: 0,1 kW
Putaran (n)
: 300 rpm
Maka untuk meneruskan daya dan putaran ini, terlebih dahulu dihitung daya
perencanaannya (Pd).
P d = fc . P
dimana :
Pd = daya perencanaan
(kW)
fc = faktor koreksi
P = daya masukan (kW)
Tabel xx. Jenis-jenis Faktor Koreksi Berdasarkan Daya yang akan Ditransmisikan
Daya Yang Akan Ditransmisikan
fc
Daya rata-rata
1,2 2,0
Daya maximum
0,8 1,2
Daya Normal
1,0 1,5
Untuk perancangan poros ini diambil daya maksimum sebagai daya rencana dengan
faktor koreksi sebesar fc = 1,2 Harga ini diambil dengan pertimbangan bahwa daya yang
direncanakan akan lebih besar dari daya maksimum sehingga poros yang akan direncanakan
semakin aman terhadap kegagalan akibat momen puntir yang terlalu besar.
Pd
= 1,2 x 0,1 kW
= 0,12 kW
= 120 W
Mp
Pd 60 Pd
2 n
Mp
30 Pd
n
dimana:
Mp
= momen puntir (N.m)
Pd = daya rencana (W)
n
= putaran (rpm).
Untuk daya perencana, Pd = 120 W dan putaran, n = 300 rpm maka momen puntirnya
adalah :
Mp
30 Pd
n
30 120
300
Mp
3,822 Nm
(pemilihan material poros diasumsikan carbon steel AISI 1045)
Lambang
S55C-D
Perlakuan
Diameter
Kekuatan Tarik
Panas
(mm)
(N/mm2)
Dilunakkan 20
atau 72 93
kurang
67 83
Kekerasan
HRC (HRB)
HB
14 31
10 26
188 260
19 34
16 30
213 285
21 80
Tidak
20
atau 80 101
Dilunakkan kurang
75 91
21- 80
Dalam pemilihan bahan perlu diketahui tegangan izinnya, yang dapat dihitung dengan rumus:
a
dimana :
b
Sf1 S f2
Sf2 = faktor keamanan yang bergantung dari bentuk poros, dimana harganya
berkisar antara 1,3 3,0.
Untuk Sf2 diambil sebesar 1.4 maka tegangan geser izin bahan S55C-D (AISI 1045), maka
tegangan geser izin adalah:
75
8,929 N / mm 2
6 x 1,4
dp =
dimana :
5,1
. K t . Cb . M p
1/ 3
Mp
puntir yang terjadi
dp =
5,1
1/ 3
= 18,7 mm 19 mm
Maka diameter poros yang menjadi standar untuk pemilihan bantalan poros adalah 19 mm.
Hasil diameter poros yang dirancang harus diuji kekuatannya. Pemeriksaan dapat
dilakukan dengan memeriksa tegangan geser yang terjadi akibat tegangan puntir yang dialami
poros. Jika tegangan geser lebih besar dari tegangan geser izin dari bahan tersebut, maka
perancangan akan dikatakan gagal.
Besar tegangan geser yang timbul pada poros adalah :
16.Mp
.d 3
dimana : g
Mp
Untuk momen puntir,
16 3,822 x1000
19 3
= 2,389 N/mm2
Menurut hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas, terlihat bahwa tegangan geser yang
a 11,786 N / mm 2
terjadi adalah lebih kecil daripada tegangan geser yang diizinkan g < a (
).
Pada proses pembuatan poros, didapatkan bearing dengan diameter dalam (di) = 20 mm, karena itu
dibutuhkan perhitungan tegangan geser rotor pada diameter sesuai bearing tersebut, perhitungannya
adalah :
16 3,822 x1000
20 3
= 2,434 N/mm2
Dengan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa bantalan poros dengan diameter dalam 20 mm
aman untuk digunakan pada rotor yang dirancang untuk memindahkan daya dan putaran yang telah
ditentukan.