Nama Mahasiswa :
NRP
:
Jurusan
:
Dosen Pembimbing :
Abstrak
Fluida Sisko dikatakan sebagai fluida non-Newtonian karena perilakunya yang menyimpang dari
hukum Newton. Pada aliran fluida Sisko dalam pipa, hubungan antara besar tegangan geser dan regangan
gesernya akan linear bila batas tegangan geser mulai terlampaui. Oleh sebab itu perlu diketahui bagaimana
profil kecepatan dan perpindahan panas yang terjadi pada aliran fluida sisko di dalam pipa. Pada Tugas
Akhir ini dikaji tentang model kecepatan aliran dan perpindahan panas fluida sisko yang mengalir dalam
pipa untuk mengetahui bagaimana profil kecepatan dan perpindahan panasnya. Untuk itu dibuat asumsi dan
batasan masalah serta digunakan hukum kekekalan massa, persamaan momentum linier, persamaan tekanan
pada fluida bergerak dan persamaan konveksi panas. Model yang diperoleh merupakan sistem persamaan
diferensial biasa (PDB). Model tersebut selanjutnya diselesaikan secara numerik menggunakan metode beda
hingga dengan skema pusat dan divisualisasikan dengan bantuan program Matlab 7.10. Dari visualisasi
hubungan antara jari-jari silinder dengan kecepatan aliran fluida yang ditunjukkan dalam bentuk grafik,
kecepatan fluida Newtonian lebih besar daripada fuida sisko saat n=1, dan sebaliknya untuk n=0. Temperatur
fluida sisko selalu lebih besar daripada fluida Newtonian. Dengan demikian terlihat bahwa profil kecepatan
dan temperatur fluida sisko dipengaruhi oleh besarnya tekanan yang diberikan dan nilai parameter material b,
selain itu distribusi panas juga dipengaruhi oleh bilangan Brinkman.
Kata kunci: fluida sisko, kecepatan aliran, perpindahan panas, metode beda hingga.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan memberikan energi panas pada
fluida sisko sebelum fluida dialirkan ke dalam pipa ,
karena fluida sisko memiliki sifat unik yaitu dapat
menahan tegangan geser tertentu tanpa dapat
mengalir, namun bila tegangan luluhnya terlewati
fluida tersebut akan mengalir seperti air. Hal ini
menyebabkan sulitnya memprediksi bagaimana
profil kecepatan aliran dan perpindahan panas dalam
pipa . Bagaimanapun profil kecepatan aliran dan
perpindahan panas sangat dibutuhkan guna
mengetahui langkah-langkah yang efektif dalam
1. PENDAHULUAN
Seiring perkembangan jaman, maka sektor
industri dan teknik berkembang dengan pesat. Dan
fluida berbentuk cairan (liquid) banyak digunakan
pada bidang industri dan teknik. Misalnya dalam
bidang industri fluida digunakan sebagai bahan
pembuatan plastik, cairan pelumas pada sistem
pelumasan, pembuatan lilin, dan lain sebagainya.
Fluida sendiri pada dasarnya terdiri atas dua
macam, yaitu cair dan gas. Dan fluida fase cair
dibagi lagi menjadi dua karakteristik yaitu fluida
Newtonian dan fluida non-Newtonian. Fluida
Newtonian merupakan fluida yang perilakunya
sesuai dengan hukum Newton, dalam hal ini
contohnya adalah air, sedangkan fluida yang banyak
digunakan pada bidang industri adalah fluida nonNewtonian. Dan salah satu fluida non-Newtonian
yang digunakan adalah fluida sisko. Akan tetapi
perilaku fluida sisko yang menyimpang dari hukum
Newton membuat fluida tersebut sulit mengalir
dalam pipa . Dikatakan menyimpang karena fluida
tersebut tidak dapat mengalir dalam pipa tanpa
adanya energi panas atau kerja yang diberikan pada
fluida sisko sebelum dialirkan dalam pipa . Masalah
yang timbul akibat perilaku fluida sisko yang tidak
wajar akan menjadi penghambat bagi kerja industri
tersebut.
2. DASAR TEORI
2.1 Fluida
Zat yang tersebar di alam dibedakan dalam tiga
fase, yaitu fase padat, cair dan gas. Karena fase cair
dan gas memiliki karakter tidak mempertahankan
bentuk yang tetap, maka keduanya mempunyai
kemampuan untuk mengalir, dengan demikian
keduanya disebut fluida. Fluida merupakan zat yang
berubah bentuk secara kontinu (terus menerus) bila
terkena tegangan geser, betapapun kecilnya tegangan
geser itu.
Perbedaan zat cair dan gas ialah zat cair merupakan
zat yang tak mampu mampat (incosmpressible)
sedangkan gas merupakan zat yang mampu mampat
(compressible).
Kemampatan
sendiri
adalah
perubahan (pengecilan) volume karena adanya
perubahan (penambahan) tekanan. Untuk fluida cair
tekanan dapat diabaikan dan viskositasnya akan
turun dengan cepat bila temperaturnya dinaikkan.
Viskositas atau kekentalan adalah sifat dari fluida
untuk melawan tegangan geser pada waktu bergerak
atau mengalir. Contoh dari fluida kental, dimana
mempunyai kekentalan besar adalah : minyak, oli,
sirup dan sebagainya, sedangkan air merupakan
contoh dari fluida encer, dimana mempunyai
kekentalan kecil.
Untuk fluida pada umumnya, tegangan dan laju
regangan geser (gradient kecepatan) dapat dikaitkan
dalam suatu hubungan dalam bentuk (Munson,2004):
(2.1)
Dimana :
= tegangan geser
= kekentalan (viskositas)
= laju regangan geser
)|
(2.3)
Dimana:
(2.4)
dan
(2.5)
Pada persamaan diatas , V adalah kecepatan, A1
merupakan
tensor
Rivlin-Erickson
pertama,
sedangkan n, a dan b merupakan beberapa parameter
yang didefinisikan berbeda untuk beberapa fluida
yang berbeda pula.
Aliran fluida sisko yang akan dianalisis ialah
kecepatan aliran dan temperatur fluida dalam
keadaan steady, berikut persamaan dari kecepatan
( ) dan temperatur ( ) fluida terhadap jari-jari pipa:
( )
(2.6)
( )
(2.7)
(2.8)
Dimana , , dan masing-masing adalah vektorvektor satuan dalam arah
dan . Untuk fluida tak
mampu-mampat aliran steady, kerapatan fluida, ,
konstan disuluruh medan aliran sehingga persamaan
2.2 Fluida Sisko
Fluida sisko merupakan salah satu fluida yang menjadi:
(
)
termasuk kedalam karakterikstik bingham plastic.
(2.9)
Dimana seperti telah dijelaskan sebelumnya, fluida
ini akan mengalir seperti air pada saat mencapai
regangan geser tertentu. Fluida sisko merupakan
(2.14)
Atau pada fluida sisko persamaan perpindahan panas
dinyatakan dalam bentuk (M.Khan, 2010):
(2.15)
Dimana
adalah densitas,
adalah kapasitas panas pada tekanan konstan,
adalah fluks panas yang persamaannya ditentukan
sebagai berikut:
(2.16)
2.7 Metode Beda Hingga Pusat
Suatu fungsi
dari suatu variabel bebas
didiferensialkan
kali di dalam interval [
], dengan
cukup kecil, dapat diuraikan
dalam bentuk deret pangkat menurut deret Taylor
sebagai berikut:
( )
( )
( )+
( )
(
( )
( )
(2.17)
( )-
( )
(2.18)
Dengan mengurangkan persamaan (2.17) dan (2.18),
diperoleh pendekatan turunan pertama :
(
( )(
(2.19)
)
( )
(2.20)
Dengan menambahkan persamaan (2.17) dan (2.18),
diperoleh pendekatan turunan kedua sebagai berikut:
Dimana
, merupakan tegangan geser
aliran fluida Newtonian. Karena pada tugas akhir ini
yang digunakan adalah fluida sisko dengan tegangan
geser
, maka persamaan (4.1), menjadi:
(
)
(4.2)
Karena tekanan hanya terjadi sepanjang sumbudengan menggunakan aturan rantai, diferensial
tekanan menjadi:
(4.3)
Dengan mensubtitusikan persamaan (2.11) pada
(4.3), sehingga didapatkan:
(4.4)
Dengan demikian didapat persamaan diferensial
kecepatan aliran fluida berdasarkan persamaan
momentum linier adalah sebagai berikut:
(
)
(4.5)
merupakakn tegangan geser yang berlaku pada
fluida sisko, mengacu pada persamaan sebelumnya
didapat:
(2.21)
( )(
)
( )
(2.22)
Pendekatan bentuk turunan fungsi dari fungsi
variabel lebih dari dua dapat dilakukan dengan cara
yang sama.
3. PROSEDUR KERJA
1. Studi literatur.
2. Pemodelan kecepatan aliran dan perpindahan
panas fluida sisko.
3. Penyelesaian numerik.
4. Visualisasi hasil penyelesaian.
4. PEMODELAN
DAN
PENYELESAIAN
NUMERIK
4.1.1 Pemodelan Matematika Kecepatan Aliran
Persamaan kecepatan aliran fluida sisko
dalam pipa diturunkan dari persamaan kontinuitas
(Hukum Kekekalan Massa) dan persamaan tekanan
fluida bergerak yang dibentuk kedalam koordinat
polar silinder, sehingga didapat model kecepatan
aliran dengan mensubtitusikan persamaan tekanan
tensor fluida sisko pada persamaan yang telah
didapat. Pada Tugas Akhir ini didasarkan pada
model kecepatan aliran fluida tak mampu mampat
steady dengan beberapa asumsi sebagai berikut:
1. Pipa lurus dan horizontal.
2. Luas penampang pipa konstan.
3. Pipa berbentuk annulus dengan pusat jari-jari
sama.
4. Jenis alirannya merupakan aliran seragam stedi.
5. Variabel bebas yang berpengaruh hanya jari-jari
pipa.
6. Fluida aliran adalah fluida sisko.
Akan tetapi pada Tugas Akhir ini, fluida
yang digunakan adalah fluida sisko, dimana
meskipun fluida ini termasuk kedalam karakteristik
fluida non-Newtonian akan tetapi pada saat batas
tegangan gesernya terlampaui aliran fluida mirip
seperti air. Dengan demikian, berdasarkan asumsiasumsi yang telah dibuat, model matematika yang
dikembangkan untuk menjelaskan profil kecepatan
aliran fluida sisko dalam pipa annulus terdiri dari
persamaan tekanan pada fluida bergerak dalam
koordinat polar silinder pada bab 2. Karena fluida
hanya bergerak sepanjang sumbu- , maka percepatan
radial dan tangensialnya adalah nol, sehingga
tekanan pada arah
dan
juga nol seperti pada
persamaan (2.11).
Dari persamaan Navier-Stokes (2.13) , dapat
ditulis kembali sebagai berikut:
(
)+
(4.1)
*
( )
(4.6)
( )
(4.7)
( )
]( )
(4.9)
(
(
(4.15)
(
(
)
) (
)
(
)
(
(
)
)
) (
)
(
( )
(
)] [
(4.17)
(
)]
Dimana
merupakan bilangan Brinkman.
