Anda di halaman 1dari 13

2

(kenyamanan, hiburan, kecepatan dan kesehatan) yang secara prinsip


intangibel bagi pembeli pertamanya.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa:
a) Pelayanan merupakan suatu kemudahan yang timbul karena adanya
transaksi jual beli barang dan jasa.
b) Sebagian pelayanan memiliki unsur ketidakwujudan (intangbility)
dan sebagian lain berwujud.
c) Pelayanan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui
suatu aktifitas atau kegiatan orang lain.
d) Subyek pelayanan adalah pelanggan yang dapat memberikan suatu
reaksi yang berbeda terhadap pelayanan yang kelihatannya sama.
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo pelayanan kesehatan
adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan )
dengan sasaran masyarakat.
Menurut Levey dan Loomba (1973) pelayanan kesehatan Adalah
upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif
(memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan),
kuratif

(penyembuhan),

dan

rehabilitasi

(pemulihan)

kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat,lingkungan. Yang


dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan
adalah input , proses, output, dampak, umpan balik.
Tjiptono (1998) mengemukakan kualitas pelayanan/jasa adalah
tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Menurut
pendapat tersebut sebuah kualitas pelayanan atau sebagai keunggulankeunggulan yang diberikan perusahaan dalam rangka memnuhi keinginan
pelanggan.
Payne (2000) menyatakan kualitas jasa berkaitan dengan
kemampuan sebuah organisasi untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.

Menurut

Mulyono

(1993)

pelayanan

adalah

rasa

(menyenangkan atau tidak menyenangkan) yang oleh penerima pelayanan


pada saat memperoleh pelayanan. Fitzsimmons & Fitz-Simmons
(Soetjipto,

1997)

mengatakan service

quality didefinisikan

sebagai

seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas
layanan yang mereka terima/peroleh .Sementara itu menurut Parasuramen
service quality adalah harapan sebagai keinginan para pelanggan
ketimbang layanan yang mungkin diberikan oleh perusahaan.
Dari seluruh defenisi di atas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan
dapat disimpulkan sebagai sebuah tingkat kemampuan (ability) dari

sebuah perusahaan dalam memberikan segala yang menjadi harapan


pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
Menurut De Vos kemiskinan adalah suatu keadaan dimana
seseorang tidak mampu mencapai salah satu tujuannya atau lebih,
tujuan-tujuan yang dimaksud di sini tentunya dapat diinterpretasikan
sesuai persepsi seseorang. Dengan demikian, kemiskinan dapat diartikan
berdasarkan kondisi seseorang dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan (Suparta, 2003).
Di lain pihak Friedmann (1979), mendefinisikan kemiskinan
sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis
kekuatan sosial. Basis kekuatan sosial meliputi modal yang produktif atau
asset (misalnya, tanah, perumahan, peralatan, kesehatan dan lain-lain);
sumber-sumber keuangan (income dan kredit yang memadai); organisasi
sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan
bersama (partai politik, sindikat, koperasi dan lain-lain); jaringan sosial
untukmemperoleh pekerjaan, barang-barang dan lain-lain; pengetahuan
dan keterampilan yang memadai; dan informasi yang berguna untuk
memajukan kehidupan anda.
De

Vos

(1991)

juga

memberikan

pengertian

kemiskinan

berdasarkan beberapa pendekatan, yaitu batasan secara absolut dan batasan


relatif. Kemiskinan secara absolut memberikan pengertian keadaan
seseorang dalam pemenuhan kebutuhan minimum untuk hidup tanpa

melihat kondisi lingkungan masyarakat. Sedangkan pengertian kemiskinan


relatif memberikan pengertian keadaan seseorang bila dibandingkan
dengan

kondisi

masyarakatnya

sering

berpindah-pindah

lapangan

pekerjaan dan sebahagian besar pendapatannya.


Dari segi sosial, kemiskinan penduduk dapat juga disebutkan
sebagai suatu kondisi sosial yang sangat rendah, seperti penyediaan
fasilitas kesehatan yang tidak mencukupi dan penerangan yang minim
(Sumardi dan Dieter, 1985). Kondisi sosial lain dari penduduk miskin
biasanya dicirikan oleh keadaan rumah tangga dimana jumlah anggota
keluarga banyak, tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan anggota
rumah tangga rendah, dan umumnya rumah tersebut berada di pedesaan
(BPS, 2002).
Dari segi ekonomi, rumah tangga miskin dicirikan oleh jenis mata
pencaharian pada sektor informal di pedesaan maupun di perkotaan, sering
berpindah-pindah mata pencaharian dari produktivitas yang rendah
sehingga menyebabkan pendapatan yang rendah. Karakteristik lain dari
rumah tangga miskin adalah kecenderungan untuk menyediakan sebagian
besar dari anggaran rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan. Alokasi
pendapatan yang cenderung hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan
merupakan cerminan adanya kemiskinan rumah tangga (Hasbullah, 1983)

