Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMEN


SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK : 02
KELAS
: 2EGD
ANGGOTA :
1. DODY SAPUTRA
2. FERALIZA
3. GITA MUSTIKA
4. M.YUDHA GANTA
5. NIRDA FITRIA
6. RAHMAT HIDAYAT
7. VIKI PUTRI UTAMI

INSTRUKTUR

: Adi Syakdani,ST.,MT

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TAHUN AKADEMIK 2013/2014

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
I.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat menggunakan alat spektrofotometer sinar tampak (VIS) dan
Ultrviolet
2. Dapat menganalisis cuplikan secara spektrofotometri

II.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yangdigunakan
1. Spektrofotometer Agilent : seperangkat
2. Kuvet/sel

: 2 buah

3. Labu takar

: 7 buah

4. Gelas kimia

: 2 buah

5. Pipet ukur

: 2 buah

6. Pengaduk

: 1 buah

7. Spatula

: 2 buah

8. Corong gelas

: 1 buah

9. Pipet tetes

: 1 buah

10. Bola hisap

: 2 buah

11. Botol semprot

: 1 buah

Bahan yang digunakan


1. Kristal CuSO4.5H2O
2. LARUTAN H2SO4 Pekat
3. Larutan amonia pekat
4. Air limbah
5. Air sumur

III.

DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar makromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dengan fototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan
adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang di gunakan untuk menentukan
suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur
transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.
Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang
panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan
dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam
hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomic (Hardjadi,
1990). .
Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Kebetulan spektrofotometer dibandingkan
dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih
terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau
celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter
tidak mungkin diperoleh panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat
diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel blanko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun
pembanding (Khopkar, 2002)
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa
dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis
senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin
tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang
diserap.

Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang


digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut
1.

Spektrofotometri Vis (Visible)


Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau

energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya variable termasuk spektrum


elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang
sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang didapat berwarna
putih, merah, biru, hijau, apapun itu, selama ia dapat dilihat oleh mata. Maka
sinar tersebut termasuk dalam sinar tampak (visible). Sumber sinar tampak yang
umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang
dikenal juga dengan nama Wolform merupakan unsur kimia dengan simbol W
dan nomor atom 74. Tungsten memiliki titik didih yang tinggi (34

22 o

C)

dibanding logam lainnya. Karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber
lampu. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang
memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode
spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sampel yang tidak memiliki
warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen
spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagen yang digunakan
harus benar-benar spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa.
Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar
stabil.
2. Spektrofotometri UV(Ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri
UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki
panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan
isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah dilaut dan daratan. Inti
atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara
hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutrron. Nama
deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteras yang berarti dua, mengacu
pada intinya yang memiliki 2 partikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi
dengan mata kita maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang

merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh
karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan
penambahan reagen tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa
meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus
dibuat jernih dengan filtrasi atau sentifungi. Prinsip dasar pada
spektrofotometri adalah sampel harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada
partikel koloid/ suspensi.
3. Spektrofotometri UV-VIS
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultraviolet dan sinar tampak. Alat ini digunakan mengukur serapan sinar ultra
violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi
larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat
yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer
dapat menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat
dalam larutan. Dibawah ini adalah persamaan Lamber beer:
A = - log T
Dimana

= .b.c

A = Absorbans
T = Transmitan
= absorvitas molar (Lcm-4 . mol-1)
c = panjang sel (cm)
b = konsentrasi zat (mol/jam)
Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau
unsur adalah warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut
dapat diketahui dari larutan berwarna yang memiliki serapan maksimum
pada warna komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati
radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang
tertentu, akan secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan
diteruskan (Day dan Underwood, 1986)
4. Spektrofotometri inframerah

Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar


pada penyerapan panjang gelombang inframerah. Cahaya inframerah terbagi
menjadi inframerah dekat, inframerah pertengahan dan jauh. Inframerah
pada spektrofotometri adalah inframerah jauh dan pertengahan yang
mempunyai panjang gelombang 25-1000 m. Pada spektro IR meskipun bisa
digunakan untuk mengidentisifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa,
terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang
tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.
BAGIAN-BAGIAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
1. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran
radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada
spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :
a.

Lampu Tungsten (Wolfram)


Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah
tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki
panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya berupa

b.

garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000jam pemakaian.


Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm.
Spektrum energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur
sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam
pemakaian.

2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya
polikromatis menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen
panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a.

Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar

mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.

b.

Grating (kisi difraksi)


Kisi difraksi memberi

keuntungan

lebih

bagi

proses

spektroskopi. Dispersi sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi


yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat
digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
c.
Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis
yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi
yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga
diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
d.
Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya
yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan
panjang gelombang yang dipilih.
3. Kompartemen sampel
Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet.
kuvet merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang
akan dianalisis. Pada spektrofotometer double beam, terdapat dua tempat
kuvet. Satu kuvet digunakan sebagai tempat untuk menaruh sampel,
sementara kuvet lain digunakan untuk menaruh blanko. Sementara pada
spektrofotometer single beam, hanya terdapat satu kuvet.
Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Permukaannya harus sejajar secara optis
b. Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan
c.
Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
d.
Tidak rapuh
e.
Bentuknya sederhana
Terdapat berbagai jenis dan bentuk kuvet pada spektrofotometer.
Umumnya pada pengukuran di daerah UV, digunakan kuvet yang terbuat
dari bahan kuarsa atau plexiglass. Kuvet kaca tidak dapat mengabsorbsi
sinar uv, sehingga tidak digunakan pada saat pengukuran di daerah UV.
Oleh karena itu, bahan kuvet dipilih berdasarkan daerah panjang
gelombang yang digunakan. Gunanya agar dapat melewatkan daerah
panjang gelombang yang digunakan.
UV : fused silika, kuarsa

Visible : gelas biasa, silika atau plastik


IR : KBr, NaCl, IRTRAN atau kristal dari senyawa ion
Bahan
Silika
Gelas
Plastik

4.

Panjang gelombang
150-3000
375-2000
380-800
Tabel 2 Bahan Kuvet Sesuai Panjang Gelombang

Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar

kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan
ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Terdapat beberapa jenis detector pada spektrofotometer :

Jenis detector
Phototube

range (nm)
150 1000

Sifat pengukuran Penggunaan


arus listrik UV

Photomultiplier

150 1000

arus listrik UV/Vis

Solid state
Thermocouple

350 3000
600 20.000

arus listrik IR

Thermistor
600 20.000
hambatan listrik IR
Tabel 3 Jenis-jenis detektor berdasarkan panjang gelombang
Syarat-syarat ideal sebuah detector adalah :
-

Mempunyai kepekaan tinggi


Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
Waktu respon cepat dan sinyal minimum tanpa radiasi

5.

Sinyal listrik ayng dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi


Visual display
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,

menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.


Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat

Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20


menit.
Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar

matahari langsung,
karena cahaya dari matahari akan dapat mengganggu pengukuran.

Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil


dan
diatas meja yang permanen.

Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.

Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.

Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara


teratur.
IV.

KESELAMATAN KERJA
H2SO4 dan NH3 merupakan bahan yang bersifat korosif dan dapat
menyebabkan iritasi jika terkena kulit dan dapat menyebabkan sesak nafas
jika terhirup. Pengambilan bahan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan sarung tangan dan pipet yang dilengkapi dengan bola hisap
serta dilakukan dilemari asam.

V.

PROSEDUR PERCOBAAN
A. Pembuatan larutan standar (larutan kalibrasi)
1.
Larutkan 3,927 gr CuSO4.5H2O dalam labu tkara 50 ml, tambahkan 5
ml H2SO4 pekat. Encerkan sampai tanda batas dengan menambahkan
2.

air aquadest 1 ml = 2 mg Cu2+


Pindahkan larutan diatas sejumlah masing-masing : 0, 10, 20, 30, 40,
50, 60 ml kedalam masing-masing labu takar 100 ml. Kemudian
tambahkan masing-masing dengan 5 ml NH3 pekat dan encerkan

3.

dengan air aquadest sampai tanda batas.


