Naskah Case Kelompok Revisi Tinggal Grafiknya
Naskah Case Kelompok Revisi Tinggal Grafiknya
Oleh :
Akhmad Hudan Eka Prayogo
Nadia Entus Nasrudin Tubagus
Hania Asmarani Rahmanita
Bimo Dwi Pramesta
Andhika Prasdipta Hidayat
Pembimbing :
dr. Rininta, Sp. KJ
I. DATA PRIBADI
Nama
: Tn. A. S.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 25 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Status Perkawinan
: Belum menikah
Alamat
: Kp. Babakan, Rt 005/005
Masuk RSMM (IGD Jiwa : 17 Januari 2015
Masuk Kresna
: 17 Januari 2015
Pasien masuk RS. Dr. Marzoeki Mahdi (RSMM) diantar oleh kedua orangtua pasien
II.RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 17 Januari 2015 dan Allo-anamnesis
(Ayah dan Ibu pasien) pada tanggal 17 Januari 2015 di IGD Jiwa RS. Dr. Marzoeki Mahdi
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke RSMM karena marah-marah, dan memukul ayahnya sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Sejak 3 hari SMRS pasien marah-marah, memukul ayahnya, sulit tidur, keluyuran,
mudah tersinggung serta merusak alat rumah tangga. Selain itu pasien juga suka bicara
sendiri, melamun, dan sulit makan.
Pasien mengatakan bahwa ia sering mendengar bisikan-bisikan dari Allah dan
menyatakan bahwa ibunya adalah Siti Maryam ibunya nabi Isa serta ayahnya adalah iblis
yang berwujud manusia. Pasien juga mengatakan bahwa hanya ibunya satu-satunya yang
tidak akan bisa disentuh oleh iblis namun dirinya sendiri sudah sering bertengkar dengan
iblis dan di pukul-pukul. Selain itu, saat pasien ditanyakan jumlah saudaranya, ia
mengatakan bahwa saudaranya jumlahnya ratusan mulai dari zaman nabi adam dan
perempuan idamannya adalah perempuan bernama Selfie Oktavian yang merupakan anak
dari nabi Ibrahim.
Menurut keluarga, pasien mulai mengalami gangguan jiwa sejak SMP pada saat ia
sudah memulai membaca buku-buku agama mengenai shufiah tanpa bimbingan guru
agama yang berakibat ia banyak berimajinasi dan berkhayal. Awalnya saat itu pasien
mengaku-ngaku ia adalah nabi Muhammad kemudian ia adalah nabi Isa utusan dari Allah
dan ibunya adalah Siti Maryam serta ayahnya di katakan iblis olehnya. Riwayat depresi,
hilang minat, malas kerja serta bahagia berlebihan belum ditanyakan kepada pasien.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
2
Pasien mengakui masa ini dilaluinya dengan baik dan tidak ada masalah. Pasien
juga tidak pernah bolos sekolah dan tidak mendapat ranking.
d. Masa kanak akhir dan remaja
Pasien adalah orang yang suka senang mengikuti kegiatan keagamaan, dan sering
membaca buku keagamaan hingga berkhayal mengenai hal tersebut. Pasien sekolah
berhenti di kelas 2 SMP karena penyakit yang ia deritai.
e. Masa masa dewasa
Riwayat pendidikan
Pasien hanya sekolah sampai tamat SMP kelas 1 dan tidak melanjutkan karena
penyakit yang di deritai oleh pasien.
Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
Riwayat Agama
Pasien beragama Islam, pasien rajin beribadah dan menyukai kegiatan
keagamaan pada saat ia sehat namun sejak sakit ia jarang melakukan kegiatan
ibadah seperti shalat dan ngaji.
Riwayat Psikoseksual
Pasien mulai menyukai lawan jenis saat SMP. Belum pernah berpacaran
sebelumnya
Aktivitas Sosial
Sebelumnya pasien adalah orang yang suka bergaul namun pasien seringkali
dipanggil dengan panggilan bencong oleh teman teman di lingkungannya
sehingga pasein merasa minder karena takut ditolak oleh teman-temannya.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum.
E. Situasi Kehidupan Sekarang
Sebelum dirawat pasien tinggal bersama keluarganya. Baginya, sang ibu adalah sosok
yang mulia dan sangat menyayangi dia berbeda dengan ayahnya dan kedua kakaknya.
Pasien merasa benci terhadap mereka.
F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Ayah pasien berkerja hanya sebagai
tukang ojek. Pasien tinggal dengan kedua orangtuanya. Pasien memiliki paman yang
mengalami gangguan jiwa juga namun tidak tinggal bersama.
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Tinggal satu rumah
Impian: pasien ingin tidak minum obat dan segera keluar dari rumah sakit.
Sistem nilai: pasien tidak mengetahui dirinya memiliki gangguan kejiwaan.
Dorongan kehendak: pasien ingin pulang ke rumah dan membahagiakan ibu.
Hal yang menjadi sumber kemarahan atau frustasi dan yang membuat bahagia atau
senang: Pasien menjadi marah saat melihat ayahnya yang menurut pasien merupakan
setan/Dajjal.
: Eutim
: Luas
: Terdapat keserasian antara emosi dan isi pembicaraan.
C. Pembicaraan
Pasien berbicara secara spontan, lancar, artikulasi cukup jelas, intonasi dan volume
suara sedang. Pemeriksa dapat menangkap pembicaraan dengan baik.
D. Gangguan persepsi
Pada saat dilakukan pemeriksaan, pasien mengakui sering mendengar bisikan-bisikan
dari Allah dan ghaib. Pada pasien ini terdapat halusinasi auditorik. Halusinasi visual,
taktil, olfaktori, gustatori serta ilusi tidak didapatkan pada pasien.
E. Pikiran
Proses dan bentuk piker : asosiasi longgar, produktivitas dan arus pikir baik.
Isi pikir
: waham kebesaran +, waham bizzare +, waham curiga +
F. Kesadaran dan Kognisi
Taraf kesadaran : kompos mentis
Orientasi
a. Waktu
: Baik, pasien mengenal hari, bulan dan tahun dengan baik.
b. Tempat
: Baik, pasien mengetahui lokasi pemeriksaan.
c. Orang
: Baik, pasien mengenali pemeriksa.
Daya ingat
a. Segera
Baik, pasien mengatakan bahwa apabila menemukan dompet di jalan maka akan
diumumkan dan dikembalikan kepada pemiliknya.
Penilaian realita
Terdapat gangguan penilaian realita
Tilikan
Derajat 4, pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan, tapi
tidak tau penyebabnya.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 12/80 mmHg
Nadi
Pernapasan
Suhu
: 37,2 C
Status gizi
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
THT
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
: Membuncit (+), lemas, bising usus normal, nyeri tekan (-), nyeri
lepas (-)
Ekstremitas
B. Status Neurologis
1. GCS
2. Kaku kuduk
3. Pupil
: 15 (E4,V5,M6)
: (-)
: Bulat, isokhor, refleks cahaya langsung dan tak
7
langsung +/+
: (-)
: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme
(-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan
keseimbangan dan koordinasi
: Tidak ada gangguan sensibilitas
: Normal
: (-)
: (-)
: Normal
: Normal
: (-)
Pada pemeriksaan status mental ditemukan pasien laki-laki sesuai usia, penampilan
rapid an bersih serta tampak sehat dengan aktifitas psikomotor yang tidak terbatas. Sikap
pasien terhadap pemeriksa kooperatif. Mood eutim dengan afek luas dan serasi.
Pembicaraan pasien spontan dan jelas namun terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi
auditori dan gangguan isi piker berupa waham kebesaran, wahan bizzare serta waham
curiga. Nilai proses piker pasien adalah asosiasi longgar dengan tilikan pasien derajat 4.
Pada pemeriksaan fisik serta neurologis tidak ditemukan kelainan pada pasien ini.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan khas
berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi) dalam berbagai
fungsi psikososial dan pekerjaan. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang dialami oleh
pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat
tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun
tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak
ditemukan kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak
mengalami gangguan yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena
itu, gangguan mental organik (F00.xx-F09.xx) dapat disingkirkan.
Berdasarkan
hasil
wawancara,
pada
pasien
tidak
ditemukan
riwayat
menggunakan alkohol dan zat psikoaktif lainya. Sehingga diagnosis gangguan mental
dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10.xx-F19.xx) dapat disingkirkan.
Pada pasien ditemukan gejala-gejala psikotik seperti sering marah-marah tanpa
sebab, memukul, merusak ART, adanya waham kebesaran, wahan curiga, dan waham
bizzare serta halusinasi sejak empat tahun smrs. Sehingga diagnosis lebih diberatkan
pada F20.0, yaitu Gangguan Skizofrenia Paranoid, dimana gejala dan tanda serta
onsetnya hampir memenuhi kriteria diagnosis pasti.
Pada pasien ini belum ditanyakan mengenai gejala gangguan mood berupa
depresi dan manik sehingga diagnosis gangguan mood dan afektif (F30-F39) belum
dapat disingkirkan.
Diagnosis Aksis II
Pada pasien tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental
sehingga tidak ada diagnosis pada aksis II (Z 03.2).
9
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: F20.0 Skizofrenia Paranoid dd/ gangguan mood dan afektif
Aksis II
: Z03.2 tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III
: Tidak ada
Aksis IV : Masalah dengan primary support group (keluarga)
Masalah dalam lingkungan sosial
Masalah Ekonomi
e. Aksis V
: GAF HPLY = 51
GAF current = 51
a.
b.
c.
d.
b. Psikologi
dianggap iblis, hubungan pasien dengan atahnya tidak bik, masalah ekonomi.
IX. RENCANA PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi :
- Risperidone 3 x 2 mg
10
Psikoterapi :
-
Menjelaskan kepada keluarga pasien untuk tetap kontrol dan memberi obat
kepada pasien walaupun gejala pasien sudah hilang dan pasien terlihat sembuh.
X. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam
b.
: Bonam
Quo ad funtionam
: Dubia bonam
6. Teman teman pasien yang sering mengejeknya sehingga pasien merasa rendah diri.
12