Penyusun :
Farisan Wanaputra
Miranti
Novita Wardhani
Rayhan Sayyid al-Ayyubi
PROGRAM S1 EKSTENSI
BIDANG STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir merupakan murni hasil dari pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada
pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
: Farisan Wanaputra
NPM
: 1406645304
Tanda Tangan :
Nama
: Miranti
NPM
: 1406645701
Tanda Tangan :
Nama
: Novita Wardhani
NPM
: 1406645872
Tanda Tangan :
Nama
NPM
: 1406645986
Tanda Tangan :
Mata Ajaran
Judul Makalah/Tugas
: Measurement Theory
Tanggal
: 21 September 2015
Dosen
PENDAHULUAN
instansi lain, pengukuran dibuat karena mengingat data kuantitatif dapat memiliki
nilai informasi yang lebih besar dibandingkan data kualitatif. Karena pengukuran
komponen-komponen akuntansi juga dilaporkan dalam laporan keuangan (contoh:
aset dan kewajiban) oleh karena itu pengukuran memiliki fungsi yang penting
dalam akuntansi, sangat bermanfaat bagi kita untuk mempelajari teori-teori
pengukuran dan asumsi-asumsi dasar mengenai pengukuran dalam akuntansi.
Untuk lebih memperdalam pemahaman kita mengenai pengukuran,
mengingat betapa pentingnya proses tersebut terutama dalam akuntansi, maka
selanjutnya kita akan membahas mengenai definisi dan tujuan pengukuran, jenis
skala, perizinan penggunaan skala, tipe-tipe pengukuran, bagaimana memperoleh
pengukuran yang handal dan akurat, dan juga sebagai tambahan akan dijelasakan
mengenai pengukuran dalam dunia auditor.
Learning Objective 1
Pentingnya Pengukuran
Pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
penyelidikan yang bersifat ilmiah. Pengukuran dibuat karena data kuantitatif
3 | Measurement Theory
Learning Objective 2
Skala
Pengukuran dibuat berdasarkan pada skalanya. Dalam peraturan semantik
suatu objek yang dikorelasikan dengan hal yang bersifat matematis akan
memunculkan suatu skala.
5 | Measurement Theory
yang dimiliki suatu objek. Namun, skala urutan memiliki zero point, sebagai
penanda bahwa terdapat objek yang bersifat netral, artinya memiliki makna
bahwa investasi diatas dapat menjadi lebih profitable disatu sisi dan disisi yang
lain menjadi kurang profitable. Hal ini menjadikan adanya arti positif dan bisa
berarti negatif.
Skala Interval
Skala interval dapat membedakan informasi lebih dalam dibandingkan
skala
urutan.
Tidak
hanya
membedakan
beberapa
objek
berdasarkan
diketahui
Jika interval antara objek telah sama dan diketahui
Zero point yang bersifat netral dan natural diketahui
7 | Measurement Theory
Learning Objective 3
Perizinan Penggunaan Skala-skala
Suatu alasan mengapa mendiskusikan topik ini adalah karena beberapa
tipe pengukuran skala hanya diizinkan untuk diterapkan pada aplikasi matematis
tertentu. Skala rasio diizinkan untuk semua metode aritmatika, algebra, analisis
8 | Measurement Theory
geometri dan metode statistika. Sebuah skala rasio akan tetap sama (tetap) ketika
dikalikan dengan sebuah konstanta. Sebagai contoh
X=cX
Jika X menunjukan semua titik pada skala, dan semua titik tersebut
dikalikan dengan sebuah konstanta, hasil dari skala X akan tetap menjadi skala
rasio. Hal tersebut karena struktur dari skala tersebut tetap tidak berubah,
9 | Measurement Theory
10 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
Learning Objective 4
Tipe Pengukuran
Seperti yang kita bahas sebelumnya, proses pengukuran hampir sama
dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi. Diskusi kita mengenai skala
hampir sama dengan kita membahas proses konstruksi dan penerapan teorinya.
Harus terdapat sebuah peraturan mengenai angka-angka sebelum kemudian masuk
ke proses pengukuran.
Campbell menyebutkan terdapat dua tipe pegukuran : fundamental dan
turunan. Mengingat kembali bahwa definisi Campbell mengenai pengukuran
11 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
12 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
Namun demikian, dalam kasus ini pun pengukurannya masih bergantung dengan
hukum alaminya.
Saat ini, karena para ilmuwan telah mengetahui bahwa terdapat banyak
sekali hubungan antar properti fisik, mereka dapat secara mudah menurunkan
pengukuran berdasarkan pengukuran fundamentalnya. Namun sayangnya tidak
semua ilmuwan setuju akan pendapat tersebut. Dalam akuntansi, contoh dari
pengukuran turunan adalah profit. Profit diturunkan dari penambahan dan
pengurangan antara income dan expenses.
3. Pengukran Fiat (Fiat Measurement)
Adalah sebuah tipe pengukuran dalam sains dan juga akuntansi, yang
menggunakan definisi sewenang-wenang (arbitrary) untuk mengobservasi sebuah
properti/variabel dan membentuk sebuah konsep, tanpa mengkonfirmasinya
dengan teori yang ada.
Sebagai contoh dalam akuntansi kita tidak mengetahui bagaimana
mengukur profit secara langsung. Kita dapat mengasumsikan variabel seperti
revenues, expense, gain dan loss, berhubungan dengan konsep profit yang
kemudian mengantarkan kita pada pengukuran profit secara tidak langsung. Kita
menggunakan definisi sewenang-wenang (arbitrary) untuk menghubungkan
variabel-variabel tersebut dengan konsep profit, yang kemudian menggunakan
penjumlahan aljabar pada variabel-variabel tersebut untuk mengukur profit.
Namun demikian, menurut klasifikasi Campbell, pengukuran hanya dapat
dibuat jika telah dikonfirmasi oleh teori empiris pendukungnya. Berdasarkan
syarat dari Campbell, banyak pengukuran dalam ilmu sains sosial tidak dapat
dikategorikan sebagai pengukuran, termasuk pengukuran profit.
Untuk menilai sebagian besar pengukuran pada ilmu sains sosial ,
Torgerson berpendapat bahwa perlu ditambah satu kategori pada daftar syarat
Campbell : Pengukuran oleh Fiat (Fiat berarti surat keputusan, dekrit).
Pengukuran semacam itu tentu dapat mencakup definisi sewenang-wenang yang
kita sebutkan tadi. Namun demikian, Torgerson menggaris bawahi bahwa terdapat
13 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
14 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
Learning Objectives 5
Keandalan dan Keakuratan
Sumber Kesalahan
15 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
perusahaan.
Instrument. Beberapa metode membutuhkan instrument atau alat
mengukur, yang mana bisa terjadi kesalahan dalam alat tersebut. Atal
dalam akuntansi bukan berarti alat yang berbentuk fisik, tapi alat seperti
hasil
pengukuran.
Contoh,
lingkungan
dapat
16 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
Dalam mengukur return suatu asset dapat kurang atau lebih estimasi tapi
distribusi hasil return tersebut dapat diketahui.
Pengukuran yang Andal
Apa yang dimaksud pengukuran yang andal? Keandalan merujuk pada
bukti konsistensi pada hasil yang memuaskan dari suatu operasi atau hasil tersebut
digunakan untuk maksud tertentu. Dugaan keandalan terdiri dari dua aspek :
keakuratan dan kepastian dalam pengukuran, dan pengungkapan yang jujur dalam
transaksi ekonomi. Aspek pengukuran focus pada ketepatan dalam mengukur.kata
ketepatan memiliki dua kontek, biasanya ketepatan dalam bentuk angka,atau dapat
merujuk kepada metode pengukuran. Contohnya : untuk ketepatan angka seperti
penilaian 90 padahal nilai sebenanya 90,2. Kepetapan dengan metode pengukuran,
seperti tingkat perbaikan dalam performanya atai persetujuan hasil suatu
pengukuran yang dilakukan terus menerus.
Pengukuran yang Akurat
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil
yang sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat.
Alasannya adalah akurasi berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran
menuju nilai sejati dari atribut pengukuran.
Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan
secara akurat dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai
sebenarnya.
Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak
diketahui. Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut
apa yang perlu kita ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari
akuntansi untuk menyajikan informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi
pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis dari kegunaan, tetapi akuntan
tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan standar kuantitatif yang harus
diterapkan.
17 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
Learning Objective 6
Pengukuran dalam Akuntansi
Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah
perhitungan modal dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian
ulang yang terjadi di pasar modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan
pendapatan, juga perubahan modal dalam satu periode akuntansi. Modal dapat
dinilai dan dihitung dengan berbagai cara, contoh: historical cost, operasional,
keuangan, atau nilai wajar. Sejarah menunjukkan pada kita bahwa konsep
perhitungan atas modal dan laba telah berubah dan berkembang dari waktu ke
waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan yang fundamental. Yang
terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep lebih
tepat yaitu konsep nilai wajar. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik
konsep nilai wajar ini. Bahwa konsep ini merubah konsep alokasi ke
pendekatan penilaian, di mana akan menunjukkan perbedaan tergantung atas
situasi dan interpretasi yang subjektif. Perubahan ini lebih fokus pada penilaian
Balance Sheet, mengalihkan akuntansi dari perhitungan alokasi laba yang
sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita komersil dan
pengambilan keputusan oleh investor dibandingkan kebenarannya.
Proyek bersama FASB/IASB mengenai presentasi laporan keuangan
menitikberatkan pemikiran IASB mengenai pengukuran pendapatan dan asset,
tentunya menganai aplikasi pengukuran metode nilai wajar. Konsep yang disetujui
bersaama yaitu :
a) Informasi akuntansi harus ditujukan untuk para pengambil keputusan
dalam membuat keputusan ekonomi perusahaan.
b) Perusahaan harus menyediakan laporan satuan yang berisikan seluruh
pendapatan dan beban yang diakui sebagai komponen laporan keuangan.
c) Laporan harus memiliki :
a. Harus didalamnya termasuk efek dari perubahan net asset dan
kewajiban selama tahun berjalan, selain dari transaksi dengan
pemilik.
18 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
b. Asset dan kewajiban harus dinilai sesuai dengan nilai wajar yang
dapat mencerminkan harga pasar tapi mengganti discounted future
cash flows, nilai pasar terdepresiasi, atau asset pricing models
dapat digunakan dalam ketidak hadiran pada liquid market.
c. Penentuan pendapatan harus dibagi menjadi laba sebelum
pengukuran kembali dan efek pengukuran kembali.
d) Seluruh pendapatan dan beban harus dikategorikan dan disajikan dengan
cara
a. Meningkatkan pemahaman pengguna dalam pencapaian kinerja
b. Membantu dalam membentuk ekspektasi kinerja di masa depan
e) Laba tidak seharusnya didasari oleh dugaan dari realisasi
f) Fokus terhadap :
a. Transparansi
b. Informasi yang berguna untuk investor dan data yang relevan untuk
pengambilan keputusan
c. Konsep dari keandalan sudah digantikan dengan kejujuran dalam
penyajian
Dalam pendekatan ini laporan laba rugi akan menjadi nilai sisa antara net
asset awal dan net asset ketika penutupan, bukan dengan menjadikan neraca
sebagai nilai sisa untuk biaya yang belum dialokasi kan setelah proses kecocokan,
yang menjadi kasus pengukuran historical cost.
Learning Objective 7
Masalah Pengukuran Bagi Auditor
profit ditentukan dengan menghitung pendapatan dan beban pada periode tersebut,
auditor dapat berkonsentrasi untuk mengumpulkan bukti bahwa transaksi tersebut
telah ditangani dengan tepat oleh sistem akuntansi perusahaan klien. Namun,
ketika profit ditentukan dengan perubahan nilai wajar atas aset, sulit bagi auditor
untuk mengumpulkan bukti atas estimasi manajemen.
