Anda di halaman 1dari 1

Jurnal Teknik Lingkungan Volume 13 Nomor 1, April 2007 (hal.

17-26)

JURNAL TEKNIK
LINGKUNGAN

Penurunan Warna dan Kandungan Zat Organik Air Gambut


dengan Cara Two Stage Coagulation
Dewi Fitria1*, Suprihanto Notodarmojo1
1

Program Studi Teknik Lingkungan, ITB, Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132
*Korespondensi email: dewifit_ria@yahoo.com

ABSTRAK
Daerah dataran rendah dan berawa di Sumatera dan Kalimantan masih mengalami kesulitan
mencari sumber air minum. Hal ini karena air gambut yang terdapat di daerah tersebut bersifat
asam, berwarna coklat kemerahan dan mengandung banyak zat organik. Koagulasi adalah salah
satu proses pengolahan yang konvesional yang sering dipakai dalam pengolahan air, tetapi
karena kandungan kation dan partikel tersuspensi yang sedikit dalam air gambut menyebabkan
kandungan warna dan zat organik dalam air gambut susah untuk dikoagulasi. Two staged
coagulation adalah proses koagulasi dengan dua kali penambahan koagulan disertai dua kali
proses pengadukan cepat diiringi satu kali proses flokulasi. Dalam penelitian ini dilakukan
koagulasi dengan cara one stage dan two stage coagulation, dimana pada proses two stage
coagulation diberlakukan perbedaan kondisi pH dan perbandingan konsentrasi koagulan pada
masing-masing koagulasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa two stage coagulation
lebih efektif bila dibandingkan dengan single stage coagulation. Hasil analisa dengan GC/MS
menunjukkan bahwa hasil optimal proses two staged coagulation menunjukkan hanya sedikit
kandungan kimia yang masih tersisa dalam air gambut sedangkan, hasil optimal proses one
staged coagulation masih mengandung senyawa kimia. Rejeksi yang dihasilkan pada proses
optimal ini adalah sebesar 97,18% pada kekeruhan, 96,79% pada warna dan 98,92% pada zat
organik.
Kata kunci: air gambut, warna, zat organik, two staged coagulation

1. PENDAHULUAN
Di beberapa daerah berawa, khususnya daerah dataran rendah Sumatera, Kalimantan
dan Irian Jaya, masih terdapat kesulitan untuk memanfaatkan air permukaan sebagai
sumber air baku. Air permukaan yang secara teknis biasa dikenal sebagai air gambut
mengandung warna dan zat organik yang tinggi serta bersifat asam sehingga perlu
pengolahan khusus sebelum siap untuk dikonsumsi dan dimanfaatkan.
Hal ini mendorong timbulnya penelitian-penelitian yang baru dalam pengolahan air
gambut, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai standar yang berlaku. Air gambut dapat
diolah dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan cara koagulasi. Koagulasi adalah
proses yang penting dalam proses pengolahan air secara konvesional, dimana proses ini
bersamaan dengan proses lain seperti sedimentasi dan filtrasi dapat digunakan untuk
menyisihkan partikel dan komponen organik dalam air baku. Tujuan utama proses
koagulasi dalam pengolahan konvesional adalah untuk mendestabilisasi partikel sehingga
dapat bergabung dengan partikel lain untuk membentuk agregat yang lebih besar yang
akan lebih mudah mengendap dan lebih mudah disisihkan lewat proses filtrasi.
Penelitian Irianto (1998) menunjukkan bahwa air gambut sulit untuk diolah dengan
cara koagulasi konvesional. Notodarmojo et al., (1995) menggunakan penambahan
lempung dan kapur untuk peningkatan efisiensi koagulasi-flokulasi. Hasil yang diperoleh
sangat baik hanya penambahan lempeng lokal dan kapur terlalu membebani dan kurang
praktis. Karena kendala tersebut, akan dicoba proses pengolahan air gambut dengan cara
koagulasi yang lain yaitu, two staged coagulation. Beberapa penelitian dengan cara two
staged coagulation (Wahlroos, 1991; Carlson et al., 2001) ini telah dilakukan untuk
menyisihkan kandungan organik pada beberapa sumber air permukaan (sungai dan
danau) dan berhasil menurunkan kandungan organik dengan tingkat penyisihan yang

17

Anda mungkin juga menyukai