Hitung konsentrasi dari tiap-tiap larutan diatas.

B. Penentuan panjang gelombang maksimum


1. Hidupkan alat spektrofotometer UV-VIS
2. Tekan F1 (tasks) Pilih single WL ( tunggal), tekan enter
3. Masukkan minimum (450 nm), tekan F6 (done)
4. Masukkan kuvet 1 (larutan blanko) pada tempat kuvet pada alat
spektrofotometer, tekan F8(blank)
5. Ganti kuvet 1 dengan kuvet 2 (larutan standar, misal Cs = 100 ppm),
tekan F7 (sampel). Catat absorbansi pada 450 nm tersebut
6. Tekan F2 (setting), pilih 1 wavelegth, tekan enter
7. Masukkan berikutnya (misal 460 nm, dengan intval 10 nm), tekan
F6 (done)
8. Ulangi langkah 4 hingga langkan 7
C. Penentuan panjang gelombang maksimum dngan dpektrum
1. Hidupkan alat, tunggu sampai proses inisialisasi selesai
2. Tekan F1/Tasks dan pilih spektrum
3. Pilih tipe pengukuran absorbance
4. Tekan system/F5, tekan configure/F2, dan pilih spektrofotometer
5. Masukkan nilai range pengukuran panjang gelombang, misal 350750 nm
6. Tekan F6/done
7. Tekan spektrum/F5
8. Isi kuvet dengan larutan blanko, kemudian letakkan ditempat kuvet
dan tekan F8
9. Ganti kuvet yang berisi larutan standar dan tekan sampel/F7
10. Tekan Graphic/F6, tekan Mark/F7, pilih peaks lalu tekan enter
11. Cetak hasilnya dengan menekan F6, pilih set up, tekan enter
12. Tekan F7, pilih band rote 38400, bits 8 dan parity even, lalu
tekandone 2x
13. Tekan enter
D. Pembuatan kurva kalibrasi
1. Tekan tasks atau tekan F1
2. Pilih quantification, tekan enter
3. Masukkan larutan blank pada kuvet, tekan F8
4. Jadikan larutan blank sebagai standar nol (konsentrasi nol) dengan
menekan F7
5. Ganti kuvet yang berisikan larutan standar (mulai dari larutan standar
dengan konsentrasi terkecil) lalu tekan F7
6. Ulangi langkan 4 dan 5 sampai semua larutan standar selesai diukur
7. Bawa kursor ke STDI dan tekan enter
8. Masukkan nilai 0 (pada konsentrasi) dan beri nama analyte, tekan
next atau F7
9. Untuk larutan standar 2, masukkan nilai konsentrasinya

10. Ulangi langkah 9 sampai semua larutan standar dimasukkan nilai


konsentrasinya
11. Tekan done
12. Tekan file/print, pilih print calibration
13. Pilih set up, tekan enter
14. Pilih sereial/F7
15. Pilih bonrate 38400, bits 8, perify even
16. Tekan F6/done 2x
17. Tekan F6/print
E. Menganalisa sampel
1. Tekan F4/sampel
2. Masukkan kuvet 1 (larutan blanko), tekan F8 (blanko)
3. Ganti dengan kuvet 2 (larutan standar 1), tekan F7(sampel)
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk kaseluruhan sampel
5. Tekan F6 (done)
6. Tekan graphic / F6
7. Tekan mark/F6 , pilih peaks, tekan enter
8. Tekan print /F6, pilih set up, tekan enter
9. Tekan serial, pilih banrate 38400, bits 8 dan parity even
10. Tekan F6/done 2x
11. Tekan F6
F. Cara mematikan alat
1. Tekan system (FS)
2. Tekan tombol m
3. Pilih restart, tekan m
4. Pilih restart, tekan enter
5. Pilih yes
6. Tunggu proses inisialisasi selesai
7. Tekan tombol power ke off.
G. Analisa benzoat dan kafein dalam softdrink
Larutan stock : larutan asam benzoat (100 mg asam benzoat / L dalam
air) dan 200 mg kafein/L dalam air.
Kalibrasi larutan standar
1. Siapkan larutan asam benzoat yang mengandung 2,4,6,8,10 mg/ml
dalam 0,01 M HCl
Untuk mempersiapkan 2 mg/ml larutan, campurkan 2 ml asam
benzoat standar ditambah 10 ml 0,1 M HCl dalam labu takar 100 ml,
sampai tanda batas. Gunakan dengan cara yang sama untuk larutan
standar yang lain.
2. Soft drink
Hangatkan 20 ml softdrink dalam beker gelas diatas hot plete untuk
membuang CO2 dan saring cairan hangat menggunakan kertas saring
untuk menyaring partikel yang mugkin ada. Setelah didinginkan ke

suhu ruang, pipet 4 ml ke dalam labu takar 100 ml. Tambahkan 10 ml


0,1 M HCl ditanda bataskan. Siapkan sampel yang kedua yang
mengandung 2 ml softdrink dangan cara yang sama
3. Catat baseline ultraviolet dari 200 nm ke 350 nm menggunakan air
dalam sampel dan kuvet referensi. Catat spektrum ultra violet dari 5
larutan standar benzoat dalam air. Ukur absorbansi setiap standar dan
kurangkan dengan baseline (apabila alat tidak bisa melakukan
langsung secara otomatis). Persiapkan grafik kalibrasi absorbansi
terhadap konsntrasi melewati garis nol
4. Sampel
Ukur spektrum absorbansi dari 2:100 dan 4:100 pengenceran soft
drink.

VI.

DATA HASIL PENGAMATAN


a. Penentuan panjang gelombang maksimum
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Panjang gelombang (nm)


450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
580
590
600

Absorbansi
0,0540
0,0522
0,0504
0,0496
0,0496
0,0501
0,0513
0,0523
0,0539
0,0552
0,0565
0,0576
0,0581
0,0585
0,0583
0,0575

17
18
19

610
620
630

0,0564
0,0554
0,0535

Panjang gelombang maksimum 580 nm dengan absorbansi 0,0585

b. Pembuatan kurva kalibrasi


No
1

Konsentrasi larutan standar (ppm)


0

absorbansi
0,0318

10

0,0372

20

0,0494

30

0,0596

40

0,0615

50

0,0647

60

0,0832

REGRESI LINEAR
X
0

Y
0,0318

X2
0

XY
0

10

0,0372

100

0,372

20

0,0494

400

0,988

30

0,0596

900

1,788

40

0,0615

1600

2,46

50

0,0647

2500

3,235

60
X = 210

0,0832
Y= 0,3874

3600
X2= 5860

4,992
XY =13,835

c. Pengujian sampel
No
1

Nama sampel
Air sumur + NH3

absorbansi
0,1077

Air sumur

0,1146

Air limbah

0,0396

VII. PERHITUNGAN
1 ml = 2 mg Cu2+

Penentuan volume untuk setiap ppm


1. 0 ppm (labu takar 50 ml)
V1 M1 = V2 M2
50 ml x 0 = V2 x 2000 ppm
V2 = 0
2. 10 ppm (labu takar 100 ml)
V1 M1 = V2 M2
100 ml x10 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 0,5 ml
3. 20 ppm (labu takar 100 ml)
V1 M1 = V2 M2
100 ml x20 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 1 ml
4. 30 ppm (labu takar 100 ml)

V1 M1 = V2 M2
100 ml x30 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 1,5 ml
5. 40 ppm (labu takar 100 ml)
V1 M1 = V2 M2
100 ml x40 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 2 ml
6. 50 ppm (labu takar 100 ml)
V1 M1 = V2 M2
100 ml x50 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 2,5 ml
7. 60 ppm (labu takar 100 ml)
V1 M1 = V2 M2
100 ml x60 ppm = V2 x 2000 ppm
V2 = 3 ml
Menghitung konsentrasi Cu2+

Berat Cu = 0,9995 gr = 999,5 mg

= 1999 ppm

= 0,05%

Mencari slope dan intersep

= -0,5

= 0,2
Dari data diatas didapatkan persamaan
Y = mx + c

Y = (-0,5) x + 0,2
1. X = 0
Y = (-0,5) (0) + 0,2
= 0,2
2. X = 10
Y = (-0,5) (10) + 0,2
= -4,8
3. X = 20
Y = (-0,5) (20) + 0,2
= -9,8
4. X = 30
Y = (-0,5) (30) + 0,2
= -14,8
5. X = 40
Y = (-0,5) (40) + 0,2
= -19,8
6. X = 50
Y = (-0,5) (50) + 0,2
= -24,8
7. X = 60
Y = (-0,5) (60) + 0,2
= -29,8
Sehingga:
X
0

Y
0,2

10

-4,8

20

-9,8

30

-14,8

40

-19,8

50

-24,8

60

-29,8

Perhitungan sampel
1.

Air sumur + NH3


Y= mx+c
0,1077 = (-0,5) (x) + 0,2
-0,5 x = -0,923
x = 0,1846 ppm

2.

Air sumur
Y= mx+c
0,1146 = (-0,5) (x) + 0,2
-0,5 x = -0,0854
x = 0,1708 ppm

3.

Air limbah
Y= mx+c
0,0396= (-0,5) (10) + 0,2
-0,5 x = -0,1684
x = 0,3208 ppm

VIII. ANALISA PENGAMATAN


Dari percobaan yang dilakukan dapat diketahui panjang
gelombang UV yaitu kurang dari 400 nm, sedangkan panjang gelombang
Visible yaitu antara 400-700 nm.
Pada percobaan pertama kami membuat larutan standar. Dan
larutan yang dipindahkan masing-masing 0 pp, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm,
40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm,Kedalam labu takar kemudian 50 ml NH3
ditambahkan kedalam masing-masing labu takar. Dan encerkan dengan
aquadest sampai tanda batas.
Percobaan yang kedua yaitu penentuan panjang gelombang
maksimum. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan panjang
gelombang maksimum 580 dengan absorbansi 0,0585.
Percobaan selanjutnya yaitu menganalisa sampel. Sampel yang
digunakan air smumur + NH3 , aor sumur dan air limbah. Dan didapatkan
nilai absorbansinya yaitu :

Air sumur + NH3 = 0,1077 ppm

Air sumur = 0,1146 ppm

Air limbanh = 0,0396 ppn

IX.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan data :

Konsentrasi Cu2+ = 2000 ppm

Volume setiap ppm


o 0 ppm, volume = 0 ml
o 10 ppm, volume = 0,5 ml
o 20 ppm, volume = 1 ml
o 30 ppm, volume = 1,5 ml
o 40 ppm, volume = 2 ml
o 50 ppm, volume = 2,5 ml
o 60 ppm, volume = 3 ml

Panjang grlombang maksimum 580 nm dengan absorbannsi 0,0585

Nilai slope = -0,5

Nila intersep = 0,2

Nilai absorbansi sampel


o Air sumur + NH3 = 0,1077 ppm
o Air sumur = 0,1146 ppm
o Air limbanh = 0,396 ppm

DAFTAR PUSTAKA
o www.Google.com
o http://iqra-wahyuni.blogspot.com/2012/04/laporan-spektrofotometri.html
o http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-analitik-spektrofotometri.html

GAMBAR ALAT

Gelas kimia

Spatula

bola karet

pipet ukur

kaca arloji

Pengaduk

Pipet tetes
kuvet

Anda mungkin juga menyukai