DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 02
KELAS
: 2EGD
ANGGOTA :
1. DODY SAPUTRA
2. FERALIZA
3. GITA MUSTIKA
4. M.YUDHA GANTA
5. NIRDA FITRIA
6. RAHMAT HIDAYAT
7. VIKI PUTRI UTAMI
INSTRUKTUR
: Adi Syakdani,ST.,MT
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat menggunakan alat spektrofotometer sinar tampak (VIS) dan
Ultrviolet
2. Dapat menganalisis cuplikan secara spektrofotometri
II.
: 2 buah
3. Labu takar
: 7 buah
4. Gelas kimia
: 2 buah
5. Pipet ukur
: 2 buah
6. Pengaduk
: 1 buah
7. Spatula
: 2 buah
8. Corong gelas
: 1 buah
9. Pipet tetes
: 1 buah
: 2 buah
: 1 buah
III.
DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar makromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dengan fototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan
adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang di gunakan untuk menentukan
suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur
transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.
Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang
panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan
dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam
hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomic (Hardjadi,
1990). .
Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Kebetulan spektrofotometer dibandingkan
dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih
terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau
celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter
tidak mungkin diperoleh panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat
diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel blanko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun
pembanding (Khopkar, 2002)
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa
dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis
senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin
tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang
diserap.
22 o
C)
dibanding logam lainnya. Karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber
lampu. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang
memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode
spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sampel yang tidak memiliki
warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen
spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagen yang digunakan
harus benar-benar spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa.
Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar
stabil.
2. Spektrofotometri UV(Ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri
UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki
panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan
isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah dilaut dan daratan. Inti
atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara
hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutrron. Nama
deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteras yang berarti dua, mengacu
pada intinya yang memiliki 2 partikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi
dengan mata kita maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang
merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh
karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan
penambahan reagen tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa
meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus
dibuat jernih dengan filtrasi atau sentifungi. Prinsip dasar pada
spektrofotometri adalah sampel harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada
partikel koloid/ suspensi.
3. Spektrofotometri UV-VIS
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultraviolet dan sinar tampak. Alat ini digunakan mengukur serapan sinar ultra
violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi
larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat
yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer
dapat menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat
dalam larutan. Dibawah ini adalah persamaan Lamber beer:
A = - log T
Dimana
= .b.c
A = Absorbans
T = Transmitan
= absorvitas molar (Lcm-4 . mol-1)
c = panjang sel (cm)
b = konsentrasi zat (mol/jam)
Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau
unsur adalah warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut
dapat diketahui dari larutan berwarna yang memiliki serapan maksimum
pada warna komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati
radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang
tertentu, akan secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan
diteruskan (Day dan Underwood, 1986)
4. Spektrofotometri inframerah
b.
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya
polikromatis menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen
panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a.
Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar
b.
keuntungan
lebih
bagi
proses
4.
Panjang gelombang
150-3000
375-2000
380-800
Tabel 2 Bahan Kuvet Sesuai Panjang Gelombang
Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan
ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Terdapat beberapa jenis detector pada spektrofotometer :
Jenis detector
Phototube
range (nm)
150 1000
Photomultiplier
150 1000
Solid state
Thermocouple
350 3000
600 20.000
arus listrik IR
Thermistor
600 20.000
hambatan listrik IR
Tabel 3 Jenis-jenis detektor berdasarkan panjang gelombang
Syarat-syarat ideal sebuah detector adalah :
-
5.
matahari langsung,
karena cahaya dari matahari akan dapat mengganggu pengukuran.
KESELAMATAN KERJA
H2SO4 dan NH3 merupakan bahan yang bersifat korosif dan dapat
menyebabkan iritasi jika terkena kulit dan dapat menyebabkan sesak nafas
jika terhirup. Pengambilan bahan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan sarung tangan dan pipet yang dilengkapi dengan bola hisap
serta dilakukan dilemari asam.
V.
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Pembuatan larutan standar (larutan kalibrasi)
1.
Larutkan 3,927 gr CuSO4.5H2O dalam labu tkara 50 ml, tambahkan 5
ml H2SO4 pekat. Encerkan sampai tanda batas dengan menambahkan
2.
3.
VI.
Absorbansi
0,0540
0,0522
0,0504
0,0496
0,0496
0,0501
0,0513
0,0523
0,0539
0,0552
0,0565
0,0576
0,0581
0,0585
0,0583
0,0575
17
18
19
610
620
630
0,0564
0,0554
0,0535
absorbansi
0,0318
10
0,0372
20
0,0494
30
0,0596
40
0,0615
50
0,0647
60
0,0832
REGRESI LINEAR
X
0
Y
0,0318
X2
0
XY
0
10
0,0372
100
0,372
20
0,0494
400
0,988
30
0,0596
900
1,788
40
0,0615
1600
2,46
50
0,0647
2500
3,235
60
X = 210
0,0832
Y= 0,3874
3600
X2= 5860
4,992
XY =13,835
c. Pengujian sampel
No
1
Nama sampel
Air sumur + NH3
absorbansi
0,1077
Air sumur
0,1146
Air limbah
0,0396
VII. PERHITUNGAN
1 ml = 2 mg Cu2+
V1 M1 = V2 M2
100 ml x30 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 1,5 ml
5. 40 ppm (labu takar 100 ml)
V1 M1 = V2 M2
100 ml x40 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 2 ml
6. 50 ppm (labu takar 100 ml)
V1 M1 = V2 M2
100 ml x50 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 2,5 ml
7. 60 ppm (labu takar 100 ml)
V1 M1 = V2 M2
100 ml x60 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 3 ml
Menghitung konsentrasi Cu2+
= 1999 ppm
= 0,05%
= -0,5
= 0,2
Dari data diatas didapatkan persamaan
Y = mx + c
Y = (-0,5) x + 0,2
1. X = 0
Y = (-0,5) (0) + 0,2
= 0,2
2. X = 10
Y = (-0,5) (10) + 0,2
= -4,8
3. X = 20
Y = (-0,5) (20) + 0,2
= -9,8
4. X = 30
Y = (-0,5) (30) + 0,2
= -14,8
5. X = 40
Y = (-0,5) (40) + 0,2
= -19,8
6. X = 50
Y = (-0,5) (50) + 0,2
= -24,8
7. X = 60
Y = (-0,5) (60) + 0,2
= -29,8
Sehingga:
X
0
Y
0,2
10
-4,8
20
-9,8
30
-14,8
40
-19,8
50
-24,8
60
-29,8
Perhitungan sampel
1.
2.
Air sumur
Y= mx+c
0,1146 = (-0,5) (x) + 0,2
-0,5 x = -0,0854
x = 0,1708 ppm
3.
Air limbah
Y= mx+c
0,0396= (-0,5) (10) + 0,2
-0,5 x = -0,1684
x = 0,3208 ppm
IX.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan data :
DAFTAR PUSTAKA
o www.Google.com
o http://iqra-wahyuni.blogspot.com/2012/04/laporan-spektrofotometri.html
o http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-analitik-spektrofotometri.html
GAMBAR ALAT
Gelas kimia
Spatula
bola karet
pipet ukur
kaca arloji
Pengaduk
Pipet tetes
kuvet