Anda di halaman 1dari 2

Soekarno

Ir.Soekarno adalah proklamator kemerdekaan Negara Indonesia. Saat masih kecil, namanya
adalah Kusno. Namun karena Kusno yang bertubuh kurus dan sering sakit-sakitan, ayahnya mengubah
nama Kusno menjadi Soekarno. Harapan ayah Kusno adalah agar Kusno yang namanya diganti menjadi
Soekarno menjadi ksatria seperti Adipati Karno.
Saat remaja, Soekarno pernah berpacaran dengan seorang gadis Belanda. Mereka suka
berkeliling naik sepeda bersama. Suatu hari, Soekarno menggunakan pakaian seperti orang-orang Belanda
pada zaman itu yaitu menggunakan setelan jas putih mengunjungi rumah gadis Belanda itu. Alhasil,
Soekarno diusir oleh ayah dari gadis itu. Ayah gadis itu tidak suka kalau anak gadisnya berpacaran
dengan orang pribumi seperti Soekarno.
Soekarno sering berlatih pidato di rumahnya. Sehingga pada umur 24 tahun, Soekarno
berhasil membuat gempar publik karena pidatonya yang mampu membuat para pendengar dan penonton
yang hadir menjadi sangat bersemangat dan riuh. Hal itu membuat Soekarno ditangkap oleh tentara
Belanda karena Soekarno dianggap menghasut dan memberontak seperti komunis.
Akhirnya, Soekarno dan keluarganya diasingkan ke Ende lalu Bengkulu. Soekarno juga
didampingi dengan istrinya yang bernama Inggit. Di Bengkulu, Soekarno beristirahat dari politik untuk
beberapa waktu. Ia mengajar pada sekolah Muhammadiyah yang memepertemukan Soekarno dengan
seorang gadis bernama Fatmawati. Fatmawati berbeda dengan murid-murid Soekarno lainnya. Ia cantik,
cerdas dan kritis terhadap masalah Indonesia.
Soekarno dan Inggit mengangkat Fatmawati sebagai anak mereka. Awalnya, Inggit
menerima keadaan Fatmawati sebagai anak angkat mereka. Namun, lama kelamaan Inggit mulai cemburu
dengan kedekatan Soekarno dan Fatmawati sehingga kehidupan rumah tangga Soekarno dan Inggit
menjadi kurang harmonis.
Suatu hari, Soekarno berkumpul dengan keluarga besarnya. Saat Soekarno melakukan
sungkem pada ibunya, ibunya menanyakan kapan Soekarno akan memberikan cucu baginya. Mendengar
hal itu, Inggit menjadi sangat terpukul dan merasa bersalah. Karena setelah sekian lama mereka menikah,
Inggit memang belum dapat memberikan seorang anak pun pada kehidupan berumah tangganya. Selama
ini, Inggit dan Soekarno hanya mengasuh anak-anak hasil adopsi.
Tahun 1942, Jepang mulai memasuki wilayah Indonesia. Pemerintah Jepang mendekati
Soekarno untuk mendukung propaganda Jepang yaitu gerakan 3A yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia.
Jepang menghantarkan Soekarno kembali ke Jakarta. Soekarno tinggal di rumah yang
disediakan oleh pemerintahan jepang. Disinilah akhirnya Inggit meminta untuk bercerai dengan Soekarno
dan membebaskan Soekarno untuk menikahi Fatmawati. Singkat cerita, Soekarno menikahi Fatmawati.
Mereka menikah dan dikaruniai seorang anak. Keluarga besar Soekarno terutama ibu Soekarno sangat
senang akan hal itu.
Di Jakarta, Soekarno bertemu dengan teman lamanya yaitu Mohammad Hatta dan Syahrir.
Mereka berdiskusi dan berdebat tentang bagaimana melawan pemerintahan Jepang. Soekarno memilih
jalan kerja sama dengan Jepang. Namun, Syahrir tidak setuju. Syahrir lebih memilih menggunakan cara
kasar untuk melawan pemerintahan Jepang. Sedangkan Mohammad Hatta terlihat netral dengan
memberikan apresiasi kepada kedua pandangan temannya itu.

Soekarno tetap melakukan apa yang ia anggap benar. Ia melakukan pendekatan dengan
pemerintahan Jepang. Bahkan ia ikut mendukung untuk diadakannya kerja paksa. Ia juga di foto oleh juru
kamera Jepang dengan berpura-pura sedang melakukan aksi kerja paksa dengan wajah tersenyum. Namun
disitulah Soekarno merasa sedih karena ia melihat banyak sekali orang Indonesia meninggal karena
terlalu lelah dan siksaan dari kerja paksa.
Soekarno juga mendukung agar orang Indonesia mengumpulkan bahan-bahan makanan ke
pemerintahan Jepang. Suatu saat, ada seorang laki-laki Tionghoa ditembak karena menolak untuk
memberikan barang miliknya ke pemerintahan Jepang. Melihat hal itu, Soekarno langsung berlari
mendekati lelaki Tionghoa itu. Namun, nampaknya tentara Jepang tidak menyukainya dan mengancam
akan menembak Soekarno juga. Namun Jenderal pemerintahan Jepang datang dan menembakkan pistol
ke langit untuk mencegah ditembaknya Soekarno.
Tanggal 8 September 1944, Jepang menginjikan bendera merah putih berkibar sebagai rasa
terima kasih Jepang karena menurut mereka, Indonesia telah banyak membantu Jepang. Namun,
pemerintahan Jepang di Indonesia tidak segera melakukan penyerahan.
Pasca pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki diketahui oleh Syahrir, Syahrir segera
memaksa agar Soekarno dan Mohammmad Hatta memprokalamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno
dan Mohammad Hatta tidak mau bertindak gegabah dan ingin kemerdekaan Indonesia diproklamasikan
sesuai dengan prosedur yang telah ada.
Akhirnya Soekarno dan Mohammad Hatta diculik dan dibawa ke Rengasdengklok oleh
golongan muda. Tetapi, mendengar Soekarno dan Mohammad Hatta diculik dan dibawa ke
Rengasdengklok Syahrir sangat marah dan meminta agar Soekarno dan Mohammad Hatta segera
dikembalikan karena menurutnya 1 orang Soekarno tidak dapat digantikan oleh banyak Syahrir yang
maksudnya adalah Soekarno dan Mohammad Hatta sangat penting.
Soekarno dan Mohammad Hatta akhirnya melakukan pertemuan dengan pemerintah Jepang.
Soekarno dan Mohammad Hatta mendesak agar pemerintah Jepang segera menyerahkan kekuasannya
kepada Indonesia. Awalnya mereka tidak mau, tetapi akhirnya mereka menyetujuinya.
Seorang warga Jepang mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta untuk membuat
teks proklamasi di rumahnya. Teks proklamasi itu dibuat oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan Ahmad
Soebardjo. Bahkan ia memberikan penjagaan yang menjamin Soekarno, Mohammad Hatta dan Ahmad
Soebardjo aman membuat teks proklamasi di rumahnya itu.
Kisah Soekarno pada film Sokarno ditutup dengan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia oleh Soekarno yang disambut oleh warga Indonesia dengan sangat ramai dan bersuka cita.
Inggit yang tengah menenun di rumahnya juga turut bergembira atas berita kemerdekaan itu.

Hal yang menarik bagi saya adalah bagaimana Inggit mau merelakan suaminya untuk wanita lain. Karena
saya sebagai wanita apabila berada pada posisi Inggit, saya tidak akan merelakan suami saya untuk
wanita lain dengan alasan apapun.
Hal yang dapat saya teladani dari Soekarno adalah menurut saya Soekarno orang yang tidak suka
bertindak gegabah. Terlihat sekali pada kisah Soekarno tidak mau memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia jika tidak sesuai dengan prosedur dan tidak ada kepastian dari pihak Jepang.

Anda mungkin juga menyukai