Anda di halaman 1dari 5

Kami tekun dalam pekerjaan kami dalam sebuah kemapanan tradisi memberikan

sebuah pertanyaan hubungan antara pengalaman, ide dan pengetahuan serta


kebijaksanaan pedagogis dari teman, kolega dan lain-lain. Ekpresi penulis dari
kebijaksanaan ini dapat ditemukan di setiap periode sejarah.
Plato yang takjub bagaimana kita dapat memahami warna, bentuk, atau sutu benda
abstrak. Jika kita melihat contoh sebuah warna putih dan mendengar orang disekitar
menyebutnya putih maka disimpulkan bahwa warna tersebut adalah putih. Pada
akhirnya kita sendiri yang membangun sebuah pemahaman tentang apa itu putih
dan menggunakan kata sebagai cara agar orang lain mengerti. Bagaimana bisa
warna dijelaskan kepada orang buta yang bergantung pada sebuah definisi dan
abstraksi?. Dengan demikian, ia menyoroti sebuah penjelasan paradox yang harus
diselesaikan oleh pandangan belajar/ paham konstruktifisme. Bagaimana bisa kita
membangun apa yang belum kita ketahui? Ini hanya sebuah paradok jika kita
menganggap ada makna yang tidak berubah mengenai definisi warna putih secara
independen dari orang yang berpengetahuan, dan arti yang sebenarnya seorang
pelajar harus berusaha untuk memahami. Demikian pula, pelajar matematika
berusaha untuk memahami contoh yang diajarkan, menggunakan istilah yang dibuat
guru mereka untuk membuat gambaran secara umum, dan akhirnya diharapkan
membangun objek baru dan pemahaman yang sesuai dengan guru mereka.
George Polya (1981) adalah pengarang yang juga ahli matematika dan sebagai
pendidik yang reflektif dan articular (pembicara yang handal.. Dia membua
penggunaan istilah ekstrim, memimpin, dan representatif sebagai jenis contoh
(p.10), yang penulis lain juga menggunakan. Contoh ekstrim melibatkan apa yang
biasa terjadi dalam konteks matematika tertentu secara menyeluruh dan melihat apa
yang terjadi secara tidak biasa. Misalnya, anak-anak mungkin percaya bahwa
perkalian membuat sesuatu menjadi lebih besar, bahkan jika kita membatasi
kelipatan untuk bilangan bulat positif,

kita akan menemukan bahwa mengalikan

dengan bilangan satu tidak akan membuat angka yang lebih besar dari angka yang
dikalikan, begitu juga dengan perkalian dengan bilangan nol, maka hasilnya akan
menjadi nol semua. Sebagai contoh ekstrim, menghancurkan harapan kita,
mendorong kita unuk bertanya

melewati pengalaman kita sekarang, dan

mempersiapkan untuk pemahaman konseptual yang baru. Perkalian dengan nol


mempersiapkan kita untuk memahami konseptual baru dari perkalian

hanya

sebagai menganggap sebuah lingkaran adalah sebagai suatu polygon sisi-n dimana
n bergerak sangat besar yang mempersiapkan kita untuk bekerja dengan limit.
Gambaran pada ide-ide Polya ini, Edwina Michener (1978) bereksperimen dengan
penggunaan eksplisit dari menggunakan beberapa tipe contoh konsep matematika
yang berbeda pada pelajaran mereka di universitas. Kita menggambar secara utama
pada ide dari sebuah contoh referensi di chapter 5.A. Sebuah contoh referensi
adalah suatu yang sudah lazim secara ekstrim. dan digunakan untuk menguji
perkiraan/dugaan. Untuk menggambarkan arti teorema, dan untuk menghargai
bagaimana bukti teorema bekerja. Sebagai contoh, perhatikan pernyataan berikut :
Jika dua bilangan dijumlahkan, maka kuadrat yang lebih besar ditambahkan ke yang
lebih kecil akan sama dengan kuadrat yang lebih kecil ditambahkan ke yang lebih
besar?
Anda sangat mungkin ingin memeriksa terlebih dahulu dengan menggunakan

sesuatu yang lazim/biasanya seperti

1
3

dan

2
3

1
( 2

dan

1
2

a dalah

kemungkinan tidak berguna?) Hal ini berfungsi sebagai contoh acuan untuk fraksi
dari penjumlahan satuan. PembaKamu mungkin juga ingin untuk menguji
pernyataan ini pada beberapa ekstrim seperti o dan 1 atau sama -1 dan 2. Catatan,
bahwa hami sudah menggeser dari membuat makna dari contoh menjadi membuat
contoh menjadi bermakna.
Suatu pergeseran menghasilkan contoh sendiri yang tersirat oleh perspektif dari
Giambattista Vico (1990) yang menyimpulkan bahwa kita hanya dapat mengetahui
dengan pasti apa yang telah kita buat, walaupun dengan jenis contoh lain yang kita
yakini tidak memiliki cara yang sama. Ketika kita membuat hal-hal dengan kreasi
sendiri. Kita memiliki objek yang dapat ditunjukkan kepada orang lain untuk
mengatakan ini adalah apa yang aku ketahui, tetapi ketika kita membuat objek
mental, tidak mudah untuk menawarkan kepada orang lain untuk memeriksa atau
menggunakan cara kita tersebut. Tujuan pembelajaran adalah untuk membangun
makna bagi diri kita sendiri, bukan untuk mencapai tujuan eksternal, sesuatu yang
telah ada sebelumnya, atau sesuai dengan praktek-praktek sosial.

Dalam dunia pendidikan, keyakinan ini adalah hal utama seperti yang dikatakan oleh
John Dewey (1902) yang mengatakan bahwa pendidikan harus melibatkan
penggunaan dan pengembangan peserta didik dan apa yang membawa mereka
untuk belajar, sehingga pesrta didik aktif mengambil beberapa jenis peran pribadi
dalam mengkonstruksi makna mereka. Dalam matematika, Zoltan Dienes (1963)
mengartikulasikan filsafa matematika lebih lanjut sebagai kegiatan konstrukif yang
erat hubungannya dengan banyak ide-ide dalam buku ini.
Pemikiran yang konstruktif terjadi ketika salah satu seperangkat persyaratan
bertujuan dan berupaya membangun struktur yang akan mereka ketahui. Apa yang
kita sebut salah satu konstruksi sebagian besar sewenang-wenan,karena hamper
setiap konstruksi dapat dibangun serta diturunkan, dan mungkin sulit untuk
mengatakan mana satu konstruksi berakhir dan yang lain dimulai. Abstraksi dasar
konstruktif dalam karakter kita mulai dengan unsur-unsur dan akhirnya membangun
unsur tersebut ke dalam kelas dan mendorong setiap elemen kelas untuk bersamasama dalam tempat pertama.
Larry Sowder (1980) merangkum beberapa penelitian ke dalam pentingnya contoh
dan contoh dalam pengajaran dan pembelajaran matematika. Salah satu
pandangannya yang muncul dari penelitian, dan dari pengalaman kita sendiri,
adalah bahwa penerimaan pasif seorang pelajar yang diberikan contoh, atau
diberikan definisi, tidak selalu menghasilkan pemahaman yang mendalam tentang
konsep. Sowder menarik perhatian fase dimana, setelah mereka mahir dalam
memberikan contoh dan membedakannya, peserta didik perlu membangun contoh
mereka sendiri sebelum menyatakan dan menggunakan definisi yang bermakna
formal. Meresapi apa dan menginformasikan praktek dalam mengajar adalah suatu
gambaran aktif,

pelajar yang terlibat perdebatan dengancontoh-contoh dan, bila

memungkinkan membangun contoh mereka sendiri dan objek mereka sendiri.


Sebuah versi yang sangat kuat dari gambar ini diberikan oleh Augustus de Morgan
(1831/18980 yang menulis dia tidak bisa mempelajari fakta tertentu bahwa semua
nomor kecuali setelah itu menunjukkan beberapa angka untuk dapat mengganti
nomor yang bersangkutan dengan orang lain, dan menggunakan demonstrasi yang
sama sampai ia bisa melakukan sendiri dan memahami prinsip, dan ia tidak pernah

bisa melakukan ini kecuali dengan melihat auran untuk menjelaskan dan mencoba
sendiri dari angka terkecil.
Dia merekomendasikan untuk mendapatkan banyak pengalaman dengan contohcontoh sebelum menerapkan algoritma yang diberikan : Dia seharusnya sampai
menguasai banyak contoh dengan baik, melanjutkan pembelajaran, daripada
menggunakan aturan, yang merupakan singkatan dari itu. Daripada diberi teori
eksposisi sebagai pengganti topic, ia direkomendasikan melakukan pendekatan
induktif.

Menarik

kesimpulan,

aturannya

tidak mengambil

dari
dari

pengamatan
teori

yang

apapun.

menghasilkan

Selanjutnya,

de

banyak
Morgan

menyarankan bahwa peserta didik berguna untuk mereka dalam membuat contoh
sendiri.
Saat tiba di setiap aturan atau proses baru, siswa harus bekerja memberikan contoj
untuk membuktikan pada dirinya sendiri bahwa ia memahami dan dapat
menerapkan aturan atau proses yang bersangkutan, dia dapat memilih contoh yang
sesuai dengan dirinya sendiri, dan pengetahuan sebelumnya, dan menyarankan
beberapa metoda untuk membuktikan apakah hasil itu benar atau tidak. Untuk saat
ini, kami percaya bahwa kita cukup yakin bahwa ada sesuatu dengan apa yang kita
tawarkan yang membuatnya memiliki waktu yang cukup dalam membaca buku, yaitu
dengan keterlibatan aktif melalui beberapa contoh dan bagaimana mepromosikan
pembelajaran.
Ringkasan
Kami telah mengangkat beberapa isu dan dalam kondisi apa contoh yang terlihat
atau dialami oleh peserta didik sebagai teladan. Kami telah memperkenalkan
beberapa singkatan istilah teknis yang terungkap dalam penggunaan yang memiliki
arti, termasuk misalnya ruang, dimensi mungkin variasi, berbagai perubahan
diperbolehkan, contohekstrim, dan contoh-contoh referensi.
Kami telah mengisyaratkan akar sejarah yang mendalam tentang penggunaan
contoh dalam mengajar dan belajar matematika dan bagaimana peserta didik dapat
didorong menjadi konstruktor aktif. Paling penting kami telah mengundang anda
untuk berpatisipasi, dan dalam bab berikut secara lebih kuat dan ekstra menjelaskan

beberapa ruang kelas dimana peserta didik diminta untuk membangun contoh
mereka sendiri dalam objek matematika.

Anda mungkin juga menyukai