Dengan demikian didapat model matematika Dengan definisi dan cara yang sama didapat skema
kecepatan aliran fluida sisko non-dimensional numerik untuk persamaan (4.13) sebagai berikut:
(
)
( )
(
sebagai berikut:
(
)
((
( )
) ( ))
(4.18)
( )
)( )
(4.10)
(
)
(
)
Penyelesaian Numerik
(
)
(
)
(
)
)
(
) (
(
)
Penyelesaian Numerik kecepatan Aliran
(
)] [
(
)
Pada persamaan kecepatan aliran (4.10) [
terdapat nilai power index . Pada Tugas Akhir ini
(4.20)
akan dibandingkan bagaimana profil kecepatan
)]
antara fluida sisko dan fluida non-Newtonian pada
[
] [(
4.3.2 Penyelesaian Numerik Perpindahan Panas
saat
dan
. Dengan demikian saat
persamaan perpindahan panas disini juga
persamaan (4.10) menjadi:
dipengaruhi
oleh index power , sehingga akan
(4.12)
dilakukan penyelesaian secara numerik pada
Sedangkan untuk
persamaan (4.24) menjadi:
persamaan (4.11) untuk
dan
. Dengan
, persamaan (4.11), menjadi:
(4.13) demikian untuk
Pada persamaan tersebut, tiap kondisi dapat didekati
(
)
(
)( )
(4.21)
dengan skema beda hingga. Dengan menerapkan Sedangkan untuk
, persamaan (4.11), menjadi:
pendekatan metode beda hingga pusat untuk model
(
)( )
(
)
(4.22)
kecepatan aliran fluida sisko menjadi:
(4.14) didapat skema numerik untuk persamaan (4.21),
sebagai berikut:
Karena aliran fluida sisko terjadi diluar silinder
,
dalam, maka
, dimana
untuk pendiskritan sebanyak . Dengan demikian
persamaan (4.14) menjadi:
4.3
4.3.1
3.
(
)
[(
)]
(4.23)
[(
)]
(4.24)
)
) (
)
(
(
(
)
(
(
)
)
) (
)
(
( ( ))
( (
))
( (
))
( (
))
[( (
)] [
( )
(
(
(
)
)
)
[ (
)) ]
(4.25)
)]
[(
)]
)(
(4.26)
(
(
)
(
)
) (
)
(
)
(
(
)
)
) (
)
(
( ( ))
( (
))
( (
))
)
( (
))
[( (
)) ]
)] [
(4.28)
[(
)]
Diberikan tekanan
dan bilangan
Brinkman 1, dengan variasi parameter material
untuk fluida Newtonian, dan
dan
untuk fluida Sisko. Berdasarkan grafik akan
dianalisis distribusi panas untuk banyak pendiskritan
dan jari-jari silinder luar yang berbeda-beda, sebagai
berikut:
6.2 Saran
Untuk pengembangan penelitian selanjutnya,
disarankan:
1.Pada Tugas Akhir ini analisis yang dilakukan
menggunakan asumsi bahwa aliran fluida sisko
dalam pipa annulus dalam keadaan steady,
selanjutnya dapat dikembangkan penelitian untuk
menganalisis profil kecepatan aliran dan perpindahan
panas fluida sisko dalam pipa dalam keadaan
unsteady.
2.Tugas Akhir ini masih bersifat analitis pada tahap
pemodelan dan numerik untuk penyelesaiannya,
belum ada data laboraturium yang dipakai sebagai
pembanding. Diharapkan kedepannya bisa dilakukan
uji laboraturium sehingga model tersebut dapat
diterapkan di lapangan.
6. SIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya maka Daftar Pustaka
Abdia, Gunaidi. 2006. Matlab Programming.
dapat disimpulkan bahwa:
Bandung: Informatika.
1. Model matematika yang menggambarkan
Alfijar,
Julian.
Mekanika
Fluida
II.
perilaku kecepatan aliran fluida sisko dalam
http://alfijar.files.wordpress.com/2008/01/pe
pipa dapat dinyatakan sebagai berikut:
rtemuan-iii-dan-iii.ppt-Mirip. Diakses pada
*(
( ) )
+
(
( ) )
tanggal 1 Maret 2011 pukul 11.00 WIB.
Arhami, Muhammad dan Desiani, Anita. 2005.
Pemrograman Matlab. Yogyakarta: ANDI.
2. Sedangkan
model
matematika
yang
Khan,
M.
et. al. 2010. Steady Flow and Heat
menggambarkan perpindahan panas yang terjadi
Transfer
of a Sisko Fluid In Annular Pipe.
ketika fluida sisko mengalir dalam pipa
Journal
of
Heat and Mass Transfer. 53:
dinyatakan sebagai berikut:
10