Sekurang-kurangnya ada dua pendekatan untuk memberikan


pengertian tentang kemiskinan. Pertama adalah pendekatan absolut yang
menekankan pada pemenuhan kebutuhan fisik minimum, tolok ukur yang
dipakai adalah kebutuhan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang
atau keluarga agar dapat melangsungkan hidupnya pada taraf yang layak.
Pendekatan kedua adalah pendekatan relatif dimana kemiskinan ditentukan
berdasarkan taraf hidupnya relatif dalam masyarakat (Suparlan, 1984).
Secara konsepsional, kemiskinan dirumuskan sebagai suatu kondisi
hidup yang serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Secara operasional kriteria kemiskinan itu ditetapkan dengan
tolok ukur garis kemiskinan. Penduduk miskin adalah golongan
masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan target
pembangunan

biasanya

dirumuskan

sebagai

upaya

mengentaskan

golongan masyarakat miskin agar mereka bisa berada di atas garis


kemiskinan tersebut.
Esmara
kemelaratan

menyimpulkan,
perlu

ditentukan

bahwa
suatu

dalam
kebutuhan

menentukan

garis

minimum

yang

memungkinkan orang hidup dengan layak. Menurutnya, memang sukar


menentukan batas kelayakan jumlah pendapatan, pengeluaran konsumsi,
kebutuhan kalori, dan sebagainya yang dapat digunakan sebagai titik tolak
perhitungan. Esmara menyebutkan batas kebutuhan minimum tersebut
sebagai "garis kemiskinan". Batas tersebut juga biasa disebut dengan
"garis kemiskinan (Mubyarto,1990).

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk


pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu
sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit.
Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan
Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan.
Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu
dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah
pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah
negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila
didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut
selalu

menjaga

kepercayaan

konsumen

secara

cermat

dengan

memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi


keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan
pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medis dan
keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik

dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
Pelayanan kesehatan yang diberikan pihak rumah sakit terkadang
menjadi keluhan masyarakat. Rumah sakit daerah harus mempunyai
tanggung jawab yang besar karena sebagai Rumah Sakit Umum Daerah
yang bertugas melayani dan menganyomi kebutuhan masyarakat
khususnya masyarakat miskin dalam bidang kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat.
Sampai saat ini yang sering terjadi yaitu kurang efektifnya
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat terhadap pasien.
Sehingga dalam penelitian ini timbul kesenjangan antara konsep ideal dan
fakta- fakta yang ada pada saat ini.sehingga peneliti mengangkat judul
penelitianpelayanan kesehatan terhadap klien miskin dan non miskin di
RSI Kalianget,yang didasari teori dari Leavel & Clark.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang hendak di bahas dalam penulisan karya
tulis ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana pelayanan terhadap klien yang baik di rumah sakit?
2. Bagaimana pemtingnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat?
3. Bagaimana perbandingan pelayanan kesehatan miskin dan non miskin di
rumah sakit?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah agar kita semua,
khususnya para pembaca memahami dan bisa melihat gambaran yang
sesungguhnya mengenai pelayanan kesehatan di daerah kita.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Memberikan

pandangan

tentang

pelayanan

kesehatan

terhadap

masyarakat miskin dan non miskin.


2. Untuk membandingkan pelayanan kesehatan yang layak bagi masyarakat
miskin dan non miskin di RSI Kalianget

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat teoretik

10

Untuk memberikan penilaian terhadap pelayanan kesehatan


terhadap klien miskin dan non miskin yang ada di RSI Kalianget.
1.4.2

Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian menambah pemahaman dan wawasan tentang
pelayanan kesehatan yang baik untuk klien.
2. Bagi instansi
Akan memberikan gambaran dan informasi tentang pelayanan
kesehatan terhadap klien miskin dan non miskin.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai acuan dalam menyelesaikan penelitian selanjutnya.

1.5 Definisi Istilah


A.

Pengertian Khusus

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam


memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan
kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan
sasaran masyarakat.
Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:

11

Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau


secara bersama-sama dalam suatu organisasi.

Ruang

lingkup

kegiatan,

apakah

hanya

mencakup

kegiatan

pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit,


pemulihan kesehatan atau kombinasi dari padanya.
Pelayanan kesehatan sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan
atau pelayanan rawat inap (rehabilitasi). Pelayanan kesehatan masyarakat
pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan
preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.
Pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada
pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting
adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif).
a. Bentuk Pelayanan Rumah Sakit
Pelayanan rumah sakit ditunjukkan untuk : pasien/penderita dan
keluarganya, orang sehat, masyarakat luas, dan institusi (asuransi, pendidikan,
dunia usaha, kepolisian dan kejaksaan). Pelayanan terhadap pasien meliputi :
pemeriksaan, penegakan diagnosis, tindakan terapeutik (pengobatan), tindakan
pembedahan, penyinaran dan lain-lain.

12

Bentuk pelayanan rumah sakit dibagi atas pelayanan dasar, pelayanan


spesialistik dan sub spesialistik dan pelayanan penunjang. Bentuk pelayanan ini
akan sangat ditentukan juga oleh tipe rumah sakit.
Pelayanan dasar rumah sakit : rawat jalan (politeknik/ambulatory), rawat
inap (inpatient care), dan rawat darurat (emergency care). Rawat jalan merupakan
pertolongan kepada penderita yang masih cukup sehat untuk pulang ke rumah.
Rawat inap merupakan pertolongan kepada penderita yang memerlukan asuhan
keperawatan terus-menerus (continuous nursing care) hingga sembuh. Rawat
darurat merupakan pemberian pertolongan kepada penderita yang dilaksanakan
dengan segera.
Rawat darurat dilakukan dengan prinsip-prinsip : revive, review dan
repair. Setiap pasien masuk rawat darurat khusus di rumah sakit kemungkinan
dapat melalui 3 bagian sebelum masuk ke ruang rawat inap, atau kembali kerumah
sendiri. Bagian-bagian ini adalah : ruang triage, ruang tindakan dan ruang
observasi.
Pelayanan medis spesialistik dan sub spesialistik meliputi :
1.

Pelayanan spesialis bedah, terdiri dari 8 spesialis yakni : bedah syaraf,


bedah tumor, bedah urologi, bedah umum dan digestive, bedah orthopedic,

2.

bedah anak, bedah plastik dan rekonstruksi , bedah torax dan kardiovaskuler.
Pelayanan spesialis penyakit dalam terdiri dari 8 (delapan) sub spesialis
yakni gastro enterologi, metabolisme/endokrin, cardiology, tropical medicine,

3.

rheumatologi, pulmonologi, ginjal dan hematology.


Pelayanan spesialis kebidanan dan penyakit kandungan terdiri dari 7
(tujuh) sub spesialis yakni obstetric dan gynocologi umum, perinatologi,

13

endokrinologi, onkologi, obstetric dan gynocolgi social, reproduksi dan


rekonstruksi.
4.
Pelayanan spesialis kesehatan anak terdiri dari 14 (empat belas) sub
spesialis yakni hematologyk pulmonologi , gastroenterologyk alergi
immunologi, gizi, penyakit infeksi, pencitraan, nephrology, neonatology,
5.

endokrinologi, cardiologi, tumbuh kembang, dan pediatric gawat darurat.


Pelayanan spesialis telinga, hidung dan tenggorokan terdiri dari 6 (enam)
sub spesialis, yakni : otology, audiologi-vestibular, faring-laringologi,

6.

rhinologi, onkologi THT dan bronkho-esofagologi.


Pelayanan spesial mata, terdiri dari 5 sub spesialis, yakni : glaucoma,

external eye disease, retina/uvea, tumor dan trauma rekonstruksi.


7.
Pelayanan spesialis neurology, terdiri dari 6 (enam) sub spesialis, yakni :
neuro muscular, neuro fisiologi, neurologi anak, neuro opthalmologi, neuro
radiologi dan neuro restorasi.
8.
Pelayanan spesialis kulit dan kelamin, terdiri dari 7 (tujuh) sub spesialis,
yakni : allergi immunologi, kosmetik, mikologi, dermatologi, penyakit
9.

hubungan seksual, umum dan MH (Morbus Hansen).


Pelayanan spesialis anaesthesi, terdiri dari 6 (enam) sub spesialis, yakni :
thorax & cardiovascular anaesthesia, neuro anaesthesia, regional analgesia,
obstetric anaesthesia and labor painless, pain clinic and palliative care, dan

10.
11.

intensive cara unit.


Pelayanan medis spesialis rehabilitasi medik.
Pelayanan medis spesialis gizi klinik.
Pelayanan bedah (operasi) dilakukan di instalasi bedah sentral. Instalasi bedah
sentral merupakan pusat seluruh kegiatan pembedahan pasien di rumah sakit.
Oleh karena itu, ada prinsip-prinsip yang harus dipatuhi di dalam bedah

14

sentral ini, yaitu : cukup nyaman bagi tim, mencegah infeksi dan kontaminasi,
dan membuat barrier antara hal-hal yang sifatnya bersih dengan yang kotor.
Selain itu juga di rumah sakit terdapat pelayanan penunjang, yaitu :
penunjang diagnostic (radiology dan laboratorium), penunjang terapi (farmasi,
gizi, rehabilitasi media dan kamar bedah). Pelayanan penunjang medis
1.

spesialistik, terdiri dari :


Pelayanan spesialis radiology, yang terbagi atas : sub spesialis radiology
anak, sub spesialis C. Tomografi, sub spesialis radiology, dan sub spesialis

2.
3.
4.
5.

angiografi.
Pelayanan spesialis patologi klinik.
Pelayanan spesialis parasitologi klinik.
Pelayanan spesialis mikrobiologi klinik.
Pelayanan spesialis patologi anatomi.

Anda mungkin juga menyukai