BEKERJA
Untuk Siswa SMK Kelas X
Semester 1
Oleh :
Asep M Baihaqi., ST
Kesimpulan
Karakteristik Jasa
Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki
karakteristik unik yang membedakannya
dari
barang
atau
produk
produk
manufaktur. Empat karakteristik yang paling
sering dijumpai dalam jasa dan pembeda
dari barang pada umumnya.
a. Tidak berwujud.
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak
dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh seperti yang
dapat dirasakan dari suatu barang.
b. Heteregonitas.
Jasa merupakan variabel non standar dan sangat bervariasi.
Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak
ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu
orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan
dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan
persepsi yang menyertai interaksi tersebut.
c. Tidak dapat dipisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang
bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses
tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa
yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan
ikut ambil bagian dalam proses produksi tersebut.
d. Tidak tahan lama.
Akuntansi Perusahaan
Jasa
Tahap
pertama
adalah
tahap
pengidentifikasian
yaitu
mengidentifikasi
transaksi-transaksi
yang mengakibatkan perubahan posisi
keuangan
perusahaan.
Selanjutnya
tahap kedua adalah tahap pencatatan
yaitu
mencatat
semua
bukti-bukti
transaksi yang telah dianalisis ke dalam
jurnal umum. Setelah selesai, tahap
berikutnya adalah tahap penggolongan
yaitu menggolongkan dan memposting
pos-pos jurnal ke akun masing-masing
Perusahaan
asuransi
merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertanggungan. Setiap nasabah diberikan
polis asuransi yang harus dibayar sesuai
dengan
perjanjian
dan
perusahaan
asuransi akan menanggung kerugian
dengan
menggantikanya
apabila
nasabahnya
terkena
musibahatau
terkena
Anjak piutang
(factoring)
dimana usahanya
resiko
yang telah
diperjanjikanya.
adalahseperti
mengambil
alih pembayaran
kredit
suatu perusahaan dengan cara membeli
kredit bermasalah perusahaan lain. Atau
dapat pulah mengelola penjualan kredit
Dalam hal LKM yang dibentuk berupa koperasi, yang dalam hal ini bentuk
koperasi yang sesuai dengan LKM adalah koperasi simpan pinjam atau unit
simpan pinjam koperasi, pengaturan dalam Undang-Undang Koperasi yang
perlu menjadi perhatian untuk di harmonisasi atau disinkronisasi dalam wacana
pembentukan Undang-Undang LKM adalah beberapa ketentuan pasal sebagai
berikut, yaitu Pasal 1 angka 1, Pasal 9, dan Pasal 44 Undang-Undang
Perkoperasian.