html
Jurnal Review
kunci sebenarnya.
3. Kunci dekrip berbeda jika proses enkripsi dilakukan lebih dari satu kali atau berulang.
b) Dengan adanya fitur input key (kunci) pada fitur aplikasi yang dibuat maka pengguna dapat menginputkan
key (kunci) sesuai keinginannya sehingga keamanan pesan lebih terjaga. Key yang dapat diinputkan adalah
antara integer 0 - 255
Namun pesan yang telah dienkripsi memiliki jumah karakter yang lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah karakter sebelum pesan dienkripsi. Hal ini mengakibatkan biaya pesan yang digunakan untuk melakukan
pengiriman pesan menjadi lebih banyak. Namun jika dilihat dari segi keamanan , maka aplikasi ini lebih aman
dari pada pengiriman pesan biasa.
kompleksitas algoritma untuk memperoleh algoritma yang lebih unggul. Analisis dan kebutuhan aplikasi bagi
pengguna nantinya dikembangkan dengan metodologi RUP.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahsan jurnal ini yaitu :
1. Pengimplementasian kriptografi AES dan XTS-AES dengan menggunakan mode block cipher ECB pada
aplikasi SMS dalam hal melakukan enkripsi dan dekripsi. Aplikasi SMS dapat mengenkripsikan pesan teks SMS
yang lebih panjang dari block size ECB.
2. Algoritma kriptografi AES lebih handal daripada XTS-AES dalam hal kecepatan enkripsi dan dekripsi.
3. Algoritma kriptografi XTS-AES memiliki kelebihan dalam kompleksitas cara kerja algoritma dibandingkan
algoritma AES.
4. Algoritma kriptografi AES dan XTS-AES menghasilkan jumlah karakter ciphertext yang sama pada output
generator.
Proses enkripsi dapat dilakukan degan menggunakan dua buah algoritma kriptografi yang berbeda yaitu
allgoritma simetris dan algoritma asimetris.
2.
Penggunaan dua buah algoritma kriptografi akan membuat berkas cipherteks semakin susah untuk dipecahkan.
Karena seorang kriptanalis tidak akan mengetahui algoritma apa yang digunakan pada berkas teks tersebut.
3.
Penggunaan algoritma RSA akan memudahkan bagi orang yang berkomunikasi untuk mendistribusikan kunci.
Hal ini disebabkan karena untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang berbeda.
4.
Penggunaan algoritma kriptografi asimetris dalam hal ini menggunakan algoritma RSA menyebabkan ukuran
berkas teks semakin besar.
5.
Proses kompresi juga dapat dilakukan pada cipherteks, namun proses kompresi yang dilakukan tidaklah
maksimal. Hal ini disebabkan karena penggunan bilangan ASCII yang begitu banyak akan membuat isi kamus
semakin besar.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan jurnal ini yaitu :
1. Pesan rahasia berupa text disandikan dengan menggunakan algoritma enkripsi RSA dan disisipkan ke dalam
covertext yang berupa file gambar 24 bit dengan menggunakan metode penyisipan LSB. Hasil proses ini adalah
stegotext berupa file gambar 24 bit.
2. Pesan rahasia dibaca dengan cara mengambil pesan rahasia dari dari stegotext yang berupa file gambar 24 bit
dan mengembalikan pesan rahasia yang disandikan menjadi pesan rahasia yang sebenarnya dengan
menggunakan algoritma dekripsi RSA. Hasil dari proses ini adalah pesan rahasia yang sebenarnya.
3. Aplikasi kriptografi dan steganografi dapat meningkatkan keamanan pesan rahasia dengan mengenkripsi pesan
rahasia sebelum menyembunyikan dalam covertext.