Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Magang kependidikan merupakan kegiatan akademik yang tercantum
dalam kurikulum semua program studi jenjang S1 yang ada di lingkungan FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta berupa kegiatan belajar sambil melakukan
(learning by doing) dalam rangka pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Pasal 1 ayat (1) PP NO. 74/2008 tentang guru, menyatakan bahwa guru
adalah

pendidik

profesional

dengan

tugas

utama

mendidik,

mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik


pada jalur pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Sejalan
dengan pernyataan itu, seorang guru harus memiliki kompetensi yang diharapkan
yaitu dapat melaksanakan peran, tugas, dan fungsinya sebagai guru profesional,
yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi ini
disiapkan melalui pendidikan akademik dan pendidikan profesi.
Salah satu prinsip pembelajaran dalam rangka pembentukan keterampilan,
pengembangan pengetahuan, dan peneguhan sikap dalam pendidikan akademik
versi LPTK adalah dengan cara magang kependidikan. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta telah merancang
dan menetapkan program magang kependidikan sebagai bagian integral
kurikulum yang dilaksanakan secara berjenjang, yaitu magang I, magang II , dan
magang III yang masing-masing memiliki tujuan tertentu.
Magang kependidikan 1 merupakan kegiatan akademik semester 2
mahasiswa S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Sebelas Maret (UNS) yang pelaksanaannya terintegrasi dengan mata kuliah
profesi kependidikan berupa kegiatan observasi/wawancara ke sekolah dan guru
model untuk memahami kultur sekolah dan empat kompetensi guru, meliputi:
kompetensi kepribadian, sosial dan pedagogik dalam rangka menumbuhkan minat
menjadi guru dan sekaligus pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

sebagai calon guru. Dengan adanya magang kependidikan I ini, mahasiswa dapat
melakukan pengamatan terhadap kompetensi dasar pedagogis, kepribadian dan
sosial, pengamatan terhadap karakteristik profesi guru serta pengamatan terhadap
sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, magang kependidikan ini memberikan pengalaman awal
(earlier exposure) untuk membangun jati diri calon pendidik , memantapkan
kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi, memantapkan kemampuan
awal mahasiswa calon guru, mengembangkan perangkat pembelajaran dan
kecakapan pedagogis dalam membangun bidang keahlian calon pendidik.
B. Pembatasan Masalah
1. Laporan ini berisi tentang pengamatan langsung mengenai kultur sekolah,
yang mana meliputi visi, misi, fasilitas, struktur organisasi sekolah,
peraturan, kurikulum yang berlaku, serta hal-hal yang berhubungan
dengan proses pembelajaran.
2. Laporan ini berisi tentang pengamatan terhadap kompetensi pedagogik,
kepribadian dan sosial yang dimiliki guru pengampu mata pelajaran TKR
(Teknik Kendaraan Ringan), sehingga mahasiswa PTM dapat mencontoh
hal-hal yang dapat menambah pengalaman dan kemampuan mengajar
melalui hasil laporan ini.
3. Laporan ini berisi tentang karakteristik serta kriteria-kriteri a yang harus
dimiliki oleh seorang guru.
4. Laporan ini berisi tentang pengamatan masalah-masalah umum yang
terjadi

di sekolah SMKN 2 SURAKARTA yang meliputi tata tertib

sekolah, kurikulum yang dipakai, tata tertib kegiatan prakerin, dan lain
sebagainya.
5. Laporan ini berisi tentang pengamatan mengenai sarana prasarana serta
organisasi-organisasi yang ada dalam lingkup sekolah.

C. Tujuan

Dengan adanya magang kependidikan I ini diharapkan mahasiswa


mampu membangun landasan jati diri pendidik dan memantapkan kompetensi
akademik kependidikan melalui :
1. Pengamatan langsung kultur sekolah
2. Pengamatan terhadap kompetensi dasar pedagogik, kepribadian dan
sosial guru.
3. Pengamatan terhadap karakteristik profesi guru.
Sebagai hasil nyata dari magang kependidikan satu (1), maka kami
menyusun laporan magang tersebut. Selain sebagai hasil pemahaman yang
didapat dari observasi di SMKN 2 Surakarta. Laporan ini juga bertujuan
memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.

BAB II
PELAKSANAAN MAGANG
A. Deskripsi Sekolah
1. Data Sekolah
Nama

SMK Negeri 2 Surakarta

NSS

321036105001

Jenjang Pendidikan

SMK

Status Sekolah

Negeri

Akreditasi

Alamat Sekolah

Jl. Adisucipto 33 Manahan Surakarta 57139

Telepon

0271 714901

Fax

0271 727003

Email

info@smkn2-solo.net

Website

http://www.smkn2-solo.net

Kepala Sekolah

Drs. Susanta, MM

Manajemen

ISO 9001 : 2008


Tabel 1. Data Sekolah

2. Visi dan Misi Sekolah


a. Visi
Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai pencetak Sumber
Daya Manusia Profesional dalam bidang Teknologi dan Industri yang
mampu menghadapi era global.
b. Misi
1) Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu
mengembangkan diri.
2) Menyiapkan tenaga trampil yang mampu bersaing di lapangan kerja.
3) Menyiapkan wirausahawan yang tangguh dalam bidang Teknologi dan
Industri.
4) Menyiapkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang mandiri

3. Latar Belakang Sekolah


Perkembangan pemikiran para ahli teknologi yang didorong oleh
perkembangan jaman saat itu dan masa mendatang, mereka mendirikan
Sekolah STM di Solo, para pendiri tersebut antara lain :
1. Bapak Ir. Frederik Lovis Van Olden
2. Bapak Prof. Ir. Soediro

3. Bapak R. T. Djojo Soeparno ( Sri Sampurna )


4. Bapak R. Soemardi Djati Sworo
5. Bapak Letfa Soejono, BA.
Pada tanggal 1 Juli 1952 berdirilah sekolah yang diberi nama STM
Solo berlokasi di Gendengan Solo, lokasi ST Negeri Solo, yang sejak tahun
1998 menjadi SMP Negeri 24 dan SMP Negeri 25 Surakarta.
Jurusan yang dibuka saat itu:
1. Bangunan
2. Mesin
3. Listrik
Pada tanggal 22 Juli 1952 terbit surat Keputusan Menteri Pengajaran
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 3095/B. Maka STM Solo resmi
menjadi STM Negeri Solo dengan pimpinan Bp. Ir. Frederik Camalius Lovis
Olden ( sebutan akrabnya Bp. Ir. Olden )
Pada tahun 1956 STM Negeri Solo memperoleh tanah seluas 25.150
meterpersegi dari pemerintah daerah yang terdapat di jalan Adisucipto No. 3
Manahan Kecamatan Banjarsari, Kotamadya Solo dengan Kepala Sekolah
Bapak Soedirman.
Dari mulai berdiri tahun 1952 hingga tahun 1998 pejabat Kepala
Sekolah sejumlah 12 orang dengan 4 periode peningkatan.

Periode ke 1
Tahun 1952 saat berdiri Kepala Sekolah Bapak Ir.FC.I. Van Olden
Tahun 1956 mendapat lokasi di jalan Adisucipto No. 3 dengan Kepala
Sekolah Bapak Soedirman. Tahun 1966 menjadi Stm Negeri 1 Surakarta
dengan Kepala Sekolah Bapak RM. Soekarso Atmodipuro. Tahun 1971
mendapat proyek pertama, Pembuatan Ruang / bengkel kerja Mesin, Kepala
Sekolah Bapak Iskandar Isman Djojo Hasmoro, dengan menggunakan
kurikulum 1964.
Periode ke 2
Tahun 1977 dengan SK. Dikmenjur tertanggal 6 januari 1977 No.
5.1.012.77 ditunjuk melaksanakan kurikulum 1967 ( STM 3 Tahun ) dengan
pengembangan jurusan.
1. Mesin
2. Bangunan
3. listrik
4. Elektronika
5. Otomotif

Periode ke 3
Tahun 1986 dengan SK. Dikmenjur tertanggal 4 Desember 1996 No.
267/C4/Kep/1.86 menetapkan STM Negeri 1 Surakarta untuk melaksanakan
Rumpun / program Studi sebagai berikut:
Rumpun: program studi:

1. Bangunan
a. Bangunan Gedung
b. Gambar Bangunan
2. Elektronika
a. Elektronika Komunikasi
3. Teknologi Pengerjaan Logam
a. Mesin Produksi
4. Otomotif
a. Mekanik Otomotif
Dibawah pimpinan Bapak Soeparno, BE Dengan kurikulum 1984 serta
melaksanakan program Pengembangan Sekolah Seutuhnya ( PSS ).

Periode ke 4
Tahun1994 berlaku perubahan rumpun menjadi jurusan, maka STM 1
Surakarta memiliki 5 jurusan dengan 6 program studi:
Jurusan: program studi:
1. Bangunan
a. Bangunan Gedung
b. Gambar Bangunan

2. Elektronika
a. Elektronika komunikasi
3. Listrik
a. Listrik Pemakaian
4. Teknologi Pengerjaan Logam
a. Mesin Produksi
5. Otomotif
a. Mekanik Otomotif
Dengan melaksanakan kurikullum 1994 dan beban spesifik
pendidikan Sistem Ganda menjadi SMK Negeri 2 Surakarta Tahun
Pelajaran 1997 / 1998.
Pada Tahun Pelajaran 1999 / 2000 pada SMK Negeri 2 Surakarta
diberlakukan dengan adanya Program Keahlian yang meliputi :
1. Bidang Keahlian Bangunan
a. Tehnik Perkayuan
b. Tehnik Konstruksi Bangunan
c. Tehnik Gambar Bangunan
2. Bid. Keahlian Elektronika
a. Tehnik Audio Video
b. Listrik pemakaian

3. Bid. Keahlian Mesin


a. Mesin Perkakas
b. Mekanik Otomotif

Periode ke 5
Tahun 2003 menambah Program Studi Teknologi Informasi dengan
Program Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pada tahun 2004
ditetapkan dengan Surat Keputusan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kota Surakarta No. 421.2/2372/SM/2004.
Dan masih melaksanakan Program Pendidikan Sistem Ganda, dari
Tahun Pelajaran 1997 / 1998 sampai 2002 / 2004 yang dipimpin oleh Mr.
Drs. Suwardi. Sedang Tahun Pelajaran 2004 / 2005 yang dipimpin oleh Mr.
Drs. Rakhmat Sutomo.
Daftar kepala Sekolah yang pernah menjabat di STM Negeri 1 atau SMK
Negeri 2 Surakarta sejak berdiri sampai sekarang, sebagai berikut :
1. Ir. F.C.I. Van Olden
2. Sukamto
3. Sukarso Atmodipuro
4. Iskandar Isman Jaya Asmara
5. Sukisno Adiwinoto
6. Suwito hadipromono

7. Ridwan, BSc.
8. Drs. Hadiwiyono
9. Suparno, BE
10. Drs. Suprato
11. Drs. Sunargo
12. Drs. Suwardi
13. Drs. Rakhmat Sutomo, M.Pd
14. Drs. Susanta, MM

4. Sarana dan Prasarana SMKN 2 Surakarta


SMK Negeri 2 Surakarta terletak di dalam Kota Surakarta di komplek /
di lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan Gelora
Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan olah raga. Luas
sekolah kurang lebih 23.150 m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan,
sekolah mempunyai beberapa fasilitas antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Bangunan sekolah
Lapangan
Kantin sekolah
Perpustakaan
Toilet Sekolah
Tempat Pembuangan Sampah
Ruang Kelas
Ruang Guru
Bengkel Konstruksi Bangunan
Bengkel / Studio Gambar Bangunan
Bengkel Perkayuan
Bengkel Elektronika ( Audio Video )
Bengkel Listrik Pemakaian
Bengkel Mesin dan CNC

10

o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.

