Anda di halaman 1dari 6

MASYARAKAT

Gambar 1. Paradigma Keperawatan

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka


yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variabel yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu; Biologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari individu,
keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target pelayanan
kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis
antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga
tingkat pencegahan yaitu; pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan
ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan
mengidentifikasi faktor resiko yang terjadinya penyakit, mengkaji kegiatankegiatan promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini
mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus
terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini intervensi yang tepat,
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi
gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier
tidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan
individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok


khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena ketidakmampuan merawat
dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan yang
lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota
keluarga mempunyai masalah kesehatan / keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang ada
disekitarnya.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan, dan termasuk diantaranya adalah :
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil, bayi baru lahir,
anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :
Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya.
Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti; Diabetes melitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lainnya.
1. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya : WTS,
pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya
2. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: Panti
Werdha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, sosial dan
lainnya), penitipan anak balita.

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat


sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

1. II.
No
1

ANALISA DATA

Data fokus
DS: Dari hasil wawancara dengan ketua
RW 1 mengatakan bahwa rata-rata lansia
menderita hipertensi
DO: Berdasarkan data dari puskesmas
mojolaban pada bulan Maret sampai bulan
Mei di kelurahan bekonang dukuh mojosari
RW 1

Jumlah lansia keseluruhan

hipertensi 75%

Problem
Resiko tinggi
peningkatan
angka kejadian
hipertensi pada
lansia

DS: Berdasarkan hasil wawancara dengan Resiko tinggi


ketua RW 1 mengatakan bahwa perilaku
peningkatan
hidup bersih dan sehat masyarakat mojosari angka kejadian
kurang begitu diperhatikan.
penyakit Demam
Berdarah
DO :

Etiologi
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat

Lingkungan yang
kurang memadahi,
ditandai dengan
Pembuangan sampah
yang masih dekat
dengan pekarangan

terdapat 1 orang yang terkena DB


dan 1 orang menjadi tersangka
rumah yang padat, lembab dan
Pembuangan sampah masih di dekat
pekarangan

Dari pemeriksaan epidemiologi di


40 rumah di dapatkan 8 rumah
warga yang masih terdapat jentik
nyamuk.
DS: Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua RW 1 dukuh mojosari, Mengatakan
bahwa dari penduduk yang berjumlah 508
jiwa terdapat 20% orang yang menderita
ISPA dan yang meninggal 2 orang

3.

Resiko penularan Lingkungan yang


angka kejadian kurang
ISPA (infeksi
mendukung,ditandai
saluran
dengan: lingkungan
pernapasan atas) yang padat dan
sanitasi rumah

DO :

Ventilasi rumah kurang memadahi


Pencahayaannya kurang

Jumlah penduduk sangat padat

Terdapat 60% Pemuda dan bapakbapak merokok

Terdapat 10% Ibu-ibu yang


merokok

Berdasarkan urutan masalah dapat disusun masalah keperawatan komunitas


sebagai berikut :
1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah b.d
Lingkungan yang kurang memadahi, ditandai dengan Pembuangan sampah
yang masih dekat dengan pekarangan
2. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia b.d
Kurangnya pengetahuan masyarakat
3. Resiko penularan angka kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan atas)
b.d Lingkungan yang kurang mendukung,ditandai dengan: lingkungan
yang padat dan sanitasi rumah
1. IV.

RENCANA TINDAKAN

Dalam membuat perencanaan kegiatan keperawatan komunitas melibatkan peran


serta masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran masyarakat
untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
Perumusan tujuan disesuaikan dengan masalah yang akan ditindaklanjuti dengan
rumusan tujuan jangka panjang yang berorientasi pada perubahan perilaku baik
secara kognitif, afektif dan psikomotor serta rumusan tujuan jangka pendek yang

merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan jangka panjang serta hasil yang
diharapkan ada setiap akhir kegiatan tertentu. Rencana kegiatan yang dirumuskan
dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat Kelurahan Bekonang Dukuh
Mojosari RW 0I Kota Sukoharjo dengan melibatkan masyarakat yang diwakili
oleh Kader antara lain:
1. Tanggal 5 juni 2013 Melakukan pencarian data di Puskesmas Mojolaban
dan mencari tempat yang tepat untuk masalah yang masih aktual saat ini.
2. Tanggal 8 Juni 2013 melakukan Pengkajian di Dukuh Mojosari RW 0I
3. Tanggal 10 Juni 2013 Musyawarah dengan KADER untuk
dilaksanakannya kegiatan MMD (musyawarah Masyarakat Desa)
4. Tanggal 13 juni 2013 penyebaran surat undangan untuk masing-masing
perwakilan tiap RT, TOGA, TOMA dan KADER yang ada di RW 0I
Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang.
5. Tanggal 15 juni 2013 Persiapan Mahasiswa untuk melakukan kegiatan
MMD untuk memnentukan Prioritas Diagnosa dan didapatkan masalah
yang paling aktual yaitu DBD.
6. Tanggal 17 juni 2013 Melakukan pengkajian di rumah warga yang positif
terkena DBD dan melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di 20 rumah
warga yang terletak disekitar rumah penderita
7. Tanggal 18 juni 2013 melakukan penyebaran surat undangan kepada
warga yang ada di RW 0I Dukuh Mojosari untuk melakukan penyuluhan
tentang DBD
8. Tanggal 19 juni 2013 Melakukan penyuluhan kepada warga tentang
penyakit DBD

1. E.

TAHAP IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang


telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung maupun tidak langsung
kepada masyarakat dan kebutuhan masyarakat. Pada umumnya tindakan
keperawatan komunitas yang dilakukan RW 0I Dukuh Mojosari sesuai dengan
teori yaitu berfokus pada upaya meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit dan rehabilitasi dengan menggunakan strategi yaitu
proses kelompok, health promotion dan patnership.
Tindakan pelaksanaan atau implementasi yang diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah keperawatan komunitas adalah hasil kerja sama dengan
masyarakat.
Implementasi untuk masalah kesehatan lingkungan yang diangkat adalah Demam
Berdarah di RW 0I Dukuh Mojosari berhubungan dengan Lingkungan yang

kurang memadahi. Kegiatan dimulai dengan memberikan penyuluhan tentang


Demam Berdarah Dengue (DBD) pada hari Rabu, 19 Juni 2013 di RW 0I Dukuh
Mojosari Kelurahan Bekonang. Kemudian kegiatan di lanjutkan dengan
pemeriksaan jentik jentik nyamuk pada setiap tandon air yang ada di RW 0I
Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang yang di lakukan pada hari Senin, 17 Juni
oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Pelaksanaan kegiatan komunitas berjalan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Pemberian tindakan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada
RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo. Perubahan yang
dapat dinilai sebatas tahap perubahan pengetahuan. Perubahan yang dapat dinilai
karena berdasarkan faktor yang mempermudah perubahan perilaku baru terjadi
perubahan pengetahuan, sikap, dan kepercayaan.

Anda mungkin juga menyukai