Anda di halaman 1dari 11

29

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang data-datanya
diperoleh dengan jalan melakukan eksperimen. Pada prinsipnya untuk membuat
briket ini digunakan proses yang meliputi : Pengeringan, pemisahan, karbonisasi,
pencampuran dan pencetakan. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium
Penelitian Batubara Departemen Pertambangan dan Energi Palembang.
Adapun variabel penelitian yang dilakukan adalah :
1.

Suhu pada proses karbonisasi

2.

Perbandingan komposisi berat campuran arang cangkang dan tandan


kosong kelapa sawit

3.

Jumlah campuran batubara dengan arang campuran cangkang kelapa


sawit dan tandan kosong kelapa sawit

3.1. Alat dan Bahan Penelitian


3.1.1. Alat yang digunakan
1) Muffle furnace
2) Ayakan dengan ukuran 20 mesh
3) Alat pencetak briket Specimen Mount Press
4) Oven
5) Neraca analitik
6) Alat analisa: Kalorimeter Bomb, Furnace ACF, Furnace VMF, dan Oven
7) Cawan porselin
8) Cawan silika
9) Cawan kuarsa
10) Cawan kurs
11) Hot plate
12) Dessicator
13) Spatula
14) Loyang/nampan
15) Batang pengaduk
16) Beker Gelas
17) Botol penyemprot
18) Stopwatch

30

3.1.2. Bahan yang digunakan


1) Tandan Kosong Kelapa Sawit
2) Cangkang Kelapa Sawit
3) Bahan perekat yaitu tepung sagu (kanji)
4) Batubara muda (lignite)
5) Aquadest
6) NaOH
3.2. Prosedur Penelitian
3.2.1. Prosedur Pembuatan Karbon/Arang dari Tandan Kosong dan Cangkang
Kelapa Sawit dengan Proses Karbonisasi
1) Pemisahan bagian cangkang dan tandan kosong kelapa sawit dari bagian
yang tidak digunakan seperti kotoran - kotoran yang menempel.
2) Tandan Kosong dan Cangkang Kelapa Sawit di jemur selama 3 hari
sampai benar-benar kering.
3) Tandan Kosong dan Cangkang Kelapa Sawit yang telah kering tersebut
dipotong-potong dengan ukuran 1-2 cm untuk memudahkan karbonisasi
dalam furnace.
4) Potongan-potongan tandan kosong dan cangkang kelapa sawit dimasukkan
ke dalam cawan porselin dan ditimbang dengan neraca analitik.
5) Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan variabel
suhu / temperatur (300oC, 350oC, 400oC, 450oC, dan 500oC) selama 60
menit. Angkat dan didinginkan.
6) Arang yang dihasilkan, dicampur dan kemudian dihaluskan dan diayak
dengan ayakan sieve nomor 20 mesh sehingga dihasilkan serbuk arang
sesuai dengan ukuran partikel serbuk arang yang diinginkan.
7) Arang yang telah dikarbonisasi siap dianalisa dengan uji analisis proximat
untuk mengetahui suhu optimal karbonisasi.
3.2.2. Prosedur Karbonisasi Batubara

31

1) Pemisahan bagian batubara dari bagian yang tidak digunakan seperti kotoran
- kotoran yang menempel.
2) Batubara tersebut dihancurkan hingga ukurannya menjadi kecil untuk
memudahkan karbonisasi dalam furnace.
3) Batubara yang telah dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam cawan
porselin dan ditimbang dengan neraca analitik.
4) Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan variabel
suhu/temperatur (300 oC, 350oC, 400oC, 450oC, dan 500oC) selama 30 menit.
Angkat dan didinginkan.
5) Arang batubara yang dihasilkan, dicampur dan kemudian dihaluskan dan
diayak dengan ayakan sieve nomor 20 mesh sehingga dihasilkan serbuk
arang sesuai dengan ukuran partikel serbuk arang yang diinginkan.
6) Arang Batubara yang telah dikarbonisasi siap dianalisa dengan uji analisis
proximat untuk mengetahui suhu optimal karbonisasi.
3.2.3. Prosedur Pembuatan Larutan Kanji
1) Timbang tepung sagu sesuai dengan variasi komposisi yang diinginkan.
Larutkan dengan aquadest secukupnya, aduk rata.
2) Masukkan 10 ml NaOH ke dalam larutan kanji, aduk rata.
3) Panaskan larutan kanji di atas hot plate sampai larutan kanji mengental, dan
siap digunakan.
3.2.4. Prosedur Pembriketan
1)

Setelah didapat suhu optimal dalam proses karbonisasi, campurkan


hasil arang yang telah dikarbonisasi dengan larutan kanji pada suatu loyang,
dengan berat total pencampuran sebesar 100 gr. Aduk sampai benar - benar
rata.
Dengan perbandingan campuran untuk setiap variabel :

32

Dengan ukuran partikel campuran arang tandan kosong dan cangkang


kelapa sawit 20 mesh.
Dengan komposisi bahan :
Campuran Arang (90% berat)
Kanji (10% berat)
Suhu karbonisasi ( oC )

Rasio Komposisi Arang

1:5

1 : 10

1 : 15

Campuran Arang ( % )
Larutan Kanji ( % )

90
10

90
10

90
10

Dengan perbandingan komposisi berat campuran arang tandan kosong


dan cangkang kelapa sawit :
PA
: Tandan Kosong Kelapa Sawit : Cangkang Kelapa Sawit (1 : 5)
PB
: Tandan Kosong Kelapa Sawit : Cangkang Kelapa Sawit (1 : 10)
PC
: Tandan Kosong Kelapa Sawit : Cangkang Kelapa Sawit (1 : 15)
2)

Masukkan adonan cetakan. Kemudian cetakan dipress menggunakan


alat pencetak briket.

3)

Setelah itu, briket yang sudah jadi dipanaskan di dalam oven pada
temperatur 80oC selama 5 jam.

4)

Keluarkan briket dari dalam oven dan biarkan sampai dingin.

5)

Briket siap dianalisa dengan uji analisis proximat.

6)

Buat kembali briket dengan suhu optimal yang telah didapat lalu
tambahkan serbuk arang batubara dengan berat total pencampuran sebesar
100 gr.

Dengan ukuran partikel arang campuran tandan kosong kelapa sawit,


cangkang kelapa sawit dan batubara 20 mesh.
Dengan komposisi bahan (% Berat) :

Suhu Karbonisasi ( oC )

X
1

Campuran Arang ( % )

80

75

70

65

60

55

Serbuk Batubara ( % )

10

15

20

25

30

35

Larutan Kanji ( % )

10

10

10

10

10

10

33

zDengan perbandingan komposisi berat campuran arang tandan kosong


dan cangkang kelapa sawit :
PA
PB

: Tandan Kosong Kelapa Sawit : Cangkang Kelapa Sawit (1 : 5)


; Tandan Kosong Kelapa Sawit : Cangkang Kelapa Sawit (1 : 10)

PC

: Tandan Kosong Kelapa Sawit : Cangkang Kelapa Sawit (1 : 15)

7)

Lalu Briket kemudian dianalisa kembali dari briket yang dihasilkan


dengan uji analisis proximat.

3.3. Prosedur Uji Kualitas Briket Bioarang


Penelitian ini menghasilkan produk berupa briket bioarang dari campuran
tandan kosong dan cangkang kelapa sawit yang perlu diuji. Pengujian proximat
terhadap briket bioarang meliputi : nilai kalor (CV), kadar air lembab (IM), kadar abu
(Ash), kadar zat terbang (VM) dan kadar karbon padat (FC).
3.3.1. Nilai Kalor
Prinsip : Nilai kalor ditentukan dengan cara membakar contoh di dalam
calorimeter bomb.
Cara Kerja :
Hidupkan power di Printer , Water Handling dan Main

Controller

Pilih CALORIMETER OPERATION

Jika alat tidak dipakai dalam jangka waktu lama, maka biarkan
sirkulasi air pada Water Handling bekerja terlebih dahulu selama 10 menit, Heater
dan Pump dalam kondisi off, setelah 10 menit nyalakan Heater dan Pump (ON).

Masukkan sample ke dalam Bomb

34

Setelah sample masuk ke dalam bomb, pilih Determination

pada operation menu untuk sample batubara atau standarisation untuk Benzoic
Acid.
Jika suhu pada heater telah stabil 30 0C, maka kondisi start

akan tampil pada monitor, menandakan siap diproses.


Tekan start, lalu tekan continue masukkan nama ID sample,

kemudian Enter, Lihat ID Bomb sesuai dengan jenis Bomb Head yang dipakai
Bomb 1 atau Bomb 2 (jika telah benar jangan diubah) lalu di Enter masukkan
berat sample, Enter.
Tunggu selama 15 menit, tanda bunyi beef 3 x menandakan

proses pembakaran sedang berlangsung.

