Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Pelayanan yang berpusat pada
pasien (patient centeredness) saat ini
diterima secara luas sebagai inti utama
pelayanan kesehatan (AF4Q, 2012). Hal
ini menyebabkan rumah sakit secara
terus menerus berusaha meningkatkan
kualitas pelayanan khususnya pelayanan
keperawatan.
Keperawatan
adalah
kelompok profesi terbesar dan berperan
vital dalam sistem tersebut yang
menyebabkan
perawat
memiliki
kontribusi kinerja yang penting dalam
penentuan kualitas sebuah rumah sakit
(Marquis & Huston, 2010). Kinerja
perawat adalah kemampuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan
uraian tugas seorang perawat yang
berdasarkan pada lima proses standar
asuhan keperawatan. Kualitas kinerja
perawat didefinisikan sebagai sebuah
tingkatan
kemampuan
individual
maupun kelompok untuk meningkatkan
24
METODE
Desain yang digunakan pada
penelitian ini adalah deskriptif yang
bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja
perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Kabanjahe.
dan
Frekuensi
Persentase
(%)
4
54
6.9
93.1
16
21
21
27.6
36.2
36.2
26
18
14
44.8
31.0
24.1
52
6
89.7
10.3
25
dokumentasi
keperawatan
tidak
mencerminkan adanya perencanaan
perawat dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarganya
terkait penyakit yang dihadapi padahal
form perencanaan dilengkapi dengan
rencana
pemberian
pendidikan
kesehatan. Perawat yang memiliki
kinerja yang baik pada evaluasi adalah
57.1%.
Kegiatan
evaluasi
yang
tercermin
dalam
dokumentasi
keperawatan terkait dengan hasil-hasil
yang diperoleh setelah melakukan
tindakan namun dalam evaluasi tidak
tercermin dengan jelas pengevaluasian
yang dilakukan dan tidak ada
pendokumentasian terkait diagnosa dan
pengevaluasian keefektifan pemberian
pendidikan kesehatan.
Secara keseluruhan peneliti
menemukan bahwa lebih dari setengah
(57.1%) perawat memiliki kinerja yang
baik dan sisanya (42.9%) memiliki
kinerja yang masih kurang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan secara retrospective audit
dengan
melihat
catatan
asuhan
keperawatan oleh Setz dan DInnocenzo
(2009) dan Hector (2009) yang
menemukan bahwa kinerja perawat
sangat rendah saat diaudit dan
memerlukan perbaikan yang. Kinerja
yang kurang baik ini dipengaruhi oleh
kurangnya pengawasan yang dilakukan
oleh kepala ruangan dan tidak adanya
sanksi yang jelas agar perawat serius
dalam melakukan pendokumentasian
kinerja mereka. Selain itu perawat yang
dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap
benar
tidaknya
pendokumentasian asuhan keperawatan
adalah kepala ruangan sehingga perawat
lain tidak memberi perhatian untuk
melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan yang benar. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
Cheevakasemsook, et al. (2006) yang
menemukan bahwa pencatatan yang
dilakukan
pada
catatan
asuhan
keperawatan tidak adekuat disebabkan