Dokumen - Tips Tor Final
Dokumen - Tips Tor Final
(Term Of Reference)
Kementerian Negara/Lembaga
Kementerian Perhubungan
Unit Organisasi
Ditjen Perkeretaapian
Program
Program Pengembangan
Perkeretaapian
Sasaran Program
Pengembangan
Peran
Kereta
Api
Sebagai Angkutan Penumpang dan
Barang Secara Massal yang Memiliki
Nilai Tambah , Berdaya Saing, Handal,
Aman, Selamat, Terjangkau, Efisien dan
Ramah Lingkungan
Usulan SBK
Kegiatan
Sub Kegiatan
Mengidentifikasi
Keunggulan
Moda
Transportasi Kereta Api terhadap moda
Transportasi yang Lain
Detail Kegiatan
Studi
Pengembangan
Transportasi
Kereta Api Yang Efisien Dan Ramah
Lingkungan
Transportasi
I. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
2. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian;
3. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;
4. Instruksi Presiden No.1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional 2010;
5. Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM.2 Tahun 2007 tentang
Peningkatan Keselamatan Pengoperasian Kereta Api.
6. Peraturan Peraturan lain yang terkait.
b. Gambaran Umum
Perkembangan perkeretaapian di Indonesia selama ini masih terbatas,
sampai saat ini perkeretaapian hanya berkembang di Jawa dan sebagian
kecil wilayah di Sumatera, serta kontribusi berdasarkan pangsa angkutan
yang dihasilkan secara nasional masih sangat rendah dibandingkan moda
angkutan lain, baik di Jawa, Sumatera dan wilayah perkotaan seperti di
Jabodetabek (Bappenas, 2005). Demikian juga pangsa pasar angkutan
1
penumpang kereta api nasional saat ini baru mencapai 7,3% dari seluruh
pangsa angkutan penumpang di Indonesia (tahun 2000, produksi
angkutan kereta api adalah 187,4 juta penumpang, dimana 118 juta
diantaranya adalah angkutan penumpang di wilayah Jabodetabek) dan
pangsa angkutan barang melalui kereta api tidak signifikan, hanya sekitar
22,7 juta ton (sekitar 0,6 % dari total pangsa angkutan barang di
Indonesia)
Kondisi ini makin diperparah oleh beberapa hal, yaitu : (1). Menurunnya
kondisi prasarana dan sarana yang ada; (2). Memburuknya citra
pelayanan; (3). Berkembangnya kompetisi dengan moda angkutan lain.
Penurunan kondisi pelayanan bukan hanya dialami oleh KA Jarak Jauh
tetapi juga dialami oleh KA Perkotaan seperti KA Jabodetabek.
Sistem permintaan angkutan pada dasarnya terdiri dari hubungan antara
permintaan angkutan secara keseluruhan dan penyediaan lalu lintas yang
kedua-duanya dirangsang oleh pertumbuhan ekonomi. Hasilnya adalah
pemakaian lalu lintas oleh moda angkutan, koridor demi koridor yang
tingkatnya bervariasi menurut jenis penyedia lalu lintas dan ciri-ciri
permintaan.
Angkutan kota mempunyai ciri-ciri khusus yang tidak terjadi di jenis
angkutan lain, seperti antar kota dan angkutan internasional. Ciri-ciri itu
terlihat dalam bentuk pergi kerja pada jam sibuk, kemacetan lalu lintas,
langkah-langkah pengendalian lalu lintas, prioritas angkutan umum,
kebijaksanaan perparkiran dan sebagainya. Di sebagian besar kawasan
kota diperlukan sistem transit KA untuk melayani sejumlah orang yang
bepergian ke pusat-pusat tarikan yang padat. Kota-kota yang telah
mencoba melayani angkutan pribadi, seperti Jakarta, semuanya telah
menyadari bahwa tidak mungkin untuk membuat jalan yang cukup dan
menyediakan ruang parkir yang cukup untuk kendaraan pribadi di pusatpusat kota.
Penduduk kota Bandung diperkirakan lebih dari 5,5 juta dan akan
meningkat menjadi 12 juta pada tahun 2030. Dengan kepadatan yang
tidak berlebihan masih terdapat cukup lahan yang dapat dibangun
sehingga dapat menampung sekitar 15 juta penduduk.
Berdasarkan pertumbuhan industri yang bermacam-macam, adanya
perguruan tinggi nasional dan lembaga-lembaga penelitian, pariwisata,
pemerintah daerah, pertokoan dan fasilitas kawasan komersial dan
dekatnya dengan Jakarta terutama setelah jalan tol ke Bandung dan
Cirebon selesai maka pertumbuhan ekonomi akan naik dengan cepat.
Karena faktor-faktor tersebut maka meyakinkan Bandung akan menjadi
kota yang besar di masa depan. Pemerintah Pusat dan Daerah telah makin
menyadari bahwa pelayanan angkutan umum saat ini masih jauh dari
memadai dan tidak akan mampu untuk memenuhi tambahan permintaan
angkutan akibat perluasan kota. Untuk melayani kenaikan permintaan
angkutan dan untuk mendukung pengembangan kota Bandung maka
diperlukan beberapa sistem angkutan umum.
Jika merencanakan transit dan sistem angkutan umum yang lain dalam
kawasan kota perlu diperhatikan aspek-aspek khusus :
2
b. Batasan Kegiatan
1. Melakukan studi perbandingan dan perumusan dalam penyusunan
studi pengembangan transportasi kereta api yang efisien dan ramah
lingkungan.
2. Melakukan studi perbandingan dan perumusan dengan moda
transportasi lain di Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Cirebon,
Semarang dan Surabaya.
3. Menyusun Model transportasi, model ini mempertimbangkan submodel
sebagai berikut :
a.
Statistik Korelasi, yang dapat digunakan untuk mencari determinan
(faktor-faktor yang mempengaruhi) keberhasilan pengelolaan moda
transportasi kereta api yang efisien dan ramah terhadap
lingkungan.
b.
Model Statistik Peramalan Regresi, yang dapat digunakan untuk
meramal (forecast) indikator-indikator penting dan dipakai sebagai
bahan perencanaan yang akan datang.
c.
Model transportasi empat tahap, yang memperhatikan bangkitan,
pemilahan moda, distribusi dan pembebanan perjalanan.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud Kegiatan :
1. Untuk mendorong peningkatan kinerja angkutan perkeretaapian.
2. Mengidentifikasi keunggulan moda transportasi kereta api terhadap
moda transportasi yang lain.
b. Tujuan Kegiatan :
1. Mengkaji keunggulan moda transportasi kereta api dibandingkan
dengan moda transportasi lainnya sesuai dengan segmen pasar atau
jangkauan pelayanan baik prasarana maupun sarana.
2. Menyusun konsep pola perencanaan pengembangan moda transportasi
kereta api yang dapat mendukung terciptanya layanan jasa
transportasi yang handal dan efisien.
3. Mengembangkan kriteria moda transportasi kereta api yang ramah
lingkungan;
IV. INDIKATOR KELUARAN
a. Indikator Keluaran (Kualitatif)
1. Mengidentifikasi keunggulan moda transportasi kereta api terhadap
moda transportasi yang lain dengan analisis kualitatif/kuantitatif;
2. Penyusunan model matematis penerapan moda transportasi kereta api;
3. Penyusunan kelayakan pengembangan angkutan batu bara dari
Pelabuhan Cirebon ke wilayah Bandung dan kelayakan jalur shortcut
antara Cibungur Tanjungrasa.
4
b. Keluaran (Kuantitatif)
Berupa laporan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat rencana kerja, metodologi dan waktu
pelaksanaan pekerjaan serta kemajuan pekerjaan yang telah dicapai
sampai saat dibuat laporan pendahuluan ini.
Laporan harus diserahkan selambat lambatnya 15 (lima belas) hari
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.
2. Laporan Bulanan
Laporan ini menguraikan kemajuan/progress pekerjaan setiap periode
kemajuan pekerjaan, masalah-masalah yang dihadapi serta rencana
kerja bulan berikutnya. Selain itu diuraikan juga hambatan-hambatan
yang dihadapi dan cara penyelesaiannya. Notulen rapat termasuk
keputusan yang diambil juga harus dilampirkan dalam laporan bulanan.
Laporan ini ditandatangani oleh Team Leader yang bersangkutan dan
sebelum diserahkan laporan ini harus sudah diperiksa/disahkan oleh
pengawas/direksi pekerjaan. Laporan bulanan diserahkan selambatlambatnya setiap akhir bulan sebanyak 5 (lima) buku.
3. Laporan Antara
Dalam Laporan Antara memuat tentang hasil kegiatan pengumpulan
data lapangan dan survey instansional, review tentang kondisi sarana
dan prasarana transporasi kereta api saat ini serta terciptanya layanan
jasa transportasi kereta KA yang handal, efisien dan ramah lingkungan.
Laporan harus diserahkan selambat lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.
4. Konsep Laporan Akhir
Konsep Laporan Akhir memuat antara lain konsep hasil akhir
pelaksanaan pekerjaan seperti evaluasi terhadap tingkat persaingan
moda kereta api terhadap moda transportasi lainnya, dan menyusun
strategi pengembangan moda kereta api dalam menghadapi kompetisi
antar moda. Serta hal hal lain yang diminta dalam Kerangka Acuan
Kerja.
Laporan ini diserahkan selambat lambatnya 40 (empat puluh) hari
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 15 (limabelas) buku laporan.
5. Laporan Akhir
Memuat perbaikan/koreksi atas konsep laporan akhir sesuai dengan
hasil pembahasan dengan Tim Teknis yang dibentuk oleh Pemberi
Tugas.
Laporan harus diserahkan selambat lambatnya 48 (empat puluh
delapan) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 15 (limabelas) buku
laporan dan cakram padat (Compact Disc) yang berisikan laporan hasil
studi dan data data hasil survey.
6. Executive Summary
Konsultan diharuskan membuat dan menyerahkan rangkuman laporan
akhir yang merupakan ringkasan dari seluruh informasi penting yang
perlu ditampilkan secara ringkas. Laporan ini disusun sedemikian rupa
sehingga pembacanya akan dengan mudah mengetahui hal-hal
penting yang menyangkut pekerjaan Studi Pengembangan Transportasi
Kereta Api Yang Efisien Dan Ramah Lingkungan. Laporan ini diserahkan
5
Tenaga Ahli
Jml.
Personil
Pengalaman
minimum
Durasi
Pek. (Bln)
MM
1.
10 Thn
1.5
1.5
2.
Ahli Kebijakan
8 Thn
1.5
1.5
3.
Ahli Permodelan
Transportasi
8 Thn
1.5
1.5
4.
Ahli Perencanaan
Perjalanan Kereta Api
8 Thn
1.5
1.5
5.
8 Thn
1.5
1.5
6.
8 Thn
1.5
1.5
7.
Ahli Geodesi
8 Thn
1.5
1.5
8.
Ahli Geologi
8 Thn
1.5
1.5
9.
Ahli Sinyal
8 Thn
1.5
1.5
8 Thn
1.5
1.5
8 Thn
1.5
1.5
8 Thn
1.5
1.5
8 Thn
1.5
1.5
Transportasi
1
8 Thn
1.5
1.5
14. Ahli Konservasi Energi
Tenaga tenaga ahli di atas harus didukung oleh asisten tenaga ahli
dan tenaga pendukung lainnya yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan studi ini.
a. Pelaksanaan Kegiatan
b. Penanggungjawab
Kegiatan
c. Penerima Manfaat
VIII.
:
:
:
Konsultan
Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian
Jawa Barat
Direktorat Jenderal Perkeretaapian
JADWAL KEGIATAN
a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 48 (empat puluh
delapan) hari kalender terhitung setelah ditandatanganinya Surat
Perintah Melaksanakan Kegiatan Kerja (SPMK).
KEGIATAN
1.
2.
Persiapan
Pengumpulan Data :
Data Sekunder
Data Primer
Inventarisasi Data
Survai Lokasi Kajian
Analisis Data :
Kajian Review Data
Analisis Input
Analisis Out put
Penyusunan dan Perumusan
Hasil Studi
Pelaporan :
Laporan Pendahuluan
Laporan Bulanan
Laporan Interim
Draft Laporan Akhir
Final Laporan Akhir
Ringkasan Laporan
Diskusi/Presentasi :
Laporan Pendahuluan
Laporan Interim
Laporan Akhir
3.
4.
5.
6.
-
MINGGU KE
3
4
IX. BIAYA
Kegiatan ini dibiayai dari sumber Pendanaan APBN DIPA Tahun Anggaran
2010, Satuan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Fasilitas Prasarana
Perkeretaapian.
X. PENUTUP
Hal-hal yang erat kaitannya dengan pekerjaan ini dan belum tercantum
dalam pokok-pokok Kerangka Acuan dapat dinegosiasikan kemudian
antara Pemberi Kerja dengan Konsultan Pelaksana yang dituangkan dalam
Surat Perjanjian Kontrak.