Anda di halaman 1dari 7

BAB II

DASAR TEORI

A. Faktor-faktor pertumbuhan mikroba


1. Suplai Energi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai
nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur
dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor,
zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba
hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba
dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu,
prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk
mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali.
2. Suhu/Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi
dan pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba
dalam dua cara yang berlawanan. Apabila suhu naik maka kecepatan
metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu
turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan
diperlambat. Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat
pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak,
sehingga sel-sel menjadi mati. Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang
berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi
tiga, yaitu : Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya
maka pertumbuhan terhenti.

Suhu optimum yaitu suhu dimana

pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum. (Disebut juga suhu


inkubasi). Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya
maka pertumbuhan tidak terjadi.

Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga


macam, yaitu :
Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan
pada suhu 60oC selama 10-20 menit. Tahan terhadap panas, apabila
dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20
menit tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
3. Keasaman atau Kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki
pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat
tumbuh pada kisaran ph 8,0 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai
10,0 biasanya bersifat merusak.
4. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme

memiliki

karakteristik

sendiri-sendiri

di

dalam

kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan


menjadi

Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.

Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.


Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
B. Metode-metode isolasi biakan murni mikroorganisme
1. Teknik Dilusi (Pengenceran)

Gambar 1. Teknik Dilusi

Teknik dilusi sangat penting di dalam analisa mikrobiologi. Karena


hampir semua metode perhitungan jumlah sel mikroba mempergunakan
teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count).
Cara Kerja :
a. Dari larutan kultur kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml
aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/10
bagian.
Dari larutan dilusi 1/10 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9
ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/100
bagian.
b. Dari larutan dilusi 1/100 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam
9 ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi
1/1000 bagian.
c. Dari larutan dilusi 1/1000 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam
9 ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi
1/10.000 bagian.
d. Dan seterusnya
Maksud dari 1/10, 1/100, 1/1000, 1/10.000 dst adalah suatu rasio
dilusi yang apabila pada tiap dilusi ditumbuhkan ke dalam suatu media
dan koloninya yang tumbuh dapat dihitung, maka jumlah sel mikroba
dapat diketahui dengan cara :

Jumlah koloni x

1
Pengenceran

Misal :
Apabila pada dilusi 1/100 tumbuh sebanyak 20 koloni, maka dapat
diketahui jumlah sel adalah :
20 koloni x

1
1/100

= 2000 sel

Apabila pada dilusi 1/1000 tumbuh sebanyak 3 koloni, maka dapat


diketahui jumlah sel adalah :
2 koloni x

1
1/1000

= 3000 sel

Oleh karena itu, dengan metode dilusi kita dapat memperkirakan


jumlah sel mikroba pada suatu benda atau produk.
2. Teknik Pour Plate (Lempeng Tuang)
Teknik Pour Plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan
mikroorganisme dalam media agar dengan cara mencampurkan media
agar cair dengan stok kultur. Teknik ini umumnya digunakan pada metode
Total Plate Count (TPC). Sedangkan teknik streak plate adalah suatu
teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme dalam media agar dengan
cara menggores (streak) permukaan agar dengan jarum yang telah
diinokulasi dengan kultur mikroba. Teknik ini menjadikan mikroorganisme
tumbuh dan tampak pada goresan-goresan inokulasi bekas jarum.
3. Teknik Streak Plate

Gambar 2 . Teknik Streak Plate


Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menstreak (menggores) permukaan agar dengan jarum ose yang telah
diinokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik ini mikroorganisme
yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari
streak jarum enten.
Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian.
Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian
menggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan
dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal di satu sisi cawan.
Ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah kering ose tersebut

digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua.


Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.
Pada metode ini, goresan di sisi pertama diharapkan koloni tumbuh
padat dan berhimpitan, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai
tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni
yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain. Seluruh tahap
hendaknya dilakukan secara aseptik agar tak terjadi kontaminasi.

Gambar 3. Penggoresan
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam
cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis
goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat
tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis.
Dalam

pengerjaannya

terkadang

berbeda

pada

masing-masing

laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan


sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni:
1) Goresan Sinambung
Cara kerja :
a) Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu
sampai setengah permukaan agar.

b) Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan


sampai habis.
c) Goresan

sinambung

umumnya

digunakan

bukan

untuk

mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke


cawan atau medium baru.

2) Goresan T
Cara kerja :
a) Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker
b) Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag
c) Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan
streak zig-zag pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar
untuk memperoleh goresan yang sempurna
Lakukan hal yang sama pada daerah 3

3) Goresan Kuadran (Streak quadrant)


Cara kerja :
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang
berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal
sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma.Goresan
selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama
sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi
koloni tunggal.

4. Pemeliharaan Kultur pada Slant Agar

(a)

(b)

Gambar 4. Teknik Slant Agar. (a) memasukkan kultur pada slant agar (b)
bagian-bagian yang akan dipindahkan.
Agar slants adalah kultivasi biakan mikroba ke dalam agar miring di dalam
tabung reaksi untuk melihat karakteristik koloni bakteri yang tumbuh. Tiap bakteri
memiliki karakteristik koloni yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai