Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL SGD 1 LBM 5 BLOK 21

PUBLIC HEALTH MANAGEMENT

Kelompok SGD 3 :
Annisa Meirani Hidayat

(31101200319)

Kiki Resky Lestari

(31101200289)

Sitta Mulyana

(112100168)

Annisa Ghina

(112110180)

Ika Dewi

(31101200294)

Siti Fatma

(31101200313)

Alya Maqdani

(31101200296)

Titan Mega

(31101200314)

Dimas Raditya

(31101200320)

Faradhisa N

(31101200256)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan hasil SGD 1 Public Health
Management. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas SGD yang telah dilaksanakan.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam proses belajar kami di small group discussion. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah bersusah payah membantu baik
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan,saran dan usul guna penyempurnaan laporan ini ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi kita bersama.

Semarang, 10 Oktober 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Skenario
Telah diketahui bahwa dokter gigi rentan tertular hepatitis karena kurangnya proteksi diri

(provider safety) saat mengerjakan pasien. Selain itu, banyak dokter gigi yang mengeluhkan
gejala low back pain karena kesalahan tidak mengikuti aturan ergonomi ketika bekerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman,sehat,bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja.
Oleh karena itu, dokter gigi harus melakukan harus menjaga keselamatan pasien (patient
safety) dan kontrol infeksi di tempat prakteknya.

B.

Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan dari K3?
2. Prinsip dari K3?
3. Manfaat dan ruang lingkup K3?
4. Syarat-syarat K3?
5. Definisi patient safety?
6. Program apa saja yg harus dilakukan yg berhubungan dgn provider and patient safety?
7. Cara mengendalikan ancaman kesehatan kerja?
8. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja?
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja?
10. Bagaimana aturan ergonomi yang baik dan benar?

BAB II
ISI

a. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Meningkatkan efisiensi kerja
Melindungi kesehatan, keamanan, keselamatan tenaga kerja
Mencegah terjadinya kecelaaan dan penyakit akibat kerja
Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara

fisik sosial dan psikologis


Agar setiap pegawai merasa aman nyaman dan terlindungi dalam bekerja
Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau

kondisi kerja
Agar setiap peralatan dan perlengkapan digunakan dengan baik dan efektif
Meningkatkan keserasian dan partisipasi dalam bekerja
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan oleh

tindakan dr lingkungan kerja


Melindungi tenaga kerja atas keselamatannya dalam melakukan suatu pekerjaan
Menjunjung tinggi prinsip kerja ergonomi agar tdk terjadi low back pain
Meminimalisir infeksi silang antara pasien dan tenaga medis
Meningkatkan ketertarikan pekerja
Memberantas kelelahan

b. Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Proteksi diri dari infeksi silang, seperti menggunakan masker dll
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja di praktek dokter gigi seperti penggunaan

sonde di letakkan di bengkok


Mengklasifikasi kecelakaan kerja sesuai tingkt keparahan
Keamanan dan keselamatan tenaga medis dengan cara mencegah dengan APD dari

bahaya potensial lingkungan kerja


Meningkatkan upaya kesehatan keselamatan kerja dengan menyeimbangkan kapasitas
beban dari lingkungan kerja

c. Manfaat dan ruang lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Memelihara dan meningkatkan kesehatan kerja
Memberi perlindungan dan jaminan kesehatan bagi pekerja
Meningkatkan produktivitas kerja
Timbul rasa aman nyaman antara pasien dan dokter
Membatasi infeksi silang dari pasien ke keluarga pasien
Ruang lingkup :
Peralatan
Tempat kerja
Tenaga kerja

d. Syarat-syarat Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja seperti tertusuknya tangan dari jarum

dan instrumen yang tajam


Memberi alat pelindung diri pada dokter gigi seperti masker dll
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik

maupupun psikis, infeksi dan penularan


Memelihara kebersihan kesehtan dan ketertiban
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara dan proses kerja
Menyediakan ventilasi yang cukup
Membuat jalan penyelamatan
Memberi p3k
Mengusahakan keserasian antara pekerja, alat, dan proses kerja serta lingkungan
Menerapkan ergonomi di tempat kerja seperti memposisikan tubuh dengan benar

saat bekerja maupun tata letak penempatan alat


Memberi ventilasi pada ruang praktek

e. Definisi patient safety


Suatu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi

untuk melindungi pasien dari resiko tindakan medis yg diterima pasien tersebut
Perlindungan pasien yang dilakukan oleh dokter gigi atau dinas kesehatan lainnya

supaya tidak terjadi infeksi silang, seperti sterilisasi alat


Suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman,
mencegah terjadinya cedera akibat melaksanakan suatu tindakan atau mengambil
tindakan yang seharusnya diambil

f. Program yang harus dilakukan yang berhubungan dengan provider and patient
safety?
Program promkes : mempromosikan hal-hal yang mencakup pencegahan infeksi

silang, ergonomi yang baik


Program pencegahan penyakit dan keselamatan kerja : seperti memberi hand

sanitizer di ruang klinik


Pemberian vaksin hepatitis
Asuransi kesehatan
Standar SOP : prinsip kerja ergonomi
Penggunaan masker dan handscoon dari operator
Imunisasi dan vaksin

Menggunakan kacamata pelindung


Pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit
Advokasi ke pemerintah daerah agar tersedia dukungan anggaran terkait program

keselamatan pasien di rumah sakit


Membentuk komite keselamatan pasien RS di bawah perhimpunan RS se

indonesia
Menyusun panduan nasional ttg keselamatan pasien RS
Mengembangkan lab uji coba program keselamatan pasien
RS : membentuk tim keselamatan pasien RS yg terdiri dr dokter dokter gigi

perawat farmasi dll


RS melakukan pelaporan insiden ke komite keselamatan RS secara rahasia

(KKPRS)
Membiasakan pola cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Menggunakan apron ketika dilakukan pemeriksaan rontgen

g. Cara mengendalikan ancaman kesehatan kerja


Pengendalian teknik : menutup dan isolasi bahan berbahaya, ventilasi sebagai
pengganti udara yang cukup, menggunakan APD, pekerja mendapat pelatihan
dasar tentang kebersihan epidimiologi desinfeksi, pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja, menggunakan desinfektaan yang sesuai dan benar, sterilisasi desinfeksi
tempat dan peralatan, pengelolaan limbah infeksius secara benar, kebersihan diri

pekerja
Pengendalian administrasi : pengaturan waktu yang pas sesuai jam kerja dan
istirahat, pelatihan sistem penanganan darurat, membuat data bahan bahaya dan

aman
Pekerja care dengan perjanjian sebelum berkerja karena terdapat perlindungan

hubungan kerja
Eliminasi : mengeliminasi sumber bahaya
Substitusi : subtitusi alat bahan yang lebih aman
Perancangan : modifikasi alat
Administrasi : pelatihan, durasi kerja, tanda bahaya, rambu-rambu
APD : alat perlindungan diri khususnya untuk tenaga kerja

h. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja?


a. Meningkatkan fasilitas dan sarana prasarana, seperti : lampu yang terang
b. Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja
c. Alat pelindung, seperti : kacamata masker dll, sarung tangan yang cocok
d. Penjelasan sebelum bekerja

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Pemeriksaan kesehatan ulang secara berkala untuk pengobatan tingkat awal


Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja agar lebih waspada
Sumber bahaya dihilangkan, seperti : penggantian alat rusak
Isolir atau eliminir
Mengendalikan sumber bahaya
Substitusi
Memperhatikan ventilasi
Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
Dental chair dgn sistem ergonomi yg dapat mengatur posisi dan mendukung proses

pemeriksaan
n. Saat pemeriksaan dokter gigi berada di dekat pasien
o. Hindari mengangkat siku atau lengan terlalu tinggi
i. Pra kondisi sebelum bekerja
a. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan
sebelumnya
b. Memahami jenis bahaya-bahaya yang ada ditempat kerja
c. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi
j. Determinan kesehatan kerja
- Beban kerja
Frekuensi kegiatan rata-rata pada masing-masing pekerjaan pada jangka waktu
-

tertentu, jika berlebihan dapat mengganggu fisik dan psikis


Beban tambahan
suatu kondisi didalam lingkungan yg tdk menguntungkan dalam pelaksanaan

a.
b.
c.
d.
e.
-

pekerjaan karena dapat mengganggu proses kerja, seperti:


Faktor fisik , seperti pencahayaan tidak cukup, suhu udara yg panas
Faktor kimia, seperti asap atau debu
Faktor biologi, seperti binatang hewan tumbuhan yg mengganggu pemandangan
Faktor fisiologis, seperti peralatan kerja tidak sesuai dengan ergonomi
Faktor sosialpsikologis, seperti adanya ghibah atau gosip, kecemburuan
Kemampuan kerja
Kemampuan kerja tiap orang berbeda karena kapasitas setiap orang berbeda

k. Faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja


- Lingkungan kerja : ukuran ruangan, sanitasi, ventilasi
- Alat medis : steril/tidak
- Beban kerja
- Kondisi awal : tempat kerja, ku pasien
l. Aturan ergonomi yang baik dan benar?
a. Saat mengerjakan pasien, posisi duduk operator berhadapan sesuai dengan regio yang
akan ditangani sesuai arah jarum jam yang ditentukan
b. Tidak boleh mengangkat siku terlalu tinggi

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Duduk tegak, tetapi condong kedepan sedikit


Pantulan sinar sesuai dengan yang dibutuhkan
Sinar memantul di mouth mirror
Tinggi meja kerja disesuaikan dengan tinggi pekerja saat dia duduk atau berdiri
Pekerjaan halus : 5-10cm diatas siku
Pekerjaan manual (dengan alat) : 10-15 cm di bawah siku
Pekerjaan dengan kekuatan besar : 15-40 cm di bawah siku
Semua peralatan diletakkan pada jangkauan yang normal
Penyangga kaki diperlukan supaya lengan bebas bergerak
Gerakan bola mata minimal

m. Manfaat ergonomi
Meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan oleh kesalahan pekerja
Meningkatkan kenyamanan pekerja
Meningkatkan skill dalam bekerja
Mengoptimalkan pendayagunaan SDM melalui peningkatan ketrampilan yang
diperlukan
BAB III
PETA KONSEP
Kebijakan perlindungan
tenaga kerja

Ergonomi

Keselamatan
Kerja

Patient Safety

Provider Safety

Kecelakaan
Kerja

Hiperkes

Kontrol

Efisiensi dan
produktivitas kerja

DAFTAR PUSTAKA

Darmanto D. 1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan. Gramedia. Jakarta


Dainur, dr, 1992, Materi-materi pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, III, Widya Medika,
Jakarta, 71-78
Entjang, Indan, dr, 1974, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2000
Harrington & Gill. 2005. Kesehatan Kerja. EGC. Jakarta
WHO. 1995. Deteksi Dini Penyakit akibat kerja. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai