kecenderungan pengorganisasian yang ada sejak awal atau dibawa sejak lahir akan
mempengaruhi cara melihat sesuatu. Sementara banyak psikolog kontemporer merasa bahwa
kecenderungan-kecenderungan
tersebut
adalah
hasil
dari
pengalaman
dalam
pengamatan
adalah
1. Hukum Pragnanz, yang mengatakan bahwa organisasi psikologis selalu cenderung ke arah
yang
bermakna
atau
penuh
arti
(pragnanz)
2. Hukum kesamaan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung membentuk gestalt
(keseluruhan)
3. Hukum kecenderungan mengatakan bahwa hal hal yang berdekatan cenderung berbentuk
gestalt.
4. Hukum ketertutupan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang tertutup cenderung membentuk
gestalt.
5. Hukum kontinuitas yang mengatakan bahwa hal-hal yang berkesinambungan cenderung
membentuk gestalt.
Menurut Kholivia (2008) belajar pada hakikatnya adalah melakukan perubahan struktur kognitif.
Selain pengamatan, kaum gestalt menekankan bahwa belajar pemahaman merupakan bentuk
utama
a)
b)
aliran
ini.
Kondisi
Kemampuan
Pengalaman
pemahaman
tergantung
dasar
masa
lampau
pada
seseorang
yang
relevan
c)
Pengaturan
d)
Pemahaman
situasi
didahului
oleh
yang
periode
dihadapi
mencari
atau
coba-coba
e) Adanya pemahaman dalam diri individu menyebabkan pemecahan masalah dapat diulang
dengan
mudah.
f) Adanya pemahaman dalam diri individu dapat dipakai menghadapi situasi lain atau transfer
dalam
belajar.
Menurut Budiyanto (2009) Psikologi Gestalt( Kohler, Kurt, Koffka, Kurt Lewin)
a) Psikologi Gestalt menekankan keseluruhan dan keterpaduan, belajar harus dimulai dari
keseluruhan,
baru
kemudian
kepada
bagian-bagian.
b) Dalam penga,atan itu terdapat satu hukum pragnans dan empat hukum tambahan yang tunduk
pada
hukum
pokok.
c) Hukum ini menyebutkan bahwa segala kejadian berarah ke keadaan pragnans, yaitu suatu
keadaan yang seimbang, suatu Gestalt yang baik, yang mencakup sifat-sifat keteraturan,
kesederhanaan, kestabilan, dsb.
Empat
hukum
i.
hukum
ii.
Hukum
iii.
keterdelatan,
tambahan
menyebutkan
tersebut
bahwa
yang
ketertutupan,
menyebutkan
bahwa
kesamaan,
menyebutkan
bahwa
Hukum
adalah:
terdekat
merupakan
Gestalt
tertutup
merupakan
Gestalt
sama
merupakan
Gestalt
yang
yang
bukanlah
ulangan,
akan
tetapi
pengertian
(insight)
Menurut Azhie (2008) Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai
bentuk atau konfigurasi. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu
akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap
bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu
obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang.
Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar
dan
figure.
2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang)
dalam
bidang
pengamatan
akan
dipandang
sebagai
satu
bentuk
tertentu.
3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang
sebagai
suatu
obyek
yang
saling
memiliki.
4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam
arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk
yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik
berdasarkan
susunan
simetris
dan
keteraturan;
dan
6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek
atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat
empat
asumsi
yang
mendasari
pandangan
Gestalt,
yaitu:
lebih
mempunyai
makna
dibanding
dengan
perilaku
Molecular.
2. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis
dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada,
sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang
nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal
kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan
geografis).
3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa,
akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan
kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari
prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.
4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang
dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses
yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.
Aplikasi
teori
Gestalt
dalam
proses
pembelajaran
antara
lain
1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku.
Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu
kemampuan
mengenal
keterkaitan
unsur-unsur
dalam
suatu
obyek
atau
peristiwa.
dengan
proses
kehidupannya.
3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan
hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan
yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas
pengajaran
dan
membantu
peserta
didik
dalam
memahami
tujuannya.
4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki
keterkaitan
dengan
situasi
dan
kondisi
lingkungan
kehidupan
peserta
didik.
5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran
tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan
melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian
menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan
pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian
menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila
peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan
generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh
karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip
pokok dari materi yang diajarkannya.