Perkembangan Islam Era Khulafa AR-Rasyidin: Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Islam Era Khulafa AR-Rasyidin: Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
B. Pokok Bahasan
1. Bagaimana Perkembangan Politik dan Pemerintahan Pada masa Khulafa al-Rayidun?
2. Bagaimana Perkembangan Kebudayaan dan Peradaban Pada masa Khulafa alRayidun?
BAB II
PEMBAHASAN
kejayaannya. Pertempuran yang terjadi dikenal dengan perang shiffin, perang ini diakhiri
dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelsaikan maslah, bahkan
menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari
barisan Ali).
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pema\paran diatas adalah, bahwa dalam sejarah
pemerintahan islam tidak ada satu pun konsep negara islam. Sebab ssemuanya tergantgung pada
situasi dan kondisi yang ada. Seperti Abu Bakar yang diangkat dengan sistem demokrasi
lanbgsung, Umar diangkat dengan sistem kerajaan, yaitu Abu Bakar mengangkat langsung
Khalifah Umar sebagai pengganti diriny, Utsman naik menajdi Khalifah dengan sistem
perwkilan, atau sekarang lebih dikenal dengan parlemen, sedang Ali naik dengan klaim sep[ihak
dri kelompoknya yang akhirnya kaumnya terpecah belah.
Daftar Pustaka
Al-Jabiri, Mohamed Abed. 2004. Problem peradaban: penelusuran atas jejak Kebudayaan Arab,
Islam dan Timur. Yogyakarta: Belukar.
Engineer, Asghar Ali. Devolusi Negara Islam. 2000. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryam, Siti dkk (Ed.). 2004.Sejarah Peradaban Islam dari masa klasik hingga masa modern.
Yogyakarta: LESFI.
Sjadzali, Munawir. 1993. Islam dan Tata Negara ajaran, sejarah dan pemikiran. Jakarta: UIPress.
Yatim, Badri. 2006. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta : 1993
Ismail, Faisal. Paradigma Kebudayaan Islam. Titian Ilahi Press, Yogyakarta : 1997
Rahman, Dadang Abdur. Sejarah Peradaban Islam dari Klasik hingga Modern. Pustaka,.
Bandung : 2002
Thohir Adjid, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta : 2004
Madjid, Nur Cholis, Islam Doktrin Dan Peradaban, Yayasan Wakaf Paradmadina, 1992
As Sibai, Musthofa. Islam Doktrin Dan Peradaban. Yayasan wakaf Paramadina, Jakarta : 1992
Tiga abad selepas wafatnya Al-Jazari, dari Kashan, Iran, muncullah seorang insinyur dan
astronom terkemuka bernama Jamshid Al- Kashi. (SuaraMedia News)
Pada era kekhalifahan teknologi komputer analog dikuasai dan dikembangkan para
insinyur Muslim. Sederet peralatan yang menggunakan prinsip komputer analog telah
ditemukan para ilmuwan Islam.Ketika peradaban Islam menggenggam dunia, para insinyur
Muslim ternyata sudah menguasai teknologi komputer. Yang pasti, teknologi yang
dikembangkan para saintis di zaman itu bukan komputer digital, melainkan komputer
analog. Istilah komputer analog, menurut Wikipedia, digunakan untuk menggambarkan alat
penghitung yang bekerja pada level analog lawan (dual) dari level digital.
Komputer analog pun kerap didefinisi - kan sebagai komputer yang mengolah da ta berdasarkan sinyal yang bersifat kualitatif atau sinyal analog, untuk mengukur variabelvariabel, seperti voltase, kecepatan suara, resistansi udara, suhu, dan pengukuran gempa.
Komputer ini biasanya digunakan untuk mempresentasikan suatu keadaan,seperti untuk
termometer, radar, dan kekuatan cahaya. Cikal bakal penggunaan teknologi komputer
analog telah mulai berkembang jauh sebelum Islam datang. Menurut para ahli, Antikythera
Mechanism merupakan komputer analog pertama yang digunakan peradaban manusia. Alat
yang dikembangkan peradaban Yunani sejak 100 tahun SM itu, tak hanya digunakan untuk
memprediksi pergerakan matahari dan bulan, tetapi digunakan juga untuk merencanakan
Olimpiade.
Dengan menggunakan teknologi pemindai tiga dimensi, para ahli menemukan fakta
bahwa alat yang terdiri atas cakra angka terbuat dari kuningan dan roda penggerak itu juga
dipakai untuk menentukan tanggal Olimpiade. Pada salah satu roda penggerak alat itu,
tergores kata-kata Isthmia, Olympia, Nemea, dan Pythia bagian dari pertandingan
pendahuluan pada kompetisi Panhellic. Pada era kekhalifahan teknologi komputer analog
dikuasai dan dikembangkan para insinyur Muslim. Sederet peralatan yang menggunakan
prinsip komputer analog telah ditemukan para ilmuwan Islam. Alat-alat itu umumnya
digunakan untuk beragam kegiatan ilmiah. Di zaman keemasannya, para astronom Muslim
berhasil menemukan beragam jenis astrolabe.
Peralatan astronomi itu digunakan untuk menjawab 1001 permasalahan yang
berhubungan dengan astronomi, astrologi, horoskop, navigasi, survei, penentuan waktu,
arah kiblat, dan jadwal shalat. Menurut D De S Price (1984) dalam bukunya bertajuk, A
History of Calculating Machines, Abu Raihan Al- Biruni merupakan ilmuwan pertama
yang menemukan alat astrolabe mekanik pertama untuk menentukan kalender bulanmatahari. Astrolabe yang menggunakan roda gigi itu ditemukan Al-Biruni pada tahun 1000
M. Tak lama kemudian, Al-Biruni pun menemukan peralatan astronomi yang menggunakan
prinsip komputer analog yang dikenal sebagai Planisphere sebuah astrolabe peta bintang.
Pada tahun 1015 M, komputer analog lainnya ditemukan ilmuwan Muslim di Spanyol
Islam bernama Abu Ishaq Ibrahim Al- Zarqali.
Arzachel, demikian orang Barat biasa menyebut Al-Zarqali, berhasil menemukan
Equatorium alat penghitung bintang. Peralatan komputer analog lainnya yang
dikembangkan A-Zarqali bernama Saphaea. Inilah astrolabe pertama universal latitudeindependent. Astrolabe itu tak bergantung pada garis lintang pengamatnya dan bisa
digunakan di manapun di seluruh dunia. Dua abad kemudian, insinyur Muslim terkemuka
bernama Al-Jazari mampu menciptakan jam istana (castle clock) sebuah jam astronomi.
Jam yang ditemukan tahun 1206 M itu diyakini sebagai komputer analog pertama yang bisa
diprogram. Jam astronomi buatan Al- Jazari itu mampu menampilkan zodiak, orbit
matahari, dan bulan serta bentukbentuk bulan sabit.
Peralatan komputer analog lainnya berupa astrolabe juga ditemukan Abi Bakar
Isfahan pada tahun 1235 M. Peralatan astronomi yang diciptakan astronom dari Isfahan,
Iran, itu berupa komputer kalender mekanik. Ilmuwan Muslim lainnya bernama Al-Sijzi
juga tercatat berhasil menemukan peralatan astronomi yang menggunakan prinsip kerja
komputer analog. Alatnya bernama Zuraqi sebuah astrolabe heliosentris. Ibnu Samh
astronom terkemuka di abad ke-11 M juga dicatat dalam sejarah sains Islam sebagai salah
seorang penemu peralatan komputer analog berupa astrolabe mekanik. Seabad kemudian,
ilmuwan Muslim serbabisa legendaris bernama Sharaf Al-Din Al-Tusi menciptakan
astrolabe linear.
Pada abad ke-15 M, penemuan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer
analog di dunia Islam terbilang makin canggih. Ilmuwan Islam bernama Al- Kashi sukses
menciptakan Plate of Conjunctions sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari
terjadinya konjungsi planet-planet. Selain itu, Al- Kashi pun juga menemukan komputer
planet: The Plate of Zones. Yakni, sebuah komputer planet mekanik yang secara nyata
mampu memecah - kan sederet masalah terkait planet. Alat yang diciptakan pada abad ke15 M ini juga dapat memprediksi posisi garis bujur matahari dan bulan secara tepat.
Tak cuma itu, peralatan astronomi ini juga mampu menentukan orbit planet-planet,
garis lintang matahari, bulan dan planet-planet, serta orbit matahari. Semua penemuan itu
membuktikan bahwa peradaban Islam menguasai teknologi di era kejayaannya. Padahal,
pada masa itu masyarakat Barat berada dalam keterbelakangan dan kebodohan. Tak dapat
dimungkiri lagi, jika sains dan teknologi merupakan kontribusi paling monumental yang
diberikan peradaban Islam kepada dunia modern. Berkat sains yang berkembang di dunia
Islam, peradaban Barat pun bisa keluar dari cengkeraman kebodohan. Berkembangnya
ilmu pengetahuan serta teknologi di dunia Islam telah membuat para pemikir Barat
berdecak kagum.
Pencapaian terpenting di abad pertengahan adalah terciptanya semangat
eksperimental yang dikembangkan peradaban Muslim, tutur Bapak Sejarah Sains, George
Sarton, dalam bukunya, The Introduction to the History of Science. Oliver Joseph Lodge
dalam The Pioneers of Science juga mengakui kehebatan peradaban Islam di masa
keemasan. Menurut dia, peradaban Islam yang diwakili masyarakat Arab telah berhasil
menghubungkan secara efektif antara sains yang baru dengan ilmu pengetahuan lama.
Zaman kegelapan terjadi karena terjadinya jurang kesenjangan dalam sejarah sains Eropa.
Sekitar seribu tahun tak ada aktivitas sains, kecuali di peradaban Islam, cetus Lodge.
Muhammad Iqbal dalam The Reconstruction of Religious Thought in Islam
menyatakan bahwa peradaban Islam yang berkembang di Arab berhasil mendorong
berkembangnya sains dengan begitu pesat di saat Barat dikungkung kebodohan. Pada masa
itu, umat Islam telah memperkenalkan metode eksperimental, observasi, dan pemikiran
Insinyur Perintis Komputer Analog Modern
Al-Jazari (1136 M-1206 M) Bapak Teknik Modern. Begitu insinyur Mus - lim dari abad ke12 M ini biasa dijuluki. Ia ada lah ilmuwan legendaris yang berhasil menemu kan sederet
peralatan teknologi yang sangat monumental di zamannya. Selain dikenal dunia teknik
modern sebagai perintis robot, Al-Jazari pun tercatat sebagai sarjana pertama yang men
ciptakan komputer analog yang bisa diprogram.
Insinyur bernama lengkap Al-Shaykh Rais Al- A`mal Badi`Al-Zaman Abu Al-`Izz
ibn Isma`il ibn Al-Razzaz Al-Jazari itu membuat komputer analog pertama yang bisa
diprogram dalam bentuk Jam Istana. Sederet karya penting dalam bidang teknologi yang
diciptakannya termuat dalam kitab Al-Jami `bayn al-`ilm wa l- `amal al-nafi `fi sina `at alhiya(Ikhtisar dan Panduan Membuat Berbagai Mesin Mekanik).
Risalah ini dinilai sebagai karya yang sangat penting dalam tradisi teknik mesin di
dunia. Lewat karyanya itu, Al-Jazari juga telah meletakkan dasar kerja dalam sejarah
teknologi. Tak heran, jika kitab teknologi yang ditulisnya itu mampu `menyihir dan
membetot perhatian para ahli sejarah teknologi dan sejarawan seni dunia. Selain dikenal
sebagai seorang penemu dan insinyur besar, dunia juga mengenalnya sebagai seorang
seniman hebat.
Betapa tidak, dalam risalah fenomenal yang di - ciptakannya, secara gamblang dan
lugas Al-Jazari melukiskan penemuannya dengan lukisan khas bergaya Islami era
kekhalifahan. Lukisan miniatur dari karya-karya yang diciptakannya itu berisi pe - tun juk
dan tata cara untuk membuat peralatan atau teknologi yang diciptakannya. Sehingga, me mung kinkan setiap pembaca risalahnya untuk me - rangkai dan membuat beragam
penemuannya itu
Jamshid Al-Kashi
Tiga abad selepas wafatnya Al-Jazari, dari Kashan, Iran, muncullah seorang insinyur dan
astronom terkemuka bernama Jamshid Al- Kashi. Ia tumbuh besar ketika Timur Lenk, penguasa
Dinasti Timurid, menguasai tanah kelahirannya. Kemiskinan tak mampu mematahkan
semangatnya untuk belajar. Matematika dan astronomi adalah dua bidang studi yang sangat
menarik perhatian dan minatnya. Perekonomian di tanah kelahirannya mulai pulih ketika Dinasti
Timurid dipimpin Shah Rukh. Sang pemimpin baru itu mendukung dan mendorong
berkembangnya ekonomi, seni, dan ilmu pengetahuan.
Di kota kelahirannya, Al-Kashi dengan serius mempelajari dan mengkaji astronomi. Pada 1
Maret 1407 M, dia berhasil merampungkan penulisan risalah astronomi berjudul, Sullam AlSama. Naskahnya hingga kini masih tetap eksis. Pada tahun 1410 M, ia kembali berhasil
menyelesaikan penulisan buku Compendium of the Science of Astronomy. Buku tersebut ditulis
dan didedikasikan secara khusus untuk penguasa Timurid.
Al-Kashi telah berjasa menemukan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer ana log. Ia berhasil menciptakan Plate of Conjunc - tions sebuah alat hitung untuk menentukan waktu
dan hari terjadinya konjungsi planet-pla net. Ia juga sukses menciptkan komputer planet
Author: rifai
PENDIDIKAN Islam adalah sebuah sarana atau pun furshoh untuk menyiapkan
masyarakat muslim yang benar-benar mengerti tentang Islam. Di sini para pendidik muslim
mempunyai satu kewajiban dan tanggung jawab untuk menyampaikan ilmu yang
dimilikinya kepada anak didiknya, baik melalui pendidikan formal maunpun non formal.
Pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan yang lain. Pendidikan Islam lebih
mengedepankan nilai-nilai keislaman dan tertuju pada terbentuknya manusia yang
berakhlakul karimah serta taat dan tunduk kepada Allah semata. Sedangkan pendidikan
selain Islam, tidak terlalu memprioritaskan pada unsur-unsur dan nilai-nilai keislaman,
yang menjadi prioritas hanyalah pemenuhan kebutuhan indrawi semata.
Indonesia adalah sebuah negara besar yang memiliki penduduk ratusan juta jiwa.
Indonesia juga adalah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.
Menurut sebuah perhitungan manusia Muslim Indonesia adalah jumlah pemeluk agam
Islam terbesar di dunia. Jika dibanding dengan negara-negara Muslim lainnya, maka
penduduk Muslim Indonesia dari segi jumlah tidak ada yang menandingi. Jumlah yang
besar tersebut sebenarnya merupakan sumber daya manusia dan kekuatan yang sangat
besar, bila mampu dioptimalkan peran dan kualitasnya. Jumah yang sangat besar tersebut
juga mampu menjadi kekuatan sumber ekonomi yang luar biasa. Jumlah yang besar di atas
juga akan menjadi kekuatan politik yang cukup signifikan dalam percaturan nasional.
Namun realitas membuktikan lain. Jumlah manusia Muslim yang besar tersebut
ternyata tidak mamiliki kekuatan sebagaimana seharusnya yang dimiliki. Jumlah yang
sangat besar di atas belum didukung oleh kualitas dan kekompakan serta loyalitas manusia
Muslim terhadap sesama, agama, dan para fakir miskin yang sebagian besar (untuk tidak
mengatakan semuanya) adalah kaum Muslimin juga. Kualitas manusia Muslim belum
teroptimalkan secara individual apalagi secara massal. Kualitas manusia Muslim Indonesia
masih berada di tingkat menengah ke bawah. Memang ada satu atau dua orang yang
menonjol, hanya saja kemenonjolan tersebut tidak mampu menjadi lokomotif bagi
rangkaian gerbong manusia Muslim lainnya. Apalagi bila berbicara tentang kekompakan
dan loyalitas terhadap agama, sesama, dan kaum fakir miskin papa. Sebagian besar dari
manusia Muslim yang ada masih berkutat untuk memperkaya diri, kelompok, dan pengurus
partainya sendiri. Masih sangat sedikit manusia Muslim Indonesia yang berani secara
praktis-bukan hanya orasi belaka-memberikan bantuan dan pemberdayaan secara tulus
ikhlas kepada sesama umat Islam, khususnya para kaum fakir miskin papa.
Paradoksal fenomena di atas, yakni jumlah manusia Muslim Indonesia yang sangat
besar akan tetapi tidak memiliki kekuatan ideologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi,
kekuatan budaya, dan kekuatan gerakan adalah secara tidak langsung merupakan dari hasil
pola pendidikan Islam selama ini. Pola dan model pendidikan Islam yang dikembangkan
selama ini masih berkutat pada pemberian materi yang tidak aplikatif dan praktis. Bahkan
sebagian besar model dan proses pendidikannya terkesan asal-asalan atau tidak
professional. Selain itu, pendidikan Islam di Indonesia negara tercinta mulai tereduksi oleh
nilai-nilai negatif gerakan dan proyek modernisasi yang kadang-kadang atau secara nyata
bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
Tulisan ini mencoba untuk memberikan gambaran secara global tentang
pendidikan Islam Indonesia saat ini sebagai landasan awal untuk meneropong moralitas
bangsa di masa depan. Moralitas masa depan bangsa menjadi sangat penting untuk
diteropong, karena didasarkan pada asumsi awal sebagian pakar yang berpendapat bahwa
salah satu factor penyebab atau biang keladi terjadi dan berlangsungnya krisis
multidimensional negara Indonesia adalah masalah moralitas bangsa yang sangat
amburadul dan tidak karu-karuan.
Kalau kita kembali kepada sejarah pendidikan Islam di Indonesia, maka kita akan
temukan bahwa pada awal munculnya pendidikan Islam tidak terlepas dari peran para
pembawa Islam ke Indonesia sendiri. Jadi sebelum pendidikan Islam ada, terlebih dahulu
Indonesia dimasuki oleh para penyebar Islam, walaupun menurut kajian sejarah bahwa para
ahli berbeda pendapat tentang waktu dan pembawanya masuknya Islam ke Indonesia. Ada
yang mengatakan pada abad ke-7 seperti yang dikatakan HAMKA dalam Seminar Sejarah
Masuknya Agama Islam di Indonesia (1963). Ada lagi yang mengatakan bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Teori ini dicetuskan oleh seorang orintalis Snouck
Hurgronje, yang belajar agama puluhan tahun di mekkah dengan tujuan untuk
menghancurkan Islam dari dalam.
Terlepas dari perbedaan tersebut, pendidikan Islam di Indonesia telah ada
semenjak Islam masuk ke Indonesia. Yaitu, melalui dakwah mereka dalam menyebarkan
Islam, walaupun bentuknya tidak formal seperti sekolah-sekolah yang ada sekarang.
mengukuti tuntutan anak modern yang selalu kritis dan lebih berpikiran maju dari anak
zaman dahulu yang cenderung manut dan tunduk terhadap apa yang disampaikan guru.
Pendidikan Islam ke depan harus lebih memprioritaskan kepada ilmu terapan yang
sifatnya aplikatif, bukan saja dalam ilmu-ilmu agama akan tetapi juga dalam bidang
teknologi. Sebab selama ini Pendidikan Islam terlalu terkonsentrasikan pada pendalaman
dikotomi halal haram dan sah batal, namun terlalu mengabaikan kemajuan IPTEK yang
menjadi sarana untuk mencapai kemajuan di era modern ini.
Bila dianalisis lebih jeli selama ini, khususnya sistem pendidikan Islam seakanakan terkotak-kotak antara urusan duniawi dengan urusan ukhrowi. Ada pemisahan antara
keduanya. Sehingga dari paradigma yang salah itu, menyebabkan umat Islam belum mau
ikut andil atau berpasrtisipasi banyak dalam agenda-agenda yang tidak ada hubungannya
dengan agama atau sains sebaliknya. Sebagai permisalan tentang sains, sering kali umat
Islam Phobia dan merasa sains bukan urusan agama. Dalam hal ini ada pemisahan antara
urusan agama yang berorientasi akhirat dengan sains yang dianggap hanya berorientasi
dunia saja.
Sejarah telah mencatat, pada awal abad VIII umat Islam telah menorehkan tinta
emas kemajuan iptek jauh sebelum terjadinya revolusi Industri yang diagung-agungkan
bangsa Eropa. Kala itu, Ilmuwan-ilmuwan Islam dapat meletakkan dasar kemajuan iptek
yang tentu saja atas dasar agama. Diantara ilmuwan seperti, Abu Bakr Muhammad bin
Zakariya ar-Razi (Razes [864-930 M]) yang dikenal sebagai dokter Muslim terbesar, atau
pakar kedokteran Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (Avicenna [981-1037 M])
yang hasil pemikirannya The Canon of Medicine (Al-Qanun fi At Tibb) menjadi rujukan
utama ilmu kedokteran di eropa. Al Kawarijmi Jabir Ibnu Hayyan yang meninggal tahun
803 M disebut-sebut sebagai Bapak Kimia. Algoritma yang kita kenal dalam pelajaran
matematik itu berasal dari nama seorang ahli matematik Muslim bernama Muhammad bin
Musa Al-Khwarizmi (770-840M)
Ilmuwan muslim telah diakui menjadi jembatan yang menghubungkan Prarevolusi dengan kemajuan eropa melalui revolusi industri yang sempat diklaim merubah
dunia. Lantas apa yang menyebabkan Islam dapat bersinar kala itu?. Alasannya adalah
peran Islam dalam mengembangkan iptek sangatlah luar biasa. Selain ilmuwan-ilmuwan
yang bekerja keras, ditambah pemerintahan yang mendukung dengan rela menyewa
penerjemah-penerjemah untuk menenjemahkan warisan-warisan ilmuan kuno Yunani.
Sehingga nampak bahwa Islam tidak hanya berorientasi pada agama, tetapi juga turut
mengembangkan iptek yang sebelumnya dianggap berorientasi pada dunia.
Saat ini bangsa Eropa dan Amerika sedang berada pada posisi atas, mereka
memegang peran yang signifikan dalam penguasaan seluruh tataran kehidupan di dunia.
Hal ini sesuai dengan Sunatullah yang menyebutkan bahwa, akan ada pergiliran kekuasaan
di antara manusia dan ini adalah sebuah kepastian. Dan masa (kejayaan dan kehancuran)
itu, kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) Namun
pergilirian ini terjadi, selain atas izin Allah, juga bergulir sesuai dengan sunatullah yang
lain yaitu usaha keras bangsa Eropa dan Amerika dalam penguasaan berbagai macam
disiplin ilmu. Salah satunya adalah sains.
Oleh karena itu, umat Islam harus mengusahakan agar roda itu terus berputar
hingga suatu saat nanti giliran umat Islam berada pada posisi diatas dengan cara
memadukan Islam dan sains melalui sistem pendidikan. Sehingga Umat Islam dapat
menggenggam dunia dengan sistem yang lebih baik dari sekarang. Dan perlu dingat, bahwa
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, bila kaum itu yang merubah keadaannya
sendiri.
Dan yang sampai sekarang bergolak dalam dada penulis, kapan Rifaiyah akan
melakukan rekonstruksi untuk menuju dan ikut serta menorehkan tinta emas dalam
percaturan sejarah nasional ?. Sekali lagi, sambil bergumam dalam hati sembari
memejamkan mata membangun imajinasi yang rupawan tentang Rifaiyah, penulis
mengajak semua intelektual Rifaiyah untuk bersatu dan bersama membangun warisan sang
guru ini.
Pada tahun132 H/750 M, keturunan bani Umayyah ditumpas habis dan menandai
berkahirnya dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman, satu-satunya keturunan bani Umayah yang
berhasil melarikan diri ke Andalusia dan mendirikan dinasti Umayyah II di daratan Eropa
tersebut. Sejalan dengan pesatnya perkembangan Islam di Asia dan Afrika, Islam juga menyebar
ke Eropa. Yaitu melalui tiga jalan sebagai berikut.
1. Jalan barat, yakni dilakukan dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia di bawah pimpinan
thariq bin ziyad (711 M). Bahkan, tentara Islam dapat melewati Pegunungan Pirenia yang
akhirnya ditahan oleh tentara perancis di bawah pimpinan karel martel di kota poitiers (732
M). Akhirnya, pemerintahan Khilafah Umayyah memipmpin di semenanjung Iberia yang
dikenal dengan bani Umayah II (711 M-1492 M) dengan ibukotanya Cordoba.
2. Jalan tengah, yakni dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju sepenanjung Apenina. Islam
dapat menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut kembali oelh bangsa Nordia
pada abad ke-11
3. Jalan timur, dimana pada tahun 1453, turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil
menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel dari arah
belakang yakni laut hitam sehingga mengejutkan tentara byzantium timur. Dari Byzantium,
tentara turki usmani terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina di Austria. Setelah itu,
tentara Turki Usmani mundur kembali ke Semenanjung Balkan dan menguasai daerah ini
selama kurang lebih empat abad. Baru pada abad ke-19, daerah ini berhasil melepaskan diri
dari kekuasaan Islam. Akan tetapi, kota konstantinopel masih tetap dikuasai dinasty
Umayyah dan berubah menjadi Istanbul
A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Sesungguhnya Eropa banyak berhutang budi pada Islam karena banyak sekali peradaban
Islam yang mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan sisilia. Spanyol sendiri
merupakan tempat yang paling utam bagi Eropa dalam menyerap ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Beberpa perkembangan Islam antara lain sebagai berikut.
1. Bidang politik
Terjadi balance of power karena di bagian barat terjadi permusuhan antara bani
Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis, sedangkan di
bagian timur terjadi perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran
Byzantium timur di semenanjung Balkan. Bani Abbasyah juga bermusuhan
dengan Bani Umayyah II dalam perebutan kekuasaan pada tahun 750 M.
karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa
latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme
pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada
beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunanbangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh
secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi
pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi
Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat
sehingga hanya menjadi kenangan.
B. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan
1.
2.
3.
4.
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada
abad pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah, perluasan wilayah
Islam masih terus dilanjutkan sehingga dengan demikian kebudayaan Islam tetap
berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan bahwa semangat kaum muslim dalam
meraih cita-cita sangat tinggi sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan yang sangat
dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap perluasan
wilayah, kaum muslim mampu menguasai Spanyol dalam waktu sekitar delapan abad
(711-1492 M) dan menguasai Semenanjung Balkan sekitar 4 abad (1453-1918 M)
Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat
telah berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat
kehancuran akan menimpa. Hal tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwa-peristiwa
runtuhnya daulah bani Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia serta
kerajaan atau pemerintahan lain dimanapun berada
Penaklukan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim saat itu
berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh pemimpin
mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada dibawah pemerintahan
yang zalim atau karena kerajaan tersebut telah mengganggu wilayah-wilayah Islam. Oleh
karena itu, kaum muslim telah bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu negara dari
tindakan pemerintah mereka yang sewenag-wenang dan bukan bertindak sebagai
penjajah atas suatu negara. Penduduk yang dibebaskan tetap diberikan keleluasan untuk
menjalankan agama atau kepercayaan mereka masing-masing meskipun upaya
penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.
Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah satunya disebabkan
jasa sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi mata rantai perkembangan ilmu
pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu.
1. Sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar di kemudian hari perilaku atau perbuatan
kaum muslim yang membuat kaum muslim dan umat manusia lainnya menderita tidqak
terulang lagi. Lemahnya persatuan umat Islam dapat dijadikan celah pihak lain untuk
memundurkan peran kaum muslim, baik dari kancah perekonomian maupun politik. Oleh
karena itu, umat Islam hendaknya mampu mengubah tata kehidupannya yang seimbang
antara kepentingan duniawi dan ukhrawinya serta senantiasa meningkatkan wawasan
keislamannya melalui rujukan Al Quran dan Hadis.
2. Umat Islam harus mengambil pelajaran dari negara barat. Mereka semula jauh tertinggal
dibandingkan dengan kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat Islam, tetapi
kemudian mereka dapat mengejar kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat
Islam. Invasi Islam terhadap Eropa seperti andalusia dan Semenanjung Balkan selama
berabad-abad telah memotifasi barat untuk mempelajari ilmu pengetahuan, tekhnologi
dan kebudayaannya
3. Keberadaan cendekiawan pada masa perkembangan Islam abad pertengahan seperti Ibnu
Sina, Al Farabi, dan Ibnu Rusyd haurs menjadi inspirasi dan inovasi bagi uamt Islam
untuk terus mempelajari berbagai disiplin ilmu demi melanjutkan cita-cita perjuangan
tokoh-tokoh muslim pada abad pertengahan tersebut sehingga Islam mampu membawa
rahmat bagi seluruh dunia.
D. Pengaruh Sejarah Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam Indonesia
Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama
hindu dan budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut
animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar
baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara
lain seperti di bawah ini.
1. Pengaruh Bahasa dan Nama
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab.
Bahasa Arab sudah banayk menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata
wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker.
Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab) seperti
Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib, Muhaimin, Junaidi, Aminah,
Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.
3. Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni
4. Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara
tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni
musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat
pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang
banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
5. Pengaruh dalam Bidang Politik
dimasukkan ke dalam troli yang kemudian diledakkan. Pada awalnya, monyet yang dipakai
dalam berbagai eksperimen tetapi para saintis kemudian menggantinya dengan babi. Binatangbinatang tersebut ditembak persis di atas mata untuk meneliti efek daripada misil berkecepatan
tinggi pada jaringan otak.
Di Amerika Serikat, di akhir tahun 40-an, anak-anak remaja diberi sarapan yang dicampuri
radioaktif, ibu-ibu setengah baya disuntik dengan plutonium radioaktif dan biji kemaluan para
tahanan disuntik radiasi semua atas nama sains, kemajuan dan keamanan. Eksperimeneksperimen ini diadakan sejak tahun 1940-an sampai 1970-an (Brown, 1994).
Selama tahun 1950-an, 60-an dan 70-an, menurut New York Times, wajib bagi seluruh
mahasiswa baru, laki-laki dan perempuan, di Harvard, Yale dan universitas-universitas elit lain di
Amerika, difoto telanjang untuk sebuah proyek besar yang didisain dalam rangka untuk
menunjukkan bahwa tubuh seseorang yang diukur dan dianalisa, dapat bercerita banyak tentang
intelegensia, watak, nilai moral dan kemungkinan pencapaiannya di masa depan. Ide ini berasal
dari pendiri Darwinisime Sosial, Francis Galton, yang mengajukan foto-foto arsip tersebut untuk
dewan kependudukan Inggris. Sejak awal tujuan dari pemotretan-pemotretan ini adalah
egenetika. Data-data yang terakumulasi akan dipakai sebagai proposal untuk mengontrol dan
membatasi produksi organisme dari orang-orang yang inferior dan tidak berguna. Beberapa
organisme tipe terakhir ini akan dikenakan sangsi bila melakukan reproduksi atau akan
disteril (Rosenbaum, 1995).
Sementara itu media televisi, sebagai hasil pencapaian teknologi modern yang paling luas
jangkauannya memiliki dampak sosio-psikologis sangat kuat pada pemirsanya. Beberapa hasil
studi berhasil menguak hubungan antara menonton televisi dengan sikap agresif (Huismon &
Eron, 1986; Wiegman, Kuttschreuter & Baarda, 1992), dengan sikap anti social (Hagell &
Newburn, 1996), dengan sikap aktifitas santai (Selnon & Reynolds, 1984), dengan
kecenderungan gaya hidup (Henry & Patrick, 1977), dengan sikap rasial (Zeckerman, Singer
&Singer, 1980), kecenderungan atas preferensi seksual (Silverman Watkins & Sprafkin, 1983),
kesadaran akan daya tarik seksual (Tan, 1979), stereotype peran seksual (Durkin, 1985), dengan
bunuh diri (Gould & Shaffer, 1986), identifikasi diri dengan karakter-karakter di televisi
(Shaheen, 1983).
Hasil-hasil studi yang lain tentang dampak-dampak televisi menunjukkan indikasi yang
cenderung agak menggembirakan. Seperti adanya kesadaran akan segala peristiwa yang terjadi
di seluruh dunia (Cairn, 1990), kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
(Conway, Steven & Smith, 1975), bertambhanya pengetahuan akan geografi (Earl & Pasternack,
1991), meningkatnya pengetahuan tentang masalah politik (Furnham & Gunter, 1983), bersikap
pro social (Gunter, 1984).
Tetapi perlu dicatat bahwa sejak munculnyaera televisi dibarengi dengan timbulnya berpuluhpuluh channel dengan menawarkan berbagai acara-acara yang menarik dan bervariasi, umat
Islam hanya berperan sebagai konsumen, orang Barat-lah (baca, non-Muslim) yang memegang
kendali semua teknologi modern tak terkecuali televisi. Dari sini beberapa permasalahan,
khususnya yang berkaitan dengan pendidikan Islam, mencuat ke permukaan. Pertama, apa
langkah yang harus ditempuh oleh setiap Muslim, orang tua dan para pendidik, dalam upaya
mengantisipasi dan merespon sejak dini gejala-gejala distorsi moral yang adiakibatkan oleh
media televisi, internet dan media-media audio visual lainnya?
Kedua, bahwa Barat merupakan satu-satunya pemegang peran kunci dari seluruh media berita
baik media cetak, maupun media elektronik. Seperti dimaklumi pemberitaan-pemberitaan
tersebut banyak mengandung bias, khususnya bila ada kaitan langsung atau tidak langsung
dengan dunia Islam. Ketiga, sains dan teknologi menjadi dominasi khusus dunia Barat (Young,
1077), dengan demikian setiap Muslim yang berminat mendalami bidang-bidang ini harus
mengikuti term-term yang ditentukan oleh Barat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilainilai Islami. Sehingga dalam beberapa kasus sering terjadi para saintis Muslim, secara sadar atau
tidak, tercerabut dari akar-akar keislaman, dan menjadi pembela fanatik Barat.
Dalam tulisan berikut konsep pendidikan Islam yang ditawarkan meliputi dua tahap, jangka
pendek dan jangka panjang. Yang pertama melibatkan pertisipasi setiap individu Muslim, sedang
yang kedua mencakup keterlibatan institusi, lembaga dan bahkan negara.
Diversifikasi Konsep Pendidikan Islam
Ahmed (1990) mendefinisikan pendidikan sebagai suatu usaha yang dilakukan individuindividu dan masyarakat untuk mentransmisikan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan bentukbentuk ideal kehidupan mereka kepada generasi muda untuk membantu mereka dalam
meneruskan aktifitas kehidupan secara efektif dan berhasil. Khan (1986) mendefinisikan
maksud dan tujuan pendidikan Islam sebagai berikut:
a.
yang jelas Memberikan pengajaran Al-Quran sebagai langkah pertama
pendidikan.
b.
Menanamkan
pengertian-pengertian
berdasarkan
pada
ajaran-ajaran
fundamental Islam yang terwujud dalam Al-Quran dan Sunnah dan bahwa
ajaran-ajaran ini bersifat abadi.
c.
Memberikan pengertian-pengertian dalam bentuk pengetahuan dan skill dengan
pemahaman bahwa hal-hal tersebut dapat berubah sesuai dengan perubahanperubahan dalam masyarakat.
d.
Menanamkan pemahaman bahwa ilmu pengetahuan tanpa basis Iman dan Islam
adalah pendidikan yang tidak utuh dan pincang.
e.
Menciptakan generasi muda yang memiliki kekuatan baik dalam keimanan
maupun dalam ilmu pengetahuan.
f.
Mengembangkan manusia Islami yang berkualitas tinggi yang diakui secara
universal.
Pendekatan pendidikan Islam yang diajukan oleh kedua pakar pendidikan di atas tersimpul dalam
First World Conference on Muslim Education yang diadakan di Makkah pada tahun 1977:
Tujuan daripada pendidikan (Islam) adalah menciptakan manusia yang baik dan bertakwa
yang menyembah Allah dalam arti yang sebenarnya, yang membangun struktur pribadinya
sesuai dengan syariah Islam serta melaksanakan segenap aktifitas kesehariannya sebagai wujud
ketundukannyapadaTuhan.
Oleh karena itu jelaslah bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Islam di sini bukanlah dalam
arti pendidikan ilmu-ilmu agama Islam yang pada gilirannya mengarah pada lembaga-lembaga
pendidikan Islam semacam madrasah, pesantren atau UIN (dulu IAIN).1 Akan tetapi yang
dimaksud dengan pendidikan Islam di sini adalah menanamkan nilai-nilai fundamental Islam
kepada setiap Muslim terlepas dari disiplin ilmu apapun yang akan dikaji. Sehingga diharapkan
akan bermunculan anak-anak muda enerjik yang berotak Jerman dan berhati Makkah seperti
yang sering dikatakan oleh mantan Presiden B.J. Habibie. Kata-kata senada dan lebih
komprehensif diungkapkan oleh Al-Faruqi (1987) pendiri International Institute of Islamic
Thought, Amerika Serikat, dalam upayanya mengislamkan ilmu pengetahuan. Sengaja saya kutip
menurut teks aslinya untuk tidak mengurangi semangan universalitas Islam yang terkandung di
dalamnya:
Islamization does not mean subordination of any body of knowledge to dogmatic principles or
arbitrary objectives, but liberation f rom such shackles. Islam regards all knowledge as critical;
i.e., as universal, necessary and rational. It wants to see every claims pass through the tests of
internal coherence correspondence with reality, and enhancement of human life and morality.
Consequently, the Islamized discipline which we hope to reach in the future will turn a new page
in the history of the human spirit, and bring it clear to the truth.
Di sini perlu ditekankan bahwa konsep pendidikan dalam Islam adalah long life education atau
dalam bahasa Hadits Nabi sejak dari pangkuan ibu sampai ke liang lahat (from the cradle to
the grave). Itu berarti pada tahap-tahap awal, khususnya sebelum memasuki bangku sekolah,
perang orang tua terutama ibu amatlah krusial dan menentukan mengingat pada usia balita inilah
pendidik, dalam hal ini orang tua, memegang peran penting di dalam menanamkan nilai-nilai
keislaman kepada anak. Sayangnya orang tua bukanlah satu-satunya pendidik di rumah, ada
pendidik lain yang kadang-kadang peranannya justru lebih dominan dari orang tua yang di Barat
disebut dengan idiot box atau televisi. Dampak lebih jauh televisi terhadap perkembangan anak
balita seperti yang dikatakan Hiesberger (1981) bisa mengarah pada a dominant voice in our
lives dan a major agent of socialization in the lives of our children (menjadi suara dominan
dalam kehidupan kita dan agen utama proses sosialisasi dalam kehidupan anak-anak kita).
Tentu saja peran orang tua tidak berhenti sampai di sini, keterlibatan orang tua juga diperlukan
pada fase-fase berikutnya ketika anak mulai memasuki usia sekolah, baik SD, SMP, maupun
SMU. Menjelang mas pubertas yakni pada usia antara dua belas sampai delapan belas tahun anak
menjalani episode yang sangat kritis di mana sukses atau gagalnya karir masa depan anak sangat
tergantung pada periode ini. Robert Havinghurst, pakar psikolog Amerika, menyebutkan periode
ini sebagai developmental task atau proses perkembangn anak menuju usia dewasa.
Apabila kita kaitkan periode developmental task ini pada aspek budaya kehidupan anak-anak
Muslim, khususnya mereka yang tinggal di negara-negara non-Muslim atau di negara Islam tapi
di kota-kota besar, dapat dibayangkan situasi yang mereka hadapi. Mereka tidak pernah atau
jarang melihat sikap positif terhadap Islam, baik dalam keluarga, di sekolah maupun di
masyarakat. Dalam situasi seperti ini tentu merupakan tanggung jawab orang tua untuk
menanamkan nilai0nilai moral, barbagi pengalaman kehidupan Islami yang pada gilirannya nanti
akan mengarah pada internalisasi misi Al-Quran dan Sunnah. Peran orang tua seperti ini akan
sangat membantu anak dalam memasuki kehidupan yang fungsional sebagai Muslim yang
dewasa dan sebagai anggota yang aktif dalam komunitas Islam. Apabila anak menampakkan
tanda-tanda sikap yang negatif terhadap Islam yang disebabkan oleh pengaruh dari sekolah atau
masyarakat atau karena kecerobohan dan kelengahan orang tua, maka hal ini akan
mengakibatkan penolakan anak terhadap hidup Islami dan akan gagal berintegrasi dengan
komunitas Islam.
Oleh karena itu adalah tugas orang tua, khususnya dan utamnya, untuk mengatur strategi
yangtepat dalam rangka membantu proses pembentukan pribadi anak khususnya dalam periode
developmental task tersebut.. Dalam hal ini orang tua haruslah memiliki wawasan pengetahuan
yang luas serta dasar pengetahuan agama yang mencukupi untuk menghindari kesalahan strategi
dalam mendidik anak. Kedua, mengalokasikan waktu yang cukup untuk memberikan
kesempatan bagi anak berinteraksi serta meresapi sikap-sikap Islami yang ditunjukkan oleh
orang tua dalam perilaku kesehariannya. Persoalannya adalah secara factual tidak semua orang
dapat memenuhi criteria-kriteria di atas yang disebabkan oleh hal-hal sebagai beriktu: (a) Orang
tua, terutama ibu, tidak memiliki wawasan pengetahuan yang mempuni, khususnya di bidang
pegagodi anak dan nilai-nilai dasar Islami. Dalam situasi semacam ini orang tua perlu
mengambil langkah-langkah beriktu sebagai upaya mengantra anak menuju pintu gerbang masa
depan yang cerah, sehat dan agamis.
Pertama, mendatangkan guru privat agama pada waktu usia anak di abwah dua belas tahun untuk
mengajarkan nilai-nilai dasa Islam, termasuk cara membaca Al-Quran dan Hadits. Pada usia tiga
belas tahun sampai dengan delapan belas tahun kandungan makna Al-Quran dan Hadits mulai
diajarkan dengan metode yang praktis, sistematis dan komprehensif, mengingat pada periode ini
anak sudah mulai disibukkan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah. Dengan demikian
diharapkan ketika memasuki bangku kuliah anak sudah memiliki gambaran yang utuh dan
komprehensif tentang Islam, beserta nilai-nilai abadi yang terkandung di dalamnya. Sehingga ia
tidak akan mudah menyerah terhadap tekanan-tekanan dan pengaruh-pengaruh luar yang
bertentangan dengan nilai-nilai Islam, minimal ia akan tahu ke mana jalan untuk kembali ketika,
oleh pengaruh eksternal yang terlalu kuat, ia melakukan penyimpangan-penyimpangan dari nilainilai Islam.
Kedua, menyekolahkan anak sejak dari SMP sampai SMU di lembaga-lembaga Islam semacam
pesantren modern yang saat ini sudah banyak memiliki sekolah-sekolah umum yang berkualitas.
Ketiga, memasukkan anak sejak TK sampai SMU di lembaga-lembaga pendidikan yang
memakai lebel Islam, seperti yayasan Muhammadiyah, yayasan NU, yayasan al-Azahar dan lainlain. Akan tetapi alternatif ketiga ini dalam pengamatan penulis tidak begitu efektif. Salah satu
sebabnya adalah karena kurang komprehensifnya kurikulum keislaman di dalamnya. Kendatipun
begitu, ini jauh lebih baik disbanding, misalnya, memasukkan anak ke sekolah-sekolah nonMuslim. Memang menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah non-Muslim tidak berarti anak
tersebut akan terkonversi ke agama lain, tetapi dampak minimal yang tak terhindarkan adalah
timbulnya sikap skeptis dan apatis anak terhadap Islam.
Alhasil, semakin kuat nilai-nilai agama tertanam akan semakin kokoh resistansi anak terhadap
pengaruh-pengaruh negatef dari luar. Studi kasus yang diadakan oleh Francis (1997) terhadap
20.968 anak remaja dari seratus sekolah yang tersebar diInggris dan Wales, menguatkan
pendapat ini. Reformasi Paradigma Pendidikan
Secara faktual hampir seluruh negara-negara Islam2 baru terlepas dari belenggu penjajahan Barat
di akhir abad dua puluh tepatnya sekitar 1950-an. Pada umumnya terjadinya pemindahan
kekuasaan dari penjajah ke tangan pribumi menimbulkan terjadinya perubahan politik di negaranegara tersebut yang sebagai akibatnya tertundanya reformasi pendidikan yang dicita-citakan
sebelumnya. Rezim kekuasaan yang baru pasca kolonialisme tidak mampu memfokuskan diri
pada tugas ini. Fokus utama mereka adalah bagaimana mempertahankan kekuasaan di tengahtengah terjadinya kekacauan politik. Oleh karena itu pegnembangan dan reformasi pendidikan
menjadi terabaikan untuk beberapa waktu. Pendidikan hanya menjadi bagian dari retorika politik
dan rencana-rencana pengembangan pendidikan terartikulasi tanpa adanya pencapaian yang
berarti. Dewasa inipun anggaran negara yang dicangkan untuk program pendidikan di negaranegara Islam relatif sangat rendah sehingga infrastruktur pendidikan yang mutlak diperlukan
tidak atau jarang tersedia. Sebagai contoh Malaysia, negara Islam yang relatif maju program
pendidikannya ini, menurut UNESCO (1996) hanya mengalokasikan dana U$D 82 perkapita,
sementara Indonesia sendiri cuma mengalokasikan U$D 6 perkapita.
Hal ini menimbulkan dampak-dampak yang tidak efektif, seperti pelajar yang hendak
memperdalam ilmunya terpaksa harus pergi ke luar negeri yang biayanya relatif lebih mahal
apalagi kalau tujuan belajarnya di negara-negara maju. Sementara kecenderungan belajar ke luar
negeri ini menimbulkan persoalan tersendiri khususnya bagi mereka yang secara ekonomis
kurang mampu.
Dari ribuan mahasiswa yang belajar di luar negeri kecuali yang belajar di negara-negara maju
seperti Amerika, Eropa dan Australia yang umumnya berlatar belakang ekonomi menengah ke
atas yang tersebar di Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh) dan Timur Tengah (Mesir,
Jordan, Syria, Sudan, dan lain-lain) mayoritas adalah berlatar belakang ekonomi lemah (kaum
santri pedesaan) yang untuk biaya studi dan menunjang kehidupan sehari-hari harus banting
tulang bekerja part-time yang beraneka ragam mulai dari bekerja sebagai staf local di kedutaankedutaan Indonesia setempat,3 mengajar privat, berwiraswasta (seperti yang dilakukan sebagian
mahasiswa Mesir dengan membuka warnet atau agen perjalanan), menjaga warnet, sampai
bekerja sebagai guide jamaah haji, baik travel ONH Plus maupun jamaah haji biasa yang dikenal
dengan istilah pekerja TEMUS (tenaga musim atau seasonal worker).4 Apa yang dihasilkan
mereka selama kerja part-time, termasuk guide haji, umumnya sangat pas-pasan dan tidak
seimbang dengan terbuangnya waktu dan tenaga yang mereka keluarkan.
Di samping itu, sudah bukan rahasia lagi bahwa di era Orde Baru pelajar mengalami banyak
hambatan, khususnya untuk kuliah agama, untuk dapat belajar ke luar negeri apalagi untuk
mendapatkan beasiswa. Bandingkan misalnya dengan Malaysia atau India. Para pelajarnya
bukan hanya didorong untuk belajar ke luar negeri tetapi juga mendapat tawaran-tawaran
beasiswa atau pinjaman-pinjaman jangka panjang yang menarik.5 Di era pasca Orba saat ini
praktik-praktik mempersulit pelajar yang akan studi ke luar negeri masih saja terjadi yang
dilakukan oleh berbagai pihak birokrasi yang terkait, mulai dari pengurusan paspor, permintaan
rekomendasi, dan lain-lain hampir tak dapat dilakukan tanpa adanya uang pelicin di bawah meja.
Adanya amandemen konstitusi yang mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan itu sudah
bagus tapi langkah ini tentu saja belum cukup, masih dibutuhkan sejumlah langkah reformasi
lain di bidang pendidikan termasuk di antaranya menghilangkan praktik diskriminasi
pengalokasian dana antara institusi pendidikan di bawah Depdiknas dan Depag, perlunya
peningkatan apresiasi kalangan birokrat terhadap pelajar dan mahasiswa dengan cara
memberikan kemudahan bukan malah mempersulit segala proses yang berkaitan dengan
prosedur urusan pendidikan. Lembaga-lembaga Islam semacam pesantren perlu mendapatkan
dukungan sepenuhnya dari pemerintah, baik moril maupun finansial, karena lembagalembagasemacam inilah yang berperan besar membantu program pemerintahdi dalam
melestarikan nilai-nilai dan spirit Islam di satu sisi serta pemberantasan buta huruf di sisi lain,
khususnya di daerah-daerah pedesaan yang notabene menjadi tempat mayoritas rakyat Indonesia.
Di lain pihak lembaga-lembaga Islam tradisional semacam pesantren, khususnya pesantren salaf
perlu melepaskan diri dari blue-print lamanya dan memodernisasi system dan metede
pendidikannya agar tidak tertinggal dengan perkembangan keilmuan modern yang melajubegitu
pesat. Secara histories sejak awal berdirina pada sekitar abad enam belas melewati masa
penjajahan, Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi saa ini, pesatren salaf dikenal dengan
sikapnya yang selalu menjaga jarak dengan kekuasaan (Federspiel, 1995) dan pemerintahpun
enggan mendekati pesantren kecuali saat-saat menjelang PEMILU. Di Orde Reformasi ini
sangat urgen adanya sikap kebersamaan antara lembaga-lembaga agama, khususnya lembaga
Islam dengan pemerintah melalui pendekatan yang bersifat mutual respect (saling menghargai),
mutual understanding (saling memahami) dan mutual need (saling membutuhkan) dengan tujuan
yang pasti yaitu untuk semakin mendorong laju pertumbuhan pendidikan demi terciptanya jutaan
pakar-pakar Iptek yang ber-imtak. Dalam hal ini sikap arogansi kekuasaan di satu pihak dan rasa
inferioritas di pihak lain, mutlak harus dihapuskan.
Sementara itu sesuai dengan latar belakang dan kecenderungan yang berbeda, para ilmuwan
terbagi dalam dua kategori yaitu, (a) ilmuwan agama, yakni ilmuwan yang mengadakan
pengkajian khusus berbagai disiplin ilmu agama dan (b) ilmuwan umum, yakni para pakar yang
mengambil spesifikasi berbagai disiplin ilmu duniawi kontemporer. Para ilmuwan umum
tentunya akan menggarap lading yang sesuai dengan bidang-bidang yang menjadi keahlian
mereka masing-masing sementara fungsi para ilmuwan agama di sini adalah (a) sebagai meditor
antara aspirasi umat dengan para pakar iptek, (b) mengadakan hubungan yang proporsional
dengan para pakar komunikasi massa dalam rangka memanfaatkan media massa, khususnya
televisi dan internet, sebagai upayaunifikasi dan pengembangan umat dan (c) menyatukan
paradigma para pakar iptek Muslim bahwa apa yang akan, sedang dan telah diperbuat selalu
mengandung dua dimensi yaitu pengabdian kepada Allah (ibadah) dan untuk kebaikan serta
rahmat seluruh umat manusia (Nawwab, 1979). Yang pada gilirannya nanti akan mengarah pada
Islamisasi iptek sebagaimana yang dicita-citakan oleh Al-Faruqi di atas.
Penutup
dilakukan setiap tahun karena adanya keterbatasan quota dari Departemen Agama untuk
setiap negara sehingga mahasiswa harus rela bergilira
5. Di Malaysia dan India prosedur untuk mendapatkan beasiswa dilakukan dan diumumkan
dengan sangat transparan yang memungkinkan siapa saja yang berkualitas akan
mendapatkannya tanpa kekuatiran akan dikudeta oleh pihak-pihak tertentu.
jadwal shalat. Menurut D De S Price (1984) dalam bukunya bertajuk, A History of Calculating
Machines, Abu Raihan Al- Biruni merupakan ilmuwan pertama yang menemukan alat astrolabe
mekanik pertama untuk menentukan kalender bulan-matahari. Astrolabe yang menggunakan roda
gigi itu ditemukan Al-Biruni pada tahun 1000 M. Tak lama kemudian, Al-Biruni pun menemukan
peralatan astronomi yang menggunakan prinsip komputer analog yang dikenal sebagai
Planisphere sebuah astrolabe peta bintang. Pada tahun 1015 M, komputer analog lainnya
ditemukan ilmuwan Muslim di Spanyol Islam bernama Abu Ishaq Ibrahim Al- Zarqali.
Arzachel, demikian orang Barat biasa menyebut Al-Zarqali, berhasil menemukan Equatorium
alat penghitung bintang. Peralatan komputer analog lainnya yang dikembangkan A-Zarqali
bernama Saphaea. Inilah astrolabe pertama universal latitude-independent. Astrolabe itu tak
bergantung pada garis lintang pengamatnya dan bisa digunakan di manapun di seluruh dunia.
Dua abad kemudian, insinyur Muslim terkemuka bernama Al-Jazari mampu menciptakan jam
istana (castle clock) sebuah jam astronomi. Jam yang ditemukan tahun 1206 M itu diyakini
sebagai komputer analog pertama yang bisa diprogram. Jam astronomi buatan Al- Jazari itu
mampu menampilkan zodiak, orbit matahari, dan bulan serta bentukbentuk bulan sabit.
Peralatan komputer analog lainnya berupa astrolabe juga ditemukan Abi Bakar Isfahan pada
tahun 1235 M. Peralatan astronomi yang diciptakan astronom dari Isfahan, Iran, itu berupa
komputer kalender mekanik. Ilmuwan Muslim lainnya bernama Al-Sijzi juga tercatat berhasil
menemukan peralatan astronomi yang menggunakan prinsip kerja komputer analog. Alatnya
bernama Zuraqi sebuah astrolabe heliosentris. Ibnu Samh astronom terkemuka di abad ke-11 M
juga dicatat dalam sejarah sains Islam sebagai salah seorang penemu peralatan komputer analog
berupa astrolabe mekanik. Seabad kemudian, ilmuwan Muslim serbabisa legendaris bernama
Sharaf Al-Din Al-Tusi menciptakan astrolabe linear.
Pada abad ke-15 M, penemuan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer analog di
dunia Islam terbilang makin canggih. Ilmuwan Islam bernama Al- Kashi sukses menciptakan
Plate of Conjunctions sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari terjadinya konjungsi
planet-planet. Selain itu, Al- Kashi pun juga menemukan komputer planet: The Plate of Zones.
Yakni, sebuah komputer planet mekanik yang secara nyata mampu memecah - kan sederet
masalah terkait planet. Alat yang diciptakan pada abad ke-15 M ini juga dapat memprediksi
posisi garis bujur matahari dan bulan secara tepat.
Tak cuma itu, peralatan astronomi ini juga mampu menentukan orbit planet-planet, garis lintang
matahari, bulan dan planet-planet, serta orbit matahari. Semua penemuan itu membuktikan
bahwa peradaban Islam menguasai teknologi di era kejayaannya. Padahal, pada masa itu
masyarakat Barat berada dalam keterbelakangan dan kebodohan. Tak dapat dimungkiri lagi, jika
sains dan teknologi merupakan kontribusi paling monumental yang diberikan peradaban Islam
kepada dunia modern. Berkat sains yang berkembang di dunia Islam, peradaban Barat pun bisa
keluar dari cengkeraman kebodohan. Berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi di dunia
Islam telah membuat para pemikir Barat berdecak kagum.
Pencapaian terpenting di abad pertengahan adalah terciptanya semangat eksperimental yang
dikembangkan peradaban Muslim, tutur Bapak Sejarah Sains, George Sarton, dalam bukunya,
The Introduction to the History of Science. Oliver Joseph Lodge dalam The Pioneers of Science
juga mengakui kehebatan peradaban Islam di masa keemasan. Menurut dia, peradaban Islam
yang diwakili masyarakat Arab telah berhasil menghubungkan secara efektif antara sains yang
baru dengan ilmu pengetahuan lama. Zaman kegelapan terjadi karena terjadinya jurang
kesenjangan dalam sejarah sains Eropa. Sekitar seribu tahun tak ada aktivitas sains, kecuali di
peradaban Islam, cetus Lodge.
Muhammad Iqbal dalam The Reconstruction of Religious Thought in Islam menyatakan bahwa
peradaban Islam yang berkembang di Arab berhasil mendorong berkembangnya sains dengan
begitu pesat di saat Barat dikungkung kebodohan. Pada masa itu, umat Islam telah
memperkenalkan metode eksperimental, observasi, dan pemikiran.
Insinyur Perintis Komputer Analog Modern
Al-Jazari (1136 M-1206 M) Bapak Teknik Modern. Begitu insinyur Mus - lim dari abad
ke-12 M ini biasa dijuluki. Ia ada lah ilmuwan legendaris yang berhasil menemu kan sederet
peralatan teknologi yang sangat monumental di zamannya. Selain dikenal dunia teknik modern
sebagai perintis robot, Al-Jazari pun tercatat sebagai sarjana pertama yang men ciptakan
komputer analog yang bisa diprogram.
Insinyur bernama lengkap Al-Shaykh Rais Al- A`mal Badi`Al-Zaman Abu Al-`Izz ibn Isma`il
ibn Al-Razzaz Al-Jazari itu membuat komputer analog pertama yang bisa diprogram dalam
bentuk Jam Istana. Sederet karya penting dalam bidang teknologi yang diciptakannya termuat
dalam kitab Al-Jami `bayn al-`ilm wa l- `amal al-nafi `fi sina `at al-hiya(Ikhtisar dan Panduan
Membuat Berbagai Mesin Mekanik).
Risalah ini dinilai sebagai karya yang sangat penting dalam tradisi teknik mesin di dunia. Lewat
karyanya itu, Al-Jazari juga telah meletakkan dasar kerja dalam sejarah teknologi. Tak heran, jika
kitab teknologi yang ditulisnya itu mampu `menyihir dan membetot perhatian para ahli sejarah
teknologi dan sejarawan seni dunia. Selain dikenal sebagai seorang penemu dan insinyur besar,
dunia juga mengenalnya sebagai seorang seniman hebat.
Betapa tidak, dalam risalah fenomenal yang di - ciptakannya, secara gamblang dan lugas AlJazari melukiskan penemuannya dengan lukisan khas bergaya Islami era kekhalifahan. Lukisan
miniatur dari karya-karya yang diciptakannya itu berisi pe - tun juk dan tata cara untuk membuat
peralatan atau teknologi yang diciptakannya. Sehingga, me - mung kinkan setiap pembaca
risalahnya untuk me - rangkai dan membuat beragam penemuannya itu.
Jamshid Al-Kashi
Tiga abad selepas wafatnya Al-Jazari, dari Kashan, Iran, muncullah seorang insinyur dan
astronom terkemuka bernama Jamshid Al- Kashi. Ia tumbuh besar ketika Timur Lenk, penguasa
Dinasti Timurid, menguasai tanah kelahirannya. Kemiskinan tak mampu mematahkan
semangatnya untuk belajar. Matematika dan astronomi adalah dua bidang studi yang sangat
menarik perhatian dan minatnya. Perekonomian di tanah kelahirannya mulai pulih ketika Dinasti
Timurid dipimpin Shah Rukh. Sang pemimpin baru itu mendukung dan mendorong
berkembangnya ekonomi, seni, dan ilmu pengetahuan.
Di kota kelahirannya, Al-Kashi dengan serius mempelajari dan mengkaji astronomi. Pada 1
Maret 1407 M, dia berhasil merampungkan penulisan risalah astronomi berjudul, Sullam AlSama. Naskahnya hingga kini masih tetap eksis. Pada tahun 1410 M, ia kembali berhasil
menyelesaikan penulisan buku Compendium of the Science of Astronomy. Buku tersebut ditulis
dan didedikasikan secara khusus untuk penguasa Timurid.
Al-Kashi telah berjasa menemukan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer ana log. Ia berhasil menciptakan Plate of Conjunc - tions sebuah alat hitung untuk menentukan waktu
dan hari terjadinya konjungsi planet-pla net. Ia juga sukses menciptkan komputer pla net: The
Plate of Zones. Yakni, sebuah kompu -ter planet mekanik yang secara nyata mampu me
mecahkan sederet masalah terkait planet. dok/rep/Desember 2008/heri ruslan
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Islam telah membawa bangsa Arab dari zaman jahiliah menjadi bangsa yang maju. Islam
dengan cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang
sangat penting, artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan kemajuan barat pada
mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa misalnya Spanyol Islam
memang berbeda dengan agama-agama lain. H.A.R Gibb di dalam bukunya whinter islam
menyatakan, islam is indeed muce more than a system theology, it is a complety civilation
(islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang
sempurna)1
Kurun peradaban dan kebudayaan modern dewasa ini dalam beberapa segi dapat dibandingkan
dengan kebudayaan Arab jahiliyah pra islam. Kebudayaan jahiliah telah runtuh dan hancur
karena tidak bertumpu pada nilai-nilai moral dan agama yang kokoh. Kebusukan peradaban
sebagaimana yang digambarkan Lewis Mumford mengenai sosok peradaban sekarang ini
sebenarnya sudah terjadi pada masa peradaban Arab jahiliah apa yang dikenal dengan
permissive society atau permissive culture. Dalam peradaban modern sebetulnya juga
(telah) ada kultur dan peradaban pada masa Arab jahiliyah.2
BAB II
PERMASALAHAN
II.Permasalahan
BAB III
PERMASALAHAN
A.Peradaban Islam
Peradaban islam adalah peradaban yang bersumber pada ajaran islam. biasanya suatu
peradaban itu terefleksi dalam seni sastra, religi, administrasi, kemajuan teknologi dan
politik. Dan peradaban merupakan kelanjutan yang mengandung kemajuan, dari hasil suatu
kebudayaan. Peradaban islam merupakan peradaban paling sempurna jika dibandingkan
dengan peradaban lainya. Karena islam agama yang bersumber pada al quran dan berisi
ajaran yang universal dan internal bagi seluruh umat manusia. Dan kenyataanya secara tidak
langsung islam telah mengajarkan kepada seluruh umat manusia secara global, dan tidak tahu
menjadi tahu tentang eksisitensi dirinya3.
Ciri-ciri kebudayaan islam :
1. Kebudayaan islamiyah, yaitu kebudayaan yang tidak menerima segala bentuk
keberhalaan dan kesyirikan.
2. Watak dan sasaranya yang selalu mengakar dalam prikemanusiaan, disamping
terletak pada wawasanya yang bersifat nasional dan universal.
3. Menempatkan prinsip-prinsip sebagai pondasi bagi semua system dan sub-sub
sistemnya
4. Mempercayai ilmu pengetahuan yang berdasarkan kebenaraan dan bahwa
kebudayaan iniberpusat pada akidah murni
5. Bahwa dalam ajaran islam ini dikenal toleransi keagamaan yang mengagumkan serta
menjadi pondasi kebudayaan.
B.Peradaban Modern
Peradaban dalam sejarah islam adalah peradaban yang kira-kira dimulai tahun 1800 M dan
berlangsung sampai sekarang. Di awal periode ini, kondisi islam secara politis di bawah
penetrasi kolonisalisme. Baru dalam pertengahan abad ke 20 dunia islam bangkit memerdekakan
negerinya dari penjajahan barat.
Hakekat perdaban dan kebuidayaan modern sekarang ini adalah merupakan peradaban serba
benda, atau bisa disebut dengan suatu peradaban sekuler. Ia lebih menekankan kepada urusan
dan kepentingan duniawi (sesaat) saja. Dan kurang memperhatikan dan menganggap terhadap
nilai-nilai moral dan agama. Oleh sebab itu, manusia yang hidup dalam peradaban semacam itu
mengalami kekosongan moral, spiritual, dan yang menjadi tujuan hidupnya adalah kepentingan
dunia belaka. Menurut Khursid, peradaban modern telah membelenggu manusia pada jalan
kehidupan rendah yang tidak wajar dan bahkan melemahkan jiwa4.
Dengan tibanya zaman tekhnik (zaman modern) umat manusia tidak lagi dihidupkan pada
persoalan kulturalnya sendiri secara terpisah dan berkembangn secara otonomi dari yang lain.
Tetapi terdorong menuju pada masyarakat global. Zaman modern juga harus dipandangan
sebagai kelanjutan wajar dan logis perkembangan kehidupan manusia. Ciri periode ini adalah
berlangsungnya modernisme dan tranformasi masyarakat muslim.
barat/tanpa mengadaptasi dan mengambil alih cara hidup barat. Jadi modernisasi dapat dilakukan
walaupun mempergunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa mengarah pada westernisasi.
c.Fundamentalisme
Media barat sering kali memberikan kesan bahwa bentuk religiusitas yang disertai kekuasaan dan
fundamentalisme adalah fenomena islam murni. Fundamentalisme adalah fakta global yang telah
muncul ke permukaan pada setiap keyakinan penting sebagai reaksi terhadap permasalahan
modernitas kita. Gerakan fundamentalisme tidak muncul dengan cepat. Sebagai reaksi yang
menyentak bagi kebangkitan modernitas barat tapi hanya terlihat jelas ketika proses modernisasi
sudah sangat maju.
Pemanfaatan unsus-unsur budaya barat
Unsur kebudayaan yang barang kali paling penting dewasa ini adalah ilmu peegetahuan
teknologi modern yang pada mulanya di kembangkan berasal dari budaya barat. Kebudayaan
yang berasal dari dunia barat dapat ditiru, diambil alih, diadaptasi atau dibeli. Akan tetapi
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi barat tidak perlu menyebabkan suatu bangsa
menjadi orang barat. Tak usah hidup seperti gaya dan cara hidup barat.
Memang sering gambaran dan paradigma modernisasi itu oleh sebagian masyarakat
diidentifikasi dengan gambaran dan cara hidup orang barat, agar diketahui modern orang meniru
pakaian barat, untuk mencapai modern, manusia tidak perlu mengambil alih cara hidup barat.
Ciri-manusia modern menuruit Inkeles Guru Besar sisologi pada universitas Harvard adalah :
1. Manusia modern siap sedia mengambil pelajaran baru dan terbuka untuk pembaharuan,
inovasi dan perubahan.
2. Manusia modern dalam orientasi terhadap berbagai pendapat yang ada bersikap
demokratis
3. Manusia modern berorientasi pada masa sekarang dan masa depan bukan masa lampau.
4. Manusia modern percaya bahwa ia dapat belajar sampai tingkat yang jauh unutk
menguasai sekelilingnya
5. Manusia modern percaya ilmu dan tekhnologi
6. Manusia modern mempunyai kesadaran terhadap martabat orang lain dan cenderung
menunjukkan
respek
terhadap
mereka.
Walaupun ciri-ciri manusia modern diatas belum diterima secara universal, namun
dengan ciri-ciri tersebut kita mendapat gambaran dan ukuran yang dapat dijadikan
pegangan mengenai manusia modern bukan terefleksikan hanya pada gaya hidup orang
barat.
Pendirian lama terhadap masalah tersebut diatas dapat disusun sebagai berikut :
a. Islam menolak westernisasi karena banyak cara hidup orang barat yang bertentangan
dengan doktrin moral islam. Ketidaksesuainya karena pola dan cara hidupnya bersumber
pada pandangan hidup sekuler (duniawi), materialistic (serba benda) dan agama formal
nasrani.
b. Islam tidak menerima anggapa bahwa paradigma dan ukuran modern adalah tatacara
hidup orang barat. Orang islam dapat menjadi modern dengan tetap beragama islam dan
melaksanakan cara hidup islam.
c. Islam dapat menerima penggunaan unsur-unsur kebudayaan barat, tentunya unsur-unsur
kebudayaan yang baik dan bermanfaat menurut pandangan islam. Seperti ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.
d. Islam tidak saja menerima modernisasi tetapi lebih baik dari itu, islam menyuruh dan
memerintahkan serta mendorong manusia untuk usaha-usaha modernisasi.
Tepat sekali apabila islam memperingatkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum (bangsa) kecuali mereka sendiri bangkit mengubah nasib baiknya sendiri.
Islam mengajarkan keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat. Dengan memahami
modernisasi yang harus di kesampingkan adalah westernisasi dan yang perlu dilakukan
adalah usaha-usaha modernisasi.7
IV.Kesimpulan
Peradaban islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akan yang dihasilkan dalam suatu
kekuasaan islam mulai dari periode nabi sampai perkembangan islam sekarang
Peradaban modern diartikan sebagai sosok bangunan kebudayaan yang sudah mencapai taraf
kemajuan yang tinggi dan komplek yang di tandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
yang
dengan
ciri
kecanggihan
dalam
segala
corak
Bagaimanapun modernya kehidupan dan kebudayaan sebagai hasil modernisasi, umat islam tetap
harus menjadi orang islam yang melaksanakan ajaran agama dengan cara hidup syariah.
V.Penutup
Demikian uraian makalah yang dapat penulis sajikan, apabila terdapat kesalahan baik dalam
penulisan maupun dalam pemaparan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kesempurnaan
hanya milik Allah dan kekurangan pastilah milik manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran
selalu kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas karunianya yang telah
membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang dengan judul
Perkembangan Islam Era Modern, sebagai tugas yang diberikan oleh Guru mata Mata Diklat Pendidikan
Agama Islam. Tugas yang berbentuk Makalah ini dibuat sebagai penemuhan tugas akhir mata diklat
pendidikan agama islam semester 4.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada guru mata diklat pendidikan agama islam, Ibu
Nurkhalizah.S.Ag, atas bimbingan beliau dalam mengerjakan tugas akhir ini, dan membuat penulis
mengerti dalam memahami pelajarannya. Sehingga demikian makalah ini dapat disusun sebaik-baiknya
berdasarkan kemampuan yang penulis miliki. Pembahasan penulis terhadap perkembangan islam era
modern ini bertujuan untuk memberikan persepsi yang sehat bagi para pembaca mengenai pemahaman
terhadap agama islam. Hal ini ditunjukan dengan munculnya banyak agama baru.
Penulis meminta maaf kepada para pembaca jika penempatan isi makalah dan kata-katanya
terdapat kesalahan. Ini semua disebabkan karena pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas. Karena
tiada gading yang tak retak, bila ada saran serta kritik yang membangun, saya sebagai penulis
menerimanya dengan hati dan pemikiran yang terbuka.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PERKEMBANGAN ISLAM ERA KHULAFA AR-RASYIDIN
BAB I
PENDAHULUAN:
BAB II
PEMBAHASAN :
1. Politik dan Pemerintahan Pada masa Khulafa al-Rayidun
2.Perdaban dan Kebudayaan Pada masa Khulafa al-Rayidun
BAB III
PENUTUP
PERKEMBANGAN KAMPUTER ANALOG DI ERA KEJAYAAN ISLAM
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MODERN
PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PETENGAHAN
A.
B.
C.
D.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
INTERAKSI PERADABAN ISLAM DENGAN MODERN
BAB I
PENDAHULUAN :
BAB II
PEMASALAHAN:
a.Apa yang disebut dengan peradaban islam ?
b.Apa yang disebut dengan peradaban modern ?
c.Bagaimana bentuk interaksi peradaban islam dengan peradaban modern ?
BAB III
PEMBAHASAN
A.Peradaban Islam
B.Peradaban Modern
C.Interaksi Peradaban Islam Dengan Peradaban Modern
BAB IV
KESIMPULAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA