Anda di halaman 1dari 20

Budidaya dan Ekstraksi

Minyak Atsiri Dari Tanaman


Adas
Disusun Oleh :

Aulia Priananda S.
(2014349020)

Suhendra Kurniadi
(2014349011)

Tanaman Adas

Taksonomi Tanaman Adas


Famili : Umbelliferae
Genus : Foeniculum
Spesies : Foeniculum vulgare (adas),
Foeniculum azoricum (adas bunga) dan
Foeniculum dulce (adas manis)
Asal Tanaman : Eropa Selatan, Mediterania
Distribusi habitat : Eropa, Asia, sebagian
Afrika dan Amerika selatan

Budidaya Tanaman Adas


Metode perkembangbiakan : generatif (biji)
Area pertumbuhan : 10 2400 mdpl
Area Pertumbuhan optimum pada
ketinggian lebih dari 1600 mdpl

Penanganan Panen dan


Pasca Panen
Usia Panen : 8 bulan
Proses pematangan tidak merata sehingga
proses pemanenan selama 4 bulan
Buah hasil panen dijemur di bawah sinar
matahari sampai kadar air mencapai 12
14%
Pengemasan dilakukan dalam kantongkantong plastik yang bersih dan disimpan
dalam gudang

Kandungan Kimia Biji/Buah


Adas
Buah : 2-6% minyak atsiri yang terdiri dari 50-70%
trans-anetol dan lebih kurang 20% (+)-cis-anetol,
15-24% fenkon (berasa pahit dan mempunyai
aroma seperti kamfer), 22,3% estragol, 4-7%
metilkavikol, anisaldehida (suatu senyawa hasil
oksidasi anetol), fenilalkohol, limonen, terpineol,
beberapa senyawa terpenoid hidrokarbon antara
lain pinen, felandren, limonen. Di samping minyak
atsiri ditemukan pula glikosidastilben funikulosida I,
II, III, IV 17), stigmasterin, flavonoid, minyak lemak,
protein, asam-asam organik, pentosan, pektin,
trigonelin, kolin, iodin

Kandungan Kimia Daun Adas


Daun : daun segar mengandung kuersetin3-gluku-ronida, kaemferol-3-glukuronida,
0,008% funikularin-(kuersetin-3arabinosida), 0,1% nelumbosida (kuersetin3-glukoglukuronida).

Ekstraksi Minyak Atsiri Adas


1. Proses Mekanis.

Proses mekanis merupakan upaya pengecilan ukuran dan


memperbesar luas penampang dengan tujuan memudahkan proses
ekstraksi selanjutnya.
Proses yang dilakukan adalah melakukan
penumbukan/pengepresan pada biji adas.

Ekstraksi Minyak Atsiri Adas


2. Proses Penyulingan/Destilasi.
Cara penyulingan menggunakan uap (hidrodestilasi) ini
memisahkan minyak atsiri dari tanaman adas dengan cara
memasukkannya ke dalam ketel penyulingan, kemudian
ditambahkan sejumlah air dan dididihkan, atau uap panas
dialirkan ke dalam alat penyuling tersebut. Campuran uap
yang terdiri dari uap air dan uap minyak selanjutnya akan
mengalir menuju kondensor untuk dicairkan kembali dengan
sistem pendinginan dari luar. Kondensat yang keluar dari
kondensor ditampung dalam tabung pemisah (decanter)
agar terjadi pemisahan (dekantasi) antara minyak atsiri dan
air suling.

Mesin Destilasi

Sistem Kohobasi
Sistem kohobasi adalah proses penyulingan
yang diulang kembali, artinya air keluaran
sisa ini dimasukkan ke ketel lagi untuk
diproses ulang menjadi kukus, kemudian
kukus dilewatkan pipa ke tabung destilasi.
Dalam tabung destilasi kontak dengan
bahan baku menghasilkan kukus air dan
minyak atsiri, kemudian dipisahkan oleh
separator menghasilkan minyak atsiri dan air
limbah (sisa).

Metode Ekstraksi Selain


Hidrodestilasi
Selain destilasi menggunakan air atau uap air, dapat
pula dilakukan dengan ekstraksi pelarut mudah
menguap atau dengan ekstraksi lemak.
Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap
menggunakan prinsip kelarutan senyawa-senyawa
minyak atsiri terhadap beberapa jenis pelarut semi
polar atau non polar.
ekstraksi dengan lemak padat menggunakan prinsip
penyerapan senyawa minyak atsiri dengan lemak.

A.Solvent extraction
Umumnya metode ini dalam skala laboratorium dilakukan
menggunakan Soxhlet.
Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai hexan, metanol,
etanol, petroleum eter, atau benzen
Penggunaan benzen : bersifat karsinogenik
Kelebihan metode ini : Minyak atsiri yang dihasilkan
dengan cara ini mempunyai aroma hampir sama denga
aslinya
Hasil ekstraksi merupakan campuran dari pelarut dan
minyak atsiri yang disebut dengan concrete
Kelemahan metode ini : terdapat residu solvent pada
produk akhir minyak atsiri

Solvent extraction
Hasil dari ekstraksi berupa campuran minyak
dengan pelarut (concrete) dihilangkan dengan
pemekatan.
Pemekatan dilakukan dengan menguapkan pelarut
sehingga yang tersisa hanya fraksi terlarutnya.
Minyak atsiri yang diperoleh dari hasil pemekatan
kemudian dimurnikan untuk menghilangkan
senyawa lain seperti lilin, pigmen dan resin

B. Maserasi (Ekstraksi dengan


lemak panas)
Bahan terutama bunga direndam dalam
minyak panas untuk memecah sel-sel yang
mengandung minyak atsiri kemudian minyak
panas akan menyerap minyak atsiri. Minyak
yang mengandung minyak atsiri dipisahkan
dari bahan dengan penyaringan atau
dekanter.

C. Ekstraksi Hiperkritikal CO 2
Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi menghasilkan
minyak atsiri dengan kualitas yang baik. CO 2 menjadi
hypercritical pada 33 oC dan tekanan 200 atm, pada
kondisi ini tidak benar-benar gas atau cair. CO 2 pada
kondisi ini merupakan solven terbaik karena suhunya
rendah dan waktunya sangat singkat/instan. CO2
bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan
segera dapat memisahkan minyak atsiri dari
pelarutnya. Perlu alat yang mahal, biaya investasi
mahal

Pemanfaatan Hasil Ekstraksi dan


Minyak Atsiri Adas
Dikenal sebagai allround flavoring agent karena
memiliki aroma yang khas, sehingga banyak
digunakan dalam bidang farmasi maupun industri.
Minyak adas tergolong dalam minyak atsiri dengan
komponen utamanya anetol yang memberikan
aroma yang harum.
Senyawa anetol dalam bentuk minyak esensial
banyak digunakan sebagai bumbu masak.
Anetol banyak dipakai untuk kepentingan sintesa
farmasi dan tergolong sebagai bahan perintis dalam
pembuatan obat-obatan rekreasi dan sikedelik

Pemanfaatan Hasil Ekstraksi dan


Minyak Atsiri Adas
adas memiliki potensi sebagai antioksidan.
adas juga dapat digunakan sebagai antibakteri
Adas digunakan sebagai bahan yang memperbaiki
rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan
ramuan obat.
Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan
merangsang pengeluaran flatus.
Menghilangkan dingin dan dahak.

Pemanfaatan Hasil Ekstraksi dan


Minyak Atsiri Adas
Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon,
chavicol, dan anisaldehid berkhasiat menyejukkan
saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang
nafsu makan.
Dari satu penelitian pada manusia dewasa,
ditemukan bahwa adas mempunyai efek
menghancurkan batu ginjal.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai