan
segera dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan
mikroskopis.
(7) Pada setiap penderita malaria positif (konfirmasi),
Wawancara penderita dan Isi Kartu Penderita Malaria
(terlampir) dan Otopsi Verbal pada kasus meninggal
Berikan pengobatan standar
Laksanakan PE KLB atau pemeriksaan kontak (5 orang
kontak) untuk memastikan ada tidaknya penularan
setempat, sumber penularan (indigenous/impor), dan
pengobatan kontak yang positip malaria
Laksanakan crossnotificasion (jika diperlukan)
Penderita yang mendapat pengobatan standar, harus di
follow up :
o Penderita Plasmodium falsiparum (+) difollow up pada
hari ke 7 dan ke 28 setelah pengobatan
o Penderita Plasmodium vivax (+) difollow up pada hari
ke 7, 28 dan 3 bulan setelah pengobatan
180
Dusun :
Jumlah
Jml Kasus Jml Kasus
Umur
Populasi Malaria
Malaria
(Konfirmasi)
berisiko
Meninggal
< 1th
1-4 th
5-14
15-24
25-44
45 +
Total
Prevalence Case
Rate
fatality
per 1000
Rate (%)
182
Lampiran
Formulir ACD-1
Daftar Kepala Keluarga dan Kode Rumah
Daftar Kepala Keluarga, Jumlah Anggota dan Kode Rumah
Kab/Kota :
.
Desa :
Puskesmas :
.
Dusun/RTTgl. Pendataan .
RW :
:
Jumlah
Nama
Kepala
Kode
No
Anggota
Keluarga
Rumah
Keluarga
183
..
Keterangan
ACD-2
Deteksi Penderita Malaria Aktif (ACD)
Daftar Kepala Keluarga, Anggota dan Pemantauan Demam
Pada Siklus Pertama ACD
Puskesmas :
..
Kab/Kota :
..
No
Nama
Kepala
Keluarga
Desa/Dusun:
Tgl Pendataan:
Nama
Anggota
Umur Sex
Keluarga *)
..
..
Pemeriksaan Siklus 1
Pekerjaan **)
Tgl
Demam
184
SD/RD
T ***)
Lampiran 5.
185
Langkah Persiapan
1. Tentukan batas daerah yang akan dilaksanakan MFS berdasarkan:
a. Sebaran penderita malaria berdasarkan penemuan pasif
b. Sebaran nyamuk penular malaria di daerah tersebut
c. Keadaan lingkungan dan sosial ekonomi yang berpengaruh
terhadap penularan malaria
2. Hitung jumlah penduduk berdasarkan data pemerintahan desa
setempat dan perkiraan adanya penderita demam rata-rata setiap
hari
3. Siapkan kebutuhan tenaga dan logistik :
a. Jumlah tenaga
b. Spesifikasi tenaga (beri keterangan)
c. Jumlah slide kaca sebesar jumlah penduduk + 10 % per pos
pelayanan
d. Jumlah formulir MFS
4. Pelatihan dan pembahasan dengan kader malaria
5. Penyuluhan pelaksanaan MFS (sasaran, mekanisme, pos
pelayanan dan jadwal)
6. Menjelang hari pelaksanaan MFS, kader mendata penduduk dari
rumah ke rumah warga, dan mencatat warga menderita demam
atau riwayat menderita demam dalam 48 jam terakhir
Langkah Pelaksanaan
1. Menyiapkan pos-pos pelayanan, termasuk tenaga dan logistik serta
formulir MFS
2. Warga yang menderita demam yang akan diperiksa dicatat dalam
formulir MFS dan diberikan kartu berisi nama dan kode
3. Warga yang akan diperiksa mendatangi meja pemeriksaan sediaan
darah yang telah ditentukan
4. Petugas di meja pemeriksaan sediaan darah mengambil sediaan
darah dan tulis di bagian pinggir slide : nama, kode dan tanggal
pengambilan sediaan darah (dapat sekaligus diperiksa dengan
RDT)
5. Slide disimpan pada tempatnya untuk pemeriksaan lebih lanjut
6. Mendatangi ke rumah warga yang tercatat oleh kader (menderita
demam) yang belum mengikuti pemeriksaan
7. Pemeriksaan mikroskopis Sediaan Darah sesuai pedoman terkait
8. Setelah diperoleh hasil pemeriksaan sediaan darah, warga yang
positif parasit malaria segera mendapat pengobatan standar (jika
dengan pengujian RDT, penderita positif langsung diberikan obat)
Pelaporan
Hasil Pelaksanaan MFS segera dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kab/kota dan Puskesmas dimana MFS dilaksanakan, selambat-lambatnya
1 minggu setelah pelaksanaan MFS. Laporan MFS berisi :
1.