Setelah pembakaran selesai tekan Report

Tekan Run Data Type (Determination, Standard, Solution, All)

Tekan Select From List

Melihat data hasil analisa tekan display

Untuk koreksi sulfur masukkan data % sulfur, maka gross heat


akan terkoreksi
Tekan Print jika ingin data di print out

3.3.2. Kadar Air Lembab (Inherent Moisture)


Prinsip : Kadar air dapat ditentukan dengan cara menghitung kehilangan berat dari
contoh yang dipanaskan pada kondisi standar.
Cara kerja :
Timbang

gram

contoh

briket

ke

dalam

botol

timbangan/cawan silika yang telah diketahui beratnya.


Panaskan dalam oven pengering pada suhu 105 oC selama 1

jam.

Dinginkan dalam dessicator dan timbang berat akhir.

35

Rumus :
Kadar Air (%)

b c
b a

x 100

Dimana :
a = berat cawan + contoh (gr)
b = berat cawan kosong (gr)
c = berat cawan + contoh setelah dipanaskan (gr)
3.3.3. Kadar Abu (Ash)
Prinsip : Kadar abu ditentukan dengan cara menimbang residu (sisa) pembakaran
sempurna dari contoh pada kondisi standar.
Cara Kerja :
Timbang 1 gram contoh ke dalam cawan porselin yang telah

diketahui beratnya.
Panaskan dalam furnace pada suhu rendah, kemudian perlahan-

lahan suhu dinaikkan sampai 815 oC.


Pemanasan diteruskan sampai contoh sempurna menjadi abu

(berat konstan)

Dinginkan dalam dessicator dan timbang berat akhir.

Rumus :
Kadar Abu (%)

Dimana :
a = berat cawan + contoh (gr)

c a
b a

x 100

36

b = berat cawan kosong (gr)


c = berat cawan + contoh setelah dipanaskan (gr)
3.3.4. Kadar Zat Terbang (Volatile Matter)
Prinsip: Kadar zat terbang ditentukan dengan cara menghitung kehilangan berat dari
contoh yang dipanaskan (tanpa dioksidasi) pada kondisi standar, kemudian
dikoreksi terhadap kadar air lembab.
Cara Kerja :
Timbang 1 gram contoh ke dalam cawan silika yang telah

diketahui beratnya.

Pasangkan pada kaitan kawat nichhrom

Panaskan di dalam muffle furnace dengan suhu 900oC selama


10 menit.

Dinginkan di dalam dessicator dan timbang berat akhir.

Rumus :
Kadar Zat Terbang (%)

b c
b a

x 100

Dimana :
a = berat cawan + contoh (gr)
b = berat cawan kosong (gr)
c = berat cawan + contoh setelah dipanaskan (gr)

3.3.5. Kadar Carbon Padat (Fixed Carbon)


Kadar karbon padat ditentukan dengan persamaan berikut:
Fixed Carbon (%) = 100 - (IM + Ash + VM)

37

Dimana :

Tandan Kosong
Sawit
(Dibersihkan
dari kotoran )

Cangkang
Kelapa Sawit
(Dibersihkan
dari kotoran )

IM = Kadar air lembab


Dikeringkan

Ash = Kadar Abu

Dikeringkan

VM = Kadar Zat Terbang


Ditimbang

Ditimbang

Dikarbonisasi

Dikarbonisasi

Didinginkan

Didinginkan

Arang Tandan
Kosong Kelapa

Arang Cangkang
Kelapa Sawit

NaOH + Air

Dihaluskan

Dihaluskan

Dipanaskan

Diayak

Diayak

Ditambah
Tepung Sagu

Serbuk Arang

Serbuk Arang

Larutan Kanji

Dicampur

Dicetak

Sawit

Dikeringkan

Briket Bioarang

Uji Kualitas

38

Tandan Kosong
Sawit
(Dibersihkan
dari kotoran )

Cangkang
Kelapa Sawit
(Dibersihkan
dari kotoran )

Dikeringkan

Dikeringkan

Batubara Lignit

Ditimbang

Ditimbang

Dikeringkan

Dikarbonisasi

Dikarbonisasi

Ditimbang

Didinginkan

Didinginkan

Dikarbonisasi

Arang Tandan
Kosong Kelapa

Arang Cangkang
Kelapa Sawit

Didinginkan

NaOH + Air

Dihaluskan

Dihaluskan

Dipanaskan

Sawit
Dihaluskan

Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Pembuatan Briket Dari Campuran Tandan
Diayak

Serbuk Arang

Kosong dan Cangkang Kelapa Sawit


Diayak

Diayak

Ditambah
Tepung Sagu

Serbuk Arang

Serbuk Batubara

Larutan Kanji

Dicampur

Dicetak

Dikeringkan

Briket Bioarang

Uji Kualitas

39

Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pembuatan Briket Dari Campuran Tandan
Kosong dan Cangkang Kelapa Sawit Dengan Batubara Jenis Lignit

Anda mungkin juga menyukai