Bengkel Otomotif
Bengkel / Lab. Teknik Informasi
Lab. Bahasa Inggris
CNAP ( Cisco Network Academy Program )
WAN ( Wide Area Network )
ICT ( Information Communication And Technology )
Digital Library

B. Temuan Permasalahan Saat Magang


Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu tujuan pelaksanaan
dari Magang Pendidikan I ini adalah untuk mengenal kultur serta
lingkungan sekolah baik mengenai guru ataupun sarana dan prasarana
yang ada di dalamnya dan selama kami melaksanakan Magang Pendidikan
I di SMKN 2 Surakarta ini kami menemukan berbagai masalah yang
diantaranya :
1. Pemasangan stand perakitan mobil ESEMKA di bengkel otomotif,
sehingga mengganggu proses pembelajaran praktik siswa/i.
2. Penerapan kurikulum 2013 yang belum maksimal.
Solusi
Dari masalah-masalah yang kami temui selama melaksanakan
Magang Pendidikan I, kami mencoba memecahkan permasalahan
sebagaimana telah kami uraikan pada uraian masalah di atas, diantaranya :
1. Stand Perakitan mobil ESEMKA yang berada dibengkel praktik sangat
mengganggu proses pembelajaran praktik karena bengkel menjadi
sempit. Untuk masalah stand perakitan mobil ESEMKA yang
mengganggu ini, kami menyarankan agar stand tersebut dipindahkan
dan dipasang kembali di area gedung yang berbeda dengan gedung
praktik agar proses pembelajaran praktik berlangsung secara lancar.
2. Kemudian untuk mengatasi masalah penerapan kurikulum 2013 yang
belum maksimal baik dari segi kompetensi guru ataupun buku
pembelajaran yang belum tersedia , pihak sekolah harus mengikut
sertakan beberapa guru untuk mengikuti progam penerapan kurikulum
2013 agar kurikulum tersebut dapat dilaksanakan dengan profesional.
11

C. Pembahasan
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Nama Sekolah
: SMKN 2 Surakarta
Alamat Sekolah : Jl. Adisucipto 33 Manahan Surakarta 57139
Waktu Pelaksanaan : 28 April 2015

Gambar 1. SMKN 2 Surakarta

2. Langkah-Langkah Melakukan Pengamatan


Observasi/pengamatan ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan tahap-tahap pengamatan yang terdiri dari :
1) Tahap persiapan yaitu : pengamatan awal, menyusun rencana
pengamatan, penyusunan daftar pertanyaan, perizinan dan persiapan
pengumpulan data.
2) Proses di lapangan yaitu : eksplorasi awal, eksplorasi mendalam, dan
mengecek serta mengonfirmasi hasil penelitian.
Adapun langkah-langkah pengamatan adalah sebagai berikut :
1) Mengajukan surat permohonan izin magang kepada kepala SMKN
2 Surakarta
2) Melakukan pengamatan langsung tentang kultur sekolah.
3) Wawancara bersama guru.
4) Melakukan pengamatan untuk membangun kompetensi dasar
pedagogik, kepribadian dan sosial.

12

Gambar 2. Proses pelaksanaan magang

3. Pembahasan Mengenai Pelaksanaan Magang 1


a. Hasil Wawancara dengan Kaprodi Otomotif
Pada saat kelas II dan III, dulu menggunakan kurikulum
KTSP.Siswa diberikan materi dan aplikasi tentang pengelasan.
Namun, pada saat sekarang ini, setelah menggunakan kurikulum 2013
kelas I pun sudah diajarkan atau diberikan pengenalan dan
pembekalan mengenai las, teori dasarnya, dan praktik. Namun, hanya
sebatas pengenalan saja, dikarenakan pada kurikulum 2013 ini materi
mengenai pengelasan ataupun las tidak ada.Kurikulum 2013 ini, yakni
mengenai pengaplikasian yang sudah ditujukan untuk praktik pada
kerja industry nantinya.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) / Prakerin (Praktik Kerja
Industri) dilaksanakan pada saat awal kelas III, yakni antara bulan
Juni, Juli, Agustus.Sebelum terjun ke tempat praktik terlebih dahulu
sekolah

memberikan

pembekalan-pembekalan,

yakni

seperti

diadakannya seminar bersama, pembagian, dan lain sebagainya


Peraturan pembelajaran di kelas praktek
a. Pada saat praktek terdapat aturan-aturan bengkel, yakni seperti
peserta didik tidak boleh membawa alat komunikasi, hal ini
dikarenakan membuat siswa malas, dan tidak focus terhadap apa
yang sedang dikerjakan.
b. Pada saat praktek, guru selalu mengingatkan mengenai Tata tertib,
aturan serta K3. Selalu menggunakan seragam wearpack yang telah
ditentukan, aturan mengenai potongan rambut, focus praktek, dan
13

juga tidak boleh mennggalkan mesin dalam keadaan hidup hal ini
supaya jangan sampai ada kecelakaan yang terjadi di bengkel.
b. Hasil Pengamatan di SMKN 2 Surakrta
1) Kultur Sekolah
a) Program Kerja
Perencanaan kerja sekolah diawali dengan perumusan Visi, Misi
dan Tujuan sekolah berdasarkan profil sekolah oleh tim pengembang
sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, pengawas sekolah, guru,
komite sekolah dan tokoh masyarakat. Menurut Gaffar (Murniati,
2008:22). Visi dipandang sebagai suatu inovasi dalam manajemen
strategik, karena baru pada akhir-akhir ini disadari dan ditemukan
bahwa visi itu amat dominan perannya dalam proses pembuatan
keputusan, termasuk dalam pembuatan kebijaksanaan dan penyusunan
strategi. Visi dan misi SMKN 2 Surakarta disusun bersama oleh kepala
sekolah, guru, dan komite sekolah yang kondisinya mudah di akses
dimana saja.
Sekolah menyusun rencana kerja sekolah satu tahun dan rencana
kerja sekolah empat tahun yang dinyatakan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS), rencana kerja tahunan dijadikan dasar
pengelolaan sekolah yang ditujukan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Rencana kerja tahunan
memuat tentang rencana pengembangan kurikulum dan pembelajaran,
rencana pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, rencana
pengembangan sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan,
rencana pengembangan kesiswaan, rencana pengembangan budaya dan
lingkungan sekolah, rencana pengembangan partisipasi/peran serta
masyarakat dan kemitraan, serta rencana-rencana kerja lain yang
mengarah pada peningkatan mutu pendidikan seperti pernyataan standar
pengelolaan nasional pendidikan.
Adapun Program kerja SMK N 2 Surakarta tercantum dalam
Buku Rencana Kegiatan Sekolah dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah yang rutin diperbaharui dan dilaporkan dengan rutin. Program

14

kerja yang disusun berdasarkan kondisi sekolah demi peningkatan mutu


pendidikan sekolah.
b) Sistem Pembelajaran
Model, metode dan tehnik pembelajaran
1)
2)
3)
4)
5)

Pendekatan kontekstual
Pendekatan cooperative learning tipe STAD
Diskusi dengan teman sebangku
Tanya jawab
Penugasan

c) Partisipasi Masyarakat (Komite Sekolah)


Dalam proses pendidikan ada tiga lingkungan penting yang
sangat berpengaruh, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mestinya
ketiganya saling mendukung, ada kesepakatan dan komitmen ke mana
anak akan dibawa atau dikembangkan. Mereka mestinya turut
merumuskan visi dan misi sekolah, dan bertekad untuk bersama-sama
merealisasikannya demi masa depan anak-anak mereka. Pembentukan
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tidak terlepas dari upaya
mensinergikan dukungan dan peran serta masyarakat baik yang terdiri
dari perorangan, kelompok, tokoh masyarakat, dan lainnya untuk
bersama-sama sekolah mengusahakan tercapainya peningkatan mutu,
pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan secara demokratis dan
accountable dalam rangka tujuan pendidikan nasional.
Masyarakat bukan hanya dimintai dukungan dana, tetapi juga
diberikan

kesempatan

untuk

terlibat

di

dalam

kebijakan

penyelenggaraan pada satuan pendidikan dan pengendalian mutu


pendidikan. Masyarakat juga dilibatkan dalam pengawasan pendidikan,
termasuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Masyarakat Indonesia menginginkan perlunya demokratisasi di
bidang

pendidikan,

transparansi,

akuntabilitas

dalam

penyelengaraannya, dan peran serta masyarakat yang lebih luas,


Depdiknas melalui Kepmendiknas No. 044/UI2002 telah mencanagkan

15

pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di seluruh


Indonesia. Dewan Pendidikan berperan sebagai berikut:
1. Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan.
2. Pendukung, baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan.
3. Pengontrol dalam rangka transparansi

dan

akuntabilitas

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan.


4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakakilan
Rakyat Daerah (DPRD) dengan masyarakat (Kepmendiknas nomor:
044/U/2002).
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran
serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan
efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada
pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
Peran Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
perlu mendapat dukungan dari seluruh komponen pendidikan, baik
guru, Kepala Sekolah, siswa, orang tua/wali murid, masyarakat, dan
institusi pendidikan. Oleh karena itu perlu kerjasama dan koordinasi
yang erat di antara komponen pendidikan tersebut sehingga upaya
peningkatan mutu pendidikan yang dilaksanakan dapat efektif dan
efisien, maka dari itu keberhasilan pendidikan yang mengacu pada
prestasi yang dicapai sekolah dipengaruhi oleh peranan Dewan
Pedidikan dan Komite Sekolah.
2) Kompetensi Dasar Pedagogik, Kepribadian dan Sosial
a) Kompetensi Dasar Pedagogik
Dalam bidang pendidikan, khususnya yang diperuntukkan bagi
guru, Kompetensi pedagogik adalah keterampilan atau kemampuan
yang harus dikuasai seorang guru dalam melihat karakteristik siswa dari
berbagai aspek kehidupan, baik itu moral, emosional, maupun
intelektualnya. Implikasi dari kemampuan ini tentunya dapat terlihat

16

dari kemampuan guru dalam menguasai priinsip-prinsip belajar, mulai


dari teori belajarnya hingga penguasaan bahan ajar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa saja yang
harus dimiliki dan dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi
Pedagogik.
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran
yang diampu/diajarkan.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk

kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan

untuk

potensi

peserta

didik

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.


7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
10. Melakukan tindakan

reflektif

untuk

peningkatan

kualitas

pembelajaran.
Dengan

dikuasainya

kompetensi

pedagogik

oleh

guru,

diharapkan guru dapat memahami siswa dan melaksanakan kegiatan


pembelajaran sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan
lebih baik dan lebih menyenangkan.
b) Kompetensi Dasar Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan salah satu jenis kompetensi
yang perlu dikuasai guru, selain 3 jenis kompetensi lainnya: sosial,

17

pedagogik, dan profesional. Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No


19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa
kompetensi kepribadian guru yaitu kemampuan kepribadian yang: (1)
mantap; (2) stabil; (3) dewasa; (4) arif dan bijaksana; (5) berwibawa;
(6) berakhlak mulia; (7) menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat; (8) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (9) mengembangkan
diri secara berkelanjutan. Guru adalah pendidik profesional yang
bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih
dikenal dengan karakter siswa.
Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang
guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa.
Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa di-gugu dipercaya dan
ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa
yang sedang dibelajarkan gurunya.
c) Kompetensi Dasar Sosial
Keberhasilan proses belajar peserta didik sangat ditentukan oleh
kompetensi sosial guru. Hal ini dikarenakan guru sebagai pemimpin
pembelajaran, sebagai fasilitator dan sekaligus juga pusat inisiatif
pembelajaran.

Untuk

itu

guru

harus

selalu

mengembangkan

kemampuan dirinya. Soerang guru perlu mempunyai standar profesi


dengan menguasai materi dan strategi pembelajaran. Selain itu, guru
juga harus mampu mendorong siswanya untuk belajar dengan sungguhsungguh.
Guru adalah faktor yang penting dan sangat dominan didalam
pendidikan formal pada umumnya. Hal tersebut karena guru sering
dijadikan tokoh teladan bagi peserta didik, bahkan guru menjadi tokoh
identifikasi diri. Karena berbagai faktor itulah maka guru seharusnya
memiliki perilaku kompetensi yang memadai untuk mengembangkan
siswa secara utuh, sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sesuai yang diatur dalam undang-undang dimana salah satu
kewajiban dari guru adalah memberi teladan serta menjaga nama baik

18

profesi, lembaga dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang dia


terima. Dalam kegiatan belajar ini kompetensi guru berkaitan erat
dengan kemampuan dalam bekomunikasi dengan masyarakat, baik
masyarakat di sekitar sekolah maupun masyarakat di tempat guru
tinggal. Peranan dan cara guru berkomunikasi dalam kehidupan
bermasyarakat diharapkan mempunyai karakteristik tersendiri yang
sedikit berbeda dengan mereka yang bukan guru. Guru mengemban
misi kemanusiaan.
Guru harus bisa berkomunikasi dengan baik. Baik komunikasi
secara lisan atau tulisan, dan isyarat dengan memakai teknologi
komunikasi dan informasi. Guru harus bisa bergaul secara efektif baik
dengan siswa maupun dengan sesama pendidik, wali atau orang tua
murid dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitarnya. Bisa
diartikan bahwa kompetensi sosial guru mempunyai arti sebagai
kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan untuk bersosialisasi
dengan orang lain di dalam kehidupan bermasyarakat.

4.

Permasalahan yang Berkaitan dengan Kegiatan Sekolah

a. Hubungan guru guru


Hubungan guru dengan guru di SMK N 2 Surakarta cukup baik
dan berbasis kekeluargaan. Hal ini diwujudkan dengan diadakannya
Kegiatan Sosial Kekeluargaan antarguru yang bertujuan untuk
mempererat tali kekekluargaan. Bentuk dari kegiatan ini misalnya, buka
bersama, hahal bi halal, dan wisata guru yang dilaksanakan beberapa
tahun sekali (namun tidak pasti setahun sekali). Bentuk sosial
kekeluargan tersebut adalah apabila ada salah satu guru atau karyawan
yang mengalami musibah (misalnya ada anggota keluarga dari seorang
guru yang meninggal dunia) untuk semua, baik guru maupun karyawan

19

memberikan bantuan berupa uang yang diperoleh melalui potong gaji


dan diberikan kepada yang bersangkutan. Selain itu, secara sukarela
guru dan karyawan mendatangi rumah seorang guru yang salah satu
anggota keluarga ada yang meninggal dunia sebagai bentuk
belasungkawa. Ada hal lain yang mencerminkan hubungan guru dengan
guru di SMK N 2 Surakarta itu baik adalah apabila bertemu, guru-guru
saling menyapa dan bersalaman baik itu di ruang guru mupun saat
berpapasan. Adapun masalah yang terjadi antarguru biasanya
pertentangan dan perbedaan pendapat namun masih bersifat wajar, tidak
sampai melebar dan mengorbankan siswa.
b. Hubungan Guru Siswa
Hubungan guru dengan siswa di SMK N 2 Surakarta relatif
baik. Hal ini terbukti dengan adanya guru yang berada di depan gerbang
untuk menyambut kedatangan siswa saat masuk ke sekolah.Apabila ada
siswa yang bermasalah akan langsung ditangani oleh guru BK. Pada
titik tertentu jika masalah yang diperbuat oleh siswa tidak bisa
ditoleransi lagi maka akan diadakan rapat yang diikuti oleh guru, guru
BK, dan wali kelas untuk memutuskan bahwa siswa yang bersangkutan
dipersilahkan mencari sekolah lain yang lebih tepat. Namun
pengambilan keputusan ini masih menyulitkan jika yang bermasalah
adalah siswa kelas XII yang sudah terdaftar sebagai peserta UN di
pusat. Karena apabila seorang siswa telah terdaftar di pusat sebagai
peserta UN, maka siswa tersebut tidak dapat berpindah sekolah.
Biasanya yang memicu permasalahan siswa adalah latar belakang
keluarga, misalnya orangtuanya mau bercerai sehingga mempengaruhi
psikologi siswa dan dia akan melampiaskan dengan berperilaku
menyimpang. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa guru akan bersifat
tegas kepada siswanya yang melakukan pelanggaran guna memberikan
efek jera kepada siswanya dan mendidik siswanya untuk tidak
mengulangi perbuatan yang melanggar lagi.

20

c. Hubungan siswa siswa


Kegiatan siswa untuk mengembangkan kemampuan bakat dan
minatnya yaitu sesuai dengan bakat yang dipunyai siswa, antara lain
kegiatan ekstra kulikuler yang diikuti yaitu paskibra, basket, KIR,
Cheers Leader, dan lain lain. Dari semua prestasi yang diraih kegiatan
ekstra kurikuler, paskibra yang paling menonjol diantara yang lainya
dengan salah satu anggota dapat mewakili SMK N 2 Surakarta untuk
menjadi petugas upacara di Istana Negara. Keakraban siswa sesuai
dengan tingkatan mereka masing-masing. Keakraban mereka antara
kelas X, XI, XII, tidak begitu bersahabat, karena siswa senior merasa
yang paling berpengalaman. Dari sekian banyak siswa siswi SMK N 2
Surakarta perbedaan ekonomi ataupun yang memiliki keterbatasan fisik
tidak mempengaruhi hubungan antar siswa. Adapun konflik yang terjadi
antar siswa yaitu meliputi masalah pribadi antara lain:

hubungan

dengan lawan jenis, dan permasalahan di masa lalu.


d. Hubungan guru-pegawai tata usaha
Hubungan antara guru dengan pegawai kurang harmonis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru sebagian besar merasa
pelayanan dari TU kurang memuaskan, karena menurut mereka tugas
wewenang dan kewajiban Tata Usaha dilimpahkan kepada guru seperti:
penginputan data, penulisan raport, dan pengetikan soal.
e. Hubungan sosial secara keseluruhan
Hubungan social secara keseluruhan di SMK N 2 Surakarta
yang meliputi hubungan masyarakat dengan guru, karyawan, siswa, dan
pedagang kaki lima. Hubungan terjalin dengan baik dan sudah dianggap
seperti keluarga sendiri. Walaupun masih ada satu atau dua kali ada
permasalahan tetap dimaklumi karena manusia tidak luput dari
kesalahan. Secara garis besar hubungan baik dan harmonis.

21

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam laporan ini kami menyimpulkan bahwa SMK Negeri 2
Surakarta adalah sebuah sekolah negeri yang memiliki visi dan misi yang
menggambarkan tujuan SMK Negeri 2 Surakarta dengan jelas, peraturan
sekolah yang diterapkan juga baik, dan sarana prasarana belajar yang telah
tersedia bisa dibilang lengkap. Khususnya dalam jurusan yang kami amati
yaitu pada Teknik Kendaraan Ringan (TKR), SMK Negeri 2 Surakarta
sudah memiliki perakit mobil Esemka.
Dalam TKR itu sendiri kami dapat mengambil ilmu dari sistem
belajar yang yang telah diterapkan. Tidak hanya dari sistem belajarnya di
SMK Negeri 2 Surakarta juga memiliki guru dengan kompetensi
pedagogik yang telah memenuhi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Selain itu seorang guru di SMK Negeri
2 Surakarta juga memenuhi sebagai guru yang memiliki kompetensi dasar
kepribadian dan kompetensi dasar sosial. Adapun masalah yang ditemui
adalah mesin perakit mobil Esemka yang tidak digunakan dan hanya

22

memnuhi ruangan dan kurikulum 2013 yang belum maksimal dalam


penerapannya.
B. Saran
Untuk magang profesi kependidikan 1 harusnya dipersiapkan lebih
matang lagi, terutama pada bagian surat ijin ke Sekolah terkait agar
mahasiswa tidak kebingungan saat mencari surat ijin untuk magang ke
sekolah terkait. Kemudian untuk waktu magangnya harusnya juga lebih
awal agar dalam akhir perkuliahan semester II, mahasiswa yang terkendala
dengan waktu dengan sekolah yang bersangkutan tidak terlalu terkejar
deadline pengerjaan laporan hasil magang profesi kependidikan
LAMPIRAN

23

24

Anda mungkin juga menyukai