besar Majapahit yang Berjaya hingga ke seluruh Nusantara berkat Sumpah Amukti Palapa yang dicanangkan Patih Gajah Mada. Dua tokoh ini pasti muncul di benak kita jika membicarakan Majapahit. Tapi, siapa tahu jika di balik kesuksesan penaklukan Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan dan bahkan sampai meliputi sebagian wilayah Filipina dan Indonesia Timur oleh tokoh-tokoh hebat ini terdapat peranan besar dari tokoh lain. Tak lain dan ta bukan adalah ibunda Hayam Wuruk sendiri, Tribhuwanatunggadewi, ratu ketiga Majapahit yang memerintah sejak tahun 1328-1351. Tribhuwanatunggadewi adalah putri dari Raden Wijaya dengan istri kelimanya, Gayatri Rajapatni,yang juga merupakan anak dari raja Kediri Kertanegara. Lahir dengan nama asli Dyah Gitarja, Tribhuwanatunggadewi dimaksudkan menjadi wakil dari pemerintahan ibunya, Gayatri, yang seharusnya menjabat sebagai penguasa Majapahit menggantikan Jayanegara. Namun, karena Gayatri memutuskan untuk menjadi biksuni, dinobatkanlah Tribhuwanatunggadewi sebagai ratu ketiga Majapahit. Keputusan ini tentu saja telah diperhitungkan matang-matang baik oleh pejabat kerajaan, maupun Gayatri sendiri. Tak salah jika dikatakan masa pemerintahan ratu Tribhuwanatunggadewi adalah tonggak kejayaan Majapahit dalam penaklukan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Sang Ratu juga bahkan memimpin sendiri pemberontakan-pemberontakan daerah bawahan yang mencoba melepaskan diri dari kedaulatan Majapahit.