Psikologi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Proses pembentukan sikap menurut Baron terjadi dengan sistem adopsi dari orang lain yakni

melalui satu proses yang disebut proses pembelajaran sosial. Dalam proses inipun dilalui
dalam beberapa proses lainnya antara lain :
1. Classical conditioning adalah Bentuk dasar dari pembelajaran di mana satu stimulus,
yang awalnya netral menjadi memiliki kapasitas untuk membangkitkan reaksi melalui
rangsangan yang berulang kali dengan stimulus lain. Dengan kata lain satu stimulus
menjadi sebuah tanda bagi kehadiran stimulus lainnya (Robert A Baron, 2003). Dalam
proses ini seorang anak yang awalnya biasa saja menyaksikan Ibunya bersikap marah
terhadap suku bangsa tertentu namun karena sikap sang Ibu tersebut dilakukan
berulang kali maka terjadilah proses classical conditioning pada diri sang anak. Sang
anak yang awalnya netral menjadi ter-stimulasi untuk bersikap negatif seperti yang
dilakukan Ibunya. Dalam hal ini anak memperlajari bagaimana bersikap dari orang
terdekatnya.
2. Instrumental conditioning adalah Bentuk dasar dari pembelajaran di mana respon
yang menimbulkan hasil positif atau mengurangi hasil negarif yang diperkuat (Robert
A Baron, 2003). Dalam proses ini kita bisa mengambil contoh anak yang tidak
memahami apa-apa tentang partai politik misalnnya maka akan bersikap sama dengan
orang tuanya. Dalam perspektif behavior, tingkah laku sang anak adalah buah dari
reinforcement. Dengan memberikan senyuman, pujian atau hadiah kepada anak yang
telah melakukan dukungan kepada salah satu partai politik (padahal ia baru berusia 3
tahun) seperti yang menjadi dambaan orang tuanya maka akan membentuk sikap anak
sama dengan sikap orang tuanya tersebut. Proses adopsi sikap seperti ini dinamakan
instrumental condioning.
3. Pembelajaran melalui observasi adalah Salah satu bentuk belajar di mana individu
mempelajari tingkah laku atau pemikiran baru melalui observasi terhadap orang lain
(Robert A Baron, 2003). Proses ini terjadi hanya dengan memperhatikan tingkah laku
orang lain. Contohnya seorang anak yang melihat ayahnya memukul Ibunya maka
sikap dan perbuatan tersebut akan menurun pada anaknya meski sang ayah melarang
anaknya melakukan kekerasan kepada siapapun. Dalam hal ini sang anak seringkali
belajar apa yang dilakukan orang tuanya, bukan apa yang dikatakan oleh orang
tuanya.
4. Perbandingan Sosial adalah Proses di mana kita membandingkan diri kita dengan
orang lain untuk menentukan apakah pandangan kita terhadap kenyataan sosial benar
atau salah (Robert A Baron, 2003). Dalam proses ini kita bisa melihat bagaimana
anggota masyarakat menentukan siapa pemimpinnya dalam satu komunitas di
pedesaan cenderung sama karena mereka memiliki kecenderungan untuk
memperbandingkan diri mereka masing-masing dengan orang lain untuk menentikan
apakah pandangan dan sikapnya terhadap siapa yang akan dipilihnya benar atau salah
(Festinger, 1954). Dalam masyarakat desa berbeda pandangan dan sikap dengan
lingkungannya akan anggap aneh dan tidak lazim dan bahkan mendapat resiko
dikucilkan. Dalam banyak kasus, sikap terbentuk dari informasi sosial yang berasal
dari orang lain, dan keinginan kita sendiri untuk menjadi serupa dengan orang yang
kita sukai atau hormati.

Pertanyaannya adalah apakah setiap sikap kita akan menjelma menjadi perilaku kita ?
Ternyata jawabnya tidak demikian. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang dikenal
dengan budaya ketimuran, banyak dari sikap kita tidak menjelma menjadi perilaku kita.
Seperti misalnya sikap marah kita pada pimpinan di kantor karena sistem yang kita anggap
tidak adil, tidak selamanya kita apresiasikan dalam perilaku marah. Atau contoh yang paling
dekat adalah sikap kita mencintai makanan berlemak dan berkoresterol tinggi tidak serta
merta membuat kita membabi buta ketika berhadapan dengan makanan tersebut. Argumennya
beragam mulai dari ketakutan kita mengidap penyakit diabetes, jantung maupun untuk
menjaga agar tubuh kita tetap ideal dan tidak mengalami kegemukan.

Anda mungkin juga menyukai