2.
3.
4.
187
Referensi
Depkes RI. Pedoman Penemuan Penderita. Direktorat Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen PP&PL, Depkes RI. Tahun 2007
..
Desa/Dusun: ..
Kab/Kota :
..
Tanggal MFS : ..
Nama Kepala
Keluarga
No
Nama Anggota
Keluarga *)
Umur
Sex
Demam
(Y/T)
Pekerjaan **)
Tgl Mulai
Demam
Diambil
SD ***)
Nama
Kepala
Keluarga
Dusun/
RT/RW
Sex
No
Nama
Anggota
Keluarga
Umur
Puskesmas :..
Kab/Kota :..
Tanggal
Mulai
Demam
Gejala Tambahan
Jenis
Tanggal
Pemerik Hasil Pemeriksaan
Pemerik
saan
saan
RDT SD RDT SD
Jenis
Pengobatan
Tanggal
Jenis obat
189
.
Umur (Tahun)
No
Dusun
<1
1-4
5-9
10-14
Jenis Kelamin
15+
1
2
...
Dst
190
Desa /Dusun :/ ..
Nama
Anggota
*)
Sex
No
Nama
Kepala
Keluarga
Umur
Kab/Kota :..
Tgl Survei :.
Pekerjaan
Tanggal
Pemerik
saan **)
Jenis
Pemerik
saan
RDT SD RDT SD
Hasil Pemeriksaan
194
Jenis
Pengobatan
Tanggal
Jenis obat
195
III. Sasaran
Surveilans migrasi dilaksanakan pada daerah dengan pengendalian malaria tahap
pre eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan yang memiliki wilayah reseptif dan
vulnerabel
IV. Metode
1. Melaksanakan kegiatan ACD pada wilayah reseptif malaria
2. Melaksanakan kegiatan ACD pada fokus, jika diduga terjadi penularan
setempat atau peningkatan kasus indigenous
3. Melaksanakan pengawasan dan survei vektor
4. Melaksanakan pemantauan pola musiman migrasi penduduk dari dan ke
daerah endemis malaria
V. Pencatatan dan Pelaporan
1. Data penemuan kasus malaria konfirmasi merupakan bagian dari laporan
penderita malaria di Puskesmas dengan kode ACD
2. Laporan dan analisis tersendiri perlu dilakukan setiap bulan untuk peningkatan
kewaspadaan dini dan respon kemungkinan terjadinya penularan setempat
Kementerian Kesehatan RI
196
VI. Pelaksana
Petugas Puskesmas terlatih atau kader kesehatan/JMD terlatih
Referensi
Pedoman Penemuan Penderita Malaria
Kementerian Kesehatan RI
197
II. Pengertian :
Dinamika penularan malaria adalah pola dan intensitas penularan malaria di
suatu wilayah tertentu dan pengaruh adanya penderita atau carrier malaria
sebagai sumber penularan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya penularan
tersebut. Kondisi yang mempengaruhi terjadinya penularan malaria meliputi
jumlah dan sebaran penderita/carrier, perilaku penduduk berisiko penularan,
jenis, penyebaran dan kepadatan vektor penular, lingkungan rentan penularan
dan jangkauan/mutu pelayanan kesehatan
Survei Dinamika Penularan adalah kajian menyeluruh dan sistematis terhadap
dinamika penularan malaria agar dapat diperoleh cara-cara pengendalian malaria
di suatu wilayah tertentu
Kementerian Kesehatan RI
198
Kementerian Kesehatan RI
199
Peri
ode antara gigitan nyamuk yang terinfeksi dengan ditemukannya parasit dalam
sediaan darah tebal disebut periode prepaten yang biasanya berlangsung antara 612 hari pada P. falciparum, 8-12 hari pada P. vivax dan P. ovale, 12-16 hari pada P.
malariae (mungkin lebih singkat atau lebih lama).
Gametosit biasanya muncul dalam aliran darah dalam waktu 3 hari setelah
parasitemia pada P. vivax dan P. ovale, dan setelah 10-14 hari pada P. falciparum.
Kementerian Kesehatan RI
200
Beberapa bentuk eksoeritrositik pada P. vivax dan P. ovale mengalami bentuk tidak
aktif (hipnosoit) yang tinggal dalam sel-sel hati dan menjadi matang dalam waktu
beberapa bulan atau beberapa tahun yang menimbulkan relaps. Fenomena ini tidak
terjadi pada malaria falciparum dan malaria malariae,
Kondisi yang berpengaruh terhadap penularan malaria
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
distribusi
ks Malaria
Jenis nyamuk
Nyamuk
Tertular
Malaria
Curah
hujan
Malaria, reservoir, masa inkubasi, penularan dapat dipelajari pada dalam tatalaksana
malaria
Kementerian Kesehatan RI
201
V. Pelaksanaan Survei
Entomologi, epidemiologi, dokter yang menguasai program pengendalian malaria
dan pengelola program setempat (Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota)
A. Persiapan
1. Menentukan
gambaran
epidemiologi
kasus
malaria
menurut
Puskesmas/Kecamatan :
a. Peta stratifikasi Puskesmas/Kecamatan dalam satu Kab/Kota
b. Tabel prevalensi rate malaria menurut golongan umur dan jenis kelamin
c. Kurva mingguan atau bulanan kasus malaria suspek dan konfirmasi,
terutama pada Puskesmas/kecamatan dengan strattifikasi tinggi,
sehingga dapat diukur kinerja program dan kecenderungan malaria
Berdasarkan
data
dan
informasi
diatas
dapat
ditentukan
Puskesmas/Kecamatan dengan masalah malaria dan memerlukan Survei
Dinamika Penularan
2. Pada Puskesmas/Kecamatan terpilih
a. Peta stratifikasi desa
b. Tabel prevalensi rate menurut golongan umur, jenis kelamin, dll
c. Buat kurva mingguan atau bulanan kasus malaria konfirmasi
d. Curah hujan (Kabupaten/Kota)
Berdasarkan informasi tersebut dapat ditentukan desa sasaran Survei
Dinamika Penularan. Kriteria desa yang akan disurvei : :
a. Menggambarkan keadaan yang sama (representative) dengan daerah
sekitarnya (optional)
b. Dimungkinkan kerjasama dengan perangkat desa, kader dan
masyarakat
c. Survei dilaksanakan pada puncak penularan malaria (berdasarkan
kurva mingguan atau kurva bulanan)
3. Persiapan survei integrasi
Menentukan jenis survei, metode, jadwal serta persiapan pelaksanaan di
lapangan, yang pada dasarnya adalah melakukan survei untuk mengukur
besarnya masing-masing faktor risiko penularan malaria
Jenis survei sesuai dengan kebutuhan analisis dinamika penularan masingmasing wilayah yang ditetapkan oleh tim survei
a. Data umum
Data demografi
Data fasilitas umum
Data rumah menurut jenis rumah
Transportasi, perdagangan, sekolah dan perpindahan penduduk lain
Kementerian Kesehatan RI
202
203
Kementerian Kesehatan RI
204
Metode dapat dipelajari pada lampiran Survei Darah Massal. Survei dapat
survei total penduduk atau survei sampel sesuai metode sampling
i.
j.
Kementerian Kesehatan RI
205
B. Pelaksanaan Lapangan
a. Koordinasi internal tim Survei Dinamika Penularan yangkemungkinan terdiri
dari beberapa tim dengan jadwal masing-masing.
b. Koordinasikan jadwal kegiatan Survei Dinamika Penularan Malaria dengan
kader dan pelaksana lapangan, pastikan kesiapan masyarakat
c. Lakukan monitoring dan evaluasi setiap hari dan minggu, agar proses
pelaksanaan survei sesuai jadwal
Kepustakaan
1. Adhi S. Dokumen bahan-bahan Pelatihan Survei Dinamika Penularan (tidak
dipublikasi)
2. ICDC. Final Report of Supprt for Expansion and Strengthening of Micreoscopy
and Entomology (training, workshop and supervision) on Malaria Transmision
Dynamic Survey. Subdirectorate of Malaria, Directorate VBDC, DG CDC & EH,
MOH. RI, 2006
3. Lukman Hakim, Sukmono, dkk. Dinamika Penularan malaria di desa Tafanutu
Kecamatan Moti Kota Ternate Tahun 2004. Laporan Proyek, Jakarta, 2004
4. David L, Heymann. Control of Communicable Diseases Manual. 19th Ed.
American Public Association. Washington, 2008
Kementerian Kesehatan RI
206
Kementerian Kesehatan RI
207
**)
: .........................................................
Tanggal
: .
1. Puskesmas/Pustu/Poskesdes/RS/Lab *)
2. Kecamatan
3. Kabupaten/Kota
4. Provinsi
5. Nama Penderita
6. Umur
7. Jenis Kelamin *)
: laki-laki/perempuan
*)
8. Alamat lengkap
Desa/kelurahan
Dusun/RW-RT
: hamil/tidak hamil
: .. minggu
:
*)
*)
:
:
Bujur derajat
*)
Kementerian Kesehatan RI
208
Nelayan
Buruh tambang
Pegawai
TNI
POLRI
Berkebun
Perambah hutan
Petani
Petambak
Pedagang
11. Pemeriksa *)
dokter
bidan
12. Gejala *)
(bisa lebih dari satu)
demam
menggigil
berkeringat
diare
Sakit kepala
Nyeri sendi
mual
muntah
13.
perawat
Desa
Kecamatan
Kabupten/kota
Tanggal Berkunjung
: ....
b. Metode Pemeriksaan
c. Hasil
RDT
pos
neg
Mikroskopis
pos
neg
PCR
pos
neg
in
imp
*)
Kementerian Kesehatan RI
209
d.Kepadatan parasit
e. Jenis parasit
Pf
Pv
Pm
Lain : ....
18. Pengobatan
ACT
(ACT:DHP, AAQ,)
Po
Mix : ....
Primaquine
Kina
tanpa komplikasi
dengan komplikasi
pos
neg
kepadatan parasit :
Hari 14 :
pos
neg
kepadatan parasit :
Hari 28 :
pos
neg
kepadatan parasit :
3 bulan :
pos
neg
Kepadatan :
a. Dirujuk dari
b. Dirujuk ke
mual
lemas
Pusing
muntah
pingsan
Kejang
Sakit kepala
Primaquine
Kina
Pustu
Primaquine
Kina
Poskesdes
Polindes/bidan
Kader/posmaldes
Rumah Sakit
Puskesmas lain
Sembuh
Gagal, karena :
faktor
kepatuhan
Meninggal
Follow up tidak lengkap
Kementerian Kesehatan RI
210
indigenous
impor
tidak diketahui
Kementerian Kesehatan RI
PCD
ACD
MBS
MFS
Survei
kontak
Kina
kader
Follow up
PE KLB
211
RESPONDEN
1.
Nama
: ....
2.
Alamat
: ....
3.
Umur
: ...
4.
: 1. Ayah
2. Ibu
3. Paman
4. Bibi
5. Lain-lain : ....
: ....
2.
Jenis kelamin
: 1. laki-laki
2. perempuan
3.
4.
5.
: 1. Fasilitas kesehatan
Sebutkan nama, alamat : .....
2. Di rumah
3. Dalam perjalanan
4. Lain, sebutkan : .....
6.
Pekerjaan
: .....
2.
: ...... hari
3.
4.
Kementerian Kesehatan RI
212
5.
.....
6.
7.
1. Apotik
2. Puskesmas
3. RS
4. Lain-lain, sebutkan : ........
1. Ya, a. Serumah
b. Tetangga
2. Tidak
c. Satu desa
d. Lain
2.
3.
Kementerian Kesehatan RI
213
Kementerian Kesehatan RI
214
Kementerian Kesehatan RI
215
Kementerian Kesehatan RI
216
Kementerian Kesehatan RI
217
Kementerian Kesehatan RI
218
Kementerian Kesehatan RI
219
Kementerian Kesehatan RI
220
Kementerian Kesehatan RI
221
Kementerian Kesehatan RI
222
Kementerian Kesehatan RI
223
Lampiran 3d
Kementerian Kesehatan RI
224
Lampiran 3e
Kementerian Kesehatan RI
225
Lampiran 3f
Kementerian Kesehatan RI
226
Lampiran 4
Kementerian Kesehatan RI
227
Lampiran 5
Kementerian Kesehatan RI
228
Lampiran 5a
Kementerian Kesehatan RI
229
230
231
232
233
Kementerian Kesehatan RI
234
235
Lampiran
ALur Pelaporan
Gambar
Alur Pelaporan Data Penderita Malaria
Ditjen PP&PL,
Kementerian Kesehatan
Dinas Kesehatan
Provinsi
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Rumah Sakit
Kementerian Kesehatan RI
Puskesmas
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
lain
236