Pelatihan
Pelatihan
kemampuan
seorang
melaksanakan tugasnya
individu
dalam
10
dan
sumber
pelatihan
daya
merupakan
manusia,
upaya
untuk
terutama
untuk
(Wahyudi
2002)
Pelatihan
dan
pengembangan
11
yang dikehendaki
satu
program
perusahaan
yang
strategis
dalam
rangka
1. Pelatihan
dapat
meningkatkan
pengetahuan,
kemampuan,
12
dahulu.
Tujuan
khusus
dari
program
pelatihan
dan
1. Meningkatkan produktivitas
Pelatihan tidak hanya ditujukan untuk tenaga kerja yang masih
baru, tetapi juga tenaga kerja lama. Ini dimaksudkan untuk membantu
meningkatkan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan dalam
melaksanakan tugasnya. Disamping itu, kemampuan yang lebih tinggi
dapat meningkatkan hasil (output) yang akan meningkatkan produktivitas.
13
2. Meningkatkan kualitas
Meningkatnya
kualitas
produksi,
memperkecil
kemungkinan
memberikan
kesempatan
untuk mengikuti
program
program
pelatihan,
tenaga
kerja
yang
bersangkutan
14
memberikan
kesempatan
bagi
karyawan
untuk
15
16
berhasil.
6. Selection of trainer, tenaga pengajar pun harus diseleksi dahulu.
7. Training for trainee, tenaga pelatih hendaknya mendapat didikan
sebagai pelatih.
8. Training methods, metode pelatihan harus cocok dengan jenis training
yang diberikan.
9. Principles of learning, diterapkannya cara-cara belajar, seperti
pemberian materi yang mudah dahulu agar lebih mudah diserap.
2.1.5 Metode Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Adapun metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
program pelatihan menurut Dessler (2000) yaitu:
1. On the job training (pelatihan ditempat kerja)
Merupakan pelatihan kepada karyawan untuk mempelajari suatu
pekerjaan sambil mengerjakannya.
2. Job instruction training (pelatihan instruksi jabatan)
Merupakan pendaftaran masing-masing tugas dasar jabatan, bersama
dengan titik-titik kunci untuk memberikan pelatihan langkah demi
langkah kepada karyawan.
3. Lectures (pembelajaran)
Pelatihan
menyajikan
dengan
cara
yang
cepat
dan
sederhana
dalam
17
ketika para penjual harus diajarkan ciri spesial dari sebuah produk
baru.
4. Audio visual training (pelatihan audio visual)
Pelatihan karyawan dengan menggunakan teknik audio visual seperti
film, televisi, audio tape dan video tape, cara ini dapat menjadi sangat
efektif dan digunakan secara meluas.
5. Programmed learning (pembelajaran terprogram)
Suatu metode sistematik untuk mengajarkan keterampilan yang
mencakup penyajian pertanyaan atau fakta, memungkinkan karyawan
untuk memberikan tanggapan dan memberikan peserta belajar umpan
balik segera tentang kecermatan jawabannya.
6. Vestibule or simulated training (pelatihan serambi atau simulasi)
Pelatihan karyawan pada peralatan khusus diluar tempat kerja, seperti
pelatihan pilot dalam pesawat, sehingga biaya dan bahaya dapat
dikurangi.
7. Training
computer
assisted
instruction
(pelatihan
berdasarkan
komputer)
Merupakan pelatihan karyawan dengan menggunakan komputer,
pelatihan ini menggunakan sistem berdasarkan komputer secara
interaktif meningkatkan pengetahuan atau keterampilan peserta
pelatihan. Pelatihan berdasarkan komputer hampir selalu mencakup
penyajian para peserta pelatihan dengan simulasi terkomputerisasi
18
19
6. Evakuasi Pelatihan
Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di evaluasi hasil yang
didapat dalam pelatihan, dengan memperhitungkan tingkat reaksi,
tingkat belajar, tingkat tingkah laku kerja, tingkat organisasi dan nilai
akhir.
2.2
Kinerja Pegawai
merupakan
terjemahan
dari
bahasa
Inggris,
work
20
kinerja
(dalam
Sinambela,1992:39-40)
pegawai
berkesinambungan,sebab
haruslah
peningkatan
mengungkapkan
terencana
kinerja
pegawai
secara
bukan
21
3. Produktifitas
4. Kemampuan beradaptasi
Beberapa pengertian kinerja yang dikemukakan beberapa
pakar lain (dalam Sinambela, 2012:7-8)) dapat disajikan berikut ini:
1. Kinerja adalah seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada
tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu
pekerjaan yang
22
23
3. Ketetapan waktu,
kinerja
(performance
appraisal)
pada
dasarnya
24
25
adalah
informasi
yang
penting
untuk
merancang
dan
26
merancang
dan
mengikuti
pelatihan
adalah
untuk
baginnya
kedepan.
Sementara
itu,
organisasi
jugasangat
hubungan
antara
penelitian
yang
pernah
dilakukan
27
28
analisis
regresi
berganda,
analisis
korelasi,
koefisien
determinasi, uji-t dan uji-f dengan menggunakan SPSS 19.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara
variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan PT. Erajaya Swasembada
Cabang Makassar. Hubungan antara pelatihan dengan kinerja karyawan
diperoleh nilai R = 0.819 nilai ini termasuk dalam korelasi cukup tinggi
karena mendekati 1. Dari hasil perhitungan uji t untuk kemampuan
instruktur pelatihan yang menghasilkan t hitung = 2,608. Untuk isi
pelatihan menghasilkan t hitung = 2,188. Untuk metode pelatihan
menghasilkan t hitung = 4,372. Sedangkan nilai t table =1,628. Nilai
thitung> ttabel maka terdapat hubungan positif antara pelatihan dengan
kinerja karyawan di PT. Erajaya Swasembada, dimana variabel yang
paling berpengaruh adalah instruktur pelatihan. Dari metode analisis
berganda secara simultan (uji-f) dimana diperoleh F hitung = 31,180 > F
tabel = 2,772. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel pelatihan
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.
Erajaya Swasembada Cabang Makassar.
Yerri Suryoadi (2012) Hadirnya produk baru yang dikeluarkan oleh
Bank Muamalat Indonesia yaitu SHADR (Sharia Deposit Arrangement)
yang mengakibatkan karyawan mengalami kendala karena belum mampu
beradaptasi dengan sistem baru sehingga berdampak pada menurunnya
29
kinerja karyawan sebesar 6,52% pada tahun 2010 dari 13,04% pada
tahun 2009. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja maka
penelitian ini membatasi faktor atau variabel yang mempengaruhi kinerja
karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang yaitu variabel: (1)
kegiatan pelatihan karyawan, dan (2) kepuasan kompensasi. Tujuan
penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh pelatihan dan kepuasan
kompensasi terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Indonesia
Cabang Semarang. Sampel dari penelitian ini adalah staff dari Bank
Mumalat Indonesia Cabang Semarang yang berjumlah 46 orang, yang
terdiri dari 45 orang staff dan 1 orang pimpinan. Data dikumpulkan
dengan menyebar kuesioner kepada kepada responden kemudian data
dianalisis menggunakan Uji Validitas Reliabilitas dan Regresi Linier
Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan
pelatihan terhadap kinerja karyawan di Kantor Bank Muamalat Cabang
Semarang dengan nilai probabilitas sebesar 0,001. Dan ada pengaruh
positif dan signifikan kepuasan kompensasi terhadap kinerja karyawan di
Kantor Bank Muamalat Cabang Semarang dengan nilai probabilitas
sebesar 0,012.
30
yaitu
Kualitas
kerja,
Kuantitas
kerja,
Ketepatan
kerja.
31
PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN (Diklat)
KINERJA PEGAWAI
Kualitas kerja
Kuantitas kerja
Instruktur
Ketepatan waktu
Pelatihan
Sarana
atau
Prinsip-
prinsip Pembelajaran
(Mangkunegara,
2006:68)
Peserta Pelatihan
Evaluasi Pelatihan
32