Sebagai contoh, pengukuran profit dengan menilai perubahan nilai wajar
dari aset bersih ditujukan oleh akuntansi standar IAS 36 / AASB 136. Pernyataan
ini mensyaratkan penurunan nilai aset diakui sebagai rugi penurunan nilai.
Manajemen perusahaan diminta untuk menilai pada tanggal pelaporan apakah ada
indikasi bahwa aset mungkin mengalami kerusakan. Jika ada indikasi tersebut,
manajemen harus mengestimasi berapa biaya untuk memulihkan aset tersebut.
Jika biaya pemulihan kurang dari nilai bawaan aset tersebut, maka nilai bawaaan
aset tersebut harus dikurangi dengan biaya pemulihan. Pengurangan tersebut
disebut juga dengan penurunan nilai. Penurunan nilai tersebut kemudian harus
segera diakui di laba dalam banyak kasus.
Pedoman standar audit internasional untuk audit atas kerugian penurunan
nilai dan estimasi nilai wajar lainnya terkandung di dalam ISA 540. Auditor
diminta untuk mengumpulkan bukti untuk menilai apakah manajemen telah
mengikuti standar akuntansi secara tepat dan apakah jumlah penurunan nilai wajar
masuk akal. Untuk melakukan hal ini, auditor harus memutuskan apakah
manajemen telah memilih asumsi dan metode penilaian yang tepat. Jika standar
akuntansi tidak menentukan metode penilaian untuk aktiva dan kewajiban yang
sedang dipertimbangkan, auditor dapat menerima metode penilaian apapun yang
masuk akal. Contohnya, paling tidak ada 12 metode dalam penilaian aset tidak
berwujud yang bisa digunakan. Ini artinya sulit bagi auditor untuk tidak setuju
dengan metode yang digunakan manajemen, yang juga digunakan oleh
perusahaan lain. Auditor harus mengumpulkan bukti bahwa metode digunakan
secara konsisten, sehingga manajer tidak memilih berbagai metode dari tahun ke
tahun bergantung pada profit yang mereka inginkan. Auditor juga harus menilai
apakah nilai aset atau liabilitas ditentukan secara tepat berdasarkan asumsi
manajemen, model penilaian dan data yang relevan. Data tersebut mencakup suku
20 | M e a s u r e m e n t T h e o r y
bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas, nilai pasar yang digunakan
oleh perusahaan pembanding, data royalti, dan sebagainya.
Secara keseluruhan, mengingat keberadaan berbagai macam metode
penilaian, tidak memungkinkan bagi auditor untuk menolak pilihan manajemen
selama bukti audit menunjukkan manajemen telah menerapkan metode yang benar
dan menggunakan data yang sesuai. Dalam situasi ini, auditor mungkin akan
menghadapi tekanan dari manajemen atau jika tidak mereka kehilangan audit
untuk auditor lain yang lebih menyenangkan.
Selain isu-isu yang berkaitan dengan penggunaan nilai wajar serta isu-isu
terkait, auditor juga menghadapi masalah yang disebabkan oleh variabilitas dalam
tingkat keandalan dan akurasi pengukuran biaya historis. Misalnya, untuk
menghitung standar biaya manufaktur, didasari oleh biaya historis dari berbagai
input, berapa volume yang diolah, metodenya seperti apa, dan berapa biaya
overhead antara produk, proses dan departemen-departemen terkait. Semua faktor
ini mempengaruhi biaya persediaan yang ada pada periode dan barang yang dijual
selama periode tersebut. Dalam konteks ini, auditor perlu menguji kewajaran
prosedur yang diterapkan dan penggunaan metode yang konsisten. Biaya
persediaan per unit mungkin akan terlihat sangat tepat, tetapi perubahan kondisi
operasi dapat menghasilkan varian yang signifikan dan membuat asumsi dasar
untuk alokasi tidak valid
Daftar Pustaka
Godfrey, Jayne, et al. Accounting Theory. Australia: John Wiley & Sons, 2010.
21 | M e a s u r e m e n t